Anda di halaman 1dari 9

Instrumen Bekas Pakai

Oleh:
Sugiarti CSSD
Mayapada Hospital Kuningan
Instrumen Bekas Pakai
Issue terkait meningkatnya HIV/AIDS serta tingginya
tuntutan/harapan masyarakat terhadap pelayanan rumah
sakit, yaitu pelayanan yang berkualitas, berorientasi pada
keselamatan pasien dan sesuai dengan kebutuhan. Slah satu
indikator mutu pelayanan rumah sakit adalah rendahnya
angka kejadian infeksi nosokomial. Beberapa upaya telah
dilakukan rumah sakit untuk mencegah/ mengendalikan
infeksi nosokomial antara lain dengan melakukan proses
dekontaminasi, pembersihan, disinfeksi dan atau sterilisasi
alat kesehatan paska pakai dengan benar dan aman.
Sumber: medicaljournal
• Mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 58 Tahun 2014, alat kesehatan
adalah instrumen/ appartus yang tidak mengandung obat. Berdasarkan sifatnya alat
kesehatan dibedakan menjadi alat disposable / sekali pakai /single use (SUD) alat
dengan tanda 2 coret dan non disposable. Perbedaan antara alat disposable dan non
disposable terletak pada desain dan kemungkinan rusak saat proses sterilisasi, serta
adanya informasi terkait dengan cara sterilisasi yang aman dan tepat. Dengan
berbagai pertimbangan, ada beberapa SUD antara lain :
• Apakah SUD dapat diproses ulang secara benar, efektif dan efisien?
• Apakah reprocessing mempengaruhi fungsi alat dan kemungkinan infeksi
nosokomial?
• Apakah secara finansial menguntungkan?
• Bagaimana aspek legalnya dan dari sisi etika/moral?
• dilihat dari resiko infeksi, mengelompokkan alat kesehatan/instrumen menjadi 3
kriteria yaitu kritikal, semi kritikal dan non kritikal. Ketiga kriteria tersebut akan
menentukan cara pemrosesan/pengelolaannya. Pemrosesan alat dimulai dari pre
cleaning di point use dengan flushing/penyemprotan menggunakan air mengalir atau
direndam dengan larutan detergen, dilanjutkan cleaning/pembersihan dan
pengeringan. Tujuan dari proses dekontaminasi (pre cleaning & cleaning) adalah
melindungi petugas yang menangani instrumen, meminimalisasi resiko penularan
dan menonaktifkan virus, mengangkat kotoran, menghilangkan bioburden yang
melindungi mikroorganisma, memudahkan kontak agent sterilant pada permukaan
alat dan melindungi instrumen karat dan memperpanjang lifetime. Faktor-faktor
yang memperngaruhi proses cleaning antara lain bahan kimia (jenis detergen) yang
digunakan, waktu dan suhu perendaman serta air yang digunakan (idealnya air
dengan kandungan mineral rendah 70-150 mg/L/soft water).
• Alat dengan kriteria semikritikal setelah proses dekontaminasi dilanjutkan Disinfeksi
Tingkat Tinggi (DTT). DTT adalah perlakuan minimum yang direkomendasi Center For
Disease Control (CDC). Proses DTT dapat dilakukan dengan cara fisika misal
pasterurisasi atau dengan direbus dalam air atau kimia dnegan menggunakan disinfektan.
Disinfektan yang dapat digunakan untuk proses DTT adalah disinfektan dengan kategori
High Level Desinfectan (HLD) seperti larutan glutardehid 2%, hydrogen peroksida 6%,
orthophtalaldehid, asam paraasetat <1%.Aktivitas desinfektan dipengaruhi oleh tingkat
kebersihan (desinfektan berinteraksi dengan kontaminan baik organik/non organik atau
residu detergen), tipe dan jumlah MO, Ph larutan, suhu, waktu perendaman, serta air
yang digunakan. Sedangkan alat dengan kriteria kritikal harus dilakukan proses
sterilisasi. Ada beberapa metode sterilisasi yang biasa digunakan di rumah sakit yaitu
sterilisasi suhu tinggi, sterilisasi suhu rendah dengan gas kimia atau sterilisasi suhu
rendah dengan larutan kimia (desinfektan).
• Sebagai unit penunjang kegiatan serta dalam upaya memberikan
pelayanan sterilisasi yang berkualitas dan berorientasi pada
keselamatan pasien maka SDM harus bekerja sesuai dengan standar
prosedur operasional (SPO) dengan menggunakan sarana prasarana
yang sesuai dan terstandarisasi.
Kesimpulan
• Sterilisasi penting untuk menunjang berjalannya rumah sakit dan
harus berdasarkan standard SOP.
Daftar Pustaka
• Researchgate.publication/303862974_METODA_BARU_UNTUK_DEKO
NTAMINASI_BAKTERI_DENGAN_PLASMA_NON_TERMIK_PADA_TEKA
NAN_ATMOSFER_New_Method_for_Bacterial_Decontamination_by_
Using_Atmospheric_Non_Thermal_Plasma

Anda mungkin juga menyukai