Anda di halaman 1dari 19

TEORI PERTUKARAN, TEORI

PENCAMPURAN DAN AKAD-


AKAD DALAM BANK SYARIAH

OLEH :
DIANA SRI DEWI, SE, M.Si
AKAD-AKAD DALAM BANK SYARIAH

A. ANTARA WA’AD DENGAN AKAD


Fiqih muamalat islam membedakan antara wa’ad dengan akad.

Waad adalah janji (promise) antara satu pihak lainnya, sementara akad
adalah

Kontrak antara dua belah pihak . Wa’ad hanya mengikat satu pihak , yakni

Yakni pihak yang memberi janji berkewajiban untuk melaksanakan

Kewajibannya .sedangkan pihak yang di beri janji tidak memikul

Apa-apa terhadap pihak lainnya .


ANTARA TABARRU’DENGAN TIJARAH
Selanjutnya, dari segi ada atau tidaknya
Kompensasi,fiqih muamalat membagi lagi akad
Menjadi dua bagian yakni akad tabarru’ dan
Akad tijarah/ mu’awadah
Akad Tabarru’
Akad tabarru (gratuitous contract) adalah
Segala macam perjanjian yang menyangkut
Not-for profit transaction (transaksi nirlaba) .
Transaksi ini pada hakikatnya bukan transaksi
Bisnis untuk mencari untung komersil.
Akad-akad dalam bank syariah

Akad-akad
tabarru/memberikan
/meminjamkan sesuatu

Meminjamkan harta

Meminjamkan harta Qard


meminjamkan harta+angunan
rahn
Meminjamkan harta untuk mengambil alih
pinjaman dari pihak lain
Hiwalah

Meminjamkan jasa
Meminjamkan jasa pada saat ini untuk
melakukan sesuatu atas nama orang wakalah
lain

Wakalahdengan tugas tertentu yaitu


memberikan jasa pemeliharaan Wadi’ah
Wakalah kontijensi,yaitu
mempersiapkandiri untukmelakukan
sesuatu apabila terjadi sesuatu kafalah

Hibah,shadaqah,waqf,
Memberikan sesuatu
etc.
Tiga bentuk umum akad tabarru,yakni:
• Meminjamkan uang (lending $)
Akad meminjamkan uang ini ada beberapa macam lagi jenisnya , setidaknya ada 3
Jenis, yakni :
 Qard yaitu : bila pinjaman ini diberikan tanpa mesyaratkan apa pun, selain
mengembalikan pinjamn tersebut setelah jangka waktu tertentu maka bentuk
meminjamkan uang .
 Rahn yaitu : jika dalam meminjamkan uang ini si pemberi pinjaman
mensyaratkan sesuatu jaminan dalam bentuk atau jumlah tertentu, maka
bentuk pemberian pinjaman .
 Hiwalah yaitu: mengambil alih piutang dari pihak lain .
• Meminjamkan jasa kita (lending yourself)
Akad ini juga dibagi lagi menjadi tiga jenis yakni :
 Wakalah yaitu : bila kita meminjamkan “diri kita “ (jasa keahlian/keterampilan
atau sebagainya) saat ini untuk melakukan sesuatu atas nama orang lain.
 Wadi’ah yaitu : bila kita menawarkan jasa kita untuk menjadi wakil
seseorang dengan tugas menyediakan jasa (penitipan ,pemeliharaan)
 Kafalah yaitu :wakalah bersyarat ini dalam terminologi fiqih
• Memberikan sesuatu (giving something)
yang termasuk dalam golongan ini adalah akad-akad sebagai berikut yaitu:
hibah,waqf,shadaqah,hadiah,dan lain-lain)

Fungsi akad tabarru :


Akad tabarru ini adalah akad-akad untuk mencari keuntungan akhirat karena
itu
bukan akad bisnis .
Wa’ad
Akad

Transaksi Transaksi
Sosial Komersial

Natural Natural
Certainly Unertainly
1. Qard Contracs Contracs
2. Wadiah
3. Wakalah
4. Kafalah 1. Musyarakah (wujud,
1. Murabahah
5. Rahn ‘inan, abdan,
2. Salam
6. Hibah muwafadhah,
3. Istishna’
7. Waqf mudharabah)
4. Ijarah
2. Muzara’ah
5. Ijarah
3. Musaqah
6. IMBT
4. Mukhabarah

Teori
Pertukaran Teori
Pertukaran
C. ANTARA NATURAL UNCERTAINTY DENGAN NATURAL
CERTAINTY CONTRACS
• Kita telah menyinggung konsep natural certainty contracs (NCC) dan
natural uncertainty contracs (NUC) dalam kaitannya dengan pertukaran
dan teori percampuran. Dalam bentuk yang pertama, cash flow dam
timing-nya bisa diprediksi dengan relatif pasti, karena sudah disepakati
oleh kedua belah pihak yang bertransaksi di awal akad (fixed and
predetermined).

• Sedangkan dalam bentuk yang kedua sebaliknyalah yang terjadi, yakni


cash flow dan timing-nya tidak pasti karena sangat bergantung pada hasil
investasi. Tingkat return investasinya bisa positif, negatif, atau nol (not
fixed and not predetermined).
I. Natural Certainty Contracs (NCC)

• Dalam NCC, kedua belah pihak saling mempertukarkan aset yang


dimilikinya, karena itu objek pertukarannya harus ditetapkan di awal akad
dengan pasti, baik jumlahnya, mutunya, harganya, dan waktu
penyerahannya. Jadi, kontrak-kontrak ini secara “sunnatullah”
menawarkan return yang tetap dan pasti. Yang termasuk daam kategori ini
adalah:
1. Akad Jual-Beli (Al-Bai’. Salam, dan Istishna’)
2. Akad Sewa-Menyewa (Ijarah dan IMBT)
1. Akad Jual-Beli (Al-Bai’. Salam, dan Istishna’)

• Ada 5 bentuk akad al-bai’, yakni:


a. Al-Bai’ Naqdan
Adalah akad jual beli yang dilakukan secara tunai, uang maupun barang diserahkan
secara bersamaan, yakni di awal trnsaksi.
b. Al-Bai’ Muajjal
Adalah akad jual beli yang dilakukan secara cicilan. Pada jenis ini, barang diserahkan di
awal periode, sedangkan uang dapat diserahkan pada periode selanjutnya.
c. Al-Bai’ Taqsith
Akad jual beli dimana pembayaran dapat dilakukan secara cicilan selama periode utang.
d. Salam
Jul beli jenis ini, barang yang ingin dibeli biasanya belum ada. Uang diserahkan sekaligus
di muka sedangkan barangnya diserahkan di akhir periode pembiayaan.
e. Istishna’
Adalah akad salam yang pembayaran atas barangnya dilakukan secara cicilan selama
periode pembiayaan ( lawan dari tasqith).
2. Akad Sewa-Menyewa (Ijarah dan IMBT)

Ijarah Adalah akad untuk memanfaatkan jasa, baik jasa atas barang
ataupun jasa atas tenaga kerja. Jika untuk mendapatkan manfaat barang,
maka disebut sewa-menyewa. Jika untuk mendapatkan manfaat tenaga
kerja disebut upah-mengupah. Sedangkan IMBT, di mana si peminjam
dimungkinkan untuk memiliki objek ijarahnya di akhir periode peminjaman.
II. Natural Uncertainty Contracs (NUC)

• Dalam NUC, pihak-pihak yang bertransaksi mencampurkan asetnya menjadi satu


kesatuan, dan kemudian menanggung resiko bersama-sama untuk mendapatkan
keuntunngan. Karena itu, kontrak ini tidak dapat memberikan kepastian dalam hal
return.
• Contoh-contoh NUC:
1. Musyarakah (wujuh,’inan, abdan, muwafadhah, mudharabah)
Dalam syirkah muwafadhah, para pihak yang berserikat mencampurkan modal dalam
jumlah yng sama. Sedangkan dalam syirkah ‘inan, para pihak yang berserikat
mencampurkan modal dalam jumlah yang tidak sama. dalam syirkah wujuh, terjadi
pencampuran antara modal dengan reputasi/nama baik seseorang. Dalam syirkah
‘abdan, terjadi pencampuran keahlian/keterampilan dari pihak-pihak yang berserikat.
Terakhir syirkah mudharabah, dalam syirkah ini terjadi pencampuran antara modala dan
jasa darai pihak-pihak yang berserikat.
2. Muzara’ah
3. Musaqah
4. Mukhabarah
Perbedaan NCC dan NUC
• Bila Natural certainty contracts diubah menjadi
uncertain, maka terjadilah
gharar(ketidakpastian) dengan kata lain kita
mengubah yang sudah pasti menjadi tidak
pasti.
• Bila Natural Uncertainty Contracts diubah
menjadi certain, maka terjadilah riba nasiah.
Artinya kita merubah yang harusnya tidak pasti
menjadi pasti.
Teori uncertainty (ketidakpastian)
Ketidakpastian di bagi menjadi 4 hal :
• Ketidakpastian dalam dalam pertukaran
• Ketidakpastian dalam permainan
• Ketidakpastian dalam bisnis dan investasi
• Ketidakpastian dalam risiko murni
Ketidakpastian dalam dalam pertukaran

Karakter kontrak pertukaran adalah meberikan


kepastian , namun jika di dalamnya
mengandung spekulasi, suatu pertukaran akan
menghasilkan ketidakpastian karena ada 3
kemungkinan : untung, rugi, atau impas.
Ketidakpastian ini disebut dengan taghrir
(gharar)
Ketidakpastian dalam permainan
permainan diklasifikasikan ke dalam tiga hal :
permainan peluang, permainan ketangkasan,
dan permainan suatu peristiwa alamiah.
Faktor ketidakpastian merupakan sesuatu
yang tidak dapat dihindari, permainan akan
selalu memberikan ketidak pastian : menang,
kalah atau draw.
Ketidakpastian dalam bisnis dan investasi

• Sebuah aktivitas bisnis tidak terlepas dari


ketidakpastian. Jika keuntungan dari aktivitas
ini sejak awal ditetapkan hanya ditaggung satu
pihak, aktivitas ini dapat dikatagorikan sebagai
ribawi, karena melakukan kontrak yang
berkarakter tidak pasti menjadi pasti yang
berarti terlarang dalam islam. Namun jika
kedua pihak sepakat sejak awal untuk sharing
resiko dan keuntungan, aktivitas ini sah.
Ketidakpastian dalam risiko murni
• Dalam kehidupan sehari-hari manusia akan
menghadapi risiko murni. Risiko tersebut tidak
pasti, bisa menimpa manusia bisa juga tidak.
Ketidakpastian risiko ini adalah kerugian (loss)
atau tidak rugi (not loss)

Anda mungkin juga menyukai