Anda di halaman 1dari 23

Referat

KARSINOMA NASOFARING

Oleh :
Ferry Benardo 1510070100004
 
Preseptor: 
dr. Elfahmi, Sp. THT-KL
  
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN THT-KL
RSUD M. NATSIR SOLOK FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
2021
Anatomi Faring

Faring menghubungkan Cavum Nasi dan


Cavum Oris ke Laring dan Esofagus.

Faring dibagi menjadi 3 bagian:


• Nasofaring
• Orofaring
• Laringofaring
Anatomi Nasofaring

Batas
• Superior : Corpus os Sphenoid, basis
cranii
• Inferior : Palatum mole
• Anterior : Koana
• Posterior : Vertebra cervicalis I dan II

Struktur
• Adenoid
• Jaringan limfoid
• Fossa Rossenmuller
• Torus tubularis
• Muara tuba eustachius
Vaskularisasi Faring

Arteri
Perdarahan utama berasal dari cabang a.
carotis externa
• A. pharyngeal ascendens
• A. palatina ascendens
• A. facialis
• A. maxillaris
• A. lingual

Vena
• Superior plexus pterygoid
• Inferior v. jugularis interna
Inervasi Faring

• Plexus pharyngeus yang dibentuk


oleh cabang-cabang n.
glossopharyngeus, n. vagus, n.
sympaticus
Fisiologi Nasofaring

Fungsi utama: sebagai tabung kaku dan terbuka untuk udara pernafasan

Saluran ventilasi dan drainase dari auris media melalui tuba eustachius

Saluran dan drainase dari hidung

Sebagai ruang resonansi (pembentukan suara)


Karsinoma Nasofaring

• Karsinoma nasofaring tumor ganas karsinoma berasal dari epitel


nasofaring.
• Biasanya tumor ganas ini tumbuh dari fossa rosenmuller dan dapat
meluas ke hidung, tenggorok, serta dasar tengkorak.

Tipe Karsinoma Nasofaring:


Keratinizing
Differentiated Undifferentiated
Squamous Cell
Non Keratinizing Carcinoma
Carcinoma
Epidemiologi

Ras mongoloid faktor dominan timbulnya KNF. Tinggi pada penduduk Cina bagian selatan, Hongkong,
Vietnam, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Indonesia.

KNF tumor ganas daerah leher yang terbanyak ditemukan di Indonesia.


Karsinoma Nasofaring (60%), Tumor ganas hidung dan sinus paranasal (18%), Larynx (16%), dan diikuti tumor
ganas rongga mulut, tonsil, hipofaring.

Angka kejadian KNF di Indonesia 4,7 kasus/tahun/100.000 penduduk atau diperkirakan


7000 – 8000 kasus per tahun di seluruh Indonesia.

KNF umumnya menyerang usia 30-60 tahun (75-90%).


Perbandingan pria dan wanita adalah 2-3,8 : 1.
Etiologi

Jenis Kelamin Ras Umur

Lingkungan Epstein-Barr
Genetik
dan Diet Virus

Faktor Radang Kronis


Pekerjaan Nasofarng
Patofisiologi
Gejala Klinis
Gejala Dini

Gejala • Kataralis/sumbatan tuba eutachius.


• Radang telinga tengah sampai
telinga pecahnya gendang telinga.

Gejala
• Epistaksis
hidun • Sumbatan hidung
Tumor nasofaring yang menutupi tuba

g
Eusthachius,yang bertanda panah adalah
tumor
Gejala Lanjut

Pembesaran kelenjar • Khas benjolan di daerah samping leher, 3-5 sentimeter di bawah daun
telinga dan tidak nyeri.
limfe leher 

Gejala akibat perluasan • Mengenai N III, IV, VI, dan dapat pula ke V. Gejala : diplopia dan bola
mata juling.
tumor ke jaringan • Mengenai N IX, X, XI, dan XII  menimbulkan gejala rasa baal didaerah
wajah sampai timbul kelumpuhan lidah, bahu, leher dan gangguan
sekitar. pendengaran serta gangguan penciuman.

• Pada tulang, hati dan paru. Jika ini terjadi prognosis sangat buruk.
Gejala akibat metastasis
Diagnosis
Anamnesis
keluhan yang dirasakan pasien (tanda dan gejala KNF) .

Formula Digsby
Gejala Nilai
Massa terlihat pada Nasofaring 25
Gejala khas di hidung 15
Gejala khas pendengaran 15
Sakit kepala unilateral atau bilateral 5
Gangguan neurologik saraf kranial 5
Eksoftalmus 5
Limfadenopati leher 25

Nilai mencapai 50, diagnosa klinik KNF dapat dipertimbangkan.


Diagnosis
Pemeriksaan Nasofaring
Rinoskopi
Nasofaringoskop
Posterior
(langsung)
(tidak langsung)

ditemukan tumor berupa massa yang menonjol pada mukosa dan


memiliki permukaan halus, bernodul dengan atau tanpa ulserasi pada
permukaan atau massa yang menggantung.
Pemeriksaan Penunjang

Biopsi nasofaring

Pemeriksaan Patologi Anatomi

Pemeriksaan radiologi (Foto Polos & CT-Scan)

Pemeriksaan neuro-oftalmologi

Pemeriksaan Serologi
Stadium Tumor
Tumor Primer (T) KGB Regional (N)
T0 : tidak tampak tumor N0 : tidak ada pembesaran

Tis : karsinoma in situ N1 : metastasis KGB unilateral, dengan ukuran


terbesar kurang atau sama dengan 6 cm, di atas fossa
T1 :tumor terbatas pada nasofaring supraklavikula

T2 : tumor meluas ke jaringan lunak N2 : metastasis KGB bilateral, dengan ukuran


T2a :perluasan tumor ke orofaring dan/atau terbesar kurang atau sama dengan 6 cm, di atas fossa
rongga hidung tanpa perluasan ke supraklavikula
parafaring
T2b :disertai perluasan ke parafaring N3 : metastasis KGB bilateral, dengan ukuran lebih
besar dari 6 cm, atau terletak diatas fossa klavikula
T3 :tumor menginvasi struktur tulang N3a : ukuran lebih dari 6 cm
dan/atau sinus paranasal N3b : di dalam fossa supraklavikula

T4 :tumor dengan peluasan intrakranial


dan/atau keterlibatan saraf kranial,
hipofaring, orbita atau dengan Metastasis Jauh (M)
perluasan ke fossa infratemporal / ruang M0 : tidak terdapat metastasis jauh
masticator M1 : terdapat metastasis jauh
Derajat Stadium
Stadium 0 : Tis dengan N0 dan M0 Stadium IIB : T1 atau T2 dan N1 dan M0

Stadium III : T1/T2 dan N1/N2 dan M0 atau T3 dan


Stadium I : T1 dan N0 dan M0 N0/N1/N2 dan M0
Stadium IVA : T4 dan N0/N1 dan M0 atau T4 dan N2 dan
Stadium IVB : T1/T2/T3/T4 dan N3A/N3B dan M0
M0

Stadium IVC : T1/T2/T3/T4 dan N0/N1/N2/N3 dan M1.


Penatalaksanaan

Radioterapi

Kemoterapi

Operasi

Imunoterapi
Penatalaksanaan

Stadium I Radioterapi

Stadium II-III Kemoradiasi

Stadium IV (N<6 cm) Kemoradiasi

Stadium IV (N>6 cm) Kemoterapi dosis penuh dilanjutkan


kemoradiasi
KESIMPULAN
Karsinoma nasofaring merupakan tumor ganas daerah kepala dan
leher yang terbanyak ditemukan di Indonesia. Karsinoma nasofaring
dibagi menjadi 3 tipe: Keratinizing Squamous Cell Carcinoma,
Differentiated Non Keratinizing Carcinoma, dan Undifferentiated
Carcinoma. Karsinoma nasofaring biasanya dijumpai pada dinding lateral
dari nasofaring termasuk fossa rosenmuler. Gejala klinis dini yang
biasanya muncul yaitu pada telinga dan hidung, kemudian berlanjut ke
pembesaran kelenjar limfe leher, peluasan ke jaringan sekitar, dan
metastasis ke organ lain. Penyebaran dan bermetastase dapat sampai ke
tulang, paru-paru, mediastinum dan hati (jarang). Karsinoma nasofaring
dapat di tatalaksana dengan radiasi, kemoterapi, operasi, dan
imunoterapi; sesuai dengan stadium penyakitnya.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai