Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI FARMASI
PERCOBAAN VII
UJI CEMARAN MIKROBA DALAM SIMPLISIA

Nama : Lesfida Alfiany


NIM : 08061282025079
Kelas/Kelompok : C/4
Dosen Pembimbing : Laida Neti Mulyani, M.Si
I. DASAR TEORI
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain, berupa bahan yang telah
dikeringkan. Simplisia adalah bahan alami yang digunakan sebagai bahan pembuatan
obat yang belum mengalami proses pengolahan obat yang belum mengalami proses
pengolahan lebih lanjut. Karakterisasi simplisia meliputi uji makroskopik pada tanaman
segar dan uji mikroskopik pada serbuk simplisia (Khoirani, 2013). Cara pembuatan
simplisia dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu disortir,dibersihkan dengan air
mengalir, pengeringan, dan penyimpanan (Saweng et al., 2020).
Standarisasi merupakan proses penjaminan produk akhir (simplisia, ekstrak atau
produk herbal) agar mempunyai nilai parameter tertentu yang konstan dan ditetapkan
terlebih dahulu. Parameter standar mutu bahan baku obat tradisional berupa simplisia
ataupun ekstrak salah satunya adalah cemaran mikroba termasuk bakteri non patogen,
bakteri patogen, dan cemaran kapang/khamir. Salah satu persyaratan obat tradisonal
yang baik adalah harus bebas dari cemaran mikroba yaitu angka kapang dan khamir.
Kapang dan khamir akan berkembang biak bila tempat tumbuhnya cocok untuk
pertumbuhan, disamping itu kapang tertentu ada yang menghasilkan zat racun (toksin)
seperti jamur Aspergilusflavus yang dapat menghasilkan aflatoksin (Saweng et al.,
2020).
Peningkatan aktifitas ini harus diimbangi oleh banyak faktor antara lain, factor biologis
misalnya bentuk dan sifat mikroorganisme terhadap lingkungan yang ada, asosiasi kehidupan
diantara organisme yang bersangkutan dan faktor non- biologis misalnya, kandungan hara di
dalam medium kultur, suhu, kadar oksigen, cahaya, bahan kimia, dan lainlain. Pertumbuhan
mikroorganisme dipengaruh oleh faktor biotik dan abiotik, factor lingkungan biotik berhubungan
dengan keberadaan organisme lain di dalam lingkungan hidup mikroorganisme yang bersangkutan .
Faktor abiotik meliputi susunan dan jumlah senyawa yang dibutuhkan di dalam medium kultur ,
lingkungan fisik, suhu, kelembaban, cahaya, baik yang berasal dari lingkungan maupun yang
dihasilkan sendiri (Lubis, 2012).
Perhitungan angka lempeng total mikroorganisme dipilih dari cawan petri yang jumlah
koloninya antara 30-300. Hal ini dikarenakan media agar dengan jumlah koloni tinggi (> 300
koloni) tidak sah dihitung sehingga kemungkinan besar kesalahan perhitungan sangat besar
sedangkan jumlah untuk koloni sedikit (<30 koloni) tidak sah dihitung secara statistik. Pada
penentuan angka lempeng total ini, digunakan metode agar tuang (puorplate) jumlah koloni
bakteri yang tumbuh pada media agar dihitung setelah diinkubasi pada suhu 370C selama
24 jam (Mursalim, 2018).
Analsisi kapang khamir dilakukan dengan memasukkan media PDA cair (suhu 45±1 oC)
sebanyak 15-20 ml kedalam cawan petri dan dibiarkan memadat/membeku. Kemudian sebanyak
1 ml sampel yang telah diencerkan dimasukkan ke dalam cawan petri yang telah berisi media PDA
padat. Setelah itu, sampel disebar dengan bantuan batang penyebar. Inkubasi dilakukan pada
suhu 25 oC selama 3-5 hari. Setelah diinkubasi selama 3-5 hari, maka kemudian dihitung jumlah
koloni kapang dan khamir (Atma, 2016).
II. PROSEDUR KERJA
A. Uji Angka Lempeng Total

1) Siapkan 5 buah tabung berisi 9 ml penegncer PDF. Buat pengenceran


10−1 sampel dimana sebanyak 1 ml sampel dimasukkan ke dalam tabung
yang beris penegncer PDF ke satu sehingga diperoleh pengenceran
10−2, lakukan sampai pengenceran 10−6.
2) Dari setiap pengenceran di pipet 1 ml ke dalam cawan petri dan dibuat
duplo ke dalam cawan petri ditambahkan 15-20 ml media nutrient
agar (45 ± 1°C) dan segera digoyangkan merata.
3) Untuk mengetahui sterilitas media dan pengencer dibuat uji control
(blanko), satu cawan diisi dengan 1 ml pengencer dan media agar dan
pada cawan lain diisi media agar.
4) Setelah media memadat, cawan petri diinkubasikan pada suhu 35-
37°C selama 24-48 jam dengan posisi terbaik.
5) Jumlah koloni yang terbentuk diamati dan dihitung.
B. Uji Nilai Duga Terdekat (MPN) Colifrom

1) Siapkan 5 tabung reaksi berisi 9 ml PDF, 1 ml sampel dipipet ke dalam tabung


pertama sehingga diperoleh pengenceran 10 −1, selanjutnya sam[ai pengenceran 100.
2) Untuk uji perkiraan : setiap pengenceran disiapkan 3 tabung berisi 9 ml MCB yang
dilengkapi dengan tabung Durham, ke dalam tiap tabung dari masing-masing seri
dimasukkan 1 ml suspense pengenceran, inkubasi 24 jam (37°C), amati adanya gas,
lanjutkan inkubasi sampai 48 jam, catat tabung yang menunjukkan gas positif.

3) Untuk uji konfirmasi : biarkan tabung dengan gas positif, pindahkan 1 ose ke dalam
tabung berisi 10 ml BGLB yang telah dilengkapi tabung Durham, inkubasikan.

4) Jumlah tabung dengan gas positif dicatat dan dibandingkan dengan tabel Nilai
Duga Terdekat (NDT) / Most Probable Number (MPN). Angka yang ditunjukkan
pada tabel menyatakan jumlah bakteri coliform dalam tiap gram sampel.
III. PEMBAHASAN
Praktikum pertama kali ini membahas tentang uji cemaran mikroba dalam
simplisia. Tujuan dari dilaksanakannya praktikum ini untuk mengetahui cara –
cara menguji uji cemaran mikroba dalam simplisia, mengetahui macam – macam
simplisia, serta mengetahui faktor – faktor yang memengaruhi mutu dari suatu
simplisia. Simplisia berupa bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun, berupa bahan yang telah dikeringkan. Cara
pembuatan simplisia dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu
disortir,dibersihkan dengan air mengalir, pengeringan, dan penyimpanan.
Simplisia dapat terbagi menjadi 3 yaitu, simplisia nabati, simplisia hewani, dan
simplisia mineral
Percobaan ini dilakukan pemeriksaan Angka Lempeng Total yaitu
menghitung jumlah koloni yang tumbuh pada media dari pengenceran sampel.
Pengenceran bertujuan untuk mengurangi jumlah populasi mikroorganisme
karena tanpa dilakukannya pengenceran koloni yang tumbuh akan menumpuk
sehingga akan menyulitkan dalam perhitungan jumlah koloni. Setelah itu, sampel
dapat diamati dan diketahui jumlah mikroorganisme secara spesifik sehingga
didapatkan perhitungan yang tepat.
1. Percobaan kali ini dilakukan perhitungan dari berbagai simplisia dengan media
 
yang berbeda. Media yang digunakan pada percobaan ini antara lain, nutrient agar (NA)
dan potato dextrose agar (PDA). Percobaan ini juga menggunakan simplisia organik
yang berasal dari kulit manggis, rimpang kunyit, daun meniran, dan bunga alamanda.
Percobaan pertama dengan menggunakan kulit manggis dan menggunakan media
NA. Pada sampel dilakukan pengenceran untuk memudahkan dalam perhitungan koloni.
Pengenceran pada- menghasilkan jumlah bakteri pada S sejumlah 374, 289, 165, 87,
24 dan pada D menghasilkan 368, 275, 180, 93, 54. Setelah didapatkan jumlah bakteri
dilakukan perhitungan dengan 2 macam seperti perhitungan angka kapang khamir (AKK)
dan angka lempeng total (ALT). Pada sampel kulit manggis ini kita menggunakan
perhitungan angka lempeng total (ALT). Hasil yang ditunjukkan dari perhitungan angka
lempeng total (ALT) sebesar 5,14 x CFU/ml.
Percobaan kedua dengan menggunakan rimpang kulit dan menggunakan media PDA.
Pengenceran pada -menghasilkan jumlah bakteri pada S sejumlah 98,67,56,43,24 dan
pada D sebesar 89,65,32,11,9. Setelah didapatkan jumlah bakteri dilakukan
perhitungan dengan 2 macam seperti perhitungan angka kapang khamir (AKK) dan
angka lempeng total (ALT). Pada sampel rimpang kunyit ini kita menggunakan
perhitungan angka kapang khamir (AKK). Hasil yang ditunjukkan dari perhitungan angka
lempeng total (ALT) 2,18 x CFU/ml.
  Percobaan ketiga dengan menggunakan daun meniran dan menggunakan media
NA. Pada sampel dilakukan pengenceran untuk mengurangi jumlah kandungan
mikroba dalam sampel sehingga nantinya dapat diamati dan diketahui jumlah
mikroorganisme secara spesifik sehingga didapatkan perhitungan yang tepat.
Pengenceran memudahkan dalam perhitungan koloni. Pengenceran pada -
menghasilkan jumlah bakteri pada S sejumlah 392,266,201,153,77 dan pada D
menghasilkan 397,249,199,168,54. Setelah didapatkan jumlah bakteri dilakukan
perhitungan dengan 2 macam seperti perhitungan angka kapang khamir (AKK) dan
angka lempeng total (ALT). Pada sampel kulit manggis ini kita menggunakan
perhitungan angka lempeng total (ALT). Hasil yang ditunjukkan dari perhitungan
angka lempeng total (ALT) 6,15 x CFU/ml.
Percobaan keempat dengan menggunakan bunga alamanda dan menggunakan
media PDA. Pengenceran pada - menghasilkan jumlah bakteri pada S sejumlah
150,127,99,56,11 dan pada D menghasilkan 101,78,45,21,10. Setelah didapatkan
jumlah bakteri dilakukan perhitungan dengan 2 macam seperti perhitungan angka
kapang khamir (AKK) dan angka lempeng total (ALT). Pada sampel rimpang kunyit
ini kita menggunakan perhitungan angka kapang khamir (AKK). Hasil yang
ditunjukkan dari perhitungan angka lempeng total (ALT) 3,14 x CFU/ml.
IV. KESIMPULAN
1. Pengujian pada uji cemaran mikroba dalam simplisia dapat dilakukan
dengan cara uji angka lempeng total dan uji nilai daya terdekat (MPN)
coliform.
2. Uji angka lempeng total dapat dilihat dengan pertumbuhan koloni
bakteri aerob setelah cuplikan diinokulasikan pada media agar dengan
cara tuang dan diinkubasikan pada suhu yang sesuai.
3. Uji nilai daya terdekat (MPN) coliform dapat dilihat dengan
pertumbuhan bakteri coliform setelah cuplikan diinokulasikan pada media
cair yang sesuai dengan adanya reaksi fermentasi dan pembentukan gas
di dalam tabung durham.
4. Simplisia dapat terbagi menjadi 3 yaitu, simplisia nabati, simplisia
hewani, dan simplisia mineral.
5. Faktor yang memengaruhi mutu simplisia antara lain pemanenan
(waktu, tempat panen dan alat yang digunakan), sortasi basah, pencucian,
perajangan, dan pengeringan.
DAFTAR PUSTAKA
Atma, Yoni, 2016. Angka Lempeng Total (Alt), Angka Paling Mungkin (Apm) dan Total Kapang Khamir Sebagai
Metode Analisis Sederhana Untuk Menentukan Standar Mikrobiologi Pangan Olahan Posdaya,
Jurnal Teknologi , 8(2) : 77-81.
Khoirani, Nur, 2013. Karakterisasi Simplisia dan Standarisasi Ekstrak Etanol Herba Kemangi (Ocimum
americanum L.), UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Indonesia.
Lubis, Hertati Anriani, I Gusti Ketut Suarjana dan Mas Djoko Rudyanto, 2012. Pengaruh Suhu dan Lama
Penyimpanan Telur Ayam Kampung terhadap Jumlah Escherichia Coli, Indonesia Medicus
Veterinus, 1(1) : 144 – 159.
Mursalim, 2018. Pemeriksaan Angka Lempeng Total Bakteri Pada Minuman Sari Kedelai Yang Diperjualbelikan
Di Kecamatan Manggala Kota Makassar, Jurnal Media Analis Kesehatan, 1(1) : 56-62.
Saweng, Cikal Farah Irian Jati, Luh Made Sudimartini dan I Nyoman Suartha, 2020. Uji Cemaran Mikroba
pada Daun Mimba (Azadiractha Indica A. Juss) Sebagai Standarisasi Bahan Obat Herbal, Indonesia
Medicus Veterinus, 9(2) : 270-280.

Anda mungkin juga menyukai