Anda di halaman 1dari 13

Penjabaran Sila Pertama Pancasila

NAMA-NAMA
KELOMPOK
o Tri Suriansyah (181310016)
o Adi Irawan (181310188)
o Sindi (211310004)
o Farhan (211310021)
o Elfi Hiddaryah (211310186)
BUNYI DAN ARTI SILA PERTAMA

 Bunyi Pancasila Pertama ‘’Ketuhanan Yang


Maha Esa’’

 Arti lambang sila Ketuhanan Yang Maha


Esa lambang sila pertama pancasila
‘’bintang tunggal’’ memiliki lima sudut
letak bagian tengah dari perisai burung
garuda,yag berarti cahaya kerohanian yang
dipancarkan oleh Tuhan kepada setiap
manusia dan juga melambangkan cahaya
yang menerangi dasar negara yang terdiri
dari 5 sila.
LANJUTAN.........
BUNYI DAN ARTI SILA PERTAMA

 Terdapat latar berwarna hitam dibagian bintang


melambangkan warna alam yang asli yang dimiliki Tuhan,
yang berarti sumber dari segalanya dan telah ada sebelum
segala sesuatu di dunia ini ada.
Hal ini dapat terlihat dari bangsa Indonesia yang memiliki
warga negara yang taat, beriman, serta bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing.
ARTI SILA (MEMUAT BUTIR-BUTIR
PENGALAMAN) KETUHANAN YANG MAHA ESA

 Arti sila Ketuhanan Yang Maha Esa adalah


negara yang memiliki kepercayaan dan
keyakinan. Butir-butir pengalaman
Pancasila dalam ketetapan MPR
no.I/MPR/2003.
ARTI SILA
 Bangsa Indonesia percaya dan takwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama
dan kepercayaannya masing-masing menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab

 Mengembangkan sikap menghormati dan


bekerja sama antara pemeluk agama dengan
penganut kepercayaan yang berbeda-beda
terhadap Tuhan Yang Maha Esa

 Membina kerukunan hidup di antara sesama


umat beragama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa

 Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang


Maha Esa adalah masalah yang menyangkut
hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang
Maha Esa
LANJUTAN.....

 Mengembangkan sikap saling menghormati


kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-
masing

 Tidak memaksakan suatu agama dan


kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
kepada orang lain
MAKNA SILA KETUHANAN YANG
MAHA ESA

 Dikutip dari jurnal “ANALISIS DAN MAKNA TEOLOGI KETUHANAN


YANG MAHA ESA DALAM KONTEKS PLURALISME AGAMA DI
INDONESIA” yang ditulis oleh Erman S. Saragih Sebagai bangsa agama
di Indonesia yang plural, menghendaki pemahaman Pancasila yang baik,
sehingga terhindar dari gesekan dan konflik.

Potensi konflik sangat rentan dengan perbedaan keyakinan agama.


Langkah meminimalisir potensi konflik tersebut melalui jalur pemahaman
nilai pancasila, terutama pada sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa.
Indonesia memiliki keragaman agama dan budaya, pancasila adalah kunci
terbangunnya stabilitas nasional. Adapun munculnya aksi teror dan
radikalisme agama karena mulai pudar dan rapuhnya ideologi pancasila.
Pancasila harus dikuatkan sebagai mentalitas kehidupan berbangsa.
Termasuk dalam kehidupan beragama, pancasila harus menjadi landasan
teologis, sehingga kehidupan umat beragama dapat terwujud dengan tidak
ada saling klaim tuduh salah benar.

Pancasila sebagai ideologi dan falsafah negara menjadi acuan nilai bagi
kerukunan dan toleransi antar pemeluk agama. Prinsip-prinsip pancasila,
yakni berketuhanan mesti menjadi visi bersama bagi tiap sendi kehidupan
berbangsa. Melalui nilai-nilai tersebut dengan mudah akan terjalin
kehidupan harmoni agama, politik, sosial, budaya, dan juga ekonomi.
KESIMPULAN

 Bahwa arti Tuhan Yang Maha Esa bukanlah Tuhan


yang hanya satu, bukan mengacu pada suatu
individual yang kita sebut Tuhan jumlahnya satu.

Ketuhanan berarti sifat-sifat luhur mulia Tuhan


yang mutlak harus ada. Jadi yang ditekankan pada
sila pertama dari Pancasila ini adalah sifat-sifatNya
(luhur mulia), bukan Tuhannya.
SUMBER HUKUM SILA KETUHANAN
YANG MAHA ESA
 Berdasarkan jurnal penelitian oleh Zainul Akmal. Relevansi Pasal 29
Konstitusi Terhadap Sila Pertama Pancasila Sebagai Dasar Negara.
Yogyakarta : Universitas Islam Indonesia. Sila pertama Pancasila yang
memiliki isi “Ketuhanan Yang Maha Esa” di dalam dasar filosofis
bernegara yang tertuang di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara RI Tahun 1945 kemudian dicantumkan pada Bab XI Agama,
Pasal 29 ayat (1) “Negara berdasar atas Ke-Tuhanan Yang Maha Esa”.
Realitas sosial yang terjadi saat ini, banyak permasalahan yang
bertentangan dengan dasar negara Republik Indonesia. Perbedaan
agama, etnik dan pandangan politik adalah permasalahan yang marak.
Oleh sebab itu negara Indonesia mewajibkan warga negaranya untuk
memeluk 1 agama atau kepercayaan.
Apakah ada pertanyaan teman-teman?

Yes?
Sekian dan terima kasih

Anda mungkin juga menyukai