Anda di halaman 1dari 20

BAB.

V
AIR TANAH
Air merupakan hal yang terpenting diperlukan oleh tanaman
untuk pertumbuhan dan metabolismenya.

Guna dari air tanah adalah :


1. Memenuhi kebutuhan proses transpirasi tanaman
2. Untuk proses asimilasi karbohidrat
3. Pengangkutan hasil fotosintesis ke seluruh jaringan
tumbuhan
4. Sebagai penyusun utama tubuh tanaman
5. Pelarut unsur hara dalam tanah
6. Mengenalikan perubahan suhu
7. Bila terjadi pengenangan air maka dapat menghambat
pertumbuhan gulma.
8. Kadar air tanah ini dinyatakan dalam persentase (%).
Cara penetapan kadar air tanah yaitu dengan
gravimetrik ( ini paling umum dipakai)

Caranya : Tanah basah dikeringkan dalam oven


dengan suhu 100 – 110o C selama 24 jam, air yang
hilang karena pengeringan tersebut merupakan
sejumlah air yang terdapat dalam tanah basah.

Misal : 100 gram tanah basah dikeringkan,


kehilangan air sebanyak 20 gram, artinya bobot
tanah kering = 80 gram. Jadi kadar air tersebut =
20/80 x 100 % = 25 %
 
1. JENIS AIR TANAH DAN FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI JUMLAH AIR       TANAH
• Kemampuan tumbuh tanaman sangat dipengaruhi oleh
jumlah air tanah.

Klasifikasi fisik dan biologi air tanah :


• air bebas
• air kapiler
• air higroskopis
• air berlebihan
•  air tersedia
• air tidak tersedia
• Air Bebas
• Adalah jumlah air yang mengisi ruang pori makro pada tanah
keadaan lebih basah dari kapasitas lapang, tegangan kurang dari
1/3 Atm. Air ini mudah bergerk karena pengaruh gravitasi, cepat
hilang sambil mencuci unsur hara.

• Air Kapiler
• Memempati ruang pori meso dan dinding – dinding pori makro,
yang ditahan tanah pada tegangan lapisan air berkisar 1/3 – 31
Atm. Air kapiler ini bergerak agak lambat melalui penyesuaian tebal
lapisan air.

• Air Higrokopik
• Air yang menempati ruang pori yang sangat kecil, merupakan air
yang tidak tersedia bagi tanaman. Air ini menyelimuti partikel
padat tanah dengan tegangan air 31 – 10.000 Atm.
Air Berkelebihan
Umumnya berupa air bebas yang berada pada kelembaban tanah lebih
dari kapasitas lapang. Air ini tidak berguna bagi pertumbuhan tanaman
karena berpengaruh buruk antara lain : Mengakibatkan aerasi yang
buruk bagi akar tumbuhan, bakteri amonifikasi, nitritasi N serta
pencucian unsur hara ke lapisan yang lebih dalam atau keluar /
menghilang dari tanah.

Air tersedia
Sebagian besar merupakan air kapiler yang ditahan tanah pada
kelembaban antara kapasistas lapang dan koefisien layu. Air tersedia ini
dapat diambil oleh tanaman tergantung pada jenis tumbuhan dan
bagIan dari profil tanah yag dijangkau akar.
Untuk pertumbuhan optimum air harus ditambah bila 50 – 85 % karena
air tersedia telah habis dipakai, artinya air tersedia cepat diserap pada
keadaan kapasitas lapang dan bila keadaan air mendekati titik layu air
tersedia lambat, sehingga tidak dapat mengimbangi keperluan tanaman.
Air Tidak Bebas
Air ini dalam bentuk ditahan oleh tanah pada kelembaban lebih kering dari
titik layu. Air tidak tersedia meliputi sebagian dari air kapiler dan seluruh air
higroskopis. Artinya tumbuhan sudah tidak bisa lagi menyerap air. Pada
keadaan seperti ini air hanya untuk bakteri dan jamur, tetapi
pertumbuhannya tidak sebaik bila keadaan air lebih baik.

b. Faktor yang mempengaruhi jumlah ketersediaan air


1. Sifat tanah
Sifat tanah yang mempengaruhi jumlah air tanah adalah tekstur dan stuktur
tanah dan bahan organik , ini akan berpengaruh terhadap daya hisap tanah.
Kedalaman tanah (dalam / dangkal) dan lapisan tanah (kelas / lembut)

2. Faktor iklim
Faktor iklim yang berpengaruh terhadap jumlah air tanah adalah suhu,
kelembaban dan kecepatan angin.
3. Tumbuhan
Tumbuhan juga akan mempengaruhi air tanah tergantung
pada : bentuk perakaran , daya tahan terhadap kekeringan
serta tingkat dan stadia pertumbuhan.

c. Pola Pengambian Air Tanah oleh Tumbuhan


Jika kadar air taah diseluruh daerah perakaran rendah
akar tumbuhan akan mengabsorbsi air secepatnya pada
tanah lapisan atas.

Begitu tanah mulai mengering dan tegangan air dari


permukaan meningkat pengambilan air bergeser ke
lapisan bawah dan akar menyerap air tersedia.
Bila lapisan atas dibasahi kembali oleh hujan
dan air irigasi pergeseran pengambilan air
kembali ke lapisan atas lagi. Dengan pola
pengambilan air demikian mengakibatkan :
1. Penetrasi akar makin dalam pada tanah relatif
kering daripada tanah yang relatif basah
sepanjang tahun.
2. Pemakaian / pengambian air lebih banyak pada
tanah lapisan atas dibandingkan tanah lapisan
bawah.
2. HUBUNGAN KADAR AIR DENGAN PERTUMBUHAN
TANAMAN
Pada kadar air tanah meningkat kekurangan udara mungkin
dapat terjadi, hal ini dapat menghambat pertumbuhan
tanaman. Kecepatan pertumbuhan tanaman encapai
maksimum pada keadaan kelembaban tanah berada di sekitar
kapasitas lapang, karena pada keadaan itu O2 cukup tersedia
dan tegangan air cukup rendah sehingga memudahkan
absorbsi air.

Begitu air diserap, lapisan air menipis dan tegangan air


meningkat, mengakibatkan absorbsi air menurun. Hal ini
berlangsung sampai kadar air mendekati titik layu. Pada
keadaan titik layu laju pertumbuhan dan fotosintesis menurun.
Jadi ada 2 hal yang berkaitan antar pertumbuhan tanaman dan
keadaan kadar air:
• Kekurangan O2 pada keadaan kadar air yang meingkat
(tegangan air rendah)
• Laju absorbsi air yang menurun pada kadar air merendah
(tengangan air tinggi)
3. PENGELOLAAN AIR TANAH
Ada beberapa cara dalam pengolahan air tanah untuk
meningkatkan produksi tanaman :
1. Konservasi
Dengan metode konservasi dapat meningkatkan laju infiltrasi
dan kapasitas penyimpanan air melalui : a.Pengolahan
permukaan tanah
– penanaman vegetasi, ini mampu meningkatkan laju infiltrasi air
– pemanfaat sisa – sisa tanaman
– penambahan bahan organik
– pengolahan menurut kontur
– pembuatan gundukan, tujuan agar air tinggal agak lama di
permukaan tanah sehingga memungkinkan infiltasi yang lebih
tinggi.
b. Perbaikan sifat fisik tanah internal (Pengolahan tanah
dalam)
– sifat pori
– stabilitas agregat
– tekstur tanah
– kedalaman lapisan olah
– ada tidak liat yang mengembang
– pembenaman sisa – sisa tanahan dan bahan organik lain
– pemberian soil conditioner pada lapisan tanah
c. Pengendalian penguapan
• Mulsa organik, ini bisa menghindari
kelihalngan air melalui penguapan atau untuk
menekan pertumbuhan gulma. Misal : jerami,
jagung, alang –alang. dll
• Mulsa an-organik misal : plastik
• Pengolahan tanah minimum dan
pemberantasan gulma
2. Drainase
Adalah pembuangan air di daerah rawa / tergenang. Manfaat dari
drainase ini adalah :
1. Menurunkan muka air tanah untuk meningkatkan kedalama dan
efektivitas daerah perakaran, artinya jumlah hara yang mungkin dapat
diserap oleh tanaman dapat dipertahankan pada level yang tinggi.
2. Mengurangi unsur Fe dan Mn, menimbulkan toksisitas tanaman pada
permukaan tanah tergenang air.
3. Pertukaran O2 dan CO2 berlangsug baik

Drainase ada 2 cara yag umum dipakai :


1. Drainase permukaan :
Mengumpulkan dan pembuangan air dari permukaan tanah. Tipe
drainase ini sangat cocok untuk daerah rendah yang menerima
limpahan air dari daerah yang lebih tinggi. Drainase seperti ini banyak
dipakai untuk reklamasi daerah rawa, disepanjang jalan – jalan raya.
• Keuntungan dari drainase ini : dapat
menampung air banyak dan menyalurkan
secara cepat
• Kekurangannya adalah : memerlukan tempat
yang luas yang bisa mengakibatkan
pembirisan, biaya perawatan yang setiapkali
harus dibersihkan.
2. Drainase dalam gonggorong
Terbuat dari tanah liat ukuran 30 – 80 cm
dengan diameter 10 – ∞cm dipasang
sambung menyambung.
3. Irigasi
Adalah Proses penambahan air.

Metode ini ada beberapa cara :


1. Irigasi permukaan
Irigasi Permukaan adalah pengaliran air di atas permukaan dengan ketinggian air
sekitar 10 – 15 cm di atas permukaan tanah. Irigasi permukaan merupakan
sistem irigasi yang menyadap air langsung di sungai melalui bangunan bendung
maupun melalui bangunan pengambilan bebas (free intake) kemudian air irigasi
dialirkan secara gravitasi melalui saluran sampai ke lahan pertanian.
2. Irigasi lapisan bawah
jenis irigasi ini menerapkan sistem pengairan bawah pada lapisan tanah
untuk meresapkan air ke dalam tanah di bawah daerah akar
menggunakan pipa bawah tanah atau saluran terbuka. Digerakkan oleh
gaya kapiler, lengas tanah berpindah menuju daerah akar sehingga
dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Dengan demikian, irigasi jenis ini
menyasar bagian akar dengan memberinya asupan nutrisi sehingga
dapat disalurkan ke bagian lain tumbuhan dan dapat memaksimalkan
fungsi akar menopang tumbuhan.
3. Spinkler, pembahan tanah dan tajuk tanaman
air irigasi diberikan dengan cara menyemprotkan air ke udara dan
menjatuhkannya di sekitar tanaman seperti hujan. Penyemprotan
dibuat dengan mengalirkan air bertekanan melalui orifice kecil
atau nozzle. Tekanan biasanya didapatkan dengan pemompaan.
Untuk mendapatkan penyebaran air yang seragam diperlukan
pemilihan ukuran nozzle, tekanan operasional, spasing sprinkler
dan laju infiltrasi tanah yang sesuai.
4. Trickle (drip)/ irigasi tetes
Tickle irigation disebut juga drip irigation yang lebih dikenal
dengan irigasi tetes. Perbedaan sistem aplikasi dengan
irigasi yang lainnya adalah bahwa air diberikan pada
suatu titik tertentu dengan jumlah yang sangat terbatas.
Pemberian air irigasi pada irigasi tetes diberikan secara
langsung di sekitar daerah perakaran, dengan pola
pembasahan tanah sangat terbatas pada luasan dan
kedalaman tanah.
Ini cocok untuk daerah yang berlereng curam, dengan
meneteskan melalui pipa – pipa di sekitar tanaman/
sepanjang larikan tanaman
Penggunaan air irigasi ini sangat efisien.

Anda mungkin juga menyukai