Anda di halaman 1dari 18

I.

DEFINISI HARAPAN
Harapan berasal dari kata harap yaitu
keinginan supaya sesuatu terjadi atau
sesuatu terjadi atau suatu yang belum
terwujud. Harapan dapat diartikan
sebagai menginginkan sesuatu yang
dipercayai dan dianggap benar dan jujur
oleh setiap manusia dan harapan agar
dapat dicapai ,memerlukan kepercayaan
kepada diri sendiri,kepercayaan kepada
orang lain dan kepercayaan kpd TUHAN.
Menurut kodratnya dalam diri manusia terdapat 2
dorongan,yaitu dorongan kodrat serta dorongan
kebutuhan hidup.
Terkait dengan kebutuhan manusia tersebut ,
abraham maslow mengkategorikan kebutuhan
manusia menjadi 5 macam atau disebut juga 5
harapan manusia, yaitu;
1.harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup
2.harapan untuk memperoleh keamanan
3.hak untuk mencintai dan dicintai
4.harapan diterima lingkungan
5.harapan memperoleh perwujudan cita-cita
Dalam mencukupi kebutuhan kodrat maupun
kebutuhan, manusia membutuhkan orang lain
II. HARAPAN SEBAGAI FENOMENA
NASIONAL Artinya harapan ialah
sesuatu yang wajar berkembang dalam
diri manusia dimanapun berada.
Mengutip pandangan A.F.C. Wallace
dalam bukunya culture and personality,
mas abhoe dhari menegaskan bahwa
kebutuhan merupakan salah satu isi
pokok dari unsur kepribadian yang
merupakan sasaran dari kehendak,
harapan, keinginan, serta emossi
seseorang.
Kebutuhan individu dapat
dijabarkan lebih lanjut menjadi:
a) Kebutuhan organik individu
- kebutuhan individu bernilai (+)
- kebutuhan individu bernilai (-)
b) Kebutuhan psikologi individu
- kebutuhan psikologi individu
bersifat positif
.
III.KEPERCAYAAN
Kepercayaan berasal dari kata
percaya,artinya mengakui atau meyakini
akan sesuatu kebenaran. Kepercayaan ialah
hal-hal yang berhubungan dengan
pengakuan atau keyakinan akan kebenaran.
Kebenaran menurut Peodjawiyatna adalah
merupakan cita – cita orang yang tahu,
dalam hal ini kebenaran merupakan
kebenaran logis, sehingga manusia selalu
memilih sebelum melakukan tindakan
apakah tindakan ini salah atau benar
menurut keyakinannya.
Dalam bidang logika kebenaran ialah
persesuaian antara tahu dan objek yang
diketahui (kebenaran logis). Jika tidak
ada persesuaian antara putusa dan
objeknya yang diketahui, maka terdapat
dua kemungkinan, yaitu:
- orang yang mengutarakan putusan
keliru
- orang yang mengutarakan putusan
sengaja mengutarakan tidak sesuai
dengan realita yang diketahuinya.
Dasar kepercayaan ialah kebenaran
dan sumber kebenaran adalah
manusia, oleh karena itu
keepercayaan dibedakan atas:
- Kepercayaan pada diri sendiri,
yaitu kepercayaan yang harus
ditanamkan pada setiap pribadi
manusia. hakikatnya kepercayaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
- Kepercayaan pada
pemerintah.
- Kepercayaan pada orang lain,
yaitu percaya pada kata hatinya
yang berbentuk pada perbuatan
kebenaran kepada orang lain.
Misalnya pada saudara, teman,
orang tua atau siapa saja.
- Kepercayaan kepada Tuhan, yaitu
meyakini bahwa manusia diciptakan
oleh tuhan dan manusia harus
bertakwa pada tuhannya. Salah satu
cara bertakwa adalah mengukuhkan
imannya bahwa tuhan merupakan
zat yang merupakan kebenaran
mutlak.
Manusia dan Harapan
Harapan itu bersifat manusiawi dan
dimiliki semua orang. Dalam
hubungannya dengan pendidikan
moral, untuk mewujudkan harapan
perlu di wujudkan hal – hal sbb:
a. harapan apa yang baik
b. bagaimana mencapai harapan itu
c. bagaimana bila harapan itu tidak
tercapai.
Jika manusia mengingat bahwa
kehidupan tidak hanya di dunia saja
namun di akhirat juga, maka sudah
selayaknya “harapan” manusia untuk
hidup di kedua tempat tersebut bahagia.
Dengan begitu manusia dapat
menyelaraskan kehidupan antara dunia
dan akhirat dan selalu berharap bahwa
hari esok lebih baik dari pada hari ini,
namun kita harus sadar bahwa harapan
tidak selamanya menjadi kenyataan.
Nilai – Nilai Budaya Sebagai Tolak Ukur Harapan
Dalam hasil budaya yang berupa sastra, dapat
dihayati adanya kandungan nilai budaya yang
dibawa penulisnya sebagai gagasan utama. Dalam
sastra jawa misalnya antara lain terdapat nilai
budaya meliputi:
a.nilai kejuangan dan semangat pengorbanan,
yaitu nilai perjuangan sebagai tolak ukur dan diharapkan
dimiliki masyarakat, seperti kesetiaan, kesungguhan,
kedisiplinan,dll
b. nilai kerumahtanggaan
yaitu nilai yang diharapkan berkembang dalam etiap
keluarga.
c. Nilai kemandirian kaum wanita
Yaitu, Nilai yang diharapkan dapat dimiliki setiap wanita.
HARAPAN TERAKHIR
Dalam hidup di dunia, manusia
dihadapkan pada persoalan yang
beragam baik itu masalah positif
maupun negative. Untuk
menghadapi persoalan hidup
tersebut manusia perlu belajar dari
manusia lainnya baik formal maupun
informal agar memiliki kehidupan
yang sejahtera
menurut Aristoteles, hidup dan kehidupan itu
berasal dari generation spontanea, yang
berarti kehidupan itu terjadi dengan
sendirinya. Kebutuhan manusia terbagi atas
kebutuhan jasmani dan
kebutuhan rohani.Ada yang dalam pandangan
hidupnya hanya ingin memuaskan kehidupan
duniawi namun juga ada yang sebaliknya.
Terkait dengan tingkat kesadaran kehidupan
beragama, manusia akan semakin yakin
bahwa mereka akan mati. Dunia serba
gemerlap hanya akan ditinggalkan dan akan
hidup abadi di alam akhirat.
Dengan pengetahuan serta pengertian agama
tentang adanya kehidupan abadi di akhirat,
manusia menjalankan ibadahnya. Ia akan
menjalankan perintah Tuhan melalui agama,
serta menjauhkan diri dari larangan yang
diberikan-Nya. Manusia menjalankan hal itu
karena sadar sebagai makhluk yang tidak
berdaya di hadapan Tuhan. Kehidupan dunia
yang sifatnya sementara dikalahkannya demi
kehidupan yang abadi di akherat karena tahu
bagaimana beratnya siksaan di neraka dan
bagaimana bahagianya di surga. Kebaikan di
surga yang abadi inilah yang merupakan harapan
terakhir manusia.

Anda mungkin juga menyukai