NILAI WAJAR )
SEMINAR AKUTANSI KEUANGAN (A2)
Hello!
We're from Group 6
3. Pengukuran
7. Hirarki Nilai Wajar
4. Penerapan non Aset
Keuangan 8. Pengungkapan
Nilai Wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset
atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam
transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran :
Menetapkan Mensyaratkan
Mendefinisi pernyataan pengungkapan
suatu mengenai
kan nilai
tujuan wajar
kerangka
pengukuran
pengukuran
nilai wajar.
nilai wajar
Ruang Lingkup
Pengungkapan yang disyaratkan dalam Pernyataan ini
Persyaratan pengukuran dan pengungkapan
tidak disyaratkan untuk hal sebagai berikut:
dalam Pernyataan ini tidak diterapkan untuk hal
sebagai berikut :
( a ) aset program yang diukur pada nilai wajar sesuai
dengan PSAK 24 : Imbalan Kerja
( a ) transaksi pembayaran berbasis saham dalam
ruang lingkup PSAK 53 : Pembayaran Berbasis
( b ) investasi program manfaat purnakarya yang diukur
Saham
pada nilai wajar sesuai dengan PSAK 18 Akuntansi dan
Pelaporan Program Mangiat Purnakarya
( b ) transaksi sewa dalam ruang lingkup PSAK 30 :
Sewa
( c ) aset yang jumlah terpulihkannya adalah nilai wajar
dikurangi biaya pelepasan sesuai dengan PSAK 48 :
( c ) pengukuran yang memiliki beberapa kemiripan
Perawan Nilai Aset .
dengan nilai wajar tetapi bukan merupakan nilai
wajar , seperti nilai realisai neto ( net realisable
value ) dalam PSAK 14 : Persediaan atau nilai
pukai ( value in ase ) dalam PSAK 48 :
Penurunan Nilai Aset
PENGUKURAN
Aset atau liabilitas yang diukur Entitas mengukur nilal wajar suatu aset
pada nilai wajar dapat terdiri dari atau Liabilitas menggunakan asumsi
aset atau liabilitas yang berdiri yang akan digunakan pelaku pasar ketika
sendiri dan sekelompok aset , menentukan harga aset atau liabilitas
sekelompok liabilitas atau tersebut , dengan asumsi bahwa pelaku
sekelompok aset dan liabilitas. Aset & Liabilitas pasar bertindak dalam kepentingan
ekonomik terbaiknya .
Transaksi
Nilai wajar adalah harga yang
Pengukuran nilai wajar akan diterima untuk menjual
mengasumsikan bahwa aset atau Pelaku Pasar suatu aset atau harga yang akan
libilitas dipertukarkan dalam dibayar untuk mengalihkan
transaksi teratur antara pelaku suatu biabilitas dalam transaksi
pasar untuk menjual aset atau teratur di pasar utama pada
mengalihkan liabilitas pada Harga tanggal pengukuran dalam
tanggal pengukuran dalam kondisi kondisi pasar saat Ini ( yaitu
pasar saat ini . harga keluar )
Penerapan pada Aset Nonkeuangan
Pengukuran nilai wajar aset nonkeuangan memperhitungkan
Peng n
ekonomik dengan menggunakan aset dalam penggunaan
tertin u k
pelaku pasar lain yang akan menggunakan aset tersebut
Ketika harga kuotasian untuk pengalihan liabilitas atau instrument ekuitas milik entitas sendiri yang
identik atau serupa tidak tersedia dan liabilitas atau instrumen ekuitas milik entitas sendiri yang identik
dimiliki pihak lain sebagai aset , entitas mengukur nilai wajar liabilitas atau instrumen ekuitas dari
perspektif pelaku pasar yang memiliki liabilitas atau instrumen ekuitas milik entitas sendiri yang
identik sebagai aset pada tanggal pengukuran .
Dalam kasus tersebut , entitas mengukur nilai wajar liabilitas atau instrumen ekuitas sebagai berikut :
Menggunakan harga kuotasian di pasar aktif (active market) untuk liabilitas atau instrumen ekuitas
yang identik yang dimiliki pihak lain sebagai aset, jika harga tersebut tersedia.
Jika harga tersebut tidak tersedia, maka menggunakan input lain yang dapat diobservasi,
Jika harga yang dapat diobservasi dalam seperti yang disebutkan diatas tidak tersedia, maka
menggunakan teknik penyediaan lain, seperti: pendekatan penghasilan dan pendekatan pasar
liabilitas dan Instrumen ekuitas yang
tidak Dimiliki Pihak lain sebagai Aset
Ketika harga kuotasian untuk pengalihan liabilitas atau instrumen ekuitas milik entitas sendiri yang
identik atau serupa tidak tersedia dan liabilitas atau instrumen ekuitas milik entitas sendiri yang identik
tidak dimiliki oleh pihak lain sebagai aset, entitas mengukur nilai wajur liabilitas atau instrumen ekuitas
menggunakan teknik penilaian dari perspektif pelaku pasar yang memiliki liabilitas atau telah
menerbitkan klaim atas ekuitas .
Sebagai contoh, ketika menerapkan teknik nilai kini entitas dapat memperhitungkan salah satu dari hal
sebagai berikut :
arus kas keluar masa depan yang diperkirakan akan dikeluarkan pelaku pasar dalam memenuhi
kewajiban, termasuk kompensasi yang disyaratkan pelaku pasar untuk mengambil alih kewajiban
tersebut
jumlah yang akan diterima pelaku pasar untuk melakukan atau menerbitkan liabilitas atau instrumen
ekuitas yang identik, menggunakan asumsi yang akan digunakan pelaku pasar ketika menentukan
harga liabilitas atau instrumen ekuitas yang identik di pasar utama untuk menerbitkan liabilitas atau
instrumen ekuitas dengan menggunakan persyaratan kontraktual yang sama.
Nilai wajar liabilitas mecerminkan dampak risiko
wanprestasi (non-performance risk). risiko wanprestasi
risiko
adalah risiko dimana entitas tidak dapat memenuhi
Ketika mengukur nilai wajar liabilitas atau instrumen ekuitas milik entitas sendiri, entitas
tidak memasukkan input yang terpisah atau menyesuaikan dengan input lain yang terkait
dengan keberadaan pembatasan yang mencegah pengalihan liabilitas atau instrumen
ekuitas milik entitas sendiri tersebut. Dampak yang mencegah terjadinya liabilitas atas
instrumen ekuitas milik entitas sendiri secara implisit atau eksplisit tercakup dalam input
lain terhadap pengukuran nilai wajar.
Nila adalah harga yang akan diterima untuk menjual aset atau
Awal
perhitungan memperhitungkan faktor yang spesifik atas
transaksi dan aset atau liabilitas tersebut. Jika Pernyataan lain
mensyaratkan entitas untuk mengukur aset atau liabilitas
awalnya pada nilai wajar dan harga transaksi yang berbeda
dari nilai wajar, maka entitas harus mengakui keuntungan
atau kerugian yang dihasilkan dalam laba rugi, dinyatakan
dalam Pernyataan tersebut.
Teknik Penilaian
Entitas menggunakan teknik penilaian yang sesuai dalam keadaan dan dimana
data yang memadai tersedia untuk mengukur nilai wajar, memaksimalkan penggunaan input
yang dapat diobservasi yang relevan dan meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat
diobservasi. Tujuannya adalah untuk mengestimasi harga saat transaksi atau mengalihkan
liabilitas akan terjadi antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran dalam kondisi pasar saat
ini. Ada tiga pendekatan yang dapat dipakai yaitu:
18
Input Berdasarkan Harga Bid and Ask
● Jika aset atau liabilitas yang diukur pada nilai wajar memiliki harga bid dan harga ask
(contohnya input dari pasar dealer), harga dalam bid–ask spread yang paling
merepresentasikan nilai wajar dalam keadaan tersebut digunakan untuk mengukur nilai
wajar terlepas dari dimana input tersebut dikategorikan dalam hirarki nilai wajar (yaitu
Level 1, 2, atau 3).
● Penggunaan bid ask spread untuk posisi aset dan liabilitas diizinkan tetapi tidak
disyaratkan.
● Pernyataan ini tidak menghalangi penggunaan harga nilai tengah pasar (mid market
pricing) atau konvensi penentuan harga lain yang digunakan pelaku pasar sebagai
panduan praktis untuk mengukur nlai wajar dalam bid ask spread.
19
Hirarki Nilai Wajar 20
21
Input Level 2
● Input Level 2 adalah input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Level 1 yang dapat
diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung atau tidak langsung.
● Jika aset atau liabilitas memiliki persyaratan (kontraktual) yang spesifik, input Level 2 harus dapat
diobservasi untuk keseluruhan jangka waktu yang substansial dari aset atau liabilitas tersebut.
a. harga kuotasian untuk aset atau liabilitas yang serupa di pasar aktif.
b. harga kuotasian untuk aset atau liabilitas yang identik atau yang serupa di pasar yang tidak
aktif.
c. input selain dari harga kuotasian yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, sebagai
contoh: suku bunga dan kurva imbal hasil yang dapat diobservasi pada interval kuotasi yang
umum; volatilitas yang tersirat; dan credit spreads.
d. input yang diperkuat pasar (market-corroborated inputs).
● Penyesuaian terhadap input Level 2 akan beragam, tergantung pada faktor yang spesifik atas aset atau
liabilitas. Faktor tersebut termasuk hal sebagai berikut:
a. kondisi atau lokasi aset;
b. tingkat dimana input terkait dengan item yang sebanding dengan aset atau liabilitas
c. volume atau level aktivitas di pasar dimana input dapat diamati.
22
Input Level 3
● Input Level 3 adalah input yang tidak dapat diobservasi untuk aset atau
liabilitas.
● Input yang tidak dapat diobservasi digunakan untuk mengukur nilai wajar
sejauh input yang dapat diobservasi yang relevan tidak tersedia,
● Asumsi mengenai risiko termasuk risiko yang inheren dalam teknik
penilaian tertentu yang digunakan untuk mengukur nilai wajar (seperti
model penentuan harga) dan risiko yang inheren dalam input untuk teknik
penilaian.
● Entitas dapat mengembangkan input yang tidak dapat diobservasi
menggunakan informasi terbaik yang tersedia
23
Pengungkapan
● Entitas mengungkapkan informasi yang membantu pengguna laporan
keuangannya untuk menilai kedua hal sebagai berikut:
a. untuk aset dan liabilitas yang diukur pada nilai wajar secara berulang (recurring) atau
tidak berulang (non-recurring) dalam laporan posisi keuangan setelah pengakuan awal,
teknik penilaian dan input yang digunakan untuk mengembangkan pengukuran tersebut.
b. untuk pengukuran nilai wajar yang berulang yang menggunakan input yang tidak dapat
diobservasi yang signifikan (Level 3), dampak dari pengukuran terhadap laba rugi atau
penghasilan komprehensif lain untuk periode tersebut.
24
Pengungkapan
Untuk memenuhi tujuan pengungkapan, entitas empertimbangkan seluruh hal
sebagai berikut:
a. level detil yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan pengungkapan;
b. berapa banyak penekanan yang ditetapkan pada setiap persyaratan;
c. berapa banyak penggabungan atau pemisahan yang perlu dilaksanakan; dan
d. apakah pengguna laporan keuangan membutuhkan informasi tambahan untuk
mengevaluasi informasi kuantitatif yang diungkapkan.
25
Pengungkapan
Untuk memenuhi tujuan pengungkapan entitas mengungkapakan informasi berikut:
a. Alasan pengkuruan nilai wajar berulang dan tidak berulang
b. Level hirarki nilai wajar
c. Jumlah perpindahan antar hirarki nilai wajar 1 dan 2, alasan dan kebijakan
akuntansinya.
d. Untuk level 2 dan 3, deskripsi teknik penilaian dan input dalam pengukuran.
e. Level 3, rekonsiliasi saldo awal dan akhir, perubahan selama periode, keuntungan
kerugian yagn direalisasi dan belum direalisasi.
f. Jika penggunaan teringgi dan terbaik aset non keuangan berbeda dari
penggunaannya, fakta tersebut harus diungkapkan.
26
Thanks!
Do you have any questions?