MEDIKAL BEDAH
”OBSTRUKSI INTASTINAL”
Dosen : Nur Febrianti,S.Kep,Ns,M.Kep
Obstruksi non mekanik sering diartikan sebagai suatu ileus paralitik atau
ileus yang tidak dinamis. Penyumbatan ini bukan disebabkan karena fisik
melainkan penurunan aktivitas otot-otot usus yang mengakibatkan gerakan
usus menjadi lambat. Penekanan usus dinilai dari ketidakmampuan usus
untuk mengabsorbsi isinya dan mendorong ke bagian bawah. Peningkatan
peristaltic terjadi sebagai upaya mendorong isi usus bergerak,
Manifestasi Klinis
1. Obstruksi Usus Halus
Gejala awal biasanya berupa nyeri abdomen bagian tengah seperti kram yang
cenderung bertambah berat sejalan dengan beratnya obstruksi dan bersifat hilang
timbul. Pasien dapat mengeluarkan darah dan mukus, tetapi bukan materi fekal
dan tidak terdapat flatus.
Nyeri perut yang bersifat kolik dalam kualitas yang sama dengan
obstruksi pada usus halus tetapi intensitasnya jauh lebih rendah.
Muntah muncul terakhir terutama bila katup ileosekal kompeten.
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan dengan sinar X terhadap abdomen akan
menunjukkan kuantitas abnormal dari gas dan/atau cairan
dalam usus.
2. Pemeriksaan laboratorium :
Dalam keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti DM,
hemopili dan lain-lain dan juga penyakit menular serta tidak ada yang menderita
seperti yang dialami pasien sekarang ini.
Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum b. Tanda-Tanda Vital
Tujuan :
Kebutuhan cairan terpenuhi
Intervensi :
a. Awasi masukan dan haluaran, karakter dan jumlah faeces, perkirakan kehilangan yang
tak terlihat.
b. Pantau tanda vital dan observasi tingkat kesadaran dan gejala syok
c. Observasi kulit kering berlebihan dan membran mukosa penurunan turgor kulit,
pengisian kapiler lambat
d. Observasi abdomen terhadap ketidaknyamanan distensi, nyeri.
e. Auskultasi bising usus, 1 jam setelah makan, laporkan tak adanya bising usus.
f. Pantau elektrolit, Hb dan Ht
g. Siapkan untuk pembedahan sesuai indikasi
2. Diagnosa
Nyeri berhubungan dengan distensi abdomenq
Tujuan :
Rasa nyeri teratasi atau terkontrol
Intervensi :
1. Pertahankan tirah baring pada posisi yang nyaman.
2. Kaji lokasi, berat dan type nyeri (skala 0-10)
3. Pantau tanda-tanda vital
4. Berikan tindakan kenyamanan
5. Berikan periode istirahat terencana
6. Auskultasi bising usus
7. Berikan dan anjurkan tindakan alternatif penghalang nyeri.
No Implementasi
Dx
Dx 1 1. Memantau masukan dan keluaran, karakteristik dan jumlah faeces,
perkiraan kehilangan yang tak terlihat.
2. Mengukur TTV Respon pasien : mau dilakukan pemeriksaan TTV.
3. Mengobservasi kulit kering berlebihan dan membran mukosa penurunan
turgor kulit
4. Mengobservasi abdomen terhadap ketidaknyamanan distensi, nyeri
5. Melakukan auskultasi bising usus
6. Memantau elektrolit, Hb dan Ht