Anda di halaman 1dari 53

NEMATODA USUS

Dra.Tjut Mariam Zanaria.MS


Nematoda usus
• Parasit:
– Ascaris lumbricoides (cacing gelang)
Ditularkan
– Cacing tambang: melalui tanah
• Necator americanus
(soil transmitted
• Ancylostoma duodenale helminth /STH)
– Trichuris trichiura (cacing cambuk)

– Oxyuris vermicularis
– Strongyloides stercoralis
Ascaris lumbricoides (cacing gelang)
- Ukuran
Jantan :10 – 30 cm
Betina : 22 – 35 cm
- Tempat hidup di rongga usus halus
- Cacing betina dapat bertelur 100.000 –
200.000 butir / hari
(+ 2 minggu ditanah telur yang dibuahi
berkembang menjadi telur infektif)
- Infeksi terjadi jika telur infektif tertelan
- Diagnosis : menemukan telur dalam tinja
Ascaris lumbricoides (cacing gelang)
Daur hidup
• Cacing dewasa jantan x betina: hidup di rongga usus halus

• Cacing betina mengeluarkan telur (tidak dibuahi/dibuahi)

• Telur dibuahi ditanah akan menjadi bentuk infektif

• Bentuk infektif tertelan manusia akan menetas di dalam usus


(menembus pembuluh darah jantung alveolus paru
Trachea faring oesofagus) berkembang menjadi cacing
dewasa di usus halus

Perkembangan telur tertelan sampai cacing dewasa + 2-3 bulan


The eosinophil probably plays a major role in the immune response against
worms. In the presence of specific antibody, eosinophils can kill worms.
Thus, eosinophilia is commonly seen when worms are found in tissues. It is
not generally elicited by worms in the intestines or by infections with
protozoa.
Ascaris • Diagnosis:
– Telur dalam feses.
lumbricoides – Stadium muda dalam
sputum.
• Sulit mengidentifikasi
spesies.
– Cacing dewasa dapat
ditemukan dalam feses.
• Terapi: Mebendazole
dapat membunuh cacing
dewasa tapi tidak pada
larva yang bermigrasi
• Cacing dewasa yang mati
dapat dikluarkan melalui
anus.
Ascaris lumbricoides
Telur dibuahi
• Bentuk: lonjong
(60 X 45 mikron)
• Dinding: tebal
(lapisan luar
albuminoid, lapisan
bagian dalam hialin
• Isi: embrio yang
belum membelah
Ascaris lumbricoides
Telur tidak dibuahi
• Bentuk: lonjong, lebih
panjang
(90 X 40 mikron).

• Dinding: biasanya
lebih tipis (lapisan
albuminoid tipis).

• Isi: granula.
Ascaris lumbricoides
Telur infektif (Matang)
• Bentuk infektif.

• Isi: Larva.
Telur decorticated

• Telur tidak dibuahi yang kehilangan lapisan


albuminoid.
Cacing Tambang dewasa
Necator americanus dan Ancylostoma duodenale
• Hidup dalam rongga usus
halus, bentuk tubuh; bulat
lonjong, silindris kecil.
• Bentuk silindris mirip huruf S
(N.am) dan huruf C (A. duo)
panjang tubuh +1 cm.
• Cacing betina lebih besar dari
cacing jantan.
• Ekor cacing betina: runcing.
• Ekor cacing jantan membesar
(mempunyai bursa
kopulatriks)
• Bentuk infektif : Larva
filariform
• Cara Infeksi : Larva filariform
menembus kulit
• Diganosis : Menemukan telur
dalam tinja, atau larva dalam
biakan (Harada Mori)
Cacing tambang
Daur hidup:
• Cacing dewasa jantan X betina: hidup di rongga usus halus

• Cacing betina mengeluarkan telur

• Telur menetas menjadi larva rhabditiform di tanah (1 – 1,5 hari)


lalu menjadi larva filariform (3 hari)

• Larva filariform menembus kulit (masuk siklus darah dan paru /


sama dengan L. lumricoides) menuju ke usus halus dan menjadi
dewasa

Larva filariform dapat hidup di tanah selama 7-8 minggu)


PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS

1. STADIUM LARVA
- Kelainan di kulit bila larva >> “Ground itch”
- Kelainan di paru pneumonitis
2. STADIUM DEWASA
- Gejala klinis bergantung pada spesies dan jumlah
cacing, keadaan gizi penderita (Fe dan Protein)
N. americanus menyebabkan kehilangan darah 0,005-
0,1cc/hari.
A. duodenale 0,08-0,34 cc darah/hari
Anemia hipokrom mikrositer
Eosinofilia
DIAGNOSIS DAN TERAPI

Diagnosis:
1. Menemukan telur tinja segar
2. Menemukan larva tinja lama

Terapi:
Albendazol, pirantel pamoat
PENCEGAHAN

• BAB di Jamban
• Jangan menggunakan tinja sebagai pupuk
• Memakai alas tangan dan kaki bila berhubungan
dengan tanah
• Therapi pada penderita
• Edukasi pada masyarakat
Telur

• Bentuk: lonjong
(60 X 40 mikron)

• Dinding: tipis, jernih

• Isi: 4 – 8 sel
Telur matang cacing tambang
Cacing dewasa
Trichuris trichiura
anterior • Hidup dalam rongga mukosa
usus besar/colon, bentuk
Posterior
seperti cambuk dengan
anterior runcing dan posterior
membesar
• Ukuran : 4 – 5 cm
Betina
• Cacing jantan lebih kecil dan
posterior melengkung/spiral.
• Infeksi terjadi jika telur
infektif tertelan
• Diganosis : Menemukan telur
dalam tinja.
Telur ditanah menjadi infektif setelah
Jantan 3-6 minggu
Trichuris trichiura (cacing cambuk)
Daur hidup

• Cacing dewasa jantan X betina hidup di kolon dan sekum

• Cacing betina mengeluarkan telur dibuahi

• Telur dibuahi akan menjadi matang di tanah (3-6 minggu)

• Telur matang tertelan, larva akan keluar dan masuk ke usus


halus lalu menjadi dewasa di daerah kolon & sekum

Pertumbuhan dari mulai infeksi hingga dewasa dan siap


bertelur antara 2 – 3 bulan
PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS
- Ringan asimptomatik
- Berat - prolapsus rectum
- iritasi dan peradangan mukosa
usus
- perdarahan usus
- anemia
- Berat dan menahun terutama pada anak
- Diare, diselingi sindroma disentri
- Anemia, BB turun
- Prolapsus rectum
DIAGNOSA DAN TERAPI

Diagnosa :
- Ditemukan telur dalam pemeriksaan tinja

Therapi :
- Mebendazol/ Albendazol
- Oksantel pamoat
Telur Trichuris trichiura

• Bentuk: seperti
tempayan (50 X 22
mikron)

• Kulit: kuning
tengguli dengan
kedua ujung jernih

• Isi: sel telur


T. Trichiura – Telur matang

• Isi: larva
dibentuk kira-kira
sesudah 3
minggu.
Oxyuris vermicularis
- Ukuran
Jantan : + 3 mm
Betina : + 5 – 10 mm
- Terdapat alae dibagian anteriornya
- Tempat hidup sekum
- Telur dapat berkembang menjadi infektif

di sekitar anus / perianal


- Infeksi terjadi jika telur infektif tertelan
- Diagnosis : menemukan telur dalam anal
swab
Oxyuris vermicularis (cacing kremi)
• Daur hidup:

• Cacing dewasa jantan X betina hidup di sekum

• Cacing betina gravid migrasi ke daerah perianal untuk bertelur

• Telur jarang ditemukan di tinja tapi ditemukan di daerah


perianal

• Telur menjadi matang setelah + 6 jam dikeluarkan

• Infeksi terjadi jika tertelan telur matang atau larva dari telur
menetas di daerah perianal bermigrasi ke usus besar
Telur O. vermicularis dalam anal swab

Dengan toluen:
Bentuk: lonjong, asimetrik satu
sisi dinding mendatar.

Dinding jernih sedikit lebih tebal


dari dinding telur cacing
tambang.

Isi: larva/embrio.
Anal swab
Batang gelas.

Prop Kayu

Tape pengikat.

Scotch tape.

Tabung gelas.
Strongyloides stercoralis

• Daur hidup:
• Cacing dewasa hidup di vilus duodenum& yeyunum
dan berkembang biak secara partenogensis.

• Telur diletakkan di mukosa usus

• Larva rhabditiform masuk ke rongga usus dan


dikeluarkan bersama tinja.
• Larva rhabditiform berubah menjadi larva
filariform menembus kulit lalu berkembang
menjadi cacing dewasa --- siklus langsung

• Larva rhabditiform berubah menjadi cacing


jantan-betina bentuk bebas jika kondisi
lingkungan optimum (siklus tidak langsung)

• Larva rhabditiform menjadi filariaform di perianal


lalu larva filariform menembus mukosa usus -
autoinfeksi
PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS

• Kelainan pada kulit : creeping eruption oleh larva


filariform
• Cacing dewasa : - kelainan pada mukosa
- nyeri epigastrium
- mual muntah
- diare/konstipasi
• Mungkin terjadi autoinfeksi dan hiperinfeksi cacing
dewasa ditemukan di dalam sel saluran pencernaan,
larva di organ organ dalam (paru, hati, kandung
empedu) kematian
DIAGNOSIS DAN TERAPI

• Diagnosis
- ditemukan L. rabditiform tinja
segar, biakan dan aspirasi duodenum
- ditemukan L. filariform dan cacing
dewasa biakan tinja 2x24 jam
• Therapi
- Tiabendazol (dulu)
- albendazol (sekarang)
Larva rhabditiform S. sterccoralis

• Bentuk : Halus pendek


• Esofagus : 1/3 Panjang
badan

• Mulut : Lebar, pendek


Larva filariform Cacing tambang

mulut

esofagus

Esofagus: 1/3 panjang badan.

Mulut sempit panjang.


Larva filariform S. stercoralis
• Bentuk : Halus panjang

• Esofagus ½ panjang
badan

• Ekor : Bercabang/
tumpul
Ekor bercabang
Larva filariform cacing tambang
• Bentuk: halus panjang
dengan panjang : 600
mikron.

• Esofagus: ¼ panjang
badan.

• Mulut tertutup.

• Ekor: lancip.
Trichinella spiralis

1. Trichinella spialis mengakibatkan trikinosis. banyak


gejala berasal dari migrasi larva dan pembentukan
kista dalam otot.

2. Dalam daur hidupnya, hospes yang sama(termasuk


manusia) terdapat perkembangan cacing dewasa
dan larva
3. stadium diagnostik adalah bentuk larva dalam otot
4. Invasi mukosa cacing dewasa dapat mengakibatkan diare
dan gastroenteritis pada tahapan awal infeksi berat.

5. Infeksi ringan umumnya berupa gejala ringan atau


asymptomatic.

6. Kebanyakan gejala infeksi berat berkembang (1-4 minggu


setelah infeksi) dari invasi larva ke otot skeletdan migrasi
ke jaringan lainnya. Gejala terutama ter eosimasuk
eosinophilia, edema periorbital nyeri otot, nyeri kepala an
demam
7. Diagnosis sangat bergantung kepada adanya larva
(kista) atau yang bermigrasi di dalam biopsi otot.
Berbagai pemeriksaan serologis dapat menunjang
diagnosis tersebut.

8. Terapi bersifat simtomatis. Steroids dapat


bermanfaat. Thiabendazole yang direkomendasikan
pada kasus-kasus yang berat tidak membuktikan
manfaat yang signifikan.
Nematoda usus
Parasit Nama Bentuk Bahan Diagnosis
penyakit infektif pemeriksaan

Cacing tambang Nekatoriasis Larva filariform Tinja Telur


(N. americanus)

Ankilostomiasis
(A. duodenale)

T. Trichiura Trikuriasis Telur matang Tinja Telur


(cacing cambuk) (berisi larva)

O. Vermicularis Oksiuriasis Telur matang ANAL SWAB Telur / cacing


(cacing kremi) dewasa

S. Stercoralis Strongilodiasis Larva filariform Tinja /aspirasi Larva


duodenum
Pemeriksaan tinja cara langsung
Cara kerja:

• Letakkan setetes air di atas kaca benda.

• Dengan lidi diambil sedikit tinja (1-2mm3).

• Hancurkan tinja dalam air di atas kaca benda hingga terbentuk


suspensi tinja homogen.

• Jika dalam suspensi tersebut terdapat bahan kasar berupa sisa


makanan / pasir, keluarkanlah bahan kasar tersebut.
• Selanjutnya, suspensi tersebut (no.3&4) ditutup dengan kaca
tutup.

• Periksa dengan pembesaran lemah (objektif 10X) dengan


kondensor direndahkan atau diafragma kecil.

Anda mungkin juga menyukai