Anda di halaman 1dari 12

MATAKULIAH KONSELING LINTAS BUDAYA

PERSEPSI TERHADAP PLURALISME


BUDAYA
DOSEN PENGAMPU:
Ibu Dra. HJ. Tri Umari,M.Si.
Bapak Munawir M.Pd
<<
KELOMPOK 4:
Denisa Dilla Magfiroh 1905113195
Gina Pratiwi Elson 1905110218
Shinta Dwi Sarlini 1905112482
Wisnu Rizky Wardana 1905155186
PERSEPSI TERHADAP
PLURALISME BUDAYA

Pengalaman Amerika Serikat dengan kondisi


masyarakat yang berbudaya ganda (multikultural) dan
tren perkembangan demografis yang mengarah pada
konfigurasi budaya plural, telah mendorong
berkembangnya layanan konseling yang lebih bersifat
generik, Dalam kaitan dengan bimbingan dan konseling
pendekatan budaya ini sangat tepat untuk lingkungan
yang berbudaya piural seperti Amerika Serikat dan juga
di Indonesia. Bimbingan dan konseling dilaksanakan
dengan landasan semangat Bhineka Tunggal Ika yaitu
kesamaan diatas keragaman .
Brislin (1990), Pedersen (1991) menyebutkan ada tujuh aspek budaya pada diri
individu, yaitu :
● Bagian jalan hidup yang digunakan orang,
● Gagasan yang diwariskan dari generasi ke generasi,
● Pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak yang berkembang menjadi
nilai-nilai yang kemudian terinternalisasi,
● Sosialisasi anak-anak ke kedewasaan,
● Pola-pola konsep dan tindak secara konsisten,
● Pola-pola budaya yang dipelihara meskipun mur.gkin tidak sesuai, dan
● Rasa tidak berdaya atau kebingungan manakala terjadi perubahan pola-pola
budaya.
BIMBINGAN DAN KONSELING SPIRITUAL

Charlene E. Westgate (1996, dalam Moh. Surya, 2003: 4) menyebutkan


kondisi seperti itu sebagai "sipritual wellness" yang diartikan sebagai
suatu keadaan yang terceimin dalam keterbukaan terhadap dimensi
spiritual yang memungkinkan keterpaduan spiritualitas dirinya dengan
dimensi kehidupart lainnya, sehingga mengoptimalkan potensi untuk
pertumbuhan dan perwujudan diri.
Kondisi ini telah mendorong kecendrungan berkembangnya konseling yang
berfurdasikan spiritual atau relegi
<<
PENDEKATAN
HOLISTIK
konseling tidak hanya menyentuh aspek permukaan
saja akan tetapi lebih menyeluruh dan utuh sehingga
penyelesaian suatu masalah dapat dilakukan secara
lebih komprehenslf dan dapat diselesalkan secara
tuntas dan mendasar

Pola konsellng holistik mempunyal makna


bahwa layanan yang diberikan merupakan
suatukeutuhan dalam berbagai dimensi yang
terkait. Dalam kaitan dengan lingkungan
pendidikan, konseling dilaksanakan secara
terpadu mulai dari lingkungan keluarga,
sekolah, dan di masyarakat luas.
MONOKULTURALISME
DAN
MULTIKULTURALISME 1. Pertama, ia merupakan realitas sosial
dalam masyarakat yang majemuk. Dari
segi ini, sebanyak 95 % negara di dunia
pada dasarnya adalah multikultural
karena secara etnis bersifat heterogen
(Stavenhagen, 1986, dalam Dedi
Supriadi, 2001: 36).
Multikulturalisme mengandung
2. Kedua, multikulturalisme berarti
dua pengertian keyakinan, sikap, atau kebijakan yang
 menghargai pluraiisme budaya sebagai
sesuatu yang harus dipelihara darn
ditumbuhkan, serta dianggap sebagai
khazanah kebu-dayaan.
Pentingnya multikulturalisme sebagai dasar untuk mengenali
perilaku budaya individu atau kelompok individu, sehingga Pedersen
(1998) menempatkannya sebagai "kekuatan keempat" dalam
psikologi setelah psikodinamika, behaviorisme, dan psikologi
humanistika.

Kebalikan dari multikulturalismę, Monokulturalisme adalah


pandangan bahwa keragaman budaya adalah sesuatu tidak perlu,
tidak bernilai, melelahkan, dan rawan politik, sehingga budaya yang
beragam itu pada akhirnya harus di arahkan.
DARI ASIMILASI KE
MULTIKULTURALISME
● Multikulturalisme sebagai sikap, praktik sosial, dan kebijakan peme-
rintah dewasa ini diterima di banyak negara sebagai sesuatu yang
penting, bahkan menjadi semacam "ideologi" dalam pengembangån
kebudayaan dan upaya menciptakan masyarakat yang sehat.
Sebagaimana dikemuka: kan oieh Berry dkk. (1998),
● Mengapa multiukultural sebagai suatu sikap yang mengakui diversitas
budaya dikatakan maju? Sebab pendirian ini sesuai dengan watak dasar
kebudayaan (manusia) yang dalam dirinya melekat sifat-sifat
keberagaman di satu pihak dan kesamaan di pihak lain (Carrither,
1992).
ANALISIS JURNAL
Hasil dan Pembahasan :
Judul Jurnal : Penulis dalam mendeskripsikan pengaruh
PENGARUH PELAKSANAAN pelaksanaan pendidikan multikultural pada mata
PENDIDIKAN MULTIKULTURAL PADA pelajaran sejarah terhadap sikap pluralis siswa kelas XI
MATA PELAJARAN SEJARAH TERHADAP SMA Negeri 2 Pekalongan mendapatkan data dari
SIKAP PLURALIS SISWA KELAS XI SMA menyebar angket kepada 162 siswa kelas XI, dengan
NEGERI 2 PEKALONGAN TAHUN variabel pelaksanaan pendidikan multikultural terdiri
PELAJARAN 2017/2018. dari 25 soal dan variabel sikap pluralis terdiri dari 22
  soal. Dalam membuktikan bahwa pelaksanaan
Penulis : Wirasari, Bain, Atno Jurusan Sejarah, pendidikan multikultural pada mata pelajaran sejarah
Universitas Negeri Semarang, Semarang- berpengaruh terhadap sikap pluralis siswa SMA Negeri
Indonesia 2 Pekalongan tahun ajaran 2017/2018 maka dilakukan
uji prasyarat, regresi linier sederhana, koefisien
Nama Jurnal : Indonesian Journal of History korelasi dan uji.
Education. Tujuan akhir dari pendidikan multikultural
adalah peserta didik tidak hanya mampu memahami
dan menguasai materi pelajaran yang dipelajarinya
akan tetapi diharapkan mempunyai karakter yang kuat
untuk selalu bersikap demokratis, pluralis dan humanis.
DAFTAR PUSTAKA
Putra, Anak Agung Ngurah Adhi. 2013.
Konseling Lintas Budaya. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Thanks!
TERIMAKASIH 

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics &
images by Freepik.

Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai

  • Kel 1
    Kel 1
    Dokumen20 halaman
    Kel 1
    Dera
    Belum ada peringkat
  • Kel 5
    Kel 5
    Dokumen12 halaman
    Kel 5
    Dera
    Belum ada peringkat
  • Kel 2
    Kel 2
    Dokumen17 halaman
    Kel 2
    Dera
    Belum ada peringkat
  • Kel 4
    Kel 4
    Dokumen17 halaman
    Kel 4
    Dera
    Belum ada peringkat
  • Kel 5
    Kel 5
    Dokumen12 halaman
    Kel 5
    Dera
    Belum ada peringkat
  • Kel 6
    Kel 6
    Dokumen20 halaman
    Kel 6
    Dera
    Belum ada peringkat
  • Kel 1
    Kel 1
    Dokumen10 halaman
    Kel 1
    Dera
    Belum ada peringkat
  • Teori Work Adjusment
    Teori Work Adjusment
    Dokumen5 halaman
    Teori Work Adjusment
    Dera
    Belum ada peringkat
  • Kel 2
    Kel 2
    Dokumen9 halaman
    Kel 2
    Dera
    Belum ada peringkat