Anda di halaman 1dari 10

POLITIK PERUNDANG-UNDANGAN

DI INDONESIA

8
Introduction 10’

1. Latar belakang
Politik perundang-undangan adalah subsistem hukum.
Oleh karena itu, politik perundang-undangan tidak
dapat dipisahkan dari politik hukum karena antara
keduanya saling mempengaruhi satu dengan lainnya.
2. Tujuan:
(1) Menjelaskan hakekat politik perundang-undangan.
(2) Menjelaskan politik penegakan hukum di Indonesia.
(3) Menjelaskan azas perundang-undangan di
Indonesia.
(4) Membedakan antara politik pembuatan hukum
dengan politik penerapan dan penegakan hukum.
(5) Menjelaskan politik sebagai sumber daya hukum.
(6) Menjelaskan kebijakan politik perundang-undangan
di Indonesia.
3. GARIS BESAR LANGKAH PEMBELAJARAN

Connection 30’
Introduction 10’
1. Pembentukan kelompok
1. Latar belakang
2. Diskusi kelompok
2. Tujuan
3. Membaca literatur
3. Langkah pembelajaran

Application 50’
Extention 5’ 1. Presentasi
Reflection 5’
Penguatan materi 2. Tanya jawab
Evaluasi tujuan
3. Simpulan
PERTANYAAN KUNCI
1. Jelaskan hakekat politik perundang-undangan !
2. Jelaskan politik penegakan hukum di Indonesia !
3. Jelaskan azas perundang-undangan di Indonesia!
4. Bedakan antara politik pembuatan hukum
dengan politik penerapan dan penegakan hukum !
5. Jelaskan politik sebagai sumber daya hukum !
6. Jelaskan kebijakan politik perundang-undangan
di Indonesia !
Connection 30’
1. Kelas dibagi menjadi 6 kelompok kecil
2. Setiap kelompok mencari informasi terkait
dengan Pertanyaan Kunci baik dari buku,
internet, maupun sumber lain
Application 50’
1. Setiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusi mereka dalam pleno kelas
2. Kelompok lain memberikan tanggapan
terhadap hasil presentasi kelompok presenter
3. Pleno kelas membuat rangkuman terhadap
materi yang sudah dipelajari
Reflection 5’
1. Apakah tujuan pembelajaran telah tercapai ?
2. Tujuan pembelajaran mana yang belum
tercapai ?
Extention 5’
1. Hakekat politik perundang-undangan diartikan sebagai
kebijaksanaan atau mengenai penentuan isi atau objek
pembentukan peraturan perundang-undangan.
2. Politik penegakan hukum di Indonesia didasarkan pada materi
dan penegak hukum.
3. Azas perundang-undangan di Indonesia, yaitu: (1) Undang-
undang tidak berlaku surut, (2) Undang-undang yang dibuat
oleh lembaga tinggi kedudukannya sebagai hukum tertinggi, (3)
Undang-undang yang bersifat khusus mengenyampingkan
undang-undang yang bersifat umum, (4) Undang-undang yang
berlaku belakangan membatalkan undang-undang terdahulu, (5)
Undang-undang tidak dapat diganggu gugat, dan (6) Undang-
undang sebagai sarana untuk semaksimalmungkin dapat
mencapai kesejahteraan spritual dan material bagi masyarakat
maupun individu melalui pembaharuan atau pelestarian.
4. Beda antara politik pembuatan hukum dengan politik
penerapan dan penegakan hukum adalah politik
pembuatan hukum membicarakan baik mengenai tata
cara maupun isi peraturan perundang-undangan adalah
kebijaksanaan yng terkait dengan penciptaan,
pembaruan dan pengembangan hukum, mencakup;
kebijaksanaan pembentukan undang-undang,
kebijaksanaan pembentukan hukum yurisprudensi,
kebijaksanaan terhadap peraturan tidak tertulis,
sedangkan politik penerapan dan penegakan hukum
adalah kebijaksanaan yang bersangkut paut dengan
kebijaksanaan di bidang peradilan dan cara-cara
penyelesaian hukum di luar proses peradilan,
kebijaksanaan dibidang pelayanan hukum.
5. Politik sebagai sumber daya hukum karena
hukum merupakan produk politik yang dibuat
oleh lembaga legislatif melalui serangkaian
proses politik.
6. Kebijakan politik perundang-undangan di
Indonesia meliputi: (1) Pembentukan dan
pembaharuan undang-undang dan (2)
Penginventarisasian dan penyesuaian unsur-
unsur tatanan hukum yang berlaku dengan
sistem hukum nasional.

Anda mungkin juga menyukai