Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN

KONSEP GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN TERKAIT TRAUMA

“LUKA BAKAR (CAMBUSTIO)”

Dosen Pengampu :

Disusun Oleh :

Silfia Istikomah 2019012210

Tryas Septiana F. 2019012212

Shinta Elya N.A 2019012208

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CENDEKIA UTAMA KUDUS


2021
A. Definisi Luka Bakar
Luka bakar adalah rusak atau hilangnya jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas
seperti kobaran api di tubuh (flame), jilatan api ketubuh (flash), terkena air panas (scald), tersentuh benda
panas (kontak panas), akibat sengatan listrik, akibat bahan-bahan kimia, serta sengatan matahari (sunburn)
(Moenajat, 2013).

B. Etiologi Luka Bakar


Luka bakar (Combustio) dapat disebabkan oleh paparan api, baik secara langsung maupun tidak
langsung, misal akibat tersiram air panas yang banyak terjadi pada kecelakaan rumah tangga.

Secara garis besar, penyebab terjadinya luka bakar dapat dibagi menjadi:
a) Luka bakar suhu tinggi(Thermal Burn): gas, cairan, bahan padat
b) Luka bakar bahan kimia (Chemical Burn)
c) Luka bakar sengatan listrik (Electrical Burn)
d) Luka bakar radiasi (Radiasi Injury)
Klasifikasi Luka Bakar

1. Luka Bakar Derajat l


Luka bakar derajat pertama hanya mengenai epidermis dan biasanya sembuh dalam 5-7 hari,
misalnya tersengat matahari.
2. Luka Bakar Derajat ll
Kerusakan yang terjadi pada epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi akut disertai
proses eksudasi, melepuh, dasar luka berwarna merah atau pucat, terletak lebih tinggi di atas permukaan
kulit normal, nyeri karena ujungujung saraf teriritasi.

Berdasarkan tingkat keseriusan luka :

2. Luka bakar ringan/ minor

3. Luka bakar sedang (moderate burn)

4. Luka bakar berat (major burn)


Manifestasi Klinis Luka Bakar
Menurut Wong and Whaley’s 2013, tanda dan gejala pada luka bakar adalah :
1. Grade 1
2. Grade 2
3. Grade 3
Pemeriksaan Penunjang Luka Bakar
a. Pemeriksaan Laboratorium
b. Leukosit
c. GDA ( Gas Darah Arteri)
d. Elektrolit Serum
e. Natrium Urin
f. Alkali Fosfat
g. Glukosa Serum
h. Albumin Serum
i. BUN atau Kreatinin
j. Loop aliran volume
k. EKG
l. Fotograpi Luka Bakar
Penatalaksanaan Luka Bakar

1. Perawatan luka bakar Penyembuhan Luka Bakar

1. Fase Inflamasi
Umumnya untuk menghilangkan rasa nyeri
dari luka bakar (Combustio) digunakan morfin 2. Fase Proliferasi
dalam dosis kecil secara intravena (dosis dewasa
3. Fase Maturasi
awal : 0,1-0,2 mg/kg dan „maintenance‟ 5-20
mg/70 kg setiap 4 jam, sedangkan dosis anak- Komplikasi Luka Bakar
anak 0,05-0,2 mg/kg setiap 4 jam). Tetapi ada
4. Gagal jantung kongestif dan edema pulmonal
juga yang menyatakan pemberian methadone (5-
10 mg dosis dewasa) setiap 8 jam merupakan 5. Sindrom kompartemen
terapi penghilang nyeri kronik yang bagus untuk
6. Adult Respiratory Distress Syndrome
semua pasien luka bakar dewasa. Jika pasien
masih merasakan nyeri walau dengan pemberian 7. Ileus Paralitik dan Ulkus Curling
morfin atau methadone, dapat juga diberikan 8. Syok sirkulasi
benzodiazepine sebagai tambahan.
9. Gagal ginjal akut
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LUKA BAKAR

1. Pengkajian
a. Biodata Pasien
b. Keluhan Utama
c. Riwayat Penyakit sekarang
d. Riwayat Penyakit Masa Lalu
e. Riwayat Pemeriksaan Keluarga
f. Pemeriksaan Fisik

2. Diiagnosa Keperawatan
g. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan jaringan
h. Nyeri Akut / Kronis berhubungan dengan trauma luka bakar
i. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kerusakan barier kulit, kerusakan respon imun, prosedur
invasif
j. Kekurangan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan
permeabilitas kapiler yang mengakibatkan cairan elektrolit dan protein masuk ke ruang interstisiel
Intervensi Keperawatan
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan 2. Nyeri akut b/d trauma luka bakar
kerusakan jaringan
• Tujuan : pasien menunjukkan penyembuhan luka. • Tujuan : Pasien menunjukkan pengurangan
nyeri sampai tingkat yang diterima pasien.
• Intervensi :
• Intervensi :
a. Cukur rambut 2 inchi dari daerah luka segera setelah terjadi luka
bakar a) Kaji tingkat nyeri untuk pengobatan
b) Posisikan ekstensi untuk mengurangi nyeri
b. Bersihkan luka dan daerah sekitar
karena gerakan
c. Jaga pasien agar tidak menggaruk dan memegang luka c) Laksanakan latihan aktif, pasif
d) Kurangi iritasi untuk mencegah nyeri.
d. Berikan tehnik distraksi pada pasien
e) Sentuh daerah yang tidak terjadi luka bakar
a) Pertahankan perawatan luka untuk mencegah kerusakan untuk memberikan kontak
epitel dan granulasi f) fisik dan kenyamanan.
g) Berikan tehnik-tehnik pengurangan nyeri non
b) Berikan kalori tinggi, protein tinggi dan makanan kecil
pengobatan yang sesuai
c) Berikan vitamin tambahan dan mineral-mineral h) Antisipasi kebutuhan medikasi pengobatan
nyeri dan berikan sebelum
d) Tutup daerah terbakar untuk mencegah nekrosis jaringan
i) nyeri tersebut terjadi.
e) Monitor vital sign untuk mengetahui tanda infeksi
3. Resiko tinggi infeksi b/d kerusakan barier 4. Kekurangan volume cairan kurang dari
kulit, kerusakan respon imun, prosedur invasif kebutuhan tubuh b/d peningkatan permeabilitas
kapiler yang mengakibatkan cairan elektrolit
dan protein masuk ke ruang interstisiel
Tujuan : Menunjukkan tidak ada infeksi
Intervensi :
Tujuan : gangguan keseimbangan cairan dapat
a. Laksanakan dan pertahankan kontrol infeksi teratasi
sesuai kebijakan ruang
Intervensi :
b. Pertahankan tehnik cuci tangan yang hati-hati
a. Observasi inteke dan output setiap jam.
bagi perawatan dan pengunjung
b. Observasi tanda-tanda vital
c. Pakai sarung tangan ketika merawat luka untuk
meminimalkan terhadap agen infeksi. c. Timbang berat badan
d. Ambil eksudat, krusta untuk mengurangi sumber d. Ukur lingkar ektremitas yang terbakar tiap sesuai
infeksi indikasi
e. Cegah kontak pasien dengan orang yang e. Kolaborasi dengan tim medis dalam. pemberian
mengalami ISPA / infeksi kulit cairan lewat infus
f. Berikan obat antimikrobial dan penggantian. f. Awasi pemeriksaan laboratorium (Hb, Ht,
balutan pada luka Elektrolit, Natrium urine random)
g. Monitor vital sign untuk mencegah sepsis
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi atau pelaksanaan adalah tahap pelaksananan terhadap rencana tindakan keperawatan yang telah
ditetapkan untuk perawat bersama pasien. Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan
validasi, disamping itu juga dibutuhkan ketrampilan interpersonal, intelektual, teknikal yang dilakukan dengan
cermat dan efisien pada situasi yang tepat dengan selalu memperhatikan keamanan fisik dan psikologis.
Setelah implementasi, perawat menuliskan dalam catatan klien deskriptif singkat dari pengkajian keperawatan.
Prosedur spesifik dan respon dari klien terhadap asuhan keperawatan. Dalam implementasi dari asuhan
keperawatan mungkin membutuhkan pengetahuan tambahan keterampilan keperawatan dan personal.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan proses keperawatan yang mengukur respon klien terhadap tindakan keperawatan dan
kemajuan klien kearah pencapaian tujuan. Perawat mengevaluasi apakah prilaku atau respon klien
mencerminkan suatu kemunduran atau kemajuan dalam diagnosa keperawatan atau pemeliharaan status yang
sehat. Selama evaluasi perawatan memutuskan apakah langkah proses keperawatan sebelumnya telah efektif
dengan menelaah respon klien dan membandingkannya dengan prilaku yang disebutkan dalam hasil yang
diharapkan. Selama evaluasi perawat secara continue perawat mengarahkan kembali asuhan keperawatan
kearah terbaik untuk memenuhi kebutuhan klien.

Anda mungkin juga menyukai