Anda di halaman 1dari 10

Judul : Hukum Dagang Tentang Surat-Surat

berharga
Penulis : ABDULKHADIR MUHAMMAD. S,H.

KONOSEMEN
Dahlia Purnama Sari
B1A020377
Konosemen
Bila seorang pengirim barang muatan kapal menyerahkan
barang muatannya kepada pengangkut di kapal, maka si
pengirim akan menerima surat tanda terima dari Mualim I,
yang disebut “Mate’s Receipt”Selanjutnya “Mate’s Receipt”
tadi ditukarkan di “Traffic Departemen” di kantor pengangkut
dengan yang disebut sebagai “konosemen” atau bill of
lading.“Mate’s Receipt” adalah surat bukti telah diserahkan
barang kepada pengangkutKonosemen tidak hanya sebagai
alat bukti penyerahan barang tetapi berlaku sebagai Surat
Berharga yang dapat diperjual-belikan kepada orang lain.
Bentuk dan Isi Konosemen
Bentuk konosemen diatur dalam Pasal 506, yang
menyebutkan bahwa konosemen adalah surat tertanggal
dalam mana si pengangkut menerangkan bahwa ia telah
menerima barang-barang tertentu untuk diangkut ke suatu
tempat tujuan tertentu. Selanjutnya menyerahkan di situ
kepada seseorang serta menerangkan jugamengenai syarat-
syarat penyerahan barang.
Bentuk dan isi konosemen tidak
sama disetiap negara
Dalam konosemen terdapat 2 kepentingan:Kepentingan si
pengirim barang, yaitu barang muatannya dpat disampaikan
kepada penerimanya dengan selamat. Kalau tidak selamat
menjadi tanggung jawab si pengangkut
sepenuhnyakepentingan si pengangkut, yaitu tanggung
jawabnya atas barang muatan seringan mungkin, bahkan tidak
bertansggung jawab sama sekali
Timbul konflik kepentingan antar
pengirim dan pengangkut
Tahun 1892, Tuan Harter, seorang anggota dari kelompok
pengirim barang dari Ohio, dan anggota konggres AS
mengajukan rancangan undang-undang yang pada pokoknya
melarang adanya penyimpangan dari konosemen bagi
kepentingan pengangkut.Muncul Harter Act, yang pada intinya
melindungi kepentingan si pengirim dari tindakan sewenang-
wenang si pengangkut
Persolan pertentangan dari kepentingan ini mendapat
perhatian negara-negara yang selanjutnya mengadakan
konfrensi “International Law Association” di Den Haag,
sehingga timbul Hague Rules pada tahun 1921Peraturan
Hague Rules ini dirubah pada tahun 1922, 1924 dan pada
tahun 1968
Macam Konosemen
Konosemen atas nama, adalah konosemen yang namanya
disebut
Kososemen kepada pengganti, adalah konosemen kepada
penggantinya pengirim atau kepada orang yang ditunjuk oleh
pengirim atau kepada orang penggantinya pihak ketiga atau
kepada orang yang ditunjuk oleh pihak ketiga
Konosemen kepada pembawa, adalah konosemen untuk
kepada pembawa atau yang membawa surat konosemen
Di Indonesia, konosemen ditulis atas nama dan jarang sekali
di andosemen, karena pola pikir “lebih baik membeli barang
dari pada membeli konosemen” sebab membeli konosemen
berarti memiliki resiko jumlah barang muatan yang diterima
berkurang dari apa yang disebut dalam konosemen.
Kemungkinan lain adalah barangnya rusak atau tidak cocok
kualitas
Di belakang konosemen tersebut cukup
tanda tangan (andosemen blanko)
Konosemen atas nama termasuk surat yang berharga atau
surat rekta, sedangkan konosemen kepada pengganti dan
kepada pembawa termasuk golongan surat
berhargaPenyerahan konosemen kepada pengganti dan
kepada pembawa dengan cara andosemen dan penyerahan
suratnyaDalam andosemen tersebut tidak perlu memuat
penyebutan tentang telah dinikmatinya harga, dan tidak perlu
ditulis kepada penggantiDi belakang konosemen tersebut
cukup tanda tangan (andosemen blanko)
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai