Anda di halaman 1dari 29

Prosedur Tindakan Keperawatan

keluarga
Kelompok 4
Apriani Yuliance
Febe B. Baransano
Fika Rohayati
Karolina E. Sanoy
Martha A. Tonggroitou
Orpa M. Aronggear
A. Pendidikan
Kesehatan pada
keluarga
Pengertian
Pendidikan Kesehatan pada Keluarga
Pendidikan kesehatan merupakan salah satu kompetensi yang
dituntut dari tenaga keperawatan karena merupakan salah
satu peranan yang harus dilaksanakan dalam setiap
memberikan asuhan keperawatan di mana saja ia bertugas,
apakah itu terhadap individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat (Effendy, 1998).
Tujuan
Pendidikan Kesehatan pada Keluarga

01 02
Perilaku yang menjadikan Secara mandiri mampu
kesehatan sebagai suatu menciptakan perilaku sehat
yang bernilai di bagi dirinya sendiri maupun
masyarakat. menciptakan perilaku sehat di
dalam kelompok.

Mendorong berkembangnya
dan penggunaan sarana
pelayanan kesehatan yang ada
secara tepat.
03
Secara umum pendidikan kesehatan memiliki tiga
sasaran kelompok, yaitu pendidikan kesehatan
individual dengan sasaran individu, pendidikan
kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok dan
pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran
masyarakat. Meskipun berbeda, tujuan yang ingin
dicapai dari ketiga sasaran itu serupa, berupa
perubahan sikap dan perilaku individu kelompok,
atau pun masyarakat agar menjadi lebih baik.
Tahap - Tahap Pendidikan Kesehatan

2 1
Tahap Tahap
publisistas sensitisasi

4.
3
Tahap
Tahap Edukasi
Motivasi
ngkat pencegahan dalam keluarga

1. Pencegahan primer
Pencegahan primer merupakan aktivitas yang dilakukan
untuk mencegah penyakit, ketidakmampuan dan cedera.
Pencegahan primer melibatkan peningkatan kesehatan
melalui penyuluhan kesehatan dengan penekanan pada
pembentukan gaya hidup sehat guna meningkatkan tingkat
fungsional optimal (seperti nutrisi, latihan, tiur, rekreasi,
relaksasi, tidak menggunakan alkohol, tembakau, dan
obat-obatan), pembentukan kepribadian yang sehat,
konseling, dan pembentukan lingkungan sosial yang sehat
(Hitchcook, Stubert & Thomas, 1999).
ngkat pencegahan dalam keluarga

2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah aktivitas yang berhubungan
dengan deteksi dini dan treatmen. Fokus pencegahan ini
adalah dengan melakukan skrining untuk mendeteksi
penyakit pada fase awal.
ngkat pencegahan dalam keluarga

3. Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier merupakan aktivitas yang dilakukan


untuk mencegah penyakit tidak bertambah parah (kronis)
dan tidak menimbulkan ketidakmampuan pada individu.
Pencegahan tersier dapat dilakukan dengan melakukan
rehabilitasi kepada individu yang meliputi rehabilitasi
fisik, psikis, dan spiritual (Hitchcook, Stubert & Thomas,
1999).
B. Merawat Anggota
Keluarga Yang Sakit
Berikan semangat agar anggota keluarga yang sakit untuk bisa
tetap mandiri. Kita sebagai perawat keluarga tidak harus melakukan
segala-galanya sendiri. Coba pikirkan banyak alternatif solusi,
manfaatkan teknologi yang ada dan buat strategi yang memungkinkan
bagi anggota keluarga yang sakit bisa mandiri.

Sadari bahwa kita semua memiliki batas kemampuan.


Coba untuk selalu realistis dalam mengatur waktu dan tenaga kita
sendiri dalam merawat. Tentukan waktu yang jelas dan komunikasikan
hal ini dengan dokter, anggota keluarga yang lain dan bahkan orang lain
yang mungkin terlibat, seperti pembantu rumah tangga atau
suster/perawat yang bisa membantu meringankan pekerjaan ini.
Tips agar proses merawat jadi lebih
mudah.

1 2 3
Kenali perasaan Jangan coba mengatasi Perhatikan
kita sendiri sendiri tanpa minta kebutuhan kita
tolong orang lain sendiri
C.
Pemberdayaan
Keluarga
Pengertian
pemberdayaan
Keluarga
Gibson mendefinisikan Pemberdayaan
sebagai proses sosial, mengenali,
mempromosikan dan meningkatkan
kemampuan orang untuk menemukan
kebutuhan mereka Sendiri, memecahkan
masalah mereka sendiri dan memobilisasi
sumber daya yang diperlukan Untuk
mengendalikan hidup mereka
Tujuan Pemberdayaan Keluarga

1 2 3
Membantu keluarga untuk Membangun daya tahan daya Meningkatkan pengetahuan dan
menerima, melewati dan adaptasi yang tinggi terhadap keterampilan hidup seluruh
mempermudah proses perubahan agar mampu anggota keluarga sepanjang
perubahan Yang akan ditemui Menjalani hidup dengan Tahap perkembangan keluarga
dan dijalani oleh keluarga. sukses tanpa kesulitan dan dan siklus hidupnya.
hambatan yang berarti.
Tujuan Pemberdayaan Keluarga

4 5
Menggali kapasitas atau potensi tersembunyi Membina dan mendampingi proses perubahan
anggota keluarga yang berupa kepribadian, sampai pada tahap kemandirian dan Tahapan
Keterampilan manajerial dan keterampilan tujuan yang dapat diterima.
kepemimpinan.
Pemberdayaan Sebagai Intervensi Keperawatan

Komponen 1 Komponen 2 Komponen 3


ideologi pemberdayaan partisipasi pengalaman hasil pemberdayaan
Prinsip Pemberdayaan Keluarga
1
Pemberdayaan keluarga hendaknya tidak
Meningkatkan partisipasi yang
memberikan bantuan atau pendampingan
yang Bersifat Charity yang akan menjadikan
menjadikan keluargameningkat
ketergantungan dan melemahkan, melainkan kapasitasnya dan mampu Mengambil
Bantuan, pendampingan, dan atau pelatihan kontrol penuh, pengambilan keputusan
yang mempromosikanm Self reliance dan penuh, dan tanggungjawab penuh Untuk
Meinigkatakan kapasitas keluarga. 3melakukan kegiatan.

2
Menggunakan metode pemberdayaan
yang menjadikan keluarga menjadi
lebih kuat (koping yang tepat), melalui
pelatihan terhadap daya tahan dan
adaya juang menghadapi Masalah
Ruang Lingkup Pemberdayaan
Keluarga
1 1ii
Ketahanan Keluarga Sumber Daya Keluarga

ii Iv
Fungsi, Peran dan Pengeloaan Masalah
Tugas Keluarga dan Stress Keluarga
Ruang Lingkup Pemberdayaan
v
Keluarga
Interaksi dan VI
Komunikasi Tipologi Keluarga
Keluarga

VIII
vII
Tahap
Kelentingan Keluarga
Perkembangan
(Family resillience)
Keluarga
Model Pemberdayaan Keluarga
Variabel yang terdapat pada model pemberdayaan pengasuhan
terdiri dari ;

1 2 3
Cargiving Demant Resurces
(Tuntutan Pengasuhan) (Sumber Daya)

4 5 6
Backgraund Appraisal Cargiver Outcame
( Latarbelakang Keluarga) (Penilaian), (Hasil Pengasuhan),
Proses
Pemberdayaan
Keluarga
1.
Tahap Dominasi Profesional
(Professional dominated phase)

Tahap ini ditandai dengan keluarga sangat percaya dan sangat


tergantung pada tenaga Kesehatan yang akan memberikan
perawatan pada anggota keluarga yang mengalami sakit.
Keluarga untuk sementara menyesuaikan dengan situasi
perawatan yang dilakukan. Pada Tahap ini perawat sangat
penting melakukan kontrak awal dan membina hubungan saling
Percaya pada keluarga serta menjelaskan tentang masalah yang
sedang dihadapi oleh Keluarga. Biasanya fase ini berjalan selama
keluarga mendapatkan diagnosis awal dari Kondisi kesehatan
kronis atau selama dalam keadaan yang dianggap keluarga
mengancam Jiwa atau menyebabkan kekambuhan sakitnya.
2
Tahap Partisipasi Keluarga
(Participatory phase)

Tahap ini terjadi sebagai akibat kondisi keluarga yang merasakan


berat dalam Menghadapi anggota keluarga yang mengalami
penyakit kronis dan muncul kesadaran kritis Dan keinginan
melakukan tindakan menjadi semakin meningkat. Keluarga mulai
melihat diri Mereka sebagai peserta penting dalam pengambilan
keputusan terhadap anggota keluarga Yang sakit kronis. Keluarga
mulai belajar banyak tentang perawatan, aturan-aturan dari
sistem perawatan kesehatan. Selain itu keluarga mulai mencari
dukungan dan mencoba mengubah peran dan tanggung jawab
untuk meningkatkan kemampuan keluarga untuk hidup sehat.
3
Tahap Menantang
(Challenging phase)

Pada tahap ini, keseimbangan pengetahuan dan keterampilan


mulai bergerak dari tenaga kesehatan kepada pengetahuan dan
keterampilan keluarga. Pada tahapan ini keluarga dapat
mengalami kehilangan kepercayaan atau kurang percaya diri,
frustasi, tidak pasti karena keluarga harus memulai melakukan
perawatan pada anggota keluarga sendiri. Pada tahapan ini sangat
penting memberikan pujian terhadap kemampuan keluarga.
Koping keluarga berada pada fase ini, dimana kemandirian
keluarga adalah merupakan salah satu indikator koping keluarga
kompeten telah dilakukan oleh keluarga.
4
Tahap Kolaborasi
(Collaborative phase)

Pada tahap ini, keluarga mulai mengasumsikan identitas baru


dengan menjadi lebih percaya diri dan tegas. Keluarga sudah
mulai kurang bergantung kepada tenaga kesehatan. Keluarga
sudah mampu melakukan negosiasi dengan tenaga kesehatan.
Keluarga mulai menata ulang tanggungjawab untuk
mempertahankan kehidupan keluarga dan berusaha
meminimalkan dampak terhadap kondisi sakit kronis pada
anggota keluarganya.
Tingkat Kemandirian Keluarga

Keluarga hanya menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat dan 01


menerimpelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana keperawatan.

Keluarga menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat dan menerima


pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana keperawatan, keluarga
mengetahui dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar, melakukan
02
tindakan keperawatan sederhana sesuai yang dianjurkan dan memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan.
Tingkat Kemandirian Keluarga
Keluarga menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat dan menerima
pelayanan Keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana keperawatan, 03
keluarga mengetahui Dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar,
melakukan tindakan Keperawatan sederhana sesuai yang dianjurkan dan
memanfaatkan fasilitas pelayanan Kesehatan serta melaksanakan tindakan
pencegahan sesuai anjuran.

Keluarga menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat dan menerima


04 pelayanan Keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana keperawatan,
keluarga mengetahui Dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar,
melakukan tindakan Keperawatan sederhana sesuai yang dianjurkan dan
memanfaatkan fasilitas pelayanan Kesehatan serta melaksanakan tindakan
pencegahan sesuai anjuran dan melakukan Tindakan promotif secara aktif.
Thanks
Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik.

Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai