03
Kelompok : 5
Atresia anus adalah kelainan kognital anus dimana anus tidak mempunyai lubang
untuk mengeluarkan feses karena terjadi gangguan pemisahan kloaka yang terjadi
saat kehamilan. Atresia anus emperforota disebut sebagai malformasi alnorektar,
adalah suatu kelaianan kognital tanpa anus atau dengan anus tidak sempurna,
termasuk argenesis anus,agenesis rekti dan atresia rekti. Indisen 1:5000 kelahiran
yang dapat muncul sebagai penyakit tersering yang merupakan syndrom VACTREL
(vertebra, anal, cardial, esofageal, renal, limb).
Atresia dapat disebabkan beberapa faktor, antara lain:
1. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur sehingga bayi lahir
tanpa lubang dubur.
2. Kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu / 3
bulan.
3. Adanya gangguan atau berhentinya perkembangan embriologi didaerah usus
rektum bagian distal serta traktus urogenitalis, yang terjadi antara minggu ke 4-
6 usia kehamilan
Index
05
Atresia duodenum
Atresia duodenum adalah kondisi dimana duodenum tidak berkembang dengan baik.
Pada kondisi ini, duadenum tidak terbuka secara sempurna sehingga mengahalangi
jalannya makanan dari lambung menuju usus untuk dicerna. Ini menyebabkan terjadinya
peningkatan kadar cairan ketuban selama kehamilan (polihidromniom) dan obstruksi
usus pada bayi yang baru lahir. Sebagia besar kasus ini juga di sertai dengan kelainan
lahir yang lain, termasuk kelainan trisomi 21 atau Down syndrome.
Gejala atresia duodenum
Berikut adalah beberapa gejalan yang dialami oleh bayi pengidap atresia duodenum:
1. Pembengkakan pada perut bagian atas (kondisi ini jarang terjadi).
2. Tidak mengalami buang air kecil (BAK) atau buang air besar (BAB).
3. Bayi kesulitan untuk minum karena adanya sumbatan pada duodenum.
4. Mengeluarkan muntah dengan warna kehijauan. Ini bisa terjadi berulang kali,
meskipun bayi tidak mendapatkan asupan makanan dan minuman apapun selama
beberapa jam.
Diagnosis atresia duodenum ada 2 cara yaitu:
Ultrasonography (USG)
Penyakit hirschprung adalah kelainan yang terjadi pada usus besar (kolong).
Penyakit ini biasanya muncul sebagai kondisi bawaan pada bayi yang baru lahir yang
menderita penyakit Hirschprung sering kali kesulitan buang air besar karena gangguan
pada sel saraf yang berfungsi mengendalikan pergerakan usus.
Pada kasus penyakit Hirschprung yang tergolong ringan, kondisi mungkin tidak
akan terdeteksi sampai sang bayi memasuki masa anak-anak. Kasus ini juga mungkin
di alami oleh orang dewasa, namun sangat jarang terjadi. Para penderita penyakit
Hirschprung sering kali harus menempuh prosedur operasi untuk menyembuhkan
penyakit ini.
Penyebab penyakit Hirschprung
Penyakit Hirschprung terjadi ketika sel saraf di usus besar tidak terbentuk secara
sempurna.
Gejala penyakit Hirschprung
Gejala penyakit Hirschprung sangat berragma,tergantung pada tingkat
keparahannya. Umumnya, gejala-gejala kondisi ini bisa langsung terdeteksi sekitar 2
hari pertama setelah bayi lahir.