1102014166
Scrofuloderma with disseminated
Pembimbing:
tuberculosis in an Ethiopian child:
dr. Shafa Inayatullah, Sp.KK
a case report KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
PERIODE 29 NOVEMBER-5 DESEMBER 2021
1
PENCARIAN BUKTI ILMIAH
Alamat website : https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov
Kata kunci : Cutaneous tuberculosis, Scrofuloderma.
Limitasi : 5 tahun
Hasil pencarian : 543 artikel
Dipilih artikel : Scrofuloderma with disseminated tuberculosis in an
Ethiopian child: a case report
Penulis : Henok Tadele
2
REVIEW JOURNAL
3
Abstrak
4
Pendahuluan
Tuberkulosis (TB) tetap menjadi masalah kesehatan
masyarakat global dan memiliki presentasi paru dan
ekstrapulmoner yang beragam. TBC kulit (CTB) hanya
mewakili 1-2% dari bentuk TB ekstrapulmoner.
Skrofuloderma dapat mengenai orang-orang dari segala usia.
Namun, anak-anak dan orang tua sangat rentan, dikarenakan
kegagalan imunologi untuk menahan infeksi mikobakteri.
5
Resume Jurnal
Scrofuloderma with disseminated tuberculosis in an Ethiopian child:
a case report
Manifestasi klinis:
Mengalami batuk kering, demam ringan, nafsu makan menurun,
berkeringat pada malam hari, kehilangan banyak berat badan yang cukup
derastis, sakit kepala lalu di susul dengan muntah.
6
Diagnosis
A. Anamnesis: Dengan Keluhan Mengalami batuk kering, demam ringan, nafsu makan menurun,
berkeringat pada malam hari, kehilangan banyak berat badan yang cukup drastis, sakit kepala lalu
di susul dengan muntah. . Pasien tidak pernah divaksinasi. Pasien belum menerima pengobatan
untuk keluhan sebelumnya sampai saat ini, dan riwayat keluarga atau psikososialnya didapatkan
normal.
B. Pemeriksaan Fisik: menunjukkan anak sadar dan kurus. Tanda-tanda vital: denyut nadi 80
kali/menit, laju pernapasan 20 kali/menit, tekanan darah 90/60 mmHg, dan suhu 37,3 °C.
7
C. Pemeriksaan tambahan
8
Gambar 4 Apusan histopatologi pasien
10
Kesimpulan
Laporan ini menyajikan kasus pasien dengan bentuk
Tuberkulosis ekstrapulmoner yang jarang terjadi.
Scrofuloderma harus dipertimbangkan pada anak dengan
lesi atau sekret pada kulit. Diagnosis histopatologi harus
dipertimbangkan untuk menyingkirkan patologi kulit
lainnya dan juga untuk mencegah keterlambatan
pengobatan. Strategi pencegahan TB, termasuk vaksinasi,
perlu diperkuat.
11
Referensi
World Health Organization. Global tuberculosis report 2017. Geneva: World
Health Organization; 2017.
Santos JB, Figueiredo AR, Ferraz CE, Oliveira MH, Silva PG, Medeiros VL.
Cutaneous tuberculosis: epidemiologic, etiopathogenic and clinical aspects - part
I. An Bras Dermatol. 2014;89(2):219–28.
Sehgal VN, Bhattacharya SN, Jain S, Logani K. Cutaneous tuberculosis: the
evolving scenario. Int J Dermatol. 1994;33(2):97–104.
12
13