Hemiparese sinistra
sinistra ec
ec Stroke
Stroke Hemoragic
Hemoragic ++ Hipertensi
Hipertensi Stage
Stage II
II
Oleh :
Yessica Destiana, S.Ked
PEMBIMBING :
Dr. Mirna Iskandar, Sp.S
PENDAHULUAN
World Health Organization (WHO) stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi
serebral, baik fokal maupun global, yang berlangsung dengan cepat dan lebih dari 24 jam atau
berakhir dengan kematian tanpa ditemukannya penyakit selain daripada gangguan vaskular.
stroke dapat dibedakan menjadi dua, yaitu stroke hemoragik dan stroke non hemoragik
(stroke iskemik).
Stroke hemoragik diakibatkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak, sedangkan stroke
non hemoragik disebabkan oleh oklusi pembuluh darah otak yang kemudian menyebabkan
terhentinya pasokan oksigen dan glukosa ke otak.
Di Indonesia penyakit ini menduduki posisi ketiga setelah jantung dan kanker.
Secara garis besar faktor risiko stroke dibagi atas faktor risiko yang dapat dimodifikasi (modifable) dan
yang tidak dapat di modifikasi (nonmodifable).
Penyebab stroke hemoragi antara lain: hipertensi, pecahnya aneurisma, malformasi arteri venosa.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Jenis Kelamin : Laki - laki
Usia : 47 tahun
Alamat : Mingkung Jaya RT 18
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani Sawit
Pendidikan : SMA
Suku Bangsa : WNI
Tanggal Masuk RS: 09 Maret 2020 , Pukul 03.06
Ruang Perawatan : Neurologi
DAFTAR MASALAH
No
Masalah Aktif Tanggal Masalah Pasif Tanggal
.
1. Hemiparese 09 Maret Hipertensi 09 Maret 2020
inistra 2020 stage II
2 Paralisis N VII 09 Maret CKD stage II 13 Maret 2020
tipe sentral 2020
3 Cephalgia 09 Maret hiperurisemia 09 Maret 2020
2020
DATA SUBYEKTIF
KELUHAN UTAMA :
Kelemahan pada anggota gerak kiri sejak ± 5 Jam SMRS.
• Pasien datang ke IGD RS Raden Mattaher dengan keluhan kelemahan anggota gerak kiri
sejak ± 5 Jam SMRS. Keluhan dirasakan secara tiba-tiba saat pasien sedang mengerok
istrinya dan hendak bangun dari tempat tidur. Keluhan juga disertai dengan nyeri kepala
(+) seperti di tekan dan pasien merasa pusing. Pandangan kabur (-), mual (-), muntah (-),
kejang (-), penurunan kesadaran (-). Keluhan disertai bicara pelo dan tidak jelasdengan
mulut miring ke kiri. BAB dan BAK tidak ada keluhan.
• Sebelumnya pasien sering mengeluhkan sakit kepala namun hilang setelah pasien membeli
obat warung seperti bodrek. Pasien juga mengeluh jari tanngan dan kaki sering kebas saat
bekerja terlalu lama.
• KRONOLOGI
S KRONOLOGI
Jantung
• Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V
• Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
• Auskultasi : BJ I dan BJ II regular, gallop (-),murmur(-)
Paru
• Inspeksi : Gerakan dinding dada simetris kanan dan kiri
• Palpasi : Massa (-), nyeri tekan (-), krepitasi (-), fremitus taktil sama kanan dan kiri
• Perkusi : Fremitus vokal sama kiri dan kanan, Sonor +/+
• Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
STATUS INTERNUS
Abdomen
Inspeksi : Distensi (-), masa (-).
Palpasi : Soepel, nyeri tekan epigastrium (+), undulasi (-), shifting dullness (-), hepar dan
lien tidak teraba
Perkusi : Timpani (+)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Alat kelamin : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas :
Superior : Akral hangat, edema (-)/(-), sianosis (-)/(-)
Inferior : Akral hangat, edema (-)/(-), sianosis (-)/(-)
STATUS PSIKITUS
Cara berpikir : Baik
Perasaan hati : Biasa
Tingkah laku : Normoaktif
Ingatan : Baik
Kecerdasan : Baik
STATUS NEUROLOGIS
N.I (OLFACTORIUS)
Normal
PEMERIKSAAN NERVUS CRANIAL
N.II (OPTICUS)
Normal
PEMERIKSAAN NERVUS CRANIAL
.III (OCULOMOTORIUS)
Pemeriksaan Kanan Kiri
Sela mata Sulit untuk dinilai Sulit untuk dinilai
Ptosis Tidak ada Tidak ada
Pergerakan bola mata Normal Normal
Nistagmus Tidak ada Tidak ada
Strabismus Tidak ada Tidak ada
Ekso/endophtalmus Tidak ada Tidak ada
N. IV (TROCHLEARIS)
Pemeriksaan Kanan Kiri
Pergerakan bola mata ke
Normal Normal
bawah-dalam
Melihat Kembar Tidak ada Tidak ada
Normal
PEMERIKSAAN NERVUS CRANIAL
N. V (Trigeminus)
Pemeriksaan Kanan Kiri
Membuka mulut Normal Normal
Mengunyah Normal Normal
Menggigit Normal Normal
Sensibilitas Muka Kanan Kiri
Oftalmikus Normal Normal
Maksila Normal Normal
Mandibula Normal Normal
Refleks Kornea + +
Normal
PEMERIKSAAN NERVUS CRANIAL
N. VI
(ABDUCENT)
Pemeriksaan Kanan Kiri
Pergerakan bola mata ke
Normal Normal
lateral
Melihat Kembar Tidak ada Tidak ada
N. VII
(FACIALIS)
Pemeriksaan Keterangan
Mengerutkan dahi Normal
Senyum memperlihatkan gigi Parese Sinistra
Menutup mata Normal
Bersiul Sulit untuk dinilai
Daya perasa 2/3 anterior lidah Normal
Plica nasolabialis Kiri lebih datar
PEMERIKSAAN NERVUS CRANIAL
N VIII
VESTIBULOCOHLEARIS)
Pemeriksaan Kanan Kiri
Detik Arloji Normal Normal
Tes Garputala Normal Normal
Gesekan tangan Normal Normal
N IX
GLOSSOPHARINGEUS)
Pemeriksaan Kanan Kiri
Daya perasa 1/3
Normal Normal
posterior lidah
Sensibilitas faring Sulit untuk dinilai Sulit untuk dinilai
Refleks Muntah Ada Ada
Nadi Dalam Batas Normal
Normal
PEMERIKSAAN NERVUS CRANIAL
NX
(VAGUS)
Pemeriksaan Kanan Kiri
Arkus faring Sulit untuk dinilai Sulit untuk dinila
Disfonia Tidak ada Tidak ada
N XI
(ASSESORIUS)
Pemeriksaan Kanan Kiri
Mengangkat bahu Normal Normal
Memalingkan kepala Normal Normal
Normal
PEMERIKSAAN NERVUS CRANIAL
N XII
(HIPOGLOSSUS)
Pemeriksaan Kanan Kiri
Pergerakan lidah Tertarik ke kiri Tertarik ke kiri
Tremor lidah Tidak ada Tidak ada
Atrofi Papil Tidak ada Tidak ada
Artikulasi Normal
STATUS NEUROLOGIS
BADAN
Motorik Kanan Kiri
Respirasi Simetris Simetris
Duduk Sulit untuk
Sulit untuk dinilai
dinilai
Bentuk kolumna Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Sensibilitas Kanan Kiri
Taktil Normal Normal
Nyeri Normal Normal
Lokalis Normal Normal
STATUS NEUROLOGIS
ALAT VEGETATIF
Miksi : Tidak dilakukan
Defekasi : Tidak dilakukan
TEST TAMBAHAN
Test Nafziger : Tidak dilakukan
Tes Valsava : Tidak dilakukan
DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING
DIAGNOSIS
BANDING
1. Stroke non hemoragik
2. Space Occupying Lession
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS
Diagnosis Klinis : Hemiparese sinistra + Hipertensi Stage II
Diagnosis Topis : Hemisfer dextra (Capsula externa)
Diagnosis Etiologi : Stroke hemoragik
Diagnosa sekunder : hiperursemia , CKD stage II
PEMERIKSAAN PENUNJANG
KIMIA DARAH
Parameter Hasil Nilai Rujukan
Asam Urat 7,3 mg/dl 2,6-6,0 mg/dl
Kolesterol 196 mg/dl <200 mg/dl
Trigliserida 127 mg/dl <150 mg/dl
HDL 69 mg/dl >34 mg/dl
LDL 101 mg/dl <120 mg/dl
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RADIOLOGI – RO THORAX
Kardiomegali DD/LVH
Bronchopneumonia
S : S:
Pasien datang ke IGD RS Raden Mattaher dengan keluhan kelemahan anggota gerak kiri sejak ± 5
Jam SMRS. Keluhan dirasakan secara tiba-tiba saat pasien sedang mengerok istrinya dan hendak
bangun dari tempat tidur. Keluhan juga disertai dengan nyeri kepala (+) seperti di tekan dan pasien
merasa pusing. Pandangan kabur (-), mual (-), muntah (-), kejang (-), penurunan kesadaran (-).
Keluhan disertai bicara pelo dan tidak jelasdengan mulut miring ke kiri. BAB dan BAK tidak ada
keluhan.
Sebelumnya pasien sering mengeluhkan sakit kepala namun hilang setelah pasien membeli obat
warung seperti bodrek. Pasien juga mengeluh jari tanngan dan kaki sering kebas saat bekerja terlalu
lama.
O:
Kesadaran : Compos Mentis, E4M6V5
Tekanan Darah : 180/120 mmhg
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 36,7 0C
Respirasi : 22 x/menit
SpO2 : 99 %
Farmakologi
O2 2-3 liter nasal canul
IVFD NaCl 0,9% 20 tpm + ketorolac 30 mg
Inj Furosemide 20 mg (pagi dan malam)
Non Farmakologi
Pasang kateter
Pasang NGT
Konsul ke dokter Sp.S
PROGNOSIS
a. Quoadvitam : dubia ad
Bonam
b. Quoadfungsionam : dubia ad
malam
c. Quoadsanam : dubia ad
malam
RIWAYAT PERKEMBANGAN
RIWAYAT PERKEMBANGAN
RIWAYAT PERKEMBANGAN
RIWAYAT PERKEMBANGAN
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
DEFENISI Stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang secara
cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dan gejala-
gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih.
Mortalitas dan morbiditas pada stroke perdarahan hemoragik lebih berat dari pada
stroke iskemik.
Penelitian menunjukkan dari 251 penderita stroke, ada 47% wanita dan 53% laki-laki
dengan rata-rata umur 69 tahun (78%) berumur lebih dari 60 tahun.
Pasien dengan umur lebih dari 75 tahun dan berjenis kelamin laki-laki menunjukkan
outcome yang lebih buruk.
ETIOLOGI
Perdarahan
intracranial non
Perdarahan sub Perdarahan
spesifik yang lain
arachnoid intraserebral
misalnya perdarahan
epidural.
HIPERTENSI KRONIK
Perubahan patologi pada dinding pembuluh darah(aneurisma
Charcot-Bouchard)
PATOFISIOLOGI
KENAIKAN TEKANAN DARAH
Kenaikan tekanan darah yang terjadi secara tiba – tiba atau
kenaikan dalam jumlah yang secara mencolok dapat
menginduksi pecahnya pembuluh darah
MANIFESTASI KLINIS
PEMERIKSAAN FISIK
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS AWAL
PEMERIKSAAN PENUNJANG
SKIRAJ SKORE
INTERPRETASI :
CT-Scan
MRI
Laboratorium
EKG
TATALAKSANA
UMUM
Pengendalian Suhu Tubuh Setiap pederita stroke yang disertai demam harus
diobati dengan antipiretika dan diatasi penyebabnya.
Berikan Asetaminofen 650 mg bila suhu lebih dari 38,5 oC atau 37,5 oC
Pada pasien febris atau berisiko terjadi infeksi, harus dilakukan kultur dan
hapusan (trakea, darah dan urin) dan diberikan antibiotik. Jika memakai
kateter ventrikuler, analisa cairan serebrospinal harus dilakukan untuk
mendeteksi meningitis.
Jika didapatkan meningitis, maka segera diikuti terapi antibiotic.
TATALAKSANA
KHUSUS
Letak
Ukuran
Derajat Kesadaran
BAB IV
ANALISA KASUS
ANALISA KASUS
ANANESIS
T.S usia 47 Tahun datang dengan keluhan kelemahan anggota gerak kiri sejak ± 5 Jam SMRS.
Keluhan dirasakan secara tiba-tiba saat pasien sedang mengerok istrinya dan hendak bangun dari tempat
tidur. Keluhan juga disertai dengan nyeri kepala (+) seperti di tekan dan pasien merasa pusing. Pandangan
kabur (-), mual (-), muntah (-), kejang (-), penurunan kesadaran (-). Keluhan disertai bicara pelo dan tidak
jelas dengan mulut miring ke kiri. BAB dan BAK tidak ada keluhan. Sebelumnya pasien sering
mengeluhkan sakit kepala namun hilang setelah pasien membeli obat warung seperti bodrek. Pasien juga
mengeluh jari tanngan dan kaki sering kebas saat bekerja terlalu lama.
Berdasarkan anamnesis ditemukan adanya kelemahan anggota gerak kiri secara tiba tiba, dan bicara
pelo. Hal ini sesuai dengan anamnesis pada stroke yaitu adanya kelumpuhan atau kelemahan sebelah
anggota gerak secara mendadak.
Adanya bicara pelo menandakan terdapat gangguan pada salah satu nervus kranialis.
Tidak ada penurunan kesadaran, muntah menandakan tidak terdapat tanda peningkatan TIK pada
pasien ini.
ANALISA KASUS
PEMERIKSAAN FISISK
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran pasien compos mentis, pupil isokor . Kekuatan
motorik anggota gerak atas 5/4 dan anggota gerak bawah 5/4, sensorik tidak ada gangguan, N cranialis
terdapat gangguan pada N VII central (parese sinistra) dan NXII ( bicara pelo dan deviasi lidah sedikit
kearah dextra), reflek fisiologis normal, dan didapatkan pula rangsangan meningeal (-) tes provokasi (-),
pada reflek patologis didapatkan reflek babinsky (+).
Dari hasil pemeriksaan fisik ditemukan kesadaran composmentis yang artinya tidak terdapat tanda
peningkatan TIK. Peda pemeriksaan fisik didapatkan kekuatan 5/4, yaitu terdapat kelemahan anggota
gerak kiri.
Pada pemerikaan nervus kranialis, terdapat paralisis N VII tipe sentral, yaitu dilihat ketika pasien
disuruh mengerutkan dahi, masih terdapat kerutan dahi di kiri dan kanan.
Pada pasien ini juga terdapat kelainan ne XII yang dilihat ketika pasien menjulurkan lidah, terdapat
deviasi sedikit ke arah sinistra.
Pada pemeriksaan reflek patologis ditemukan babinski +, yang berarti kemungkinan terdapat lesi pada
UMN.
ANALISA KASUS
PEMERIKSAAN FISISK
Pada pemeriksaan faal ginjal, ditemukan peningkatan kreatinin, yang menandakan mulai
terdapatnya gangguan pada faal ginjal pasien, yang jika dihitung berdasarkan LFG, pada
pasien ini didapatkan jumlah LFG = 69,9 (CKD stage II LFG 60-90).
Skor siriraj
(2,5 x 0) + (2 x 0) + (2 x 1) + ( 0,1 x 120) – (3 x 0) – 12 = 0+0+2+12-0-12= 2
Keterangan : skor SSS >1 = perdarahan supratentorial
DIAGNOSIS
hemiparese sinistra ec stroke stroke hemoragic + hipertensi stage II + CKD stage II.
ANALISA KASUS
TATALAKSANA
Pemberian cairan IVFD NaCl 0,9% 20 tpm + ketorolac 30 mg. Terapi cairan dapat diambil
dari rumus kebutuhan cairan untuk stroke yaitu 30 ml/kgbb.
Untuk menurunkan tekanan darah, diberikan Inj Furosemide 2 x 20 mg. Dengan dosis
awal 1 mg/kgbb. Pasien juga diberi antinyeri, yaitu ketorolac 1 x 30 mg.
ANALISA KASUS
TATALAKSANA
TATALAKSANA UMUM
stabilisasi jalan nafas (memasang pipa NGT),
stabilisasi hemodinamik (terapi cairan 30 ml/kgbb, pantau keseimbangan cairan ),
nutrisi ( pasang NGT jika pasien sulit menelan, kalori = 20-25 kkal/kg/hari, dengan komposisi
karbohidrat 50-60% dari total kalori, lemak 25-30 %, dan protein 10-20%),
pencegahan komplikasi (dengan cara pasien di mobilisasi, dimiringkan kekiri dan kekanan
setiap 2 jam),
tatalaksana lain seperti pemberian allupurinol 1 x 300 mg karena kadar asam urat pada pasien
yang tinggi.
Meninggikan posisi kepala 20o_30o,
menjaga dari hipertermia,
pemberian manitol.
ANALISA KASUS
TATALAKSANA
TATALAKSANA KHUSUS
target penurunan tekanan darah sampi dengan 140/90 mmhg,
pemberian obat antihipertensi seperti amlodipin x 10 mg, dan
dapat dikombinasikan dengan candesartan 1 x 16 mg.
edukasi
BAB V
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Stroke hemoragik adalah ekstravasasi darah yang berlangsung spontan dan mendadak ke
dalam parenkim otak yang bukan disebabkan oleh trauma (non traumatis). Stroke
hemoragik umumnya di dahului oleh kerusakan dinding pembuluh darah kecil otak akibat
hipertensi.
Banyak faktor resiko yang mengakibatkan seseorang terkena stroke yaitu : Tidak dapat
dimodifikasi (usia, jenis kelamin, gen, ras) dan dapat dimodifikasi (riwayat stroke, penyakit
jantung coroner, hipertensi, diabetes mellitus, TIA, hiperdislipidemia, obesitas,merokok).
KESIMPULAN
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejala dan tanda klinis serta gambaran
radiologis. Pencitraan dengan CT-Scan mendukung penegakan diagnosis stroke
hemoragik. Penatalaksanaan stroke hemoragik terdiri dari penatalaksanaan umum dan
khusus.
Prognosis stroke hemoragik dipengaruhi oleh letak, ukuran dan derajat kesadaran.
DAFTAR PUSTAKA
Qurbany ZT, Wibowo A. Stroke hemoragic ec hipertensi grade II. J Medula Unila|Volume 5|Nomor 2|Agustus 2016|114.
Handoko TA. A 50 Years Old Man with Hemorhage Stroke. Fakultas kedokteran, universitas lampung.
Haynes, E., Pancioli, A., Shaw, G., & Woo, D. 2012. Peripheral Leucocytes and Intracerebral Hemorrhage. Opeolu Ohio Edu, 22:
221-228 Price, Sylvia A. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit ed.6.EGC, Jakarta. 2006
Nasissi, Denise. Hemorrhagic Stroke Emedicine. Medscape, 2010. Available at:
http://emedicine.medscape.com/article/793821-overview. Access on : March , 2020.
Perdarahan Intraserebral Hipertensif Abdul Gofar Sastrodiningrat Divisi Ilmu Bedah Saraf Departemen Ilmu Bedah Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara, MedanSuplemen Majalah Kedokteran Nusantara Volume 39 y No. 3
Sotirios AT,. Differential Diagnosis in Neurology and Neurosurgery.New York. Thieme Stuttgart. 2000
Chakrabarty, Arundhaty, Shivane Aditya. Pathology of intracerebral haemorrhage. National Health Service UK.2008.
Qureshi AI, Tuhrim S, Broderick JP, Batjer HH, Hondo H, Hanley DF. Spontaneous intracerebral hemorrhage. N Engl J Med
Caplan, L.R. Caplan’s Stroke : A Clinical Approach. 3rd ed. Butterworth-Heinemann. Boston. 2000.
Carhuapoma, J.R.; Mayer, S.A.; Hanley, D.F. Intracerebral Hemorrhage.Cambridge University Press. New York. 2010
Mesiano, taufik. Stroje Hemoragik. Dalam buku ajar Neurologi UI buku 2. Penerbit Kedokteran Indonesia. Tanggerang : 2017
Kelompok Studi Stroke Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Guideline Stroke 2011. EdisiRevisi. Perhimpunan
DokterSpesialis Saraf Indonesia: Jakarta, 2011
Setiawan. Stroke Hemoragik dalam Stroke pengelolaan mutakhir. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang : 1992
TERIMAKASIH