Anda di halaman 1dari 11

Epidemiologi Diabetes Melitus

Kelompok 6
Kelas Epidemiologi
1. Mutiyah S Lamunte
2. Sri Wahyuni Dengo
3. Muhammad Arief Adam
4. Nadia Laiya
Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala
yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh
karena peningkatan kadar glukosa darah akibat
penurunan sekresi insulin yang progresif dilatar
belakangi oleh resistensi insulin (Soegondo dkk,
2009).

Diabetes Mellitus adalah kondisi abnormalitas


metabolisme karbohidrat yang disebabkan
oleh defisiensi (kekurangan) insulin, baik
secara absolute (total) maupun sebagian
(Hadisaputro. Setiawan, 2007).
Epidemiologi Distribusi dan Frekuensi

Diabetes
01 Menurut Orang
Melitus Pada negara berkembang, DM cenderung diderita
oleh penduduk usia 45-64 tahun, sedangkan pada
negara maju penderita DM cenderung diderita oleh
penduduk usia di atas 64 tahun. Penderita DM Tipe 1
biasanya berumur < 40 tahun dan penderita DM Tipe
2 biasanya berumur ≥ 40 tahun. Diabetes sendiri
merupakan penyakit kronis yang akan diderita
seumur hidup sehingga progresifitas penyakit akan
terus berjalan, pada suatu saat dapat menimbulkan
komplikasi.
Epidemilogi Diabetes Melitus
Distribusi dan Frekuensi

01 Menurut Tempat 03 Menurut Waktu


Menurut laporan PERKENI tahun 2005 dari berbagai Pada tahun 2000, terdapat 2,9 juta kematian akibat
penelitian epidemiologi di Indonesia, menunjukkan DM di dunia, dimana 1,4 juta atau 48,28% kematian
bahwa angka prevalensi DM terbanyak terdapat di terjadi pada pria, dan selebihnya 1,5 juta atau
kota-kota besar, antara lain : Jakarta 12,8 %, 51,72% pada wanita. Dari jumlah kematian ini, 1 juta
Surabaya 1,8 %, Makassar 12,5 %,dan Manado 6,7 atau 34,48% kematian terjadi di negara maju dan
%. Sedangkan prevalensi DM terendah terdapat di 1,9 juta atau 65,52% kematian terjadi di negara
daerah pedesaan antara lain Tasikmalaya sebesar berkembang. Pada tahun 2003, WHO menyatakan
1,8 % dan Tanah Toraja sebesar 0,9 %. Adanya 194 juta jiwa atau 5,1% dari 3,8 miliar penduduk
perbedaan prevalensi DM di perkotaan dengan di dunia usia 20-79 tahun menderita Diabetes mellitus
pedesaan menunjukkan bahwa gaya hidup dan tahun 2007 mengalami peningkatan menjadi
mempengaruhi kejadian DM. 7,3%.
Epidemiologi Determinan
Diabetes
Melitus  Genetik atau Faktor Keturunan
 Umur
 Jenis Kelamin
 Pola Makan dan Kegemukan (Obesitas)
 Aktivitas Fisik
 Infeksi
Faktor resiko utama DM tipe 2 yaitu:

oGenetic: mempunyaib orang tua/keluarga dengan


DM tipe 2
oObesitas (terutama central obesity)
oPhysical inactivity
oPengalaman dengan diabetic intrauterine
oRiwayat minum Susu formula (cow milk) pada
waktu bayi
oLow birth weight (LBW)
Faktor Risiko DM Yaitu:

Usia >45 tahun.


01

Berat badan lebih (BBR>110% atau IMT >25kg/m).


02

Hipertensi (>140/90 mmHg).


03

Ibu dengan riwayat melahirkan bayi >4000 gram


04
Faktor Risiko DM Yaitu:

Pernah diabetes sewaktu hamil


05

Riwayat keturunan DM
02

Kolesterol HDL <35mg/dl atau trigliserida >250 mg/dl.


03

Kurang aktivitas fisik.


04
Hasil Penelitian Gizi Tentang Diabetes Melitus

01 Judul Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Penyakit Diabetes Melitus Tipe-2
Di Poli Interna Blu.Rsup. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

02 Penulis Sartika, Sumangkut Wenny, Supit Franly, Onibala

03 Tujuan Untuk mengetahui hubungan pola makan dengan kejadian diabetes mellitus tipe-2
di Poliklinik Interna BLU RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.

04 Content Here Hasil penelitian yang didapat pada tingkat kepercayaan 95% menunjukkan nilai
p=0,000. Nilai p ini lebih kecil dari nilai α = 0,05. Kesimpulan dari penelitian ini
yaitu terdapat hubungan pola makan dengan kejadian diabetes mellitus tipe-2 di
Poliklinik Interna BLU RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
ABSTRAK
Penyakit Diabetes Melitus merupakan penyakit degeneratif yang sangat terkait pola makan. Pola makan
merupakan gambaran mengenai macam-macam, jumlah dan komposisi bahan makanan yang dimakan tiap
hari oleh seseorang. Gaya hidup di perkotaan dengan pola diet yang tinggi lemak, garam, dan gula,
keseringan menghadiri resepsi/pesta, mengakibatkan masyarakat cenderung mengkonsumsi makanan secara
berlebihan mengakibatkan berbagai penyakit termasuk DM. WHO memprediksi kenaikan jumlah penyandang
DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui hubungan pola makan dengan kejadian diabetes mellitus tipe-2 di Poliklinik Interna BLU
RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan rancangan cross
sectional (potong lintang). Metode pengambilan sampel yang digunakan yaitu dengan purposive sampling
yaitu sebanyak 80 orang. Instrument penelitian yang digunakan berupa kuisioner penelitian yang terdiri dari
15 pertanyaan. Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuisioner, data yang didapatkan
dianalisa dengan menggunakan uji chi-square dan diolah dengan menggunakan program SPSS. Hasil
penelitian yang didapat pada tingkat kepercayaan 95% menunjukkan nilai p=0,000. Nilai p ini lebih kecil dari
nilai α = 0,05. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan pola makan dengan kejadian diabetes
mellitus tipe-2 di Poliklinik Interna BLU RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Saran peran penting dari
tenaga medis dan para medis serta ahli gizi untuk terus memberikan informasi kepada pasien Diabetes
mellitus yang berobat di Poliklinik Interna BLU RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, sehingga dapat
mengatur pola makan dengan baik.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai