Anda di halaman 1dari 16

BAB VI:

AMAR MAKRUF
NAHI MUNGKAR

Oleh: Siti Zaidah


Outline Pembelajaran

01 02 03 04
HR. Muslim
QS. Ali-Imran/3: QS. Al- HR. Ibnu Majah
104 Maidah/5: 78-80
QS. Ali-Imran/3: 104

ِ ‫َو ْل َت ُكنْ ِّم ْن ُك ْم اُم ٌَّة ي َّْدع ُْو َن ِا َلى ْال َخي ِْر َو َيأْ ُم ُر ِب ْال َمعْ ر ُْو‬
‫ف َو َي ْن َه ْو َن َع ِن‬
ٰۤ ُ
‫ٕى َك ُه ُم ال ُمفلِح ُْو َن‬%ِِٕ ‫ْال ُم ْن َك ِر ۗ َواول‬
ْ ْ

Artinya: “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang


menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan
mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang
beruntung.”
Penjelasan
Dalam ayat 104 yang telah disebutkan sebelumnya, Allah
menganjurkan kepada orang-orang Islam, hendaknya di antara mereka
ada orang-orang yang aktif berdakwah di jalan Allah, yaitu
memberikan penjelasan-penjelasan tentang ajaran agama-agama yang
harus dilaksanakan dan memberikan penerangan tentang larangan-
larangan Allah bagi orang-orang Islam.
Sarimakna
1. Adanya sekelompok orang yang aktif berdakwah merupakan
suatu kewajiban bagi setiap komunitas muslim;
2. Kelebihan umat Islam dari yang lain adalah karena mereka
menjaga prinsip amar makruf nahi mungkar, di samping
keimanan yang menjadi pondasinya.
3. Amar makruf nahi mungkar bukan hanya tugas kaum lelaki,
tetapi juga tugas kaum wanita;
4. Dalam melaksanakan tugas amar makruf nahi mungkar harus
ada kerja sama antara sesama da’i.
QS. Al-Ma’idah/5: 78-80
QS. Al-Ma’idah/5: 78-80
Artinya: (78) Orang-orang kafir dari Bani Israil telah dilaknat melalui
lisan (ucapan) Dawud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu
karena mereka durhaka dan selalu melampaui batas. (79) Mereka tidak
saling mencegah perbuatan mungkar yang selalu mereka perbuat.
Sungguh, sangat buruk apa yang mereka perbuat. (80) Kamu melihat
banyak di antara mereka tolong-menolong dengan orang-orang kafir
(musyrik). Sungguh, sangat buruk apa yang mereka lakukan untuk diri
mereka sendiri, yaitu kemurkaan Allah, dan mereka akan kekal dalam
azab.
Penjelasan
Pada ayat 78, dijelaskan bahwa Allah Swt. menyatakan orang-
orang Bani Israil telah dilaknati secara langsung dengan lisan Nabi
Dawud As. dan Nabi Isa As., karena mereka selalu berbuat durhaka
dan melampaui batas. Pada ayat 79, dijelaskan bahwa orang-orang
kafir Bani Israil senantiasa tidak pernah melarang dan tidak pernah
berniat untuk mengubah perbuatan mungkar yang mereka perbuat.
Sedangkan ayat selanjutnya menggambarkan banyaknya orang-orang
Bani Israil yang bahu-membahu dengan orang-orang musyrik untuk
melawan rasul dan orang-orang mukmin.
Sarimakna
1. Orang-orang Bani Israil dilaknat Allah karena mereka selalu
mengabaikan ajakan-ajakan para nabi;
2. Salah satu kesalahan mereka adalah tidak saling memberi nasihat
tentang kemungkaran yang mereka perbuat;
3. Orang yang selalu berpaling dari ajaran-ajaran Allah akan
mendapatkan murka dan siksa di hari kiamat.
HR. Ibnu Majah

ُ‫ك أَنْ َي ُع َّم ُه ُم هللا‬


َ ‫اس إِ َذا َرأَوُ ا ْال ُم ْن َك َر َفلَ ْم ُي َغ ِّيرُوهُ أَ ْو َش‬
َ ‫إِنَّ ال َّن‬
‫ِب ِع َق ِاب ِه‬
Kami mendengar Rasulullah Saw. bersabda: “Sesungguhnya bila
manusia telah melihat kemungkaran lantas tidak mengingkarinya,
maka telah dekatlah Allah meratakan azab-Nya terhadap mereka.”
(HR. Ibnu Majah).
Penjelasan
Pada masa globalisasi ini, tidak dapat disangkal lagi bahwa
munculnya berbagai perbuatan maksiat akan menyebabkan keretakan
dalam hubungan masyarakat, terputusnya tali kasih sayang di antara
individu-individunya dan timbulnya kebencian, permusuhan, serta
tidak saling menolong dalam perbuatan kebajikan.
Sarimakna
1. Perbuatan maksiat yang meluas di kalangan masyarakat
diakibatkan oleh lenyapnya akhlak mulia yang dimiliki oleh
mereka dan sudah tidak dianggap tabu;
2. Tatkala sebuah masyarakat sudah menganggap lumrah sebuah
kemaksiatan dan kemungkaran, mereka hanya tinggal menunggu
azab merata dari Allah Swt.
HR. Muslim
‫ َس ِم ْع ُت َر ُس َول ِ لهاــــ‬:‫ـ َقـ َال‬،‫عنْ ُه‬ ‫اــــ‬
َ ‫ضـي ُ له‬ ِ ‫ر‬ ‫ِي‬ ‫ـ‬ِّ ‫ر‬
‫ـ‬
‫د‬
ِ ‫خ‬
ْ ُ ‫ـ‬
‫ل‬ ‫ا‬ ‫ـ‬
‫د‬ ٍ ‫ي‬
ْ ِ
‫ع‬ ‫س‬ ‫ي‬ ‫ب‬
ِ َ ‫ع ْنأ‬
َ
َ َ ّ َ
‫ـ َفـِإ ْن لَ ْمـ َيس َت ِطـ ْع‬،‫ « َم ْن َرـأَى ِمنْ ُك ْمـ ُمنْ َكرـا ً َفـل ُْي َغ ِّْ ّـرِي ُه ِب َيِدـِه‬:‫ﷺ َي ُقـ ْو ُل‬
‫ان‬ ِ ‫ـ َفـِإ ْن لَ ْمـ َيس َت ِطـ ْع َفـِب َقـ ْل ِب ِه َو َذـِل َك أ َ ْضـ َع ُفا ِإل ْي َم‬،‫َفـِب ِل َسا ِن ِه‬
Kami mendengar Rasulullah Saw. bersabda: “Barang siapa di antara
kamu yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubah
dengan tangannya, kalau tidak mampu dengan ucapannya, dan kalau
tidak mampu juga maka dengan hatinya. Dan yang terakhir itu adalah
iman yang paling lemah.” (HR. Muslim).
Penjelasan

Dalam hadis tersebut, Nabi Muhammad Saw. menyuruh kita


untuk mengubah kemungkaran yang kita saksikan. Kemungkaran
tersebut harus diubah agar berganti menjadi kebajikan, sesuai dengan
kadar kemampuan kita. Hal yang paling utama adalah jika kita
mengubahnya dengan menggunakan kekuasaan yang kita miliki.
Sarimakna

1. Dalam menangani kemungkaran bisa ditempuh melalui tiga cara,


yaitu kekuasaan atau tindakan tegas, dakwah bil-lisan, dan
melalui pengingkaran hati.
2. Ketiga-tiganya dilaksanakan sesuai dengan situasi dan kondisi.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai