Idk Minggu 4 Keseimbangan Asam Basa
Idk Minggu 4 Keseimbangan Asam Basa
16-118
Keseimbangan asam basa adalah suatu keadaan dimana konsentrasi ion H+ yang
diproduksi setara dengan ion H+ yang dikeluarkan oleh sel.
Cairan tubuh harus dilindungi dari perubahan pH karena sebagian besar enzim
sangat peka terhadap perubahan pH.
pH tubuh harus dijaga karena berbagai komponen tubuh, salah satunya enzim,
memiliki pH optimum tertentu jadi kita harus menjaga agar pH tetap seimbang.
pH normal tubuh adalah 7,35-7,45.
Apabila kurang dari rentang tersebut disebut asidosis, sedangkan apabila lebih
dari rentang tersebut disebut alkalosis.
Pada kondisi tubuh sedang tidak melakukan apapun, jika tidak ada sistem buffer,
tubuh akan jatuh pada kondisi asidosis. Hal ini disebabkan karena hasil
metabolisme aerob di tubuh akan menghasilkan CO2 yang bersifat asam.
Interpretasi gambar di samping adalah
input H+ berasal dari asam lemak, asam
amino dan hasil metabolisme (CO2, asam
laktat, ketoacids). Input H+ tersebut akan
bepengaruh terhadap pH plasma.
keseimbangan H+ akan diatur oleh sistem
buffer darah dan jika berlebihan H+ harus
dikeluarkan dari tubuh oleh ventilasi dan
renal.
Pengaturan keseimbangan asam basa diselenggarakan melalui koordinasi dari 3
system, yaitu :
1. Sistem Buffer
2. Sistem Paru
3. Sistem Ginjal
1. Sistem Penyangga (Buffer)
Mencegah perubahan ion Hidrogen secara berlebihan
Dapat bekerja beberapa detik untuk mencegah perubahan ion Hidrogen
2. Sistem pernafasan
Mengatur perlepasan gas CO2 melalui pernafasan
Mengatur H2CO3 dalam tubuh
Memerlukan waktu beberapa menit Jika (H+) berubah, pusat pernapasan
segera terangsang untuk mengubah kecepatan pengeluaran gas CO2 dari
cairan tubuh, sehingga (H+) kembali normal ,memerlukan waktu 3 sampai
12 menit
3. Ginjal
Mengatur kelebihan asam atau basa
Bekerja beberapa jam sampai beberapa hari
Sistem buffer
LINI PERTAMA KESEIMBANGAN ASAM BASA
Sistem buffer
Disebut juga sebagai system penahan atau system penyangga, karena dapat menahan
perubahan pH. Sistem buffer merupakan larutan yang mengandung asam dan basa
konjugasinya.
Buffer terdiri dari asam lemah yang menjadi donor ion hydrogen dan basa lemah yang
berfungsi sebagai akseptor ion hydrogen.
Intrasel Ekstrasel
Sistem buffer
Hb (hanya di
RBC)
Sistem buffer
Sistem buffer plasma protein
asam amino
Buffer H2CO3
Bila terjadi peningkatan konsentrasi ion Hidrogen, terjadi interaksi dengan ion bikarbonat sehingga terbentuk
asam karbonat. Berarti, dalam hal ini ion bikarbonat bertindak sebagai basa lemah yang menerima kelebihan
hydrogen.
Asam karbonat yang terbentuk akan mengalami disosiasi menjadi CO2 dan H20, CO2 yang dihasilkan akan
dieliminasi melalui paru.
Saat ditambahkan asam, pH mengalami penurunan. Terjadi pergeseran buffer dengan peningkatan H2CO3
dan CO2.
Saat ditambahkan basa, pH mengalami peningkatan, terjadi pergeseran buffer dengan peningkatan kadar
HCO3-.
Buffer protein
Protein yang menjadi buffer adalah protein intraselular dan protein plasma. Tapi,
protein plasma jumlahnya terbatas sehingga di ECF, buffer protein tidak terlalu
berperan. Protein merupakan ion zwitter yang memiliki gugus asam dan basa
sehingga dapat melepas atau mengikat H+ sesuai kebutuhan. Protein merupakan
buffer utama di cairan intraselular.
Buffer Ion Fosfat (HPO42- dan H2PO4-)
Buffer fosfat lebih berperan di intraselular karena jumlah fosfat di ICF lebih
banyak. Buffer fosfat juga penting di sistem buffer urin.
Sistem Respirasi: lini kedua pertahanan
keseimbangan asam basa
Regulasi asam basa melalui sistem respirasi adalah mengatur
frekuensi ventilasi/frekuensi pernapasan. Waktu yang
dibutuhkan sistem ini bekerja lebih lama dibanding buffer
kimia.
• Asidosis -> hiperventilasi sehingga jumlah CO2 yang
dikeluarkan semakin banyak
• Alkalosis -> hipoventilasi sehingga dapat konservasi CO2
-> konservasi asam
Pengaturan keseimbangan asam-basa oleh
ginjal
LINI KETIGA PERTAHANAN KESEIMBANGAN ASAM BASA
Untuk mempertahankan keseimbangan, ginjal harus mengeluarkan anion asam nonvolatile dan mengganti HCO3-.
Ginjal mengatur keseimbangan asam basa dengan sekresi dan reabsorpsi ion hydrogen dan ion bikarbonat.
Pada mekanisme pengaturan oleh ginjal ini, berperan tiga system buffer asam karbonat-bikarbonat, buffer fosfat dan
pembentukan ammonia.
Ion hydrogen, CO2 dan NH3 diekskresi ke lumen tubulus dengan bantuan energii yang dihasilkan oleh mekanisme
Pada proses tersebut, asam karbonat dan natrium dilepas kembali ke sirkulasi untuk dapat berfungsi kembali.
Tubulus proksimal adalah tempat utama reabsorpsi bikarbonat dan pengeluaran asam
Ginjal bekerja lebih lambat dibandingkan kedua sistem buffer lain namun ketahanannya lebih lama. Selain itu, ginjal
paling hebat dibanding yang lain karena selain membuang asam, ginjal juga bisa membuang basa dari tubuh
bikarbonat
diatur di sel tubulus proksimal. Buffer bikarbonat menghasilkan air tapi tidak menurunkan pH urin
1. Pada sel tubulus proksimal -> terjadi reaksi CO2 dan air dibantu enzim karbonat anhydrase
H+ hasil disoiasi H2CO3 akan dikeluarkan ke lumen tubulus melalui transporter Na+-H+
exchanger sehingga Na+ akan masuk ke sel. Sedangkan, HCO3- akan masuk ke kapiler darah
2. DI tubulus ginjal, H+ dalam lumen akan bereaksi dengan HCO3- hasil filtrasi membentuk
H2CO3 lagi
3. H2CO3 akan terdisosiasi kembali menjadi air dan CO2 dengan enzim karbonat anhydrase
4. CO2 kemudian akan masuk ke dalam sel dan H2O akan keluar melalui urin
ammonia
1. Di sel tubulus proksimal, glutamin akan masuk melalui lumen dan kapiler
kemudian mengalami reaksi deaminasi, oksidasi dan asidifikasi (penambahan
H+) sehingga menghasilkan NH4+ dan HCO3 –
Di tubulus distal, sel yang berperan dalam regulasi asam-basa adalah sel I (sel
intercalated). Sel ini memiliki kandungan enzim karbonik anhydrase sehingga
bisa mengubah reaksi antara air dan CO2 menjadi H+ dan HCO3-
Ketika tubuh mengalami asidosis, sel yang bekerja adalah Intercalated cell tipe A
dengan mengeluarkan H+
Ketika tubuh mengalami alkalosis, sel yang bekerja adalah intercalated cell tipe B
dengan mengeluarkan HCO3-
Perbedaan sel intercalated tipe A dan B adalah letak membrane transporter. Tipe
A: membrane transporter di membrane basolateral
Tipe B : membrane transporter di membrane luminal