Deskripsi Singkat
Matakuliah ini membahas ruang lingkup
dan arti pentingnya toksikologi, asas umum
toksikologi, faktor-faktor yang
mempengaruhi toksisitas zat beracun, tolok
ukur toksisitas, evaluasi hasil uji
toksikologi, dan toksikologi klinik.
Toksikologi klinik ini mencakup keracunan,
toksikokinetika, dan penatalaksanaan
keracunan.
Standar Kompetensi
Pada akhir perkuliahan di harapkan
mahasiswa dapat mengetahui asas
umum toksikologi, faktor-faktor yang
mempengaruhi toksisitas, tolok ukur
toksisitas, uji toksikologi dan
evaluasinya serta mengetahui tentang
toksikologi klinik
References/ Bibliography
Klaasen and Eaton, 2005, Cassaret and
Doulls Toxicology, The Basic of Poison,
McGraw Hill, New York
Raymond, J.M., 1995, Toxicology
Principles and Application, CRC Press,
New York
Timbrell, J.A. 1991, Principles of
Biochemical Toxicology, 2nd Edition,
Taylor & Francis Ltd, London
Priyanto, 2009. Toksikologi
(mekanisme, terapi antidotum dan
penilaian resiko), Leskonfi, Jabar.
Frank C.Lu (penerjemah: Edi Nugroho),
2006. Toksikologi Dasar (asas, organ
sasaran dan penilaian resiko), Ed.ke-
2, UI Press
Toksikologi
Ilmu tentang racun???
Zat yg tdk brbahaya jika masuk tubuh scr
tdk tepatpun akan mnyebabkan
keracunan. (contoh??)
Ada keterkaitan antara takaran dan
respon tubuh trhdp zat yg masuk ke dlm
tubuh.
Toksikologi
Pengaruh kuantitatif zat kimia atas
sistem biologi
Lebih menekankan pd aksi berbahaya
zat kimia tersebut.
(Paracelsus, 1493-1541)
Phytotoxins
Zootoxins
Bacteriotoxins
Toksisitas
Kemampuan suatu zat kimia/xenobiotik
dalam menimbulkan kerusakan pada
organisme baik saat digunakan atau saat
berada di lingkungan
Subtansi kontak dgn permukaan tubuh
misal melalui kulit, mata, mukosa saluran
cerna atau traktus respirasi
Toxic symptom : feeling or sign
indicating the presence of poison in the
system
Selective toxicity : a chemical will
produce injury to one kind of living matter
without harming another form of life,
even though the two may exist close
together
Kasus keracunan
Tumor anilin ditemukan oleh Rehn
(1895) pada pekerja pabrik anilin
(pewarna mkn yg disisntesis dr ter batu
bara)
Fokomelia (tidak adanya tungkai badan)
krn Thalidomide (1950-an)
Paralisis dan kematian krn metilmerkuri
pada ikan di Minamata dan Niigata,
Jepang
Sulphanylamide in diethylene glycol
(Australia, 1937)
Tempe bongkrek poisoning, Banyumas,
Indonesia
Bakteri Pseudomonas cocovenenans
akan memproduksi racun toxoflavin dan bongkrekic acid
Biscuit poisoning, South Sumatera
Carbon monoxide (CO)
Produk rumah tangga (contoh??)
Cabang Toksikologi
Toksikologi analitik
Diperlukan utk mengenali zat toksik yg tdk
dikenal dgn analisis cairan tubuh, isi
lambung, tmpat makanan yg dicurigai dll
Toksikologi klinik
Untuk mengatasi toksisitas , mengupayakan
tindakan menghilangkan gejala dan
mengeluarkan racun secepatnya dr tubuh
misal dgn memberi antidotum
Lanjutan….
Toksikologi forensik
masalah hukum dalam kasus toksisitas
Toksikologi kerja
Keracunan yg terjadi di tempat kerja
Toksikologi lingkungan
Mempelajari pencemaran lingkungan, sumber
bahan, transportnya, degradasi, biokonsentrasi
di lingkungan serta pengaruhnya pd manusia
Lanjutan…
Toksikologi hukum
Undang2, standart yg membatasi
pengggunaan zat kimia beracun
Toksikologi konvensional
Penelitian tentang toksikologi untuk
menentukan gambaran efek toksik
Toksikologi mekanistik
Pengetahuan cara kerja zat toksik
Regulatory toxicology
The Food and Drug Administration
(FDA)
regulates drugs, medical devices,
cosmetics and food additives in use for
health and/or commercial proposes.
Lanjutan…
The Environmental Protection Agency
(EPA)
is responsible for regulation of pesticides,
toxic chemicals, hazardous wastes, and toxic
pollutants in water and air.
Lanjutan…
The Occupational Safety and Health
Administration (OSHA)
determines whether or not employers are
providing working conditions that are
safe for employees
Lanjutan…
The Consumer Products Safety
Commission
regulates all articles sold for use in
homes, in schools, or for recreation,
except those products regulated by the
FDA and the EPA.
Nasib zat toksik dalam tubuh
Zat toksik masuk dalam tubuh melalui
jalur intravaskuler
Sirkulasi sistemik
disposisi
distribusi eliminasi
(bisa menjelaskan??)
Kondisi subyek/makhluk hidup
Keadaan fisiologi
1. Oksigen,
kecukupan pasok oksigen
tergantung :
fungsi alat pernapasan Sasaran
difusi oksigen dr alveoli ke dlm zat
darah beracun
jmlh eritrosit yg berfungsi
sistem kardiovaskuler
Lanjutan…
Misal :
nitrit dpt merubah hemoglobin menjadi
methemoglobin kekurangan oksigen di
sirkulasi darah (hipoksia) anoksia
produksi energi sel terganggu
terjadi degenerasi sel/kematian sel
2. Suplai unsur hara
Agar reaksi metabolik brlangsung normal
dan produksi energi sel tercukupi.
Kecukupan unsur hara/zat makanan
tergantung pd proses spt ingesti, digesti,
absorpsi dan transpornya ke lingkungan
sel.
Zat beracun yg mengganggu proses
tersebut akan mempengaruhi produksi
energi dan pertumbuhan sel
Misal :
Gangguan tekanan osmosis,
menyebabkan sel mengalami
krenasi/pembekakan.
3. Sistem pengaturan aktifitas sel meliputi
sistem saraf, sist. hormon dan sist. Imun
Gangguan sistem ini dpt sebabkan
kematian sel
Lanjutan..
Misal :
Atropin pengaruhi saraf otonom, shg
hambat sekresi klj.ludah, mulut jd kering.
Senyawa nirsteroid methalibure dpt
menekan sekresi gonadotropin, shg
hambat spermatogenesis dan atropi
klj.kelamin.
Molekul antigenik dr bakteri, virus,
protein dan zat kimia asing memacu
reaksi alergi yg dpt sebabkan syok
anafilaktik
(Four types of allergic reactions, based
on the mechanism of immunological
involvement (apa saja??))
C. Wujud Efek Toksik
Merupakan perubahan biokimia,
fungsional atau struktural yang terjadi
dalam tubuh
Wujud efek toksik dpt berupa gabungan
dr perubahan di atas.
Mis. Perubahan struktural berakibat tjd
perubahan biokimia atau fungsi dr sel.
Perubahan biokimia dpt sebabkan
perubahan fungsional.
1. Perubahan biokimia
Wujud efek toksik berupa perubahan atau
kekacauan biokimia dari sel akibat adanya
antaraksi zat beracun dan tempat aksi yg
sifatnya terbalikan (reversible)
Misal trjadi penghambatan respirasi sel,
perubahan keseimbangan cairan &
elektrolit, dan gangguan hormonal.
Lanjutan…
Contoh :
sianida menghambat transport
elektron, shg mnghambat respirasi
sel dan gangguan pasok energi
2. Perubahan Fungsional
Wujud efek toksik yg dpt mempengaruhi
fungsi homeostasis yg sifatnya
terbalikkan (reversible)
Misal terjadinya anoksia, gangguan
pernafasan, gangguan SSP,
hipo/hipertensi, hiperglikemia,
perubahan kontraksi/relaksasi otot,
hipo/hipertermi
Lanjutan…
Contoh :
Insektisida organofosfat malation
menyebabkan kejangnya otot2
pernafasan sebagai akibat penumpukan
asetilkolin yg berlebihan krn hambatan
trhdp enzim asetilkolinesterase.
3. Perubahan struktural
Wujud efek toksik yg berkaitan dgn
perubahan morfologi sel shg terwujud
sebagai kekacauan struktural.(dpt
reversible/irreversible)
Terdapat 3 respon histopatologi krn
adanya luka sel yaitu degenerasi,
proliferasi, inflamasi
Lanjutan..
Contoh
Tetrasiklin dapat menyebabkan
terjadinya perlemakan hati
Aflatoksin dapat sebabkan nekrosis hati
Nekrosis hati
D. Sifat Efek Toksik
Ada 2 jenis yaitu
reversible (terbalikkan)
Cabang ilmu toksikologi yang mempelajari efek toksik dari agen yang
bertujuan untuk mengobati, memperbaiki, memodifikasi atau mencegah
suatu keadaan penyakit atau efek obat pada satu waktu tertentu
TOKSIKOLOGI KLINIK
Agen terapetik Agen non terapetik
Efek toksik dari obat-obatan Efek toksik dari bahan kimia non obat
Barbiturat zat kimia yg mempengaruhi lingkungan (logam)
Benzodiazepin obat”an yg mempengaruhi perilaku seseorang (alkohol,
Antikolinergik penyalahgunaan obat)
Steroid produk kimia dari industri (gas, hidrokarbon, radiasi)
bhn kimia pertanian (pestisida, herbisida, insektisida)
Monitoring efek merugikan
dari obat (Advers Drug
Reactions/ADRs)
National Academy of Science USA → ±98000
org/thn meninggal krn kesalahan medis
Efek Samping
KEGAGALAN TERAPI
Monitoring pengobatan oleh dokter & Pasien hrs waspada jika tjd efek
tenaga kesehatan lainnya tdk menguntungkan dari obat2an
Dilakukan konseling
mengenai obat2an
Kepatuhan pasien dalam
meminum obat
PASIEN GERIATRI
Memberikan
konseling kpd Monitoring
Penyesuaian dosis Penggantian obat
pasien ttg cara pengobatan
minum obat
Kesalahan pengobatan
Adanya reaksi alergi
Penggunaan tdk
tepat/berlebihan
→TOKSISITAS
Efek yg tdk menguntungkan
dari obat2an / ADRs
reaksi yang berbahaya, tidak diinginkan dan terjadi pada dosis yang
biasanya digunakan oleh pasien untuk pencegahan atau pengobatan
penyakit
1. Stabilisasi pasien
2. Lakukan evaluasi klinik
3. Menghambat absorbsi zat beracun
4. Mempercepat eliminasi zat beracun
5. Pemberian antidotum
6. Melakukan perawatan secara intensive
1. Stabilisasi pasien