VISI:
MISI:
ANGGARAN DASAR
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
PERIODE 2012/2013
MUKADIMAH
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, bangsa Indonesia telah berhasil merebut
kemerdekaan dari kaum penjajah, maka setiap warga negara berkewajiban mengisi
kemerdekaan itu dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia menuju
tercapainya kehidupan masyarakat yang sehat, adil dan makmur.
Mahasiswa sebagai warga negara yang berperan aktif dalam perjuangan dan
pergerakan kemerdekaan, sadar akan hak dan kewajiban serta peran dan tanggung
jawabnya kepada umat manusia dan bangsa sebagai insan akademis yang profesional.
Perjuangan pergerakan mahasiswa akan selalu ada sebagai agen perubah, kekuatan
moral, dan bekal masa depan untuk mengusung cita-cita perjuangan bangsa. Maka dari
itu untuk mewujudkan keinginan luhur tersebut diperlukan sebuah wadah bersama yang
menampung dan mengkoordinasikan segala kegiatan mahasiswa khususnya di lingkup
AKADEMI KEPERAWATAN JUSTITIA, yang bertujuan mempersatukan mahasiswa
AKADEMI KEPERAWATAN JUSTITIA dan juga sebagai wadah dalam membina
mahasiswa AKPER JUSTITIA menuju terwujudnya mahasiswa yang beriman dan
bertakwa, mencetak kader-kader pemimpin yang berintegritas tinggi, memadukan
segenap kompetensi mahasiswa AKPER JUSTITIA dan memperjuangkan aspirasi
mahasiswa demi terwujudnya stabilitas kehidupan mahasiswa AKADEMI
KEPERAWATAN JUSTITIA sehingga dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap
pembangunan Negara Indonesia terutama di lingkup AKPER JUSTITIA. Wadah ini
adalah Badan Eksekutif Mahasiswa Akademi keperawatan justitia
Meyakini bahwa tujuan dan cita-cita mahasiswa AKPER JUSTITIA hanya didapat atas
petunjuk Allah Yang Maha Pemberi Petunjuk disertai usaha-usaha teratur, terencana
dan penuh kebijaksanaan, kami mahasiswa AKPER JUSTITIA bersatu, menghimpun diri
dalam Badan Eksekutif Mahasiswa AKPER JUSTITIA yang digerakan dengan pedoman
berbentuk Anggaran Dasar sebagai berikut:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
BAB III
ASAS, LANDASAN, DAN SIFAT
Pasal 5
BEM AKPER JUSTITIA berasaskan Ketuhanan Yang Maha Esa, Kekeluargaan,
Intelektual, Keadilan, Profesionalisme, Manfaat dan Kesejahteraan.
Pasal 6
Pasal 7
BAB IV
TUJUAN
Pasal 8
BAB V
KEANGGOTAAN DAN KEPENGURUSAN
Pasal 9
Anggota BEM AKPER JUSTITIA adalah seluruh mahasiswa dari setiap progam studi di
AKPER JUSTITIA
Pasal 10
Ayat 1. Pengurus BEM AKPER JUSTITIA adalah mahasiswa dari setiap program studi
di AKPER JUSTITIA yang telah dilantik dan disahkan sebagai Kabinet BEM AKPER
JUSTITIA.
Ayat 2. Pelantikan dan pengesahan Presiden BEM AKPER JUSTITIA oleh DEMA AKPER
JUSTITIA selaku pemegang legislatif mahasiswa di AKPER JUSTITIA.
Ayat 3. Pelantikan dan pengesahan Kabinet BEM AKPER JUSTITIA oleh Dekan AKPER
JUSTITIA selaku pemegang kebijakan tertinggi di AKPER JUSTITIA.
Ayat 4. Yang dimaksud kabinet adalah Presiden BEM AKPER JUSTITIA beserta seluruh
pengurusnya.
BAB VI
KEDAULATAN
Pasal 11
BAB VII
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 12
Ayat 2. Presiden BEM AKPER JUSTITIA bertanggung jawab kepada DEMA AKPER
JUSTITIA.
Pasal 13
Ayat 1. Sekretaris jenderal BEM AKPER JUSTITIA yang selanjutnya disebut Sekjen
BEM AKPER JUSTITIA adalah sebagai second leader kabinet BEM AKPER JUSTITIA
dan bertanggung jawab penuh terhadap pengelolaan admininstrasi BEM AKPER
JUSTITIA.
Ayat 2. Sekjen BEM AKPER JUSTITIA bertanggung jawab kepada Presiden BEM
AKPER JUSTITIA.
Pasal 14
Ayat1. Kementerian BEM AKPER JUSTITIA adalah merupakan unit kerja bentukan
Presiden BEM AKPER JUSTITIA yang memiliki wilayah kerja tersendiri, dan memiliki
wewenang luas untuk melakukan program-programnya sesuai dengan visi dan misi
BEM AKPER JUSTITIA, AD/ART BEM AKPER JUSTITIA, dan GBHO BEM AKPER
JUSTITIA.
Pasal 15
Direktorat Jenderal
Ayat 1. Merupakan unit kerja di bawah Kementerian yang dibentuk untuk membantu
kinerja dari suatu kementerian yang bersangkutan dengan spesialisasi tertentu.
Ayat 2. Setiap direktorat jenderal dipimpin oleh seorang kepala direktorat jenderal.
Pasal 16
Ayat 1. Badan Semi Otonom atau disingkat BSO adalah suatu badan bentukan BEM
yang merupakan kepanjangan tangan dari BEM yang bergerak dalam bidang tertentu
dan berhak mengatur rumah tangganya sendiri dengan mempunyai visi-misi dan
AD/ART sendiri namun tetap mengacu pada visi misi BEM AKPER JUSTITIA dan
AD/ART BEM AKPER JUSTITIA.
Ayat 2. BSO dipimpin oleh seorang ketua yang dilantik dan disahkan oleh Presiden BEM
AKPER JUSTITIA.
Ayat 3. Ketua BSO bertanggung jawab langsung kepada Presiden BEM AKPER
JUSTITIA.
BAB VIII
KEUANGAN
Pasal 17
BAB IX
MUSYAWARAH
Pasal 18
Musyawarah BEM AKPER JUSTITIA terdiri dari:
BAB X
Pasal 19
BAB XI
PERUBAHAN AD/ART
Pasal 20
Ayat 1. Perubahan AD BEM AKPER JUSTITIA hanya dapat dilakukan apabila ada
kejadian luar biasa melalui sidang pleno luar biasa.
Ayat 3. Perubahan ART BEM AKPER JUSTITIA hanya dapat dilakukan pada sidang pleno
awal kepengurusan BEM AKPER JUSTITIA dan atau pada sidang pleno luar biasa.
BAB XII
PEMBUBARAN
Pasal 21
Pembubaran BEM AKPER JUSTITIA hanya dapat dilakukan oleh kesepakatan DEMA
AKPER JUSTITIA, Dekan AKPER JUSTITIA, dan Rektor UNS.
BAB XIII
Pasal 22
Hal-hal yang belum diatur dalam anggaran dasar ini dimuat dalam anggaran rumah
tangga atau peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan lain sepanjang tidak
melanggar anggaran dasar.
PERIODE 2012/2013
BAB 1
KEPENGURUSAN
Pasal 1
Ayat 2. Mahasiswa yang bersangkutan telah mengikuti alur rekruitmen untuk menjadi
pengurus BEM AKPER JUSTITIA sesuai dengan aturan dan tata cara yang berlaku.
Ayat 3. Aturan dan tata cara rekruitmen diatur pada peraturan tersendiri.
Ayat 4. Mahasiswa yang bersangkutan telah dilantik dan disahkan oleh Dekan AKPER
JUSTITIA sebagai pengurus Kabinet BEM AKPER JUSTITIA.
Pasal 2
Sanksi Pengurus
1. Peringatan tertulis yang dikeluarkan oleh Presiden BEM AKPER JUSTITIA dengan
pertimbangan menteri Kementerian yang bersangkutan.
2. Pembekuan hak pengurus sampai dengan mahasiswa yang bersangkutan
membuat surat pernyataan permohonan maaf kepada BEM AKPER JUSTITIA dan
disetujui oleh Presiden BEM AKPER JUSTITIA melalui rapat harian terbatas.
3. Pencabutan status sebagai pengurus BEM AKPER JUSTITIA dengan surat
keputusan Presiden BEM AKPER JUSTITIA.
Ayat 3. Tata cara sanksi dan/atau pemberhentian akan diatur dalam ketentuan dan
peraturan tersendiri.
Pasal 3
1. Meninggal dunia.
2. Sudah tidak menjadi mahasiswa AKPER JUSTITIA lagi.
3. Mahasiswa yang bersangkutan dengan sadar menyatakan pengunduran diri dan
telah disetujui oleh presiden BEM AKPER JUSTITIA.
4. Hilang akal.
5. Pencabutan status.
Pasal 4
Pembelaan Diri
Pengurus yang dikenakan sanksi berhak mengajukan pembelaan diri melalui DEMA
AKPER JUSTITIA.
BAB II
Pasal 5
Pasal 6
BAB III
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 7
PRESIDEN
Sekretaris Jenderal
Kementerian
Keuangan
Dirjen Personalia
Dirjen Administrasi
Kementerian Internal
Kementerian Eksternal
Kementerian PSDM
Kementerian KOMINFO
Kementerian Sosial
Kementerian Advokasi
Pasal 8
Pasal 9
Sekretaris Jenderal
Pasal 10
Pasal 11
Direktorat Jenderal
Pasal 12
1. Mengatur rumah tangganya sendiri sesuai dengan arahan kerja BSO yang telah di
buat.
2. Meminta penjelasan kepada presiden BEM mengenai arahan kerja BEM AKPER
JUSTITIA khususnya yang menyangkut BSO tersebut.
BAB V
MUSYAWARAH
Pasal 13
Ayat 1: Raker adalah rapat yang dilaksanakan pada awal kepengurusan untuk
membahas program kerja selama satu periode kepengurusan.
Ayat 2. Raker minimal dihadiri oleh setengah dari jumlah ditambah satu orang pengurus
BEM AKPER JUSTITIA dan sudah mencakup perwakilan dari setiap Kementerian.
Ayat 3: Ketentuan dan mekanisme raker akan diatur dalam tata tertib raker.
Ayat 4. Hasil disahkan oleh Presiden BEM AKPER JUSTITIA dengan surat keputusan
Presiden BEM AKPER JUSTITIA.
Pasal 14
Ayat 2. RHT dihadiri oleh Presiden BEM AKPER JUSTITIA, Sekjen, dan menteri
Kementerian.
Pasal 15
Rapat Harian Lengkap (RHL)
Ayat 1. RHL adalah rapat yang dilaksanakan untuk mensosialisasikan langkah kerja dan
mengambil keputusan strategis yang menyangkut BEM AKPER JUSTITIA.
Pasal 16
Ayat 1. Sidang pleno awal tahun kepengurusan adalah sidang yang diadakan di awal
kepengurusan untuk membahas ART BEM AKPER JUSTITIA dan GBHK BEM AKPER
JUSTITIA.
Ayat 2. Peraturan tentang Sidang Pleno awal tahun kepengurusan diatur dalam
peraturan tersendiri.
Ayat 3. Hasil sidang pleno BEM AKPER JUSTITIA minimal dihadiri oleh setengah dari
jumlah ditambah satu orang pengurus BEM AKPER JUSTITIA dan sudah mencakup
perwakilan dari setiap Kementerian.
Ayat 4. Hasil dari Sidang Pleno awal tahun kepengurusan disahkan oleh Presiden BEM
AKPER JUSTITIA.
Pasal 17
Ayat 2. Hasil dari Sidang Pleno tengah tahun kepengurusan disahkan oleh Presiden
BEM AKPER JUSTITIA.
Pasal 18
Ayat 1. Sidang Pleno akhir tahun kepengurusan adalah sidang untuk membahas laporan
pertanggungjawaban Sekjen, menteri Kementerian, dan ketua BSO di akhir
kepengurusan kepada Presiden BEM AKPER JUSTITIA.
Ayat 2. Hasil dari Sidang Pleno akhir tahun kepengurusan disahkan oleh Presiden BEM
AKPER JUSTITIA.
Ayat 3. Ketentuan dan mekanisme sidang pleno akhir tahun kepengurusan BEM AKPER
JUSTITIA akan diatur dalam tata tertib sidang
Pasal 19
Ayat 1. Sidang Pleno luar biasa adalah sidang yang dilakukan dalam keadaan luar biasa.
Ayat 2. Keadaan luar biasa adalah keadaan yang dapat mengganggu stabilitas dan
keberlangsungan organisasi.
Ayat 3. Hasil dari sidang pleno luar biasa disahkan oleh Presiden BEM AKPER JUSTITIA.
BAB VII
Pasal 20
Lambang
Pasal 21
Atribut
Ayat 1. Atribut BEM AKPER JUSTITIA berupa jaket, pin, bendera, atau segala sesuatu
yang berhubungan dengan BEM AKPER JUSTITIA.
Ayat 2. Penetapan sebagai atribut disepakati oleh Presiden BEM AKPER JUSTITIA,
Sekjen, dan menteri setiap Kementerian.
BAB VIII
PENUTUP
Pasal 22
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga akan diatur dalam peraturan
tersendiri.