TENTANG ALLAH
Ev. Alexander Sumampouw, M. Th
“Friman Allah kepada Musa: “AKU
ADALAH AKU.” Beginilah kaukatakan
kepada orang Israel itu: AKULAH AKU
telah mengutus aku kepadamu.”
Kejadian 3:14
Aku adalah Alfa dan
Omega, firman Tuhan
Allah, yang ada dan yang
sudah ada dan yang sudah
ada dan yang akan datang
Yang Mahakuasa.
Wahyu 1:8
A. Pendahuluan
B. Teori-teori Sekuler tentang Allah
C. Keberadaan Allah
D. Pengenalan akan Allah
E. Nama-nama Allah
F.Atribut-atribut Allah
G. Tritunggal
H. Ketetapan Allah
I. Predestinasi
J.Penciptaan
K. Pemeliharaan Allah
A. PENDAHULUAN
Untuk seseorang mempelajari Doktrin Allah maka ia
harus terlebih dahulu mempunyai presuposisi (pra
anggapan) umum sbb.:
Bahwa Allah ada Pra-anggapan "Allah ada" adalah
penting seperti apa yang dipaparkan oleh Alkitab:
Kej 1:1 Maz 14:1 Ibr 11:6 Maz 53:1 Yoh 7:17 Maz
10:3-4 Keberadaan Allah bukan dalam "ide" atau
"kuasa" tapi sebagai "Pribadi". , sejarah, hati nurani,
Alkitab dan Yesus Kristus.
Mar 11:6; Kej 1:1; Yoh 7:17
Bahwa manusia diciptakan oleh Allah dengan
kemampuan untuk dapat mengenal/ mengerti
tentang Allah Pengetahuan manusia tentang
Allah Pengetahuan yang sudah ada secara
naluriah
Pengetahuan yang sudah ada secara naluriah
Pengetahuan yang harus diusahakan Kej 1:26;
Rom 10:7
Hanya dengan iliminasi Roh Kudus manusia dapat
mengenal Allah Bahwa karena kejatuhan manusia
kedalam dosa, maka manusia tidak lagi dapat
mengenal Allah dengan benar, kecuali kalau Roh
Kudus memberikan iluminasi kepada manusia.
1Ko 2:14; Yoh 16:13; 2Pe 1:20-21
B. TEORI-TEORI SEKULER
TENTANG ALLAH
Deisme Pandangan yang mengatakan bahwa
dunia ini adalah mekanisme yang bisa mengatur
dirinya sendiri dan Allah meninggalkannya segera
setelah Ia menciptakannya dan membiarkannya
berkembang sendiri.
Atheisme Penyangkalan akan kenyataan adanya
Allah.
Skeptisisme Keraguan kenyataan akan adanya
Allah (tidak percaya).
Agnostisisme Paham yang menyangkal bahwa
Allah itu bisa dikenal/dimengerti.
Pantheisme Kepercayaan bahwa "segala sesuatu adalah
allah", dalam imanensi allah adalah sedemikian rupa dalam
ciptaannya sehingga ia tidak mungkin terpisahkan dari
segala ciptaannya itu.
Polytheisme Paham yang mengakui ada banyak allah.
Monotheisme Paham yang mengakui hanya pada satu
Allah
C. KEBERADAAN ALLAH
Bukti Alkitab
Manusia sudah mempunyai kesadaran di dalam
dirinya tentang keberadaan Allah (meskipun
hanya samar-samar), tetapi menolak kesaksian ini.
Tugas orang Kristen adalah menghadapkan orang
bukan Kristen dengan Allah, bukan untuk
mempertimbangkan perkiraan bahwa mungkin
Allah ada.
Orang berdosa hanya dapat memperoleh
pengetahuan sesungguhnya tentang Allah melalui
dilahirkan kembali oleh Roh Kudus pada waktu
mereka mendengar Injil. Rom 1:18-32
Bentuk penyangkalan akan keberadaan Allah
Penyangkalan mutlak (Atheis) Mereka yang
menyangkal keberadaan Allah digolongkan menjadi 2
kategori:
Atheis teoritis/sejati Orang-orang yang mendasarkan
penyangkalannya kepada Tuhan atas suatu proses
pemikiran. 2Ko 4:4, 5, 1Ko 1:21
Atheis praktis Orang-orang yang tak bertuhan, yang
dalam hidup sehari-harinya tidak mengindahkan Tuhan.
Maz 14:1, Maz 10:4b; Efe 2:12
KONSEP-KONSEP
KONTEMPORER YANG
SALAH
Allah yang imanen saja
Allah yang transenden saja
Allah yang terbatas
Allah yang tidak berpribadi
Alla2h sebagai suatu ide abstrak semata (proyeksi
pikiran manusia).
Catatan: Allah yang transenden:
Keterlepasan dari seluruh ciptaanNya,
sebagai pribadi yang berdaulat dan bebas
bertindak sendiri dan yang ada hadir
sendiriNya. Ia tidak dikukung oleh alam, tapi
tanpa batas. Yes 57:15
Allah yang imanen: Kehadiran dan kuasaNya
yang senantiasa berlaku dalam ciptaanNya.
Ia tidak jauh, Ia tidak masa bodoh. Ia
merasuk ke segala sesuatu. Ia ada dalam
kehidupan di dalam dan di luar.
ARGUMENTASI RASIONAL
TENTANG KEBERADAAN
ALLAH
Kosmologi (sebab-akibat) Pandangan ini adalah
pernyataan klasik yang dibuat oleh Thomas
Aguinas, keberadaan dunia memerlukan oknum
tertinggi (tidak terbatas) yang menyebabkan
keberadaanNya itu.
Setiap kejadian selalu ada sebabnya, yang
juga pada gilirannya mempunyai sebab dan
seterusnya sampai pada sebab yang pertama
yaitu Allah.
Teleologi Perluasan dari argumen kosmologis,
yang sebenarnya adalah pandangan purba yang
masuk ke dunia barat melalui Plato. Digambarkan
dengan analogi jam yang ditemukan di atas tanah,
tidak mungkin terjadi secara kebetulan saja, pasti
ada seorang ahli yang pintar yang membuat jam
itu. Begitu pula dengan semesta alam, diciptakan
oleh seorang Perencana Agung.
Moral/Antropologis Imanuel Kant yang
mempertahankan argumen ini. Kesadaran
manusia akan adanya kebaikan yang
Tertinggi, Allah adalah "landasan" kehidupan
moral, sebagai nilai transenden, yang hanya
dimiliki oleh Allah.
Ontologi Pandangan klasik yang diberikan
oleh Anselmus, bahwa manusia mempunyai
ide tentang adanya suatu keberadaan yang
sempurna secara mutlak, maka yang mutlak
itu harus ada.
Historis/Etnologis Adanya perasaan tentang
yang ilahi yang bersifat universal dari sifat
dasar manusia sehingga mengharuskan akan
adanya keberadaan yang Maha Tinggi.
ALASAN MENGAPA MANUSIA
MENGGUNAKAN PENDEKATAN
RASIONIL UNTUK MENEMUKAN
KEBENARAN TENTANG ALLAH
Secara teologis Manusia biarpun sudah jatuh ke
dalam dosa, tetap merupakan makhluk yang
diciptakan menurut rupa dan gambar Allah, yaitu
dengan akal budi. Oleh sebab itu tidak
sepenuhnya Allah absen dari pikiran manusia
sehingga penalaran manusia tentang dunia boleh
jadi merupakan jalan kepada Allah.
• Secara Alkitabiah Paulus dan Tuhan Yesus sering
berdebat di depan umum yang memberikan
pembelaan Injil terhadap kritik rasional. Petrus dan
Paulus sering menyebut suara hati orang kafir
sebagai tolok ukur sifat moral Kristen. (Kis 19,
Kis 17, 1Ti 3:7, 1Pe 3:16).
• Secara penginjilan Ada jurang yang sangat lebar
antara orang Kristen dengan orang yang belum
percaya. Oleh karena itu sering harus ada jembatan
untuk membantu menghilangkan salah praduga
bahwa untuk menjadi Kristen itu harus membunuh
akal budi seseorang.
• Secara historis: Metode rasional sering membantu
banyak orang untuk menjadi Kristen.
PENGENALAN AKAN ALLAH