Anda di halaman 1dari 13

METODOLOGI PENELITIAN

EKOLOGI HEWAN
Teknik Sampling
• Istilah di teknik sampling
1. Populasi ialah keseluruhan obyek penelitian, bisa
total individu yang diteliti, total waktu, atau total
lokasi yang kesimpulan hasilnya berlaku untuk
populasi ini.
2. Sampel ialah sebagian populasi yang diambil dengan
teknik/metode tertentu yang dapat mewakili
karakter-karakter populasi.
3. Sampling : Cara atau metode dalam
penentuan/pengambilan sampel.
• Setiap penelitian ekologi pertama-tama harus
menjawab hal-hal sebagai berikut:
1. Tujuan utama penelitian,
2. Pertanyaan utama yang akan dijawab
melalui kegiatan penelitian, dan
3. Hipotesis utama yang akan diuji

• Dalam kaitannya dengan uji suatu hipotesis,


peneliti harus menyusun disain eksperimen
(disain survei) yang cocok dan metode
sampling yang akan dilakukan.
Tipe Sampling
1). Acak (Random) : Setiap anggota populasi memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi
sampel, melalui teknik penggunaan nomor acak atau
yang paling sederhana dengan sistem mengundi.
• keuntungan: dapat digunakan pada populasi yang
sangat besar dan dapat menghindari bias
• Kekurangan teknik ini ialah dapat menyebabkan
rendahnya keterwakilan keseluruhan karakteristik
populasi atau area jika luas area tidak diimbangi
dengan jumlah sampel.
Sampling acak terbagi tiga, yaitu:
1. Sampling titik acak (Random point sampling)
• Setiap titik (koordinat) atau plot digambarkan pada peta
area penelitian. Tabel nomor acak selanjutnya digunakan
dalam menentukan titik/koordinat, dan selanjutnya titik-
titik yang diambil dijadikan sampel penelitian.
2. Sampling garis acak (Random line sampling)
• Pasangan koordinat atau titik ditentukan dengan
menggunakan tabel nomor acak dan ditandai pada peta
area penelitian. Kedua titik selanjutnya dihubungkan
menjadi garis yang akan digunakan sebagai sampel
penelitian.
3. Sampling area acak (Random area sampling)
• Tabel nomor acak digunakan untuk menentukan
koordinat atau titik-titik yang akan digunakan
untuk menandai sudut dari kuadrat atau pusat
suatu lingkaran plot luasan tertentu.

Gambar 7.2. Tiga macam sampling acak


2) Sistematis (Systematic)
• Sampel dipilih dengan cara yang sistematis atau reguler,
misal: titik sampel diambil setiap dua meter sepanjang
garis transek, berkaitan dengan waktu atau skala temporal
sampel diambil setiap setengah jam, setiap 24 jam, dsb
• keuntungan antara lain lebih terarah karena keseluruhan
lokasi akan terwakili, plot-plot yang terbentuk bukanlah
bersifat kadang-kadang tetapi selalu pada interval tertentu,
dan dapat mengkafer seluruh luasan area penelitian lebih
mudah daripada sampling acak
• Kekurangan teknik ini ialah lebih bias, tidak seluruh
anggota atau titik memiliki kesempatan yang sama untuk
menjadi sampel dan dapat menyebabkan kurang terwakili
atau melebihi estimasi keterwakilan
Sampling sistematis dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Sampling titik sistematis (Systematic point
sampling)
• Satu titik yang digunakan dapat ditetapkan pada
setiap interval jarak tertentu pada transek garis,
salah satu sudut atau titik pusat lingkatan atau
bujur sangkar.

Gambar 7.3. Sampling titik sistematis


2. Sampling garis sistematis (Systematic line
sampling)
•  Arah timur atau arah utara pada peta dapat
digunakan untuk identifikasi garis-garis
transek. Cara lainnya, misalnya sepanjang garis
pantai dapat ditempatkan ujung-ujung garis
transek setiap 20 m.

Gambar 7.4. Sampling garis sistematis


3. Sampling area sistematis (Systematic area
sampling)
• Suatu pola plot berbetuk misalnya lingkaran
atau bujur sangkar diletakkan pada titik-titik
yang sudah ditentukan secara sistematis.

Gambar 7.5. Sampling area sistematis


3) Bertingkat (Stratified)
• Teknik sampling ini digunakan jika populasi
utama atau kerangka sampling tersusun atas
bagian-bagian yang lebih kecil ukurannya.
Masing-masing bagian ini akan diambil sebagi
sampel secara proporsional menurut ukuran.
Sampling dilakukan secara bertingkat sehingga
dapat mewakili secara benar untuk keseluruhan
populasi.
• keuntungan antara lain dapat menggunakan baik
sampling acak maupun sistematis dengan teknik
titik, garis, maupun area; jika proporsi setiap bagian
diketahui, maka hasilnya dapat merepresentasikan
keseluruhan karakteristik populasi; sangat fleksibel
dalam penerapannya dan dapat digunakan untuk
berbagai kondisi geografis; korelasi dan komparasi
dapat dibuat antara bagian-bagian yang diteliti.
• Kekurangan teknik ini ialah proporsi tiap bagian
harus diketahui secara akurat, memerlukan kerja
berat untuk pengumpulan data kuesioner
bertingkat terlebih jika data populasi terbaru tidak
tersedia.
4) Bertujuan (Purposive)

• Pada sampling tipe ini, peneliti menetapkan sampling


tidak didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan
seperti yang disajikan pada tipe sampling di atas.
Peneliti mengambil sampel didasarkan pada
pertimbangan-pertimbangan subyektif dengan
tujuan tertentu. Misalnya seorang peneliti perilaku
monyet, hanya mengamati pada individu-individu
yang terhabituasi saja. Hasil penelitian seperti ini
memang tidak akan menggambarkan karakteristik
umum populasi, tetapi memberikan gambaran
sesuatu aspek yang ditonjolkan oleh peneliti.

Anda mungkin juga menyukai