Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN

CEDERA KEPALA

Kelompok 5 :

1. Tesalonika Karundeng
2. Yolanda Hantja
3. Likius Manori
4. Valentina Sumolang
5. Rivina Ramisan
Pengertian Cedera Kepala

Cedera kepala adalah suatu trauma yang mengenai


daerah kulit kepala, tulang tengkorak, dan otak.

Cedera kepala adalah cedera karena tekanan yang


menyebabkan hilangnya fungsi neurologi sementara
atau menurunnya kesadaran sementara, yang dapat
menimbulkan gejala seperti pusing, nyeri  kepala,
tanpa adanya kerusakan lain.
. Etiologi & Patofisiologi
• Kecelakaan lalu lintas
• Jatuh
• Cedera akibat kekerasan
• Kecelakaan saat olahraga

Berdasarkan patofisiologinya, kita mengenal dua macam cedera


otak, yaitu cedera otak primer dan cedera otak sekunder.
Cedera kepala terjadi karena beberapa hal diantaranya, bila trauma
ekstra kranial akan dapat menyebabkan adanya leserasi pada kulit
kepala selanjutnya bisa perdarahan karena mengenai pembuluh
darah. Karena perdarahan yang terjadi terus-menerus dapat
menyebabkan hipoksia, hiperemi peningkatan volume darah pada
area peningkatan permeabilitas kapiler, serta vasodilatasi arterial,
semua menimbulkan peningkatan isi intrakranial, dan akhirnya
peningkatan tekanan intrakranial (TIK), adapun, hipotensi.
Jenis-jenis Cedera Kepala
1.      Fraktur tengkorak
2.      Cedera otak dan gegar otak
3.      Komosio serebral
4.      Kontusio cerebral
5.      Hematuma cerebral ( Hematuma ekstradural
atau nemorogi )
6.      Hemotoma subdural
7.      Hemotuma subaradinoid
8.      Hemorasi infracerebral
Klasifikasi Cedera Kepala
Klasifikasi menurut patofisiologinya dibagi menjadi dua :
1.    Cedera kepala Primer
Adalah kelainan patologi yang timbul akibat langsung pada mekanisme dinamik
(acelerasi-decelerasi rotasi) yang menyebabkan gangguan pada jaringan cedera
kepala primer. Dapat terjadi:
• Komosio Serebri/gegar otak
• Kontusio serebri/memar otak

2.    Cedera Kepala Sekunder


Adalah kelainan patologik otak disebabkan kelaianan brokimia, metabolisme,
fisiologi yang timbul setelah trauma. Pada cedera kepala sekunder akan timbul
gejala seperti:
• Hipoksia
• Hipotensi sistemik
• Edema Serebral
• Infeksi
• Hiperkapnea & Komplikasi pernapasan
Klasifikasi berdasarkan mekanismenya
• Trauma kepala tertutup: gegar otak, memar otak
• Trauma kepala trbuka: faktur tulang tengkorak

Klasifikasi berdasarkan morfologinya


• Faktur tengkorak
• Lesi intrakranial, perdarahan meningeal, sub arachnoid

Klasifikasi perdarahan intrakranial


• Intrasubdural hematoma (ICH)
• Subdural hematoma (SDH)
• Epidural hematoma (EDH)
Klasifikasi cedera kepala berdasarkan nilai skala Glasgow (GCS)
1. Ringan
• GCS = 13 – 15
• Dapat terjadi kehilangan kesadaran atau amnesia tetapi kurang dari 30 menit.
• Tidak ada kontusio tengkorak, tidak ada fraktur cerebral, hematoma.

2. Sedang
• GCS = 9 – 12
• Kehilangan kesadaran dan atau amnesia lebih dari 30 menit tetapi kurang dari 24
jam.
• Dapat mengalami fraktur tengkorak.

3. Berat
• GCS = 3 – 8
• Kehilangan kesadaran dan atau terjadi amnesia lebih dari 24 jam.
• Juga meliputi kontusio serebral, laserasi, atau hematoma intrakranial.
Manifestasi Klinis
Gejala-gejala yang ditimbulkan tergantung pada besarnya dan distribusi cedera
otak.
1. Cedera kepala ringan
• Kebingungan saat kejadian
• Pusing menetap dan sakit kepala, gangguan tidur, gangguan bicara, kesulitan
berkonsentrasi

2. Cedera kepala sedang


• Kelemahan yang disertai dengan kebingungan atau bahkan koma
• Gangguan kesadaran, abnormalitas pupil

3. Cedera kepala berat


• Amnesia tidak dapat mengingat peristiwa sesaat sebelum dan sesudah
terjadinya penurunan kesehatan.
• Pupil tidak aktual, adanya cedera terbuka, fraktur tengkorak dan penurunan
neurologik, nyeri (menetap atau setempat)
Komplikasi
• Edema pulmonal
• Kejang
• Kebocoran cairan serebrospinalis
• Hipoksia
• Gangguan mobilitas
• Hidrosefalus
• Oedem otak
• Dipnea
Pencegahan
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer yaitu upaya pencegahan sebelum peristiwa terjadinya
kecelakaan lalu lintas seperti untuk mencegah faktor-faktor yang menunjang
terjadinya cedera seperti pengatur lalu lintas, memakai sabuk pengaman, dan
memakai helm.

2. Pencegahan Sekunder
• Memberikan jalan nafas yang lapang (Airway).
• Memberi nafas/ nafas buatan (Breathing)
• Menghentikan perdarahan (Circulations).

3. Pencegahan Tertier
• Rehabilitasi Fisik
• Rehabilitasi Psikologis
• Rehabilitasi Sosial
Pemeriksaan Penunjang
1. Foto polos tengkorak (skull X-ray)
2. Angiografi cerebral
3. CT-Scan
4. Pemeriksaan darah dan urine.
5. Pemeriksaan MRI
6. Pemeriksaan fungsi pernafasan
7. Analisa Gas Darah
Penatalaksaanan
• Penanganan Cedera Kepala Ringan
Pasien dengan CT Scan normal dapat keluar dari UGD dengan peringatan
apabila:
mengantuk atau sulit bangun (bangunkan setiap 2 jam), mual muntah, kejang,
perdarahan/keluar cairan dari hidung atau telinga, nyeri kepala hebat, nadi
yang terlalu cepat/terlalu pelan, pola nafas yang abnormal.

• Penanganan Cedera Kepala Sedang


Penatalaksanaan utamanya ditujukan pada penatalaksanaan gejala, strategi
kompensasi dan modifikasi lingkungan (terapi wicara dan okupasi) untuk
disfungsi kognitif ,dan psiko edukasi.

• Penanganan Cedera Kepala Berat


Diagnosis dan penanganan yang cepat meliputi:
-Primary survey : stabilisasi cardio pulmoner
-Secondary survey : penanganan cedera sistemik, pemeriksaan mini neurologi
dan ditentukan perlu penanganan pembedahan atau perawatan di ICU.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perfusi jaringan serebral tidak efektif berhubungan dengan sumbatan pembuluh darah otak
Pemantauan Tekanan Intrakarnial.
Observasi
• Identifikasi penyebab peningkatan TIK
• Monitor peningkatan TD
• Monitor penurunan frekuensi jantung
• Monitor penurunan tingkat kesadaran
• Monitor kadar CO² dan pertahankan dalam rentang yg diindikasikan
• Monitor tekanan perfusi serebral
Terapeutik
• Pertahankan sterilitas sistem pemantauan
• Pertahankan posisi kepala dan leher netral
• Bilas sistem pemantauan, jikaperlu
• Atur interval pemantauan sesuai kondisi pasien
Edukasi
• Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan.
TERIMA KASIH .

Anda mungkin juga menyukai