Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“ BARIUM ENEMA DAN USG ABDOMEN”

NAMA : APRILIA HANDAYANI


NIM : 20010
TINGKAT: I

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugerahkan
banyak nikmat sehingga saya dapat menyusun makalah yang berjudul barium enema dan usg
abdomen ini dengan baik. Laporan ini saya susun untuk memenuhi tugas matakuliah
keperawatan medikal bedah dari dosen Nur febrianti, S.kep, Ns., M.kep.
Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Sehingga saya selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat untuk pembaca.

Palu, 25, september 2021

Aprilia handayani

2
DAFTAR ISI
 
 BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang ..............................................................................4
B.Rumusan Masalah .........................................................................4
C. Tujuan .........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
1. Pemeriksaan Penunjang Barium Enema ........................................ 4
A. Pengertian barium enema..............................................................4
B. Tujuan pemeriksaan barium enema................................................5
C. Kontraindikasi dan indikasi............................................................5
D. Persiapan alat dan pasien................................................................5
2.  Pemeriksaan Penunjang USG Abdomen ...........................................................6
A. Pengertian usg.......................................................................................................6
B.Tujuan pemeriksaan usg........................................................................................7
C. Kontaindikasi dan indikasi....................................................................................7
D. Persiapan alat dan pasien......................................................................................7
BAB III PENUTUP
A.Simpulan .....................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Berbagai jenis pemeriksaan x-ray digunakan untuk memeriksabagian yang berbeda dari saluran
pencernaan.barium enema disebutsebagai pemeriksaan saluran cerna bawah, agen kontras bariumdiberikan
sebagai enema melalui tabung kecil yang dimasukan ke dalamrectum (dwirosid, 2014). Barium enema sendiri
adalah untukmendapatkan gambaran anatomis dari kolon sehingga dapat membantumenegakkan diagnose
suatu penyakit atau kelainan-kelainan pada kolon(dwirosid,2014). Pemeriksaan saluran cerna dengan
menggunakan alatyang menyerupai endoskopi untuk pertama kali dilakukan pada abad ke-18. Pada saat itu
pemeriksaan dilakukan dengan cara mengintp melaluisuatu tabung yang dimasukan ke dalam rectum
penderita denganpenerangan lilin untuk dapat melihat keaadan di dalam rekrum.Ultrasonografi (USG)
merupakan suatu prosedur diagnosis yangdigunakan untuk melihat struktur jaringan tubuh atau analisis
darigelombang Doppler, yang pemeriksaannya dilakukan diatas permukaankulit atau diatas rongga tubuh
untuk menghasilkan suatu ultrasounddidalam jaringan.Ultrasonografi dapat digunakan untuk
endeteksiberbagai kelainan yang ada pada abdomen, otak, kandung
kemih, jantung, ginjal, hepar, uterus atau pelvis.Selain itu USG juga dpaatdigunakan untuk
membedakan antara kista dan tumor.Endoskopi adalah suatu tehnik dalam bidang ilmu gastro-enterologi.
Hepatologi untuk melihat secara lansung keaadan didalamsaluran cerna bagian atas. Pada tahun 2008
jumlah pasien yangdilakukan kolonsopi di rspad gatot soebroto jakarta sebanyak 182 paiendengan klasifikasi
kasus yaitu. Haemorroid sebanyak 33 pasien, colitis infektif 59 pasien, pasien dengan normal kolon sebanyak
27, pasien dengan tumor kolon sebanyak 41 pasien

B. Rumusan masalah
1. bagaimana cara pemeriksaan barium enema ?
2. bagaiamana cara pemeriksaan usg abdomen ?

C. Tujuan
1. Mampu melaksanakan cara pemeriksaan barium enema
2. Mampu melaksanakan cara pemeriksaan usg abdomen

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. PEMERIKSAAN PENUNJANG BARIUM ENEMA

A. Pengertian pemeriksaan barium enema

Barium enema adalah pemeriksaan sinar-X yang dilakukan pada saluran


pencernaan bawah. Prosedur ini dilakukan untuk mendeteksi perubahan atau kelainan
pada usus besar atau kolon. Barium enema dikenal juga dengan sebutan colon X-ray.
Prosedur barium enema melibatkan penuangan cairan barium sulfat ke dalam
usus besar. Barium dapat menyerap sinar-X dan tampak berwarna putih dalam foto
rontgen. Pola cairan akan menunjukkan apa penyebab masalah pada usus besar Anda.

Hasil pemeriksaan sinar-X juga menentukan apakah Anda perlu menjalani


prosedur lanjutan seperti kolonoskopi, lopografi, dan lain-lain. Pada pemeriksaan
lanjutan, polip atau jaringan abnormal yang ditemukan akan diangkat melalui biopsi
atau operasi.

B. Tujuan pemeriksaan barium enema


Penggunaan barium dan sinar-X bisa menunjukkan sejumlah kondisi pada
usus besar. Dokter biasanya menyarankan pasien untuk melakukan prosedur barium
enema jika pasien mengalami tanda dan gejala seperti:
 Sakit perut
 perdarahan pada anus,
 BAB berdarah
 perubahan kinerja usus besar,
 penurunan berat badan tanpa alasan,

diare kronis, dan konstipasi yang menetap.

C. Kontra indikasi dan indikasi pemeriksaan barium enema


 Kontraindikasi barium enema X-ray adalah suspek perforasi usus, megakolon
toksik, kolitis aktif, alergi lateks pada alat enema, inflamasi rektum berat, dan
perdarahan gastrointestinal akut. Selain itu, meskipun paparan radiasinya

5
relatif rendah, prosedur ini tidak dilakukan pada ibu hamil karena risiko cacat
janin.
 Indikasi barium enema X-ray adalah untuk mendeteksi abnormalitas struktural
atau fungsional di kolon dan rektum, misalnya pada kanker kolorektal,
penyakit divertikular, fistula kolon, inflammatory bowel disease, dan
penebalan lapisan kolon

D. Persiapan Alat Dan Persiapan Pasien Pada Pemeriksaan Barium Enema

A. Persiapan alat untuk pemeriksaan barium enema

 larutan barium sulfat dengan kepekatan 1:8 dan temperature 37 derajat celcius,
sebanyak 2 liter
 rectal kateter
 irigator set. Dewasa ini sering digunakan disposible barium enema kits yang
terdiri dari :
a. enema bag, biasanya dari bahan translusen dengan kapasitas 3 ltr
b. dekat dengan bagian atas kantong enema, terdapat lubang untuk menambah
larutan barium
c. kateter yang panjangnya 1,5 meter serta clip, untuk mengatur laju
bahankontras saat dilakukan pemeriksaan dalam berbagai posisi
d. rectal kateter.

 Glycerin
 Kayu pengaduk barium (bila menggunakan irigator set)
 Receiver (ember)
 Kain laken (penutup meja pemeriksaan)

B. Persiapan pasien pada pemeriksaan barium enema

o Persiapan pasien

Sebelum menjalani pemeriksaan barium enema, Anda akan diminta


mengosongkan usus besar Anda terlebih dahulu. Pasalnya, gambaran rontgen bisa
terganggu bila masih ada zat-zat sisa di usus besar.

Guna melakukan pengosongan usus besar, Anda akan diminta untuk:

6
 Menerapkan pola makan khusus sehari sebelum pemeriksaan. Anda hanya
akan diperbolehkan mengonsumsi cairan bening, seperti air putih dan sup
kaldu.
 Berpuasa setidaknya delapan jam sebelum pemeriksaan.
 Mengonsumsi obat pencahar pada malam sebelum hari pemeriksaan.
 Menanyakan pada dokter mengenai obat rutin yang boleh dan tidak boleh
terus dikonsumsi sebelum pemeriksaan.
o pra-persiapan

 informed consent, serta beri penjelasan tentang prosedur tindakan,


indikasi, dan kemungkinan yang terjadi agar menghilangkan rasa
cemas
 diet rendah sisa 1-2 hari sebelum pemeriksaan
 anjurkan klien untuk diet cair bening malam sebelum pemeriksaan
 berikan pencahar (minyak kastor/magnesium sitrat) yang sebaiknya
dilakukan sehari sebelum pemeriksaan pada sore hari atau menjelang
malam (16.00-18.00)
 enema atau laksatif supositoria mis. Bisakodil (dulcolax) dapat
diberikan pada malam sebelum pemeriksaan
o pasca pemeriksaan

 menginformasikan tentang meningkatkan asupan fluida


 mengevaluasi buang air besar untuk mengeluarkan barium
 mencatat peningkatan buang air besar karena barium, osmolaritas
tinggi, dapat menarik cairan ke dalam usus sehingga meningkatkan
isi intraluminal dan menghasilkan outpus yang lebih besar.
o Sop barium enema
 A. PengertianPemeriksaan radiologi terhadap daerah usu besar
denganmemasukan kontras media negative, positif atau keduanya.
B. TujuanUntuk melihat kelainan daerah kolon
C. Persiapan alat dan bahan
1) Barium powder
2) Air
3) Folley chateter no 24 atau 18
4) Gunting klem

7
5) Spuit 50 cc6) Jelly
7) Handscone
D. Tehnik pemeriksaan
1) Pertama lakukan foto polos abdomen,hal ini bertujuan untukmelihat persiapan
pasien dan untuk mendapatkan faktorekposi yang tepat
2) Siapkan barium yang sudah dicampur ai
3) Masukan fellow cateter no 24 yang sudah diberi jelly kedalam anus pasien dan
buat balon pada kateter agar catetertidak lepas.
4) Setelah itu masukan barium sebanyak 100cc
5) Agar barium tidak keluar lagi dari cateter, maka ujung luarcateter di kelm.
6) Buat foto lateral dan abdomen prone
7) Masukan barium semuanya secara perlahan-lahan dandiberi juga kontras udara,
kemudian pasien diguling-gulingkan sebanyak 5x.
8) Buat foto abdomen prone,supine, dengan tampak seluruhkolon.
9) Persilahkan pasien ke toilet untuk mengeluarkan bahankontras.
10) Bereskan alat
11) Pemeriksaan colon in loop selesai
E. DokumentasiCatat semua tindakan yang dilakukan perawat, beri nama,tanggal,
waktu dan tanda tangan perawat.

GAMBAR PEMERIKSAAN BARIUM ENEMA

8
2. PEMERIKSAAN PENUNJANG USG ABDOMEN

A. pengertian usg abdomen

Pemeriksaan ultrasonografi (USG) abdomen merupakan prosedur pencitraan


yang dilakukan untuk mendiagnosis penyakit seperti batu empedu, batu ginjal,
aneurisma aorta abdominalis, neoplasma hepar, dan karsinoma pankreas. Pemeriksaan
ini memanfaatkan gelombang ultrasonik untuk menghasilkan gambaran organ-organ
di dalam rongga abdomen tanpa bersifat invasif.

B. Tujuan pemeriksaan usg abdomen

Mendeteksi kelainan pada empedu, kandung kemih, dan pankreas yang


memungkinkan adanya pembesaran ovarium kehamilan, atau usus buntu

C. Kontra indikasi dan indikasi pada pemeriksaan usg abdomen

Kotra indikasi

Kontraindikasi pemeriksaan USG abdomen hanya dapat berupa


penolakan dari pasien sendiri, tidak mendapatkan persetujuan dari informed
consent yang telah diberikan, atau adanya luka pada abdomen yang perlu
dihindari karena berisiko mengalami infeksi. Selain dari kondisi-kondisi
tersebut, tidak ada kontraindikasi pemeriksaan USG abdomen.
Indikasi
Indikasi pemeriksaan USG abdomen adalah untuk mendiagnosis
kelainan pada organ-organ dalam rongga abdomen seperti batu ginjal, batu empedu,
aneurisma aorta abdominalis, neoplasma hepar, dan karsinoma pankreas. Pemeriksaan
ini dapat menilai ginjal, hepar, kandung empedu, aorta abdominalis, limpa, organ
gastrointestinal dan pankreas. USG abdomen juga dapat digunakan sebagai penuntun
biopsi atau pembedahan.
D. Persiapan alat dan persiapan pasien pada pemeriksaan usg abdomen
-persiapan alat
 hidupkan peralatan usg sesuai dengan tatacara yang dianjurkan
oleh pabrik pembuat peralatan tersebut
 panduan pengoperasian peralatan usg sebaiknya diletakkan di
dekat mesin usg, hal ini sangat penting untuk mencegah
kerusakan alat akibat ketidaktahuan operator usg

9
 perhatiakan tegangan listrik pada kamar usg, karena tegangan
yang terlalu naik-turun akan membantu peralatan elektronik
mudah rusak.
 Bila perlu pasang stabilisator tegangan listrik dan ups, setiap
kali selesai melakukan pemeriksaan usg
 Berikan semua peralatan dengan hati-hati, terutama pada
transuder (penjejak) yang mudah rusak. Bersihkan transuder
dengan memakai kain yang lembut dan cuci dengan larutan anti
kuman yang tidak merusak transduser(informasi ini dapat
diperoleh dari setiap pabrik pembuatan mesin usg).
 Selanjutnya taruh kembali transduser padan tempatnya, rapikan
dan bersihkan kabel-kabelnya, jangan sampai terinjak atau
terjepit. Setelah semua rapih, tutuplah mesin usg dengan plastik
pentupnya. Hal ini penting untuk mencegah mesin usg dari
siraman air atau zat kimia lainnya. Agar alat ini tidak mudah
rusak, tentukan seseorang sebagai penanggung jawab
pemeliharaan alat tersebut
-persiapan pasien
 Penderitaan obtipasi sebaiknya diberikan laktasif di malam
sebelumnya
 Untuk pemeriksaan organ-organ dirongga perut bagian atas,
sebaiknya dilakukan dalam keadaan puasa agar tidak
menimbulkan gas dalam perut karena akan mengaburkan
gambar organ yang diperiksa
 Untuk pemeriksaan kandungan empedu dianjurkan puasa
sekurang-kurangnya 6jam sebelum pemeriksaan, agar diperoleh
diatasi pasif yang maksimal
 Untuk pemeriksaan kebinanan dan daerah pelvis, buli-buli
harus dalam keadaan penuh
-persiapan dan pelaksanaan (uliyah,2008)
 Lakukan infomed consent

10
 Anjurkan untuk puasa makan dan minuman 8-12jam sebelum
pemeriksaan usg aorta abdomen, kandung empedu, hepar,
limpa, pancreas
 Oleskan jelly konduktif pada permukaan kulit yang akan
dilakukan usg
 Transduser dipegang dengan tangan dan gerakan ke depan dan
belakang diatas permukaan kulit
 Lakukan antara 10-30menit
 Premedikasi jarang dilakukan, hanya bila pasien dalam keadaan
gelisa
 Pasien tidak boleh meroko sebelum pemeriksaan untuk
mencegah masuknya udara
 Pada pemeriksaan obsterik (trimester pertama dan kedua),
pelvis dan ginjal, pasien dianjurkan untuk minum 4 gelas air
dan tidak boleh berkemih. Sementara untuk trimester ke tiga,
pemeriksaan pada pasien dilakukan pada saat kandung kemih
kosong
 Bila pemeriksaan dilakukan pada otak, lepaskan semua
perhiasan dari leher dan jepit rambut dari kepala.
 Bila pemeriksaan dilakukan dilakukan pada jantung, anjurkan
untuk bernapas secara perlahan-lahan dan menahannya setelah
inspirasi dalam

o Sop Ultrasonografi (usg)

  A. Pengertian

Ultrasonografi (usg) adalah suatu pemeriksaan diagnostik noninvasif
dengan menggunakan gelombang frekuensi tinggi
kedalamabdomen.Gelombang-gelombang ini dipantulkan kembali
daripermukaan struktur organ sehingga komputer dapatmenginterprertasikan
densitas jaringan berdasarkan gelombang-gelombang tersebut.

B. Tujuan

11
1. Mendeteksi adanya massa diabdomen.

2. Membedakan antara kista yang berisi air atau massa padat

3. Mengevaluasi dan memetakan organ di abdomen sebelumdilakukan biopsi.

4. Mengevaluasi kelainan-kelainan lain yang terdapat dalamrongga abdomen.

C. Tindakan

1. PengkajianMengkaji Program/Instruksi Medik Untuk Prosedur


PemeriksaanUsg Abdomen.Mengkaji Tingkat Pengetahuan Klien
TentangProsedur Yang Akan Dliakukan.

2. IntervensiPersiapan Alat :

a. Status atau rekam medik klien.

b. Hasil pemeriksaan diagnostik sebelumnya.

c. Formulir pesanan pemeriksaan usg.

Persiapan Klien :Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang tujuan


danprosedur yang akan dilakukan.

3. Implementasi

a. Melaporkan / membuat perjanjian dengan petugas usg

b. Mencuci tangan.

c. Membawa klien ketempat pemeriksaan denganmenggunakan kursi roda


atau meja dorong (sesuai kondisiklien) bersama rekam medik dan formulir usg
klien.

d. Menjelaskan kepada klien prosedur yang akan dilalkukan.

e. Menjamin kebutuhan privacy klien.

12
f. Mengatur posisi klien (berbaring pada tempat pemeriksaandan mengolesi
jelly / lubricant pada area permukaan kulityang akandiperiksa).

g. Untuk usg kandung kemih : 2 jam sebelum pemeriksaanklien diberi banyak


minum dan diminta menahan buang airkecil sampai pemeriksaan selesai.

h. Merapihkan klien dan membawa klien kembali keruangperawatan

i. Mencuci tangan.

4. EvaluasiMengevaluasi respon klien selama dan sesudah prosedur.

5. DokumentasiMencatat tanggal dan waktu pemeriksaan, mencatat


responklien selama, dan sesudah prosedur.Catat semua tindakanyang
dilakukan perawat, beri nama, tanggal, waktu dan tandatangan perawat.

6. a) SikapSistematis.

b)Hati-hati.

c) Berkomunikasi.

d) Mandiri.

e) Teliti.

f) Tanggap terhadap respon klien.

g) Rapih.

h) Menjaga privacy.

i) Sopan.

13
GAMBAR PEMERIKSAAN USG ABDOMEN

BAB III
PENUTUP
A. kesimpulan
Pada beberapa pemeriksaan, sistem pencernaan harus dikosongkan terlebih dahulu; ada juga pemeriksaan
yang dilakukan setelah 8-12 jam sebelumnya melakukan puasa; sedangkan pemeriksaan lainnya tidak
memerlukan persiapan khusus. Langkah pertama dalam mendiagnosis kelainan sistem pencernaan adalah
riwayat medis danpemeriksaan fisik. Tetapi gejala dari kelainan pencernaan seringkali bersifat samar sehingga
dokter mengalami kesulitan dalam menentukan kelainan secara pasti. Kelainan psikis (misalnya
kecemasan dan depresi) juga bisa mempengaruhi sistem pencernaan dan menimbulkan gejala-
gejalanya. Proses pengisian dimonitor melalui fluoroskopi, dan kemudian dilakukan foto ronsen.Kolon harus
bebas dari bahan-bahan tinja sehingga barium memperlihatkan gambaran usus besar untuk dideteksi adanya
berbagai gangguan

14
DAFTAR PUSTAKA

Batiansyah, E.2008. Panduan Lengkap: Membaca Hasil Kesehatan .Jakarta: EGC

 Departemen Kesehatan Republik Indonesia,2000. Pedoman PerawatEndoskopi. Jakarta. Depkes Ri

 Priyanto, A. 2009. Endoskopi Gastrointestinal . Jakarta: SalembaMedika

15

Anda mungkin juga menyukai