Anda di halaman 1dari 33

MODUL

Kegiatan Belajar 1 7
Kegiatan Belajar 2
BARISAN DAN DERET BARISAN GEOMETRI
ARITMATIKA

Tutor Pengampu : Beti Meilinda, M. Pd.

Dimas Djuli Elza Zaini Fatimah Fitri Mar’atus Yoki


Handoko Putri Triyaningsih Solekhah Santoso
(856987355) (856987394) (856988626) (856992285) (856992364)
Kegiatan Belajar 1

BARISAN dan deret


aritmatika
PENGERTIAN BARISAN BILANGAN
Barisan bilangan adalah susunan atau urutan bilangan-bilangan yang dibuat atau di
●  

bentuk dengan pola (aturan)tertentu. Tiap-tiap yang ada pada barisan tersebut
disebut suku dan dinotasikan dengan U.

Umumnya untuk menyatakan suku ke-n dari suatu barisan digunakan notasi
Contoh :
Pada bilangan : 1, 4, 9, 16, 25, 36,….. Maka =1, = 4, = 9, dan seterusnya….

Perhatikan barisan bilangan berikut : 4, 7, 12, 19, 28,…….., untuk menentukan dua
atau tiga suku berikutnya tentu masih masih mudah di lakukan secara manual
dengan cara melihat selisih tiap 2 bilangan yang berdekatan.

Bagaimana jika kita diminta mencari suku ke 100? Tentu akan susah dan
memerlukan waktu yang lama jika di lakukan dengan cara manual, maka kita dapat
meggunakan cara menentukan suku umum (rumus suku ke-n) barisan itu.
Lanjutan….
●  
Suku-suku suatu barisan pada umumnya mempunyai pola atau aturan.
Pola atau aturan tersebut tentu dapat kita lihat dengan membandingkan
suku-suku yang berdekatan. Berarti, dengan mengetahui pola atau
aturan dari suatu barisan kita dapat menentukan suku-suku berikutnya
dan bahkan kita dapat menentukan rumus untuk mencari suku ke-n nya
dengan n merupakan bilangan yang cukup besar. Rumus suku ke-n ini
dapat pula disebut sebagai suku umum dari barisan tersebut.

Perhatikan kembali barisan bilangan berikut : 4, 7, 12, 19, 28, ….., dari
bilangan tersebut terlihat bahwa = 4, = 7, = 12, = 19, = 28. Selanjutnya
perhatikan pola atau aturan yang terjadi untuk kita dapat menentukan
suku ke-n nya. (hal. 7.5)
Lanjutan….
●  
Dengan melihat pola atau aturan tersebut, tentu kita akan mudah
menentukan rumus untuk suku ke-n dari barisan bilangn tersebut yaitu .
Jadi dengan menggunakan rumus itu kita akan mudah menentukan suku
ke 100 yaitu :

=3+

Contoh-contoh berikutnya lihat di modul hal. 7.5 dan 7.6


Deret Bilangan

Deret  bilangan adalah penjumlahan dari semua anggota barisan suatu
bilangan yang di lakukan secara berurutan. Contoh suatu barisan bilang
3, 7, 11, 15, 19,………….jadi deretnya yaitu 3+7+11+15+19+…….

Misal kita akan menentukan hasil dari deret bilangan untuk 4 suku
pertama dari barisan bilangan tersebut, maka hasilnya adalah 3+7+11+15 =
36

Selanjutnya, karena deret merupakan suatu penjumlahan yang berulang


maka deret tersebut dapat dinyatakan dengan notasi Sigma (Σ). Jika suatu
barisan dinyatakan dengan , , , …….. maka deret yang di peroleh yaitu , …….. +.
Jika deret itu dinyatakan dengan notasi sigma maka akan menjadi

Contoh – contoh lain di halaman 7.7 – 7.9


Pengertian Barisan Aritmatika

Barisan aritmetika adalah
barisan bilangan yang
mempunyai beda atau selisih
yang tetap antara dua suku
barisan yang berurutan.

Selisih yang tetap ini disebut


dengan beda yang dnotasikan
dengan “b”
Contoh barisan aritmatika
1. Barisan 10, 7,4,1, -3, -5, -8

Jawab: baris diatas merupakan baris aritmatika, lihat modul 7.11

2. Barisan 1, 2, 4, 8, 16, -5 …… 512, 1024

Jawab: baris diatas bukan baris aritmatika, lihat modul 7.11

3. Dikerahui 3 buah suku barisan sebagai berikut:

x+1, 3x -5, 4x

jika ketiga suku tersebut merupakan bagan dari baris aritmatika, tentukanlah nilai x:

Jawab: lihat modul 7.11

4. Selidikilah apakahbarisan yang disusun dengan pola 2n+3 merupakan barisan aritmatika

Jawab: lihat modul 7.11


Rumus suku ke n (Un) barisan
aritmatika
Dari barisan aritmetika kita tahu bahwa selisih (beda) dua
suku berurutan selalu konstan (tetap). Untuk itu kita akan
cari cara yang sistematik untuk mengetahui suku ke n dari
baris aritmaika yaitu sebagai berikut:
perhatikan barisan Aritmetika berikut ini:
a. 1, 2, 3, 4, …, beda = 2 – 1 = 3 -2 = 4 – 3 = 1
b. 2, 4, 6, 8, …, beda = 4 – 2 = 6 – 2 = 8 – 2 – 2 = 2
c. -2, -4, -6, -8, …, beda = -4 – (-2) = -6 – (-4) = -8 – (-6) = -2

Dari ketiga contoh diatas, dapat dilihat bagaimana


menentukan beda dua suku berisan aritmetika.
Jika suku pertama dinotasikan dengan a, beda suku
adalah b, suku ke-1, ke-2, ke-3, ke-4, suku ke-n adalah
U1, U2, U3, U4, u5, …, Un. Maka dapat kita tentukan pola
hubungan antar suku-suku itu sebagai berikut:
hubungan antar suku-suku

rumus suku ke-n suatu barisan aritmetika adalah:

Un = a + (n – 1) b
Contoh Soal pada modul 7.13:
1. Tentukan beda dan suku ke 15 dari barisan aritmatika
12,17, 22,27……
2. Tentukan beda dan suku ke 20 dari barisan aritmatika 15,
12,9,6,3……
3. Suatu baris artmatika diketahui suku ke 8 sama dengan
-41 dan bedanya -7. tentukan suku ke 15 dari barisan
tersebut
4. Suku ke 5 dan 6 suatu barisan aritmatika adalah 25 dan
45. tentukan suku ke 4 dan ke 6 dari barisan tersebut
5. Diketahui suku ke-8 baris aritmatika adalah -9 dan suku
ke 17 yaitu -27. tentukan suku ke 10 dari baris aritmatika
tersebut
6. Rumus umum suku ke n dari suatu baris aritmatika
adalah Un=-7n+8. tentukan beda dari barisan tersebut
3. Jumlah n Suku Pertama (Sn ) Deret Aritmetika
Barisan bilangan 1,2,3,4,5,...., n – 1, n adalah barisan
aritmetika dengan beda antara tiap dua suku yang
berdekatan adalah 1. Jika suku-suku dari barisan tsb
kita jumlahkan maka akan terbentuk deretan
penjumlahan seperti 1+2+3+4+5...+ n – 1 + n. Oleh karena
suku-sukunya berasal dari barisan aritmetika maka
deret yg terbentuk tsb disebut sebagai “ Deret
Aritmetika”.

Jadi, yg dimaksud dengan deret aritmetika adalah


penjumlahan dari semua anggota barisan aritmetika
secara berurutan.
Selain itu S5 dapat dicari dengan mengalikan hasil penjumlahan suku yg pertama
dan suku yg terakhir dengan banyaknya suku pada barisan aritmetika tsb.
Kemudian dibagi dengan 2 yg secara matematis
4. Sisipan
Sisipan terjadi apabila diantara tiap-tiap dua suku yg berurutan dari suatu
barisan aritmetika diletakkan beberapa buah suku baru sehingga
terjadi suatu barisan aritmetika yg baru.

Jika banyaknya suku yg disisipkan adalah k suku, maka:


Kegiatan Belajar 2

BARISAN GEOMETRI
A. Pengertian Barisan Geometri

Perhatikan
●   barisan bilangan berikut: 2,4,8,16,32.
Menurut anda apa yang istimewa dari bilangan tersebut?
Ya benar, istimewanya adalah hasil bagi antara suku sesudah dan susku sebelumnya tetap.

Tampak bahwa:
  𝑼𝒏 Perbandingan yang tetap
𝒓= =𝟐
𝑼 𝑵 −𝟏 disebutsebagai rasio
dan dinyatakan dengan notasi r

Barisan 8, 16,32,64 . . . Adalah blangan


geometri sebab...

  mempunyai rasio yang tetap, yaitu 2 (r=2)


Contoh Soal

Diketahui
 
suatu barisan Jika barisan
tersebut membentuk barisan geometri, 
tentukan nilai x!
 
Jika suatu barisan
dikatakan sebagai barisan
geometri maka

  Jadi, agar barisan


Selidikilah barisan yang disuusn dengan pola
merupakan barisab
  geometri

Barisan bilangan yang


  disusun dengan
pola adalah
Jika  
Jika
Jika
Jika
Dst…
 
Karena
merupakan barisan geometri
B. RUMUSAN KE-N () BARISAN
GEOMETRI
 

   
𝑈
  2=𝑎𝑟

2
𝑈
  3 =𝑎𝑟

3
𝑈
  4=𝑎𝑟

2
𝑈
  5 =𝑎𝑟
Berdasarkan pola yang terbentuk
tersebut, tetu dengan mudah kita
dengan menentukan suku-suku yang ke-
6, ke-7, ke-8, sampai suku yang ke – n,
yaitu:
5
𝑈
 
6 =𝑎𝑟
6
𝑈
 
7 =𝑎𝑟
7
𝑈
 
8 =𝑎𝑟
Tentukan rasio dan suku ke-10 dari
barisan geometri 2,4,8,16, . . .

Jawab

 
a. Rasio dan barisan tersebut adalah
 
b. Suku awal dari barisan tersebut adalah 2, maka
48 dan -384 berturut-turut merupakan suku ke -5 dan suku ke-
8 dari suatu barisan geometri. Tentukan suku ke -7 dari barisan
geometri tersebut

Jawab
  =48, ini artinya =48 dan=,
  dan artinya -384=.
  dapat ditulis ()

 
Dari =
48 =16 a. Berarti a = 3
Jadi, =
C. JUMLAH N SUKU PERTAMA (SN) BARISAN GEOMETRI

Jika kita menjumlahkan suku-suku suatu barisan geometri terjadilah


yang namanya deret geometri. Jadi, suku-suku yang membentuk
deret geometri merupakan suku-suku dari barisan geometri
tersebut.
Seandainy, U1 , U2, U3, U4, ……, Un adalah barisan geometri maka U1 +
U2 + U3 + U4 + ……… + Un merupakan merupakan deret geometrinya.
Jadi , U1 + U2 + U3 + U4 + …………….+ Un = Sn
Dalam hal ini, S1 = U1
S2 = U 1 + U 2
S3 = U 1 + U 2 + U 3
S4 = U 1 + U 2 + U 3 + U 4
dan seterusnya.
C. JUMLAH N SUKU PERTAMA (SN) BARISAN GEOMETRI

Dalam barisan geometri, U1 = a, U2 = ar, U3 = ar 2 , U4 = ar3 , ………., Un ar n-1 .


Berarti, bentuk baku dari deret geometri yang terjadi dapat ditulis sebagai
Sn = a +ar + ar 2 , + ar3 , ……, + ar n-1 ……..+ (*)
Jika kedua ruas dari bangun tersebut kita kalikan dengan r, maka
diperoleh r.Sn = ar + ar2 + ar3 + …+ ar n-1 + ar n ……… (**).
Lalu, kurangilah persamaan (*) dengan persamaan (**) maka diproleh bentuk sebahai
berikut:
Sn = a +ar + ar 2 , + ar3 , ……, + ar n-1
r.Sn = ar + ar2 + ar3 + …+ ar n-1 + ar n
Sn - r.Sn = a - arn
Sn ( 1 - r ) = a ( 1 – rn )

Sn = a. ( 1 – rn )
(1-r)

Sn = a.- ( rn - 1 ) = a. ( rn - 1 )
-( r -1) ( r -1)
Jadi, jumlah n suku pertama dari deret geometri dapat ditentukan dengan formula

Sn = a. ( 1 – rn ) atau Sn = a. ( rn - 1 )
(1-r) (r–1)

Contoh soal :

5 merupakan suku pertama dari suatu barisan geometri yang suku sukunya positif, sedangkan jumlah 3 suku
pertamanya adalah 65. tentukan suku ke 4 dari barisan geometri tersebut.

Diketahui U1 = a = 5, dan S3 = 65. Dari yang diketahui ini kita dapat menentukan rasio ( r ) dari barisan tersebut,
yaitu
S3 = a . ( r 3 - 1 ) → 65 = 5. ( r3 - 1 )
(r - 1) (r - 1)

Jadi 65 = 5 . ( r2 + r + 1 ) ( r - 1 ) → 65 = 5 ( r2 + r + 1 )
(r - 1 ) 13 = r2 + r + 1
r + r + 1 -13 = 0
2

r 2 + r - 12 = 0
(r–3 ) (r+4) =0
r = 3 atau r = -4
Karena suku-suku barisan geometri diketahui fositif maka untuk rasio r kita ambil yang positif yaitu 3 ( r = 3 )
Berarti , U4 = ar3 → U4 = 5. 33 → U4 = 5. 27 = 135

D . SISIPAN
Sisipan terjadi apabila diantara tiap tiap dua suku yang berurutan dari suatu barisan geometri diletakan beberapa buah suku baru
sehingga terjadi suatu barisan geometri yang baru . Bila banyaknya suku yang disisipkan adalah K suku, maka:
1. Banyaknya suku dari barisan yang baru setelah disisipkan adalah n’ = n + ( K - 1 );
2. Suku yang pertama ( U1 ) dan suku yang ke –n ( U n ) dari barisan semula dan barisan yang baru sama ( tetap )
3. Rasaio dari barisan yang baru menjadi r’ = k+1√r .

Contoh :
Diantara bilangan 7 dan 448 disisipkan 2 buah bilangan sehingga keempat bilangan yang terjadi membentuk barisan geometri.
Tentukan rasio, bilangan bilangan yang disisipkan, dan jumlah seluruh suku suku dari barisan tersebut
Jawab:
r= 448 = 64 dan k = 2. dari dua kondisi ini, kita akan mendapatkan rasio yang baru ( r’ ), yaitu r’ = k+1
√r = 2+1

√64
7 = 3 √ 43
r’ = 4

Berdasarkan rasio r’ = 4 , maka dapat ditentukan ke -2 bilangan yang disisipkan, yaitu 7 x 4 = 28 ; 28x 4 = 112
atau 28 dan 112

Sn = S4 = a . ( r4 - 1 ) → S4 = 7 . ( 44 - 1 ) → S4 = 7 . ( 256 - 1 ) → S4 = 7 . ( 256 - 1 )
(r - 1) (4 - 1 ) (4 - 1 ) (4 - 1 )
→ S4 = 7 . 255
3
→ S4 = 7 . 85
→ S4 = 595
RUANG DISKUSI
TERIMA
KASIH
Any Question ?

Anda mungkin juga menyukai