Anda di halaman 1dari 25

KALIMAT EFEKTIF

OLEH
AHMAD SAIFI ATHOILLAH, S.HUM, MM

POLITEKNIK NEGERI MALANG PSDKU


2020
KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk
menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar
atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau
penulis.
Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri khas:
1. Kesepadanan struktur
2. Keparalelan bentuk
3. Ketegasan makna
4. Kehematan kata
5. Kecermatan penalaran
6. Kepaduan gagasan
7. Kelogisan bahasa
1. Kesepadanan Kata
Kesepadanan kata ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan)
dan struktur bahasa yang dipakai.
1. Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat yang jelas
Ketidakjelasan subjek dalam suatu kalimat terjadi apabila
sebelum subjek kalimat tersebut terdapat kata depan “di, dalam,
bagi, untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dsb”.
Contoh:
- Bagi semua mahasiswa perguruan ini harus membayar uang
kuliah. (salah)
- Semua mahasiswa perguruan ini harus membayar uang
kuliah. (benar)
2. Dalam kalimat itu tidak terdapat subjek yang
ganda
Contoh:
- Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para
dosen. (salah)
- Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu
oleh para dosen. (benar)
3. Kata penghubung intrakalimat tidak dipakai pada
kalimat tunggal
Contoh:
- Kami datang agak terlambat. Sehingga kami
tidak dapat mengikuti acara pertama. (salah)
- Kami datang agak terlambat sehingga kami
tidak dapat mengikuti acara pertama. (benar)
4. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata “yang”
- Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa
Melayu. (salah)
- Bahasa Indonesia berasal dari bahasa
Melayu. (benar)
2. Keparalelan
Keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang
digunakan dalam kalimat itu. Artinya kalau bentuk
pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan
seterusnya juga harus menggunakan nomina. Kalau
bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua
menggunakan verba.
Lanjutan
Contoh:
1. Namanya ditulis dengan jelas di kertas segel atau pencantumannya
di kertas khusus.
- Namanya ditulis dengan jelas di kertas segel atau dicantumkan
di kertas khusus.
2. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan
pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian sistem
pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
- Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan
pengecatan tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem
pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
Lanjutan
Dalam penggunaan bentukan kata atau frase imbuhan
harus memiliki kesamaan baik dalam fungsi maupun
bentuknya.

Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja


berimbuhan di-, bagian kalimat yang lain pun harus
menggunakan di- pula.

Setelah ketela dikupas, dicuci, dan diparut, kemudian


dicampur dengan gula halus.
3. Ketegasan
Ketegasan atau penekanan adalah suatu perlakuan
penonjolan pada ide pokok kalimat.
1. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan
kalimat
Contoh:
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun
bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang
ada pada dirinya.
Lanjutan
2. Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh:
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-
juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak
terlantar.
3. Melakukan pengulangan kata
Contoh:
Saya suka akan kecantikan mereka, saya suka akan
kelembutan mereka.
4. Melakukan pertentangan terhadap ide yang
ditonjolkan
Contoh:
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan
jujur.
5. Mempergunakan partikel penekanan
Contoh:
Saudaralah yang harus bertanggung jawab.
4. Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat
mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang
dianggap tidak perlu.
1. Menghilangkan pengulangan kata
Contoh:
- Karena dia tidak diundang, dia tidak datang ke
tempat itu.
Karena tidak diundang, dia tidak datang ke
tempat itu.
Lanjutan (Kehematan)
2. Menghindarkan pemakaian superordinat pada
hiponimi kata
Contoh:
- Ia memakai baju warna merah
Ia memakai baju merah
 Hiponimi
 Hiponimi merupakan penggunaan kata berlebihan karena kata tersebut
merupakan bawahan makna kata atau ungkapan yang lebih tinggi.
 Merah  merupakan makna kelompok warna
 Desember  sudah bermakna bulan
 Minggu sudah bermakna hari
 Hiponimi
Contoh:
Presiden SBY menghadiri rapim TNI hari Senin lalu. 
tidak hemat
Presiden SBY menghadiri rapim TNI Senin lalu.  hemat
Mereka turun ke bawah melalui tangga samping kantor.
tidak hemat
Mereka turun melalui tangga samping kantor  hemat
3. Menghindarkan kesinoniman kata
Contoh:
- Dia hanya membawa badannya saja.
Dia hanya membawa bandannya.
4. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk
jamak
Contoh:
- para tamu-tamu → para tamu
- beberapa orang-orang → beberapa orang
- para hadirin → hadirin
5. Pemakaian kata depan “dari” dan “daripada”
Selain kata depan “di” dan “ke”, dalam bahasa Indonesia
juga mengenal kata depan “dari” dan “daripada”
Dari menunjukkan arah (tempat) dan asal (asal usul)
Contoh:
Pak Karto berangkat dari Bandung pukul 7.30.  benar
Anggota DPRD dari Jawa Barat mengadakan kunjungan
ke daerah Jawa Tengah  salah, dari menyatakan milik
(tidak perlu dari)
Pemakaian kata depan “dari” dan “daripada”
Daripada berfungsi untuk membandingkan sesuatu

Contoh:
Bahasa tulis lebih sukar dicerna daripada bahasa lisan. 
benar
Presiden menekankan bahwa didalam pembangunan ini
kepentingan daripada rakyat harus diutamakan  salah,
kata daripada tidak membandingkan sesuatu, harus
dihilangkan.
5. Kecermatan
Cermat adalah bahwa kalimat itu tidak
menimbulkan tafsiran ganda, dan tepat dalam
pilihan kata.
Contoh:
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu
menerima hadiah.
- Kalimat di atas memiliki makna ganda, yaitu
siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguruan
tinggi.
6. Kepaduan
Kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu
sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah
pecah.
1. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak
mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.
2. Ada 2 macam kalimat pasif, yaitu kalimat pasif biasa
dan kalimat pasif persona. Contoh:
- Saya mencari udang. (SPO aktif)
- Udang itu dicari oleh saya. (pasif biasa)
- Udang saya cari. (pasif persona)
Contoh Kepaduan:
 Surat itu saya sudah baca.

 Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.

 Mereka akan membicarakan daripada kehendak rakyat.

 Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-


rumah adat.
Perbaikannya adalah:
 Surat itu sudah saya baca.

 Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.

 Mereka akan membicarakan kehendak rakyat.

 Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah


adat.
7. Kelogisan
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat
diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan
ejaan yang berlaku.
1. Kalimat yang salah nalar
Waktu dan tempat kami persilakan.
2. Kalimat yang bernalar
Bapak Menteri kami persilakan.
Soal
 Susunlah kembali kalimat dibahwa ini menjadi kalimat efektif
!
1. Bagi warga yang akan mendirikan bangunan wajib memiliki
IMB.
2. Banyak para dosen-dosen yang hadir dalam pertemuan itu.
3. Kami mengharap atas kehadiran Saudara tepat pada
waktunya.
4. Dalam pertemuan yang mana dihadiri Menteri Keuangan RI
telah memutuskan besarnya pajak penghasilan.
5. Melalui penelitian ini akan memberikan manfaat yang besar
bagi pembangunan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai