Anda di halaman 1dari 107

Kuliah

Farmakodinamik & Farmakokinetik


Kortikosteroid
Kompetensi yang diharap

Farmakodinamik KS
Farmakokinetik KS
Farmakodinamik

Kortikosteroid mempengaruhi metabolisme :


Karbohidarat, protein dan lemak
Mempengaruhi fungsi sistem kardiovaskuler,
ginjal, otot lurik, sistem saraf & organ lain.

Korteks adrenal berfungsi homeostatik


(mempertahankan diri dlm menghadapi
perubahan lingkungan)  Fungsi kortikosteroid
untk kelangsungan hidup
Farmakodinamik
Efek kortikosteroid kebanyakn berhubungan dgn besarnya
dosis.
<<<< dosis = <<<<efek

Permissive effects = kortikosteroid diperlukan supaya


terjadi suatu efek hormon lain (diduga mekanismenya a/
melalui pengaruh steroid terhadap pembentukan protein
yg mengubah respons jar. terhadap hormon lain.

Kortikosteroid  berbagai macam aktivitas biologik,


potensi sediaan alamiah maupun sintetik di tentukan oleh
besarnya efek retensi natrium & penyimpanan glikogen di
hepar/ besarx khasiat anti inflamasinya.
Farmakodinamik
Klinik, kortikosteroid dibedakan menjadi 2 golongan besar :
a.Glukokortikoid
b.mineralokortikoid

Glukokortikoid :
Penyimpanan glikogen hepar dan ef. Anti inflamasi
Kesimbangan air & elektrolit kecil.
Prototip: kortisol

Mineralokortikoid :
Keseimbangan air & elektrolit >>
Penyimpanan glikogen hepar <<
Prototip : desoksikortikosteron
Basal secretions
Group Hormone Daily
secretions
Glucocorticoids • Cortisol 5 – 30 mg
• Corticosterone 2 – 5 mg
Mineralocorticoids • Aldosterone 5 – 150 mcg
• 11- deoxycorticosterone Trace

Sex Hormones
•Androgen • DHEA 15 – 30 mg
•Progestogen • Progesterone 0.4 – 0.8 mg
•Oestrogen • Oestradiol Trace

From Essential of Pharmacotherapeutics, ed. FSK Barar. P.351


Farmakodinamik
Pengaruh kortikosteroid terhadap fungsi dan organ
tubuh :
a. Metabolisme
b. Keseimbangan air dan elektrolit
c. Sistem Kardiovaskuler
d. Otot rangka
e. Susunan Saraf pesat
f. Elemen pembentuk Darah
g. Efek anti inflamasi
h. Jaringan Limfois dan sistem imunologi
i. Pertumbuhan
a. Metabolisme
Metabolisme karbohidrat & protein

Kortikosteroid dosis besar dalam waktu yg lama dpt


menimbulkan gejala seperti DM. Dimana glukosa darah
cenderung meninggi, resistensi terhadap insulin
meninggi ,toleransi terhadap glukosa menurun & mungkin
terjadi glukosuria

Di perifer steroid  efek katabolik : atrofi jar.


Limfoid, pengurangan massa jar. Otot, terjadinya
osteoporosis tulang (p- matriks protein t
a. Metabolisme
Metabolisme lemak

Penggunaan glukokortikoid dosis besar jangka panjang/ pd


sindrom Cushing  ggn distribusi lemak yg khas. Lemak
terkumpul berlebihan pd depot lemak  buffalo hump,
daerah supraklavikula & moon face, sebalikx lemak di
ekstemitas menghilang.

Kadar insulin meningkat akb hiperglikemi yg ditimbulkn olh


glukokortikoid, insulin ini mempunyai ef. Lipogenik &
antilipolitik pd jar. Lemak di btg tubuh, sdgkn sel lemak di
ekstremitas kurang sensitif terhdp insulin & lebih sensitif
trhdp ef. Lipolitik hormon lain (epinefrin, noreepinefrin,
hormon pertumbuhan) yg di induksi ol glukokortikoid.
b. Keseimbangan air dn elektrolit
Mineralkortikoid dpt meningkatkan reabsorpsi Na+ serta
ekskresi K+ dan H+ di tubuli distal.
Dengan dasar mekanisme inilah, pd hiperkotisisme
terjadi retensi Na yg disertai ekspansi volume cairan
ekstrasel, hipokalemia, dan alkalosis. Pada
hipokortisisme terjadi keadaan sebaliknya :
hiponatremia, hiperkalemia, volume ekstrasel berkurang
dan hidrasi sel.

Aldosteron : mineralokortikoid alam plg kuat


c. Sistem kardiovaskular
Kortikosteroid mempengaruhi sistem kardiovaskular scr
langsung & tdk langsung.

Tdk langsung : terhadap keseimbangan air & elektrolit


mis : hipokortisisme, terjadi pengurangan volume yg
diikuti peningkatan viskositas darah. Jk di diamkan 
hipotensi  kolaps kardiovaskuler.

Langsung : kapiler, arterial & miokard.


d. Otot rangka
Otot rangka dpt berfungsi dgn baik  KS yg cukup, apabila
berlebih, timbul ggn fx otot rangka tsbt.

pasien sindrom cushing/ pemberian glukokortikoid dosis


besar u/ waktu lama dpt timbul wasting otot rangka
(pengurangan massa otot).

Mekanisme miopati  efek katabolik & antianaboliknya


pd protein otot yg disertai hilangnya massa otot,
penghambatan aktivitas fosforilase & adanya akumulasi
kalsium otot  penekanan fx mitokandria.
e. Susunan saraf Pusat
Secara tdk langsung  ef. Metabolisme karbohidrat,
sistem sirkulasi & keseimbangan elektrolit. Efek steroid pd
SSP : perubahan mood, timgkah laku, EEG & kepekaan otak
pd mereka yg sedang menggunakan KS waktu lama (penyakit
addison : gej. Apatis, depresi & cepat tersinggung bahkan
psikosis)

Sind. Cushing  neurosis & psikosis.


f. Elemen pembentuk darah
Meningkatkan kadar hemoglobin & sel darah merah.
leukosit polimorfonuklear (mempercepat masuknya sel2
ke dalam darah dri sumsum tulang & m(-) kec. Berpindahnya
sel dri sirkulasi.

jumlah sel limfosit, eosinofil, monosit, & basofil dlm


darah

Sind. Cushing  polisitemia.


Peny. Addison  anemia normokromik, normositik yg
ringan.
g. Efek Anti-Inflamasi
Kortisol & analog sintetikx dpt mencegah atau menekan
timbul gejala inflamasi akb radiasi, infeksi, zat kimia,
mekanik atau alergen (kemerahan, rasa sakit & panas,
pembengkakan di tempat radang)

Hambat inflamasi dini : edema, deposit fibrin, dilatasi


kapiler, migrasi leukosit ke tempat radang & aktivitas
fagositosis.

Inflamasi lanjut : proliferasi kapiler dn fibroblas,


pengumpulan kolagen & pembentukan sikatriks.

Terapi paliatif  gejala di hambat


Hambat migrasi leukosit ke daerah inflamasi.
h. jar. Limfoid & sistem imunologi.
M(-) jumlah sel pd leukemia limfoblastik akut & bbrp
keganasan sel limfosit. Serta mengurangi respon imun.

Glukokortikoid & ACTH  mengatasi gej. Klinik rx


hipersensitivitas tipe lambat (cell-mediated).
Pembentukan antibodi dhambat jk glukokortikoid sangat
tinggi. Dosis sedang (prednison 20mg/hr) tdk
menghambat.
i. Pertumbuhan
Pada anak  hambat pertumbuhan  ef. Antagonisnya
terhadap kerja hormon pertumbuhan di perifer.
Kombinasi bbg faktor : hambatan somatomedin & hormon
pertumbuhan, hambatan sekresi hormon pertumbuhan,
berkurangnya proliferasi sel di kartilago epifisis &
hambatan akt. Osteoblas tulang.

BBrp jaringan (otot & tulang)  menghambat sintesis &


menambah degradasi protein & RNA.
Tulang  menghambat maturasi & proses pertumbuhan
memanjang.
Farmakokinetik

Absorption
Distribution
Metabolism
Elimination
Pharmacokinetic of glucocorticoid

Approximately 10 to 12mg of cortisol per m2 surface


area is produced by the adrenal cortex in a normal adult
each day
Cortisol is secreted in a pulsatile or episodic fashion,
the mean plasma concentration of cortisol varies
predictably over a 24 hour period, with highest
concentrations in the early morning & lowest levels at
midnight (circadian rhythm) (the normal plasma
concentration at 8am is 10 to 15ug/100ml)
Farmakokinetik
Kadar tinggi & cepat dlm cairan tubuh  ester kortisol
& derivat sintetiknya diberikn scr IV.
Ef. Lama  scr IM.
Dpt di absorpsi di kulit, sakus konjungtiva & rg.
Sinovial. Penggunaan jngka panjang & daerah luas  ef.
Sistemik : supresi korteks adrenal.

Setelah penyuntikn IV steroid radioaktif sebagian besar


dlm waktu 72 jam di eksresi dlm urin, sdgkn feses &
empedu hampir tdk ada. ± 70% di metabolisme di
hepar.
Masa paruh eliminase kortisol sktr 1,5jam.
Table 2. Comparison of Glucocorticoid Bases.

Relative K/Na Equivalnt Duration Structural


Base
Potency1 Effect Dose2 (HPA)3 Difference

Short Acting
Hydrocortiso
1 ++ 20 12
ne
Cortisone4 0.8 ++ 25 12 11 ketol
Intermediate Acting

Prednisone4 3.5 + 6 12 - 36 1 ketol; 1=2

Prednisolone 4.0 + 5 12 - 36 1=2


Methylpredniso
5.0 0 4 12 - 36 6-me; 1=2
lone
9-F;16-
Triamcinolone 5.0 0 4 12 - 36
OH;1=2
Long Acting

Paramethasone 10 0 2 > 48 6-F;16-me;1=2


Betamethasone 25 0 0.8 >48 9-F;16-me;1=2
Dexamethasone 30 0 0.7 >48 9-F;16-me;1=2
1.
Glucocorticoid potency
2.
Dose suggested is replacement therapy for a 20 kg. dog
3.
Durations for other effects are likely to be different (see mechanism of action notes)
4.
pro-drug, activated by conversion to hydrocortisone or prednisolone.
Half-life & Duration of Action

The plasma half-life of cortisol is approximately 90


minutes
In general, the plasma half-life of prednisone is slightly
longer (3.4 to 3.8h) than that of prednisolone (2.1 to
3.5h)
Cortisone & hydrocortisone are extensively metabolized
(t1/2=30 min & 1.5h respectively)
Dexamethasone t1/2 4h
INDIKASI
6 prinsip terapi
1.Tiap penyakit pd tiap pasien, dosis efektif hrs ditetapkn dgn
trial and error, hrs di evaluasi dri waktu ke waktu sesuai dgn
perubahan penyakit
2. dosis tunggal besar KS umumx tdk berbahaya.
3.Penggunaan KS u/ bbrp hari tanpa KI spesifik, tdk
membahayakn kcli dgn dosis sgt besar.
4.Pengobatan di perpanjang > 2 mgg/ >  ef. Samping &
ef.letal akan bertambah. Hidrokortisol 100mg/hr . 2mgg :
iatrogening cushing syndrome.
5.Terapi paliatif : ef.antiinflamasi
6.Penghentian tiba@ pd terapi jangka panjang dgn dosis besar
 resiko insufisiensi adrenal yg hebat & dpt mengancam jiwa.
INDIKASI

1.TERAPI SUBSTITUSI
Insufisiensi adrenal akut
Insufisiensi adrenal kronik
hiperplasia adrenal kongenital
insufisiensi adrenal sekunder akibat insufisiensi
adenohipofisis
INDIKASI
2. TERAPI NON-ENDOKRIN
•Fungsi paru pada fetus
•Artritis
•Karditis reumatik
•Penyakit ginjal
•Penyakit kolagen
•Asma bronkial & peny. Sal. Napas
•Peny. Alergi
•Peny. Mata
•Peny. Kulit.
•peny. Hepar
•Keganasan
•Ggn hematologik lain
•Syok
•Edema serebral trauma sumsum tulang belakang
KONTAINDIKASI
Kontraindikasi absolut

Kontraindikasi relatif:
Diabetes mellitus, tukak peptik/ duodenum, infeksi berat,
hipertensi / ggn kardiovaskular.
Efek samping
Efek dpt timbul
•Penghentian pemberian scr tiba-tiba
•Pemberian terus menerus (dosis besar)

Pemberian jangka lama : insufisiensi adrenal akut


(demam, mialgia, atralgia dan malaise)
Komplikasi : ggn cairan & elektrolit, hiperglikemi &
glikosuria, mudah mendapat infeksi (TB,), pasien tukak
peptik (perdarahan/ perforasi), osteoporosis, miopati yg
karakteristik, psikosis, habitus pasien cushing.
Inhalation therapy

Local irritation of the oropharynx & fungal infections of


the upper respiratory tract occurs.
Long-term use may cause a reversible dysphonia, due to
weakening of the adductors of the vocal cords
Local aplication to the skin

May cause atrophy with scarring & telangiectasia.


Systemic effect from local treatment are uncommon, but
may occur if large areas are treated under occlusive
dressings
Local application to the eyes

Infections may be exacerbated, with resultant corneal


damage. This is particularly important in herpetic
infections
Glaucoma may occur & is unpredictable; it is due to a
genetic susceptibility & is usually reversible
Cataract occur occasionally
There two ways of reducing the risk of adverse effects

By appropriate timing of the doses during the day


By alternate-day therapy
Appropriate timing

 The inhibitory effects of exogenous corticosteroids on


endogenous steroid secretion are much less marked when the
steroid are taken in the morning than at night
 The risk of adrenal suppression may be reduced by giving all of
the dose in the morning or splitting it between the morning and
early afternoon
 This does not apply to corticosteroid replacement therapy (taken
two-thirds in the morning & one-third at night to mimic the
normal pattern of endogenous steroid secretion)
Alternate-day therapy

 May reduce the unwanted catabolic effects of the corticosteroids &


lessen the degree of suppression of the hypothalamic-pituitary-adrenal
axis
 However, since the anti-inflammatory & immunosuppressive effects
continue over 48h these are not necessarily lost
 In some patients it may therefore be possible to reduce a dosage of
prednisolone of, for example, 60 mg daily to 80 mg on alternate days, a
reduction in total daily dosage of 20 mg (tapering doses)
 However, in some patients, notably those with asthma and rheumatoid
arthritis, alternate day therapy is not suitable, because for some reason
the therapeutic effect is also lost
Systemic Effects of
Glucocorticoids
Central Nervous Euphoria and behavioral changes
System Maintenance of alpha rhythm
Lower Seizure Threshold
Autonomic
Required for normal sensitivity of adrenergic
Nervous
receptors
System
Gastrointestinal Decreased calcium and iron absorption
Tract Facilitation of fat absorption
Increased acid, pepsin, and trypsin
Structural alteration of mucin
Skeletal Muscle Weakness (excess and deficiency)
Muscle atrophy (chronic excess)
Skin Atrophy and thinning (chronic excess)
Calcinosis Cutis
Hematopeoietic Involution of lymphoid tissue (species
system dependent)
Decrease in peripheral lymphocytes, monocytes,
eosinophils
Increase in peripheral neutrophils, platelets,
RBCs
Decreased Clotting Time
Decreased phagocyte competence
Cardiovascular Positive inotropic effect
system Increased blood pressure (increased blood
volume)
Kidneys Increased reabsorption of water, sodium,
chloride
Increased excretion of potassium, calcium
Increased extracellular fluid
Bone Inhibition of collagen synthesis by fibroblasts
Acceleration of Bone resorption
Antagonism of Vitamin D
Cells "Stabilization" of liposomal membranes
Inhibition of macrophage response to
migration inhibition factor
Lymphocyte sensitization blocked
Cellular response to inflammatory mediators
blocked
Inhibition of fibroblast proliferation
Reproductive Tract Parturition induced during the latter part of
pregnancy in ruminants and horses
Less reliable in dogs and cats
Teratogenesis during early pregnancy.
Kortikosteroid & Infeksi
Kepekaan terhadap infeksi pd pasien yg mendapat KS
tdk bersifat spesifik untk bakteri/ fungus patogen
tertentu.

Bila terjadi infeksi, dosis KS harus tetap di


pertahankn / ditambah, dan harus dilakukan pengobatan
Antibiotik/ antifungal yg terbaik terhadap infeksi scr
bersamaan
Sediaan KS
Sediaan dpt diberikan:
Oral
Parental (IV, IM, intrasinovial & intralesi)
Topikal pd kulit & mata (salep, krim, lotion)
Aerosol mll jalan napas.
Sangat Kuat: Kuat:

Sedang: Lemah:
ALERGI
Pengertian
Suatu imun respon yang tidak diinginkan yang
dapat menyebabkan kerusakan jaringan
sebagai akibat paparan (antigen) terhadap
substrat yang sebenarnya secara intrinsik
adalah tidak berbahaya.

(Kimball,J.W.”Introduction to Immunology”Macmilan Publishing Company, New York, 1983)


Oleh Coobs dan Gell reaksi hipersensitif dikelompokkan menjadi
empat kelas (tipe I – IV) berdasarkan mekanisme yang ikut serta dan
lama waktu reaksi hipersensitif.

Table 5. Comparison of Different Types of hypersensitivity

type-III
rype-I type-II type-IV
characterisrics (Imrmrue
(anaphylactic) ( cytotoxic) (delayed type)
complex

antibody IgE IgG, IgM IgG, lgi.vl None

antigen exogenous cell surface soluble tissues & organs

response time 15-30 minutes minutes-hours 3-8 hours 48-72 hours

appearance wheal & flare lysis and necrosis erythema and erythema and
edema, necrosis induration

histology basophils and antibody and complement and monocytes and


eosinophil complement neurrophi.ls lymphocytes

transferred with antibody antibody antibody T-cells

examples allergic asthma, erythroblasrosis SLE, farmer's tuberculin test,


.
hay fever feralis, Goodpasture" s Iung disease poison ivy,
nephritis granuloma
Patofisiologi
• Mekanisme pertahanan tubuh baik humoral
maupun selular tergantung pada aktivasi sel B dan
sel T. Aktivasi berlebihan oleh antigen atau
gangguan mekanisme ini, akan menimbulkan
suatu keadaan imunopatologi yang disebut reaksi
hipersensitivitas.
• Mekanisme yang mendasari sensitisasi alergi
adalah IgE-mediated dan terjadi oleh sensitisasi
dan efektor .
Ada 4 tipe dari hipersensitivitas yang dapat
dikaitkan dengan alergi yaitu:
• Tipe I: IgE-mediated reaksi alergi akut terhadap
sengatan, serbuk sari, dan obat- obatan, termasuk
anafilaksis,urtikaria, dan angioedema.
• Tipe II: Obat atau bahan kimia sering
memodifikasi protein, sehingga memunculkan
respon antibodi terhadap modifikasi protein,
respon alergi melibatkan IgG atau IgM.
• Tipe III: Obat dapat menyebabkan penyakit
serum, yang melibatkan kompleks imun yang
mengandung IgG dan adalah tergantung
pelengkap vaskulitis multisistem yang dapat
mengakibatkan urtikaria.
• Tipe IV: Sel-dimediasi alergi adalah mekanisme
yang terlibat dalam dermatitis kontak alergi dari
dioleskan obat-obatan atau indurasi kulit di lokasi
antigen disuntikkan intradermal.

(katzung, clinical pharmacology)


Etologi
• Makanan dapat menyebabkan alergi. Jenis alergi ini
disebabkan oleh protein yang terdapat dalam makanan.
Makanan yang biasanya menyebabkan alergi adalah
ikan, udang, kerang, putih telur dan susu sapi, juga
gluten (suatu protein dari jenis gandum).
• Tepung sari (pollen).
• Debu rumah.
• Tungau debu-rumah serangga transparan sebesar
0,3 mm yang biasanya terdapat paling banyak di kasur,
selimut, dan karpet.
• Jamur dapat berperan sebagai alergen dan penyebab
rhinitis. Jamur penyebab alergi yaitu Aspergillus dan
Penicillium.
• Obat-obatan tertentu.
Gejala dan Tanda
 Sistem Pernapasan Batuk (terutama malam hari dan pagi hari)
lama dan berulang, BRONKITIS KRONIS, sesak(astma).
Sering berdehem (batuk kecil)
 Sistem Telinga Hidung Tenggorok Sering nyeri
tenggorokkan, sering berdahak, pilek, bersin, hidung buntu,
sinusitis, polip, “hidung bengkok”. Telinga gatal, nyeri atau
berair.
 Sistem Pembuluh Darah dan jantung Palpitasi
(berdebar-debar), flushing (muka ke merahan), nyeri dada
HEART ATTACK LIKE SYMPTOMS, colaps (jatuh), pingsan,
tekanan darah rendah, arhitmia (denyut jantung tidak
teratur)
 Sistem Pencernaan Nyeri perut, sering diare,
kembung, muntah, sulit berak (tidak berak
setiap hari), sering buang angin , sariawan,
mulut berbau,
 Kulit Sering gatal, dermatitis, urticaria,
bengkak di bibir, lebam biru kehitaman, bekas
hitam seperti digigit nyamuk, kulit timbul
bercak putih (seperti panu), pernah alergi obat.
 Sistem Saluran Kemih dan Genitalia Sering
kencing terutama malam hari, nyeri kencing,
vagina: keluar cairan, bengkak, kemerahan,
nyeri, sakit bila berhubungan, keputihan.
Terapi Non Farmakologi
• Menjaga kebersihan lingkungan rumah. karena banyak
terdapat debu, kutu, dan tungau bertebaran
• Jangan membiarkan hewan berbulu memasuki rumah
• Hindari pemakaian kain yang terbuat dari wool atau bulu
• HIndari tanaman yang menghasilkan serbuk/polen lebih
banyak.
• Tidak lupa untuk menggunakan masker saat
berkendara.
• Jika memiliki alergi terhadap makanan, hindari makanan
yang dapat menyebabkan alergen
• Rajinlah berolahraga agar suhu tubuh tetap hangat.
• Konsumsi jahe dengan madu. Karena jahe merupakan
antihistamin alami.
• Kondisikan suhu ruangan untuk tetap stabil
Informasi Obat
Cholpheniramine Maleate
Aspek Informasi Obat Pustaka
Komposisi Klorfeniramin maleat 4 mg ISO Vol. 48
Indikasi Bantuan sementara dari bersin , gatal , mata berair , A to Z drug Facts hidung
gatal atau tenggorokan , dan hidung meler
yang disebabkan oleh demam (alergi) rhinitis atau alergi pernapasan lainnya.

Dosis Adults, Allergic symptoms, rhinitis: oral: 4 mg tiap DIH 17th Edition
4-6 jam, tidak melebihi 24 mg/hari atau sustained
release 8-12 mg tiap 8-12 jam, tidak melebihi 24
mg/hari.
Elderly, Allergic symptoms, rhinitis: oral: 4 mg sekali
atau dua kali sehari, atau 8 mg sustained release at
bedtime.
Pediatric, Allergic symptoms, allergic rhinitis:
children: oral: 0,35 mg/kg/hari in divided dosetiap 4-
6 jam. 2-6 tahun: 1 mg tiap 4-6 jam, tidak melebihi 6
mg pada 24 jam. 6-12 tahun: 2 mg tiap 4-6 jam,
tidak melebihi 12 mg/hari atau sustained release 8
mg at bedtime. Children > 12 tahun sama dengan
dosis dewasa
Aspek Informasi Obat Pustaka

Kontraindikasi Kontraindikasi terhadap chlorpheniramine DIH 17th Edition maleate


atau komponen dalam formulasi;
narrow-angle glaucoma; obstruksi leher kandung kemih; gejala hipertropi prostat; serangan
asma akut; stenosing peptic ulcer; pyloroduodenal obstruction. Jauhkan
penggunaan pada bayi premature.

Efek samping Mengantuk ringan-berat DIH 17th Edition


Pengental sekresi bronkial
(1-10%)
Perhatian Kehamilan: Kategori B. Jangan gunakan selama A to Z drug Facts
trimester ketiga. Laktasi: Kontraindikasi pada
ibu menyusui. Anak-anak: Overdosis dapat
menyebabkan halusinasi, kejang, dan
kematian. Antihistamin dapat mengurangi
kewaspadaan mental. Pada anak-anak, mereka
dapat menghasilkan eksitasi paradoks.
Kontraindikasi pada bayi baru lahir atau
prematur. bentuk lepas lambat tidak dianjurkan
pada anak-anak kurang dari 6 tahun.
Hydrocortisone
Aspek Informasi Obat Pustaka
Komposisi Hidrokortison asetat 1%, 2% ISO Vol. 48
Indikasi Terapi primer atau sekunder pada kekurangan A to Z drug Facts
cortex adrenal; rheumatic disorders, collagen
diseases, dermatologic diseases, allergic states,
allergic and inflammatory ophthalmic processes,
respiratory diseases, hematologic disorders
(idiopathic thrombocytopenic purpura),

Dosis Adult, Dermatosis: Topikal: digunakan di area DIH 17th Edition


infeksi 2-4 kali/hari
Children > 2 tahun, Dermaatosis: Topikal:
digunakan 2-4 kali/hari (Buteprate:digunakan
sekali atau dua kali sehari)
Aspek Informasi Obat Pustaka

Kontraindikasi Infeksi jamur sistemik; IM penggunaan A to Z drug Facts pada


idiopathic thrombocytopenic
purpura; administration of live virus vaccines in patients receiving immunosuppressive
corticosteroid doses.

Efek Samping Eczema (12.5%) DIH 17th Edition


Pruritus (6%), stinging (2%), dry skin
(2%)

Perhatian Kehamilan: kategori C (Topikal) A to Z drug Facts


Mekanisme kerja obat
Cholpheniramine Maleate
• Mekanisme obat : antagonis kompetitif pada reseptor
H1. ( A to Z drug)
• Mekanisme kerja : Menghambat reseptor H1 /
H1-blockers (antihistamin klasik) atau Antagonis
histamin, dengan jalan memblok reseptor H1 di
otot licin dari dinding pembuluh, bronchi dan
saluran cerna, kandung kemih dan rahim. Begitu
pula melawan efek histamine di kapiler dan ujung
saraf (gatal, flare reaction). (Obat-obat
Penting,2008)
Hydrocortison Cream
Mekanisme kerja : glukokortikoid yang menekan
pembentukan, rilis, dan aktivitas mediator endogen
pada inflamasi termasuk prostaglandin, kinins,
histamin, enzim liposomal, dan sistem komplemen.
Juga memodifikasi respon
kekebalan tubuh. (A to Z Drug Facts)
Assesment
 alamat pasien ?
 Kapan pergi kedokter ?
 keluhan pasien apa saja ?
 informasi dari dokter ?
 sebelum sakit apa saja yang di lakukan ?
 bagaimana lingkungan dan tempat tinggal ?
 tindakan yang sudah di lakukan ?
 apa ada alergi makanan tertentu ?
 penyakit lain yang diderita ?
Obat yang sedang dikonsumsi ?
Analisa DRP
Permasalahan Penyelesaian
Chlorpheniramine maleate berinteraksi Jika pasien orang dewasa, maka diberitahukan untuk
dengan alkohol, karena meningkatkan efek menghindari/tidak mengkonsumsi makanan/minuman
sedasi (A to Z Drug Facts) yang beralkohol selama proses pengobatan

Chlorpheniramine maleate berinteraksi Ditanyakan ke pasien, apakah pasien mengkonsumsi


dengan CNS depressant, karena obat-obat CNS depressant atau tidak. Jika iya, maka
meningkatkan efek sedasi (A to Z Drug Facts) diberitahukan untuk tidak mengkonsumsi obat CNS
depressant terlebih dahulu saat menggunakan CTM

Chlorpheniramine maleate berinteraksi Ditanyakan ke pasien, apakah pasien mengkonsumsi


dengan MAO inhibitor (golongan obat obat-obat golongan MAO Inhibitor atau tidak. Jika iya,
antidepresan: Isocarboxazid, Phenelzine, maka diberitahukan untuk tidak mengkonsumsi obat
Tranylcypromine, Selegeline) , (A to Z Drug CNS depressant terlebih dahulu saat menggunakan
Facts) CTM
Chlorpheniramine maleate memiliki efek Ditanyakan kepada pasien, apakah memiliki alergi
samping reaksi hipersensitivitas (A to Z Drug terhadap Chlorpheniramine maleate atau obat
Facts) antihistamin lainnya
Efek samping dari Chlorpheniramine maleate Sebaiknya, pasien beristirahat dan tidak melakukan
adalah mengantuk, sedasi, pandangan kabur aktivitas berkendara terlebih dahulu. Apabila pasien
(A to Z Drug Facts dan Medscape) menginginkan obat yang tidak memberikan efek sedasi
dikarenakan tuntutan pekerjaan maka diberikan
alternatif obat lain seperti Loratadine dan
dikonfirmasikan kepada dokter
KIE
1. CTM sebanyak sebagai
antialergi/antihistamin.
Efek samping : CTM memiliki efek samping
mengantuk. Jadi jangan berkendara sendiri setelah
mengkonsumsi CTM.
Cara penyimpanan : CTM disimpan pada suhu
kamar, di tempat yang kering, bisa diletakkan di
meja kamar, dll yang tidak terkena sinar matahari
langsung
Hydrocortisone Krim
Efek Samping
Rasa terbakar, gatal, kekeringan, atropi
kulit,
infeksi sekunder.
ALAT KONTRASEPSI
PENGERTIAN KONTRASEPSI
Kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi
Kontra yang artinya “mencegah atau melawan”
Konsepsi yang artinya “pembuahan”
Dengan demikian kontrasepsi berarti mencegah
pembuahan sel telur oleh spermatozoa, sehingga tidak
terjadi kehamilan.
Cara Kerja Kontrasepsi
Pada dasarnya prinsip kerja kontrasepsi adalah
meniadakan pertemuan antara sel telur (ovum) dengan
sel mani (sperma) dengan cara :
a.Menekan keluarnya sel telur (ovum)
b.Menghalangi masuknya sperma ke dalam alat kelamin
wanita sampai mencapai ovum
c.Mencegah nidasi
Nidasi adalah
Syarat-Syarat Alat Kontrasepsi
Secara umum persyaratan metode kontrasepsi ideal
adalah sebagai berikut :
Aman, artinya tidak akan menimbulkan komplikasi berat jika
digunakan.
Berdaya guna, dalam arti jika digunakan sesuai dengan aturan
akan dapat mencegah kehamilan.
Dapat diterima, bukan hanya oleh penggunanya saja melainkan
juga oleh lingkungan budaya di masyarakat.
Terjangkau harganya oleh masyarakat
Bila penggunaan alat kontrasepsi tersebut dihentikan
penggunaannya akan segera kembali kesuburannya, kecuali
untuk kontrasepsi permanen.
Kontrasepsi berdasarkan sifatnya dibedakan menjadi
2 yaitu :
a. Kontrasepsi bersifat permanen
b. Kontrasepsi bersifat non permanen
Kontrasepsi Permanen

Tubektomi (pada wanita)


Vasektomi (pada pria)
Tubektomi (Sterilisasi pada Wanita)
Tubektomi
(Sterilisasi pada Wanita)
Vasektomi (sterilisasi pada pria)

Pemotongan pada saluran vasa deferesia dan terkadang


hanya mengikat vasa deferesia.
Tujuan vasektomi adalah supaya sperma tidak sampai
ke ureter, sehingga sperma tidak dapat dikeluarkan dan
akhirnya sperma akan diserap kembali (reabsorpsi).
Dan akhirnya orang tersebut masih bisa mengeluarkan
cairan mani tak bersperma yang berasal dari kelenjar
prostat.
Vasektomi
(sterilisasi pada pria)
Kontarsepsi Nonpermanen (Kontrasepsi tidak
tetap)

Metode tanpa menggunakan alat bantu, dapat


dilakukan dengan cara antara lain :
a. METODE LAM (Lactational Amenorrhoe Methode) /
pemberian ASI
b. Pantang Berkala (Sistem Kalender)
c. Coitus Interruptus (Sanggama Terputus)
METODE LAM
(Lactational Amenorrhoe Methode)
PEMBERIAN ASI
Cara KB melalui menyusui eksklusif (menyusui bayi dari 0 s/d
4 bulan tanpa makanan tambahan).
Seorang wanita menyusui dikatakan menggunakan metoda
LAM, bila:

 Menyusui secara penuh atau bayinya tidak mendapat


makanan tambahan,
 ibu sering memberikan ASI siang dan malam;
 Belum mendapat haid
 Bayinya belum berumur 6 bulan.
Keuntungan dan Kerugian
METODE LAM
(Lactational Amenorrhoe Methode)
PEMBERIAN ASI

Keuntungan yang didapatkan antara lain :


Murah
Tidak perlu repot-repot datang ke tenaga kesehatan
Tidak mengganggu hubungan seksual
Tidak mengganggu produksi ASI

Kerugian yang mungkin terjadi antar lalin :


Tidak bisa digunakan bila anda bekerja / berpisah dengan
bayinya lebih dari 6 jam
Tidak bisa mencegah dari PMS (Penyakit Menular Seksual)
Pantang Berkala
(Sistem Kalender)
Cara ini dilakukan dengan tidak melakukan
hubungan intim pada saat istri dalam masa subur.
Cara ini kurang dianjurkan karena sukar
dilaksanakan dan membutuhkan waktu lama untuk
tidak melakukan hubungan intim.
Selain itu, kadang juga istri kurang terampil dalam
menghitung siklus haidnya setiap bulan.
Coitus Interruptus
(Sanggama Terputus)
Coitus Interruptus dapat diartikan sebagai
senggama terputus atau dalam artian penis dikeluarkan
dari vagina sesaat sebelum cairan sperma keluar
(ejakulasi) terjadi.

Dengan cara ini diharapkan cairan sperma tidak


akan masuk kedalam rahim serta mengecilkan
kemungkinan bertemunya sperma dengan sel telur yang
dapat mengakibatkan terjadinya pembuahan.
Keuntungan dan Kerugian
Coitus Interruptus (Sanggama Terputus)
Keuntungan :
Murah
Tidak perlu repot-repot datang ke tenaga kesehatan
Bisa digunakan oleh ibu yang mempunyai tekanan darah tinggi

Kerugian :
Faktor kegagalan cukup tinggi jika pasangan tidak bisa
bekerja sama dengan baik
Menggunakan Alat Bantu
Memakai alat yang menghalangi terjadinya ovulasi
dengan pemakaian hormon.
 Pil KB.
 Susuk atau Implant.
 Suntikan.

• Memakai alat yang bertujuan untuk menghalangi fertilisasi sperma dan


ovum atau menghalangi penempelan embrio.
1. IUD (intra uterine device) / AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) /
Spiral
2. Jeli, tablet busa dan spons / Spermatisida
3. Vagina Diafragma / Kap serviks ( cervical cap)
4. Kondom.
Pil KB
Jenis pil dan Pengertian
Minipil
alat kontrasepsi jenis pil yang hanya mengandung hormon
progesteron. Pil ini cocok untuk ibu menyusui.
Pil Kombinasi
alat kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen dan
progesteron.
Pil ini mempunyai tingkat keberhasilan yang tinggi (99%) bila
digunakan dengan tepat dan secara teratur.
Keuntungan dan Kerugian
Pil KB
Keuntungan :
Tidak mengganggu hubungan seksual
Kesuburan cepat kembali
Membuat menstruasi teratur, 
Mengurangi kram atau sakit saat
menstruasi.

Kerugian :
Bisa menambah/mengurangi berat
badan
Harus selalu mengingat-ingat minum pil
Tidak bisa mencegah dari PMS
Efek Samping Yang di Timbulkandari Penggunaan
Pil KB

 perdarahan di luar haid,


 rasa mual,
 bercak hitam di pipi (hiperpigmentasi),
 jerawat,
 penyakit jamur pada liang vagina (candidiasis), nyeri kepala,
 penambahan berat badan.
 Amenorhea (tidak mendatangkan haid)
 Spotting
Susuk atau Implant

Alat kontrasepsi dengan cara memasukkan tabung kecil di bawah


kulit pada bagian tangan.
Cara kerja yang dilakukan :
Mengentalkan lendir serviks
Mengurangi proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi
Menekan ovulasi

Jenis Implant atau susuk :


Norplant : terdiri dari 6 batang dan lama kerja 5 tahun
Implanont : terdiri dari 1 batang lama kerja 3 tahun
Indoplant dan Jadena : terdiri dari 2 batang dengan lama kerja 3
tahun
Keuntungan dan Kerugian
serta Efek samping
Susuk atau Implant
Keuntungan :
Daya guna tinggi
Perlindungan jangka panjang
kesuburan cepat kembali
Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
Kerugian :
Membutuhkan tindakan insisi
Tidak melindungi dari PMS
Tidak dapat menghentikan pemakaian sendiri
Efek samping yang ditimbulkan :
Mengalami gangguan siklus menstruasi, Spotting, Ekspulsi, Infeksi
pada daerah insisi
Suntikan
Alat kontrasepsi suntik yang hanya mengandung hormon
progesteron yang di berikan setiap 3 bulan sekali / 12 minggu sekali.
Cara kerja :
mencegah pelepasan sel telur.
mengentalkan lendir sehingga sperma sulit bertemu dengan sel telur.

Kontra indikasi Kontrasepsi suntikan tidak diperbolehkan untuk wanita


yang :
menderita penyakit jantung,
hipertensi,
hepatitis,
kencing manis,
paru-paru, dan
kelainan darah.
Keuntungan dan Kerugian serta Efek samping
Suntikan
Keuntungan :
Tidak mengganggu hubungan seksual
Tidak mengganggu produksi ASI
Cocok digunakan bagi pengguna yang pelupa (lupa minum pil)
Kerugian :
Kesuburan lama untuk kembali
Tidak melindungi dari PMS
Tidak boleh digunakan untuk wanita perokok.
Menimbulkan kegemukan
Efek samping yang ditimbulkan :
Amenorhea (tidak mendatangkan haid), pendarahan yang mengganggu,
hiperpigmentasi, sakit kepala, mual serta muntah, serta rambut rontok.
IUD (intra uterine device) / AKDR (Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim) / Spiral
Teknik kontrasepsi ini adalah dengan cara memasukkan alat
yang terbuat dari tembaga kedalam rahim.
Cara kerja :
Menimbulkan reaksi keradangan lokal dalam endometrium kavum
uteri sehingga menghambat terjadinya penempelan sel telur yang
telah dibuahi ke dinding rahim.
IUD diduga juga menghambat motilitas tuba sehingga memaksa
sperma "berenang" melawan arus.
Multi Load AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan
dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel.
Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm.
Batangnya diberi gulungan kawat tembaga .
luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah
efektivitas.
LNG IUD
Copper T 380A IUD
20 mcg levonorgestrel/day
Copper ions
Approved for 5 years’ use Approved for 10 years’ use
Penggunaan pada rahim
Keuntungan dan Kerugian
IUD (intra uterine device) / AKDR (Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim) / Spiral

Keuntungan :
Bisa digunakan untuk metode jangka panjang
Bisa digunakan untuk klien yang mempunyai tekanan darah tinggi
Tidak mengganggu produksi ASI
Kerugian :
Mengganggu hubungan seksual
Harus datang ke tenaga kesehatan untuk memasang, melepas,
dan kontrol
Biaya yang mahal
Tidak bisa mencegah dari PMS
IUD (intra uterine device) / AKDR (Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim) / Spiral

Efek samping yang ditimbulkan antara lain :


Amenorhea “ gangguan pada haid “
Spoting / perdarahan bercak
Nyeri
Kemungkinan kejang rahim (uterine cramp)
Keputihan dan infeksi
Pendarahan di luar siklus menstruasi.
Jeli, tablet busa dan spons / Spermatisida
Bahan atau substansi yang dapat me-non-aktifkan
sperma sebelum sperma masuk ke rongga rahim.

Efek Samping
Iritasi vagina oleh spermatisida dapat meningkatkan risiko
penyakit menular seksual.
Dapat menyebabkan infeksi di saluran kencing dan vagina.
Menimbulkan orang alergi terhadap bahan-bahan tersebut.
Vagina Diafragma / Kap serviks
( cervical cap)
Lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel ini akan menutup
mulut rahim bila dipasang dalam liang vagina 6 jam sebelum
berhubungan intim. Diafragma atau cervical cap berguna untuk
menutupi uterus sehingga mencegah sperma membuahi sel telur
Keuntungan :
Tidak mengganggu produksi ASI
Bisa menghambat keluarnya darah haid
Kekurangan :
Mahal, Kegagalan Tinggi, Harus ke tenaga kesehatan, Tidak
nyaman.
Efek samping :
Resiko infeksi yang cukup tinggi.
Kondom.
Kondom digunakan pada fenis pria untuk mencegah sperma
bertemu sel telur ketika terjadi ejakulasi / berhubungan intim.
Penggunaan kondom cukup efektif selama digunakan secara tepat
dan benar. Cara kerjanya adalah Mencegah masuknya sperma ke
alat kelamin wanita sampai ke ovum.
Keuntungan :
Mudah untuk didapatkan, tidak membutuhkan bantuan medis untuk
menggunakannya, dapat melindungi dari PMS, dan mudah
digunakan.
Kerugian:
Kegagalan yang dapat terjadi apabila kondom bocor atau robek.
Efek samping :
Dapat tertinggal di alat kelamin wanita, wanita bisa mengalami
keputihan yang banyak dan berbau, terjadi infeksi ringan.
TERIMA KASIH
ADA PERTANYAAN….???

Anda mungkin juga menyukai