Anda di halaman 1dari 60

POST PARTUM

OLEH : NOORMAILIDA ASTUTI, S.Kep.,Ns.,M.Kep


ADAPTASI FISIOLOGIS PADA PERIOD
E POST PARTUM SERTA PROSES PERA
WATAN

Post partum adalah masa sesudah


persalinan yang diperlukan untuk pulihnya
kembali organ reproduksi baik external
maupun internal.
Masa ini memerlukan waktu 6 minggu tetapi
akan pulih sempurna seperti kondisi sebelum
hamil memerlukan waktu sampai dengan 3
bulan.
Post portum / masa nifas dibagi dalam 3 periode (Mochtar,
1998)

1.Puerperium dini yaitu masa pemulihan dimana ibu telah diperbolehkan


berdiri dan berjalan-jalan.
2.Purperium intermedial yaitu pemulihan menyeluruh alat-alat genetalia
yang lamanya mencapainya 6 – 8 minggu.
3.Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan
sehat sempurna terutama bila selama hamil / waktu persalinan
mempunyai komplikasi.
Tujuan Askep Post Partum
Memonitor adaptasi fisiologis dan psikologis
Meningkatkan pemulihan fungsi tubuh
Meningkatkan kenyamanan
Meningkatkan hubungan orang tua dan bayi
Memberikan peluang orang tua untuk
merawat bayinya
Mengajar untuk merawat diri sendiri dan
bayi secara efektif
Perubahan anatomi dan fisiologis
pada masa post partum
Sistem kardiovaskular
Perubahan volume darah tergantung pada :

◦ Jumlah kehilangan darah selam persalinan


◦ Jumlah pengeluaran cairan
◦ Jumlah cairan yang berpindah ke extravaskuler →
pada persalinan normal keluarnya darah 400-500
cc dapat ditoleransi. Dan dikatakan kehilangan
apabila > 500 cc indikasi post partum
CARDIAC OUTPUT
Pada kala I + II → Cardiac output terus meningkat dan
puncaknya pada awal puerperium hal ini diakibat oleh
kembalinya darah secara tiba-tiba ke sirkulasi
maternal akibat terputusnya sirkulasi plasenta.
Beberapa jam setelah persalinan cardiac output
menurun 50%
Cardiac output akan kembali normal setelah 2-3
minggu post partum
Komponen Darah

Hb dan Ht
Pada 72 jam pertama persalinan terjadi peningkatan
Ht dan Penurunan Hb akibat kehilangan sejumlah
plasma dan eritrosit
Leukosit
Pada 10-12 jam post partum leukosit meningkat
antara 20.000-25.000/mm3 dan meningkat pada 6
hari post partum disertai gejala lain hal ini
mengindikasikan terjadinya infeksi puerperium
Faktor Koagulasi

Faktor pembekuan dan fibrinogen


mengalami peningkatan pada awal setelah
persalinan.
Kerusakan pembuluh darah disertai dengan
peningkatan factor pembekuan
menyebabkan resiko terjadinya
tromboemboli.
Pembuluh darah
Keluhan varises extremitas dan vulva
segera berkurang setelah persalinan
Keluhan hemoroid biasanya akan
mengganggu kebiasaan BAB ataupun
saat duduk.
Hal ini memerlukan pengobatan untuk
mengurangi keluhan
Tanda-tanda vital
Fisiologis

1. Temperatur

24 Jam pertama post partum dapat meningkat hingga 38o C.


Hal ini menjadi penyebab dehidrasi perubahan hormonal dan
pembengkakan payudara
2. Nadi
Jam pertama post partum nadi meningkat dikarenakan
peningkatan cardiac outuput dan stroke volume
Nadi 50-70/menit masih dianggap normal, kembali normal
dalam waktu 3 bulan post partum
3. Pernafasan
Segera normal setelah persalinan
4. Tekanan darah
Mengalami sedikit perubahan terutama pada 48
jam pertama dan dapat terjadi hypotensi ortostatik
(pusing segera setelah berdiri)
Sistem reproduksi

•Involusi uteri adalah pengecilan yang normal dari suatu


organ setelah organ tersebut memenuhi fungsinya,
misalnya pengecilan uterus setelah melahirkan. (Hincliff,
1999)
•Involusi uteri adalah mengecilnya kembali rahim setelah
persalinan kembali kebentuk asal. (Ramali, 2003)
Tinggi fundus uteri

- Setelah melahirkan (2-4 jam) : setinggi


pusat
- Setiap 24 jam : turun 1-2 cm
- Hari ke 5/6 : ½ simpisis pusat
- Hari ke 10-12 : uterus keatas
- 6 minggu : berangsur normal
Berat uterus
- Setelah plasenta lahir : 1000 gr
- 1 minggu post partum : 500 gr
- 2 minggu post partum : 375 gr
- Akhir post partum (6 minggu) : 50 gr
Penurunan uterus dan berat uterus
terjadi akibat penurunan hormone
estrogen dan progesterone yang terjadi
segera setelah melahirkan ini
menyebabkan proses pengecilan sel-se
uterus
sub involusi

Proses kegagalan uterus kembali kembali ke


keadaan semula, penyebabnya karena adanya sisa
plasenta yang tertinggal di cavum uteri dan infeksi
After Pain (nyeri perut)

- Terjadi akibat kontraksi + relaksasi otot uterus pada


jam-jam pertama post partum. Hal ini menimbulkan
nyeri

- Akan berlebihan pada ibu dengan pembesaran


uterus yang berlebihan (bayi kembar atau bayi besar)

- Dipengaruhi oleh :
Proses menyusui yang merangsang pengeluaran
oksitosin sehingga meningkatkan kontraksi uterus.
Hal ini meningkatkan rasa mulas.
Lochea
- Merupakan produk dari terus setelah
melahirkan
- Awal post partum warna merah terang
- Pada 2 jam pertama post partum jumlah
lochea harus tidak boleh dari hr 1 menstruasi
dan berangsur-angsur berkurang
Jenis-jenis lochea

1. Lochea rubra :
◦ Keluar pada awal post partum
sampai dengan hari ke 1-3
◦ Bau agak anyir
◦ Warna merah terang
2. Lochea serosa :
Warna merah muda – coklat
Terjadi pada hari 4-9 post partum
Bau normal seperti menstruasi
Jumlah berkurang
Mengandung serum, leukosit dan
jaringna mati
3. Lochea alba
Hari ke 10-26 post partum
Warna kuning-putih bening
Mengandung leukosit, sel epitel
mukosa dan serum.
Perbedaan lochea dan perdarahan
Lochea Perdarahan

Mengalir perlahan sesuai dengan Mengalir memancar


kontraksi Warna merah segar
Keluar terus-menerus
Terdapat gumpalan darah semakin deras
Warna darah lebih gelap
Jumlah semakin berkurang
Laktasi / pengeluaran Air Susu Ibu

Selama kehamilan horman estrogen dan progesterone


menginduksi perkembangan alveolus dan duktus
lactiferas dari dalam mamae dan juga merangsang
kolostrum

sesudah kelahiran bayi ketika kadar hormone


estrogen menurun memungkinkan terjadinya
kenaikan kadar hormone prolaktin dan produksi ASI
pun dimulai.
5. Perubahan system Pencernaan

Konstipasi dapat terjadi pada masa nifas


awal dikarenakan kekurangan bahan
makanan selama persalinan dan
pengendalian pada fase defekasi.
Perubahan system perkemihan

Pembentukan air seni oleh ginjal meningkat, namun ibu


sering mengalami kesukaran dalam buang air kecil, karena :

Perasaan untuk ingin BAK ibu kurang meskipun bledder


penuh

Uretra tersumbat karena perlukaan/udema pada


dindingnya akibat oleh kepala bayi

Ibu tidak biasa BAK dengan berbaring


Perubahan Sistem Endokrin

Kadar hormon plasenta laktogen (hpl) dan chorionia


gonadotropin  (HCG), turun dengan cepat dalam 2 hari,
hpl sudah tidak terdeteksi lagi.

Kadar estrogen dan progesterone dalam serum turun


dengan cepat dalam 3 hari pertama masa nifas.

Diantara wanita menyusui, kadar prolaktin meningkat


setelah bayi disusui.
FAKTOR RESIKO YG TERJADI
PADA POST PARTUM
 Perdarahan vagina yang hebat atau tiba-tiba bertambah
banyak

 Pengeluaran vagina yang baunya menusuk

 Rasa sakit di bagian bawah abdomen atau punggung

 Sakit kepala terus-menerus, nyeri ulu hati, atau masalah


penglihatan

 Pembengkakan di wajah/tangan
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA POST PARTUM
Askep pada post partum
Data fokus
Keadaan umum ibu : baik,lelah,sakit
Payudara : pengeluaran asi/ tidak, papila mamae
keluar/tidak,payudara bengkak/tidak
Abdomen: kontraksi uterus baik/tidak,ukur tinggi fundus
uteri,apakah ada luka Post SC
Vagina : perdarahan abnormal/ tidak, brp cc, apakah ada
luka episiotomi.
Diagnosa Keperawatan Post
partum
1.Nyeri akut b/d trauma perineum, proses
kelahiran, payudara bengkak, dan involusi uterus

2.Kurang pengetahuan tentang manejemen laktasi


dan perawatan bayi b/d kurangnya informasi

3.Kurangnya pengetahuan tentang perawatan


post partum b/d kurangnya informasi
EDUKASI DAN
KONSELING PADA IBU
POST PARTUM
Edukasi dan konseling pada
ibu post partum
Istirahat yang cukup
Nutrisi yang seimbang dan adekuat
Pemenuhan cairan yang seimbang
Perawatan luka episiotomi/ luka sectio caerasia
Breast care
Senam nifas
MANAGEMEN LAKTASI

MANAJEMEN laktasi merupakan segala daya upaya yang dilakukan


untuk membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya.

Usaha ini dilakukan terhadap ibu dalam 3 tahap,yakni :


pada masa kehamilan (antenatal),
sewaktu ibu dalam persalinan sampai melahirkan (prenatal),
dan pada masa menyusui selanjutnya sampai anak berumur 2 tahun
(postnatal).
Masalah Pemberian ASI
1. Payudara bengkak
Kadang payudara bengkak atau penuh,oedema ringan
oleh hambatan vena atau saluran limfe akibat ASI yang
menumpuk.Faktor2 penyebab payudara bengkak:
bayi tidak menyusu dengan kuat,
posisi bayi pada payudara salah sehingga proses
menyusui tidak benar,
putting susu datar atau terbenam.
2. Saluran susu tersumbat.
Keadaan dimana terjadi sumbatan pada
satu atau lebih saluran susu /duktus
laktiferus.
3. Mastitis dan abses payudara
Mastitis adalah peradangan pada
payudara ,bagian yang terkena :
merah,bengkak,nyeri dan panas,suhu
tinggi kadang2 menggigil,terjadi pada
minggu 1-3 setelah melahirkan karena
lanjutan dari sumbatan saluran susu.
Cara mengatasinya:
Memberikan antibiotika dan simtomatik terhadap
nyeri
Kompres air hangat
Ibu cukup istirahat dan banyak minum
Sebelum terbentuk abses ,menyusui tetap di berikan.
Apabila terjadi abses ,rujuk ke dokter bedah untuk di
insisi
Pemberian antibiotika dosis tinggi,analgesik/anti
piretik
Ibu harus cukup istirahat
Bayi dihentikan menyusu
keunggulan ASI dibanding
susu formula
1. ASI praktis,ekonomis,dan hygienis.
2.Mengandung semua bahan / zat gizi yang diperlukan
bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi.
3.Dapat diberikan dimana aja dan kapan s aja dalam
keadaan segar, bebas bakteri dan suhu yang
sesuai,tanpa penggunaan alat bantu.
4.Bebas dari kesalahan dalam penyediaan / takaran.

5. Problem kesulitan pemberian


makanan pada bayi jauh lebih sedikit
daripada bayi yang mendapat susu
formula buatan.
6.Mengandung imunoglobulin
7.Mencegah terjadinya keadaan gizi
salah.
Sedangkan menyusui bayi mempuyai
keuntungan keuntungan sebagai berikut
1.Menyusui membantu menghentikan
perdarahan setelah melahirkan.
2.Menyusui membantu mencegah
kehamilan.
3.Menyusui baik secara kejiwaan atau
psikologi bagi ibu dan bayi menimbulkan
kedekatan secara emosional yang baik.
Refleks yang terjadi pada bayi
diantaranya:

Rooting Refleks, bila bayi baru lahir


disentuh pipinya, dia akan menoleh
kearah sentuhan. bila bibirnya
dirangsang atau disentuh dia akan
membuka mulut dan berusaha mencari
putting untuk menyusu.
Sucking Refleks, atau refleks menghisap.
refleks ini terjadi bila ada sesuatu yang
merangsang langit-langit dalam mulut
bayi.

Refleks Menelan, bila ada cairan didalam


rongga mulut terjadi refleks menelan.
PERAWATAN PAYUDARA
1.Pemakaian BH yang tepat,sebaiknya
ibu hamil harus memakai bra yang
tepat dan ukuran yang sesuai dapat
menopang perkembangan payudara.
2.Latihan otot-otot yang menopang
payudara.
3.Hygiene payudara
HAL HAL YANG PERLU
DIPERHATIKAN DALAM PRAKTEK
LAKTASI
1.Nutrisi ibu menyusui
Meskipun umumnya keadaan gizi pada
ibu hanya akan mempengaruhi
kuantitas dan bukan kualitas asinya, ibu
menyusui sebaiknya tidak membatasi
konsumsi makananya.
Penurunan berat badan sesudah melahirkan
sebaiknya tidak melebihi 0,5 kg/minggu.Pada
bulan pertama menyusui, yaitu saat bayi hanya
mendapatkan ASI saja (”exlusive breastfeeding
period”), ibu membutuhkan tambahan kalori
sebanyak 700 kkl/hari, pada 6 bulan berikutnya
500 kkal/hari dan pada tahun kedua 400
kkal/hari.
Jumlah cairan yang dibutuhkan ibu menyusui
dianjurkan minum 8 – 12 gelas perhari.
2. Istirahat
Bila laktasi tidak berlangsung baik biasanya penyabab
utamanya adalah kelelahan pada ibu.Oleh karena itu,
istirahat dan tidur yang cukup merupakan kebutuhan
yang harus dipenuhi.
3. Obat – obatan
Pemakaian obat – obatan dalam masa menyusui
perlu mendapat perhatian, apakah mempunyai efek
samping yang positif atau negatif terhadap laktasi.
Contoh obat yang dapat mengurangi produksi ASI yaitu
pil KB yang mengandung hormon estrogen.
Posisi ibu-bayi yang benar saat menyusui

Dapat dicapai bila bayi tampak menyusui dengan benar,


bayi menempel betul pada ibu
mulut dan dagu bayi menempel betul pada payudara,
mulut baYi membuka lebar, sebagian besar areola tertutup mulut bayi,
bayi menghisap ASI pelan-pelan dengan kuat,
puting susu ibu tidak terasa sakit dan puting terhadap lengan bayi berada
pada satu garis lurus.
Penilaian kecukupan ASI pada bayi

Bayi usia 0 – 4 bulan atau 6 bulan dapt dinilai cukup pemberian ASInya
bila tercapai keadaan sebagai berikut:
a. Berat badan lahir telah pulih kembali setelah bayi berusia 2 minggu
b. Kenaikan berat badan dan tinggi badan sesuai dengan kurve
pertumbuhan normal
c. Bayi banyak ngompol sampai 6 kali atau lebih dalam sehari
d. Tiap menyusui, bayi menyusu kuat (rakus).
e. Payudara ibu terasa lunak setelah disusukan dibanding sebelumnya
Diluar waktu menyusui
Jangan membiasakan bayi menggunakan dot atau
kempeng. Berikan ASI dengan sendok bila ibu tidak
dapat menyusui bayinya.
Ibu bekerja
Selama cuti hendaknya ibu menyusui bayinya
terus. Jangan juga membiasakan bayi menyusu
dengan botol bila masa cuti telah habis dan ibu harus
bekerja kembali.
Pemberian makanan pendamping ASI

 Makanan pendamping ASI hendaknya


diberikan mulai usia bayi 4 – 6 bulan.
BIla ibu bekerja sebaiknya makanan
pendamping ASI diberikan pada jam
kerja, sehingga ASI tetap diberikan
setelah ibu berada di rumah.
Penyapihan

Menghentikan pemberian ASI harus dilakukan


secara bertahap dengan jalan meningkatkan
frekuensi pemberian makanan anak dan
menurunkan frekuensi pemberian ASI secara
bertahap dalam kurun waktu 2 – 3 bulan.
Penyimpanan ASI
◦ Di udara terbuka / bebas :6-8 jam, bila
masih kolostrum bisa sampai 12 jam
◦ Di lemari es :24 jam
◦ Di lemari pendingin / beku :6 bulan
MENYUSUI PADA BAYI
BERMASALAH
BAYI PREMATUR ATAU BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)
Bayi berat lahir rendah atau prematur mempunyai masalah
menyusui karena refleks menghisapnya masih lemah, bayi
harus disusui lebih sering sedikit demi sedikit, meski waktu
menyusunya tidak lama. Mula-mula sentuhlah langit-langit
bayi dengan ibu jati yang bersih untuk merangsang
mengisap.
BAYI KEMBAR

Ibu bayi kembar di yakinan bahwa di sanggup menyusui


bayinya ,mula-mula ibu dapat menyusui sekaligus
berdua.bayi sebaiknya menyusu sekaligus, susuilah bayi
sesering mungkin selama waaktu yang di inginkan oleh
bayi,umumnya bayi menyusu kurang lebih 2o menit.
BAYI SUMBING
bayi mengalami sumbing pada palatum molle bayi
akan menyusu tanpa kesulitan
Posisi ibu duduk dengan vertikal /bayi tegak , untuk
bayi palatoskizis sebaiknya posisi tidur sehingga
putting akan jauh mencapai faring dengan demikian
tidak terjadi aspirasi.
MASALAH-MASALAH
DALAM MENYUSUI
Puting susu datar atau tenggelam
Puting susu yang normal akan menonjol, puting susu tenggelam
tidak menonjol pada saat puting susu dicubit dengan ibu jari
dan jari telunjuk
Puting susu yang tenggelam tidak selalu mengalami kesulitan
dalam menyusui.
Puting susu tidak lentur.
Putting susu tidak lentur akan menyulitkan bayi
untuk menyusu,awal kehamilan tidak lentur
menjelang persalinan akan menjadi lentur.
Putting susu lecet
Putting susu lecet karena disebabkan trauma pada
putting susu,retak dan pembentukan celah-celah
.Retak pada putting susu akan sembuh dengan
sendirinya dalam waktu 48 jam.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
Kalau terasa nyeri atau lecet tidak terlalu berat
masih dapat di berikan.
Apabila terdapat rasa nyeri hebat atau luka makin
berat ,putting susu di istirahatkan sampai dengan
memungkinkan untuk menyusui.
Selama putting susu diistirahatkan,ASI tetap di
keluarkan dengan tangan/ di pompa.
Untuk menghindari terjadinya putting susu lecet
atau nyeri beberapa hal dibawah ini:
Setiap kali hendak menyusui dan sesudah menyusui
putting susu diolesi dengan ASI
Jangan membersihkan putting susu dengan
sabun,alkohol,krim,obat-obatan yang merangsang
kulit/ putting susu.
Lepaskan hisapan bayi dengan benar yaitu
menekan dagu bayi atau memasukan jari kelingking
ibu yang bersih ke dalam mulut bayi
WASSALAM
SEMOGA BERMANFAAT....

Anda mungkin juga menyukai