Anda di halaman 1dari 38

MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS

MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS

 Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular pada manusia


yang disebabkan terutama oleh Mycobacterium tuberculosis
(MTB).

 MTB pada dasarnya menyebar melalui udara: ketika


seseorang yang batuk, bersin, berbicara atau meludah, tetesan
air liur basil tuberkel diproyeksikan ke udara dan dapat
dihirup oleh orang terdekat.

 Basil tuberkel masuk ke tubuh manusia terutama melalui


pernapasan
Ciri khas organisme
 Pada jaringan, M.tuberkulosis
adalah bakteri berbentuk batang
tipis lurus berukuran 0,4 x 3
µm
 Bakteri aerobik
 Tidak membentuk spora
 Tidak bergerak
 Dinding sel kaya akan lipid
 Basil tahan asam
 Pertumbuhan sangat lambat
Komponen basil tuberkel
A. Lipid
B. Protein
C. Polisakarida

Mikobakterium kaya akan lipid, yang terdiri dari


asam mikolat, lilin dan fosfat. Didalam sel, lipid
banyak terikat dengan protein dan polisakarida
Identifikasi dgn Teknik pewarnaan tahan asam Ziehl - Neelsen

1) Fiksasi apusan dengan pemanasan


2) Lapisi dengan larutan karbofuksin, panaskan hati-hati
selama 5 menit diatas api langsung (atau selama 20
menit dengan water bath)
3) Bilas dengan air
4) Kaburkan warna dalam asam-alkohol sampai warna
merah muda pucat menetap
5) Warnai lagi selama 10-30 detik dengan larutan metilen
biru
6) Bilas dengan air dan biarkan mengering
Kultur/biakan M.tuberculosis
 Medium untuk biakan primer mikobakterium
meliputi medium nonselektif dan medium selektif
 Medium selektif mengandung antibiotik untuk
mencegah pertumbuhan berlebihan bakteri.
 Ada tiga formulasi umum yang dapat digunakan
untuk kedua media yaitu:
a) Medium agar semisintetik
b) Medium telur inspissated
c) Medium kaldu
 Medium agar semisintetik , mis : Middlebrook
7H10 dan 7H11. Digunakan untuk mengobservasi
morfologi koloni, untuk uji sensitifitas dan dengan
menambahkan antibiotik, sebagai medium selektif
 Medium telur inspissated, mis : Lowenstein-Jensen.
Medium ini dengan penambahan antibitotik
digunakan sebagai medium selektif
 Medium kaldu, mis : Middlebrook 7H9 dan 7H12
patogenesis
 Micobacterium dalam droplet berdiameter 1-5 µm
terhirup dan mencapai alveoli

 Penyakit disebabkan karena kehadiran dan


proliferasi organisme virulen dan interaksinya
dengan penjamu
patologi
Terdapat dua tipe lesi utama

1. Tipe eksudatif 2. Tipe produktif


Terdiri dari reaksi jika lesi berkembang
inflamasi akut dengan sepenuhnya. Lesi seperti
cairan edema, terutama itu disebut tuberkel.
terlihat pada jaringan Tuberkel dapat pecah dan
paru masuk kedalam bronkus,
uji tuberkulin : positif menumpahkan isinya
disana dan membentuk
sebuah kavitas
Infeksi primer
Ketika penjamu pertama kali kontak dengan basil
tuberkel, akan timbul tanda-tanda :
1. Timbul lesi eksudatif akut dan secara cepat
menyebar ke sistem limfatik dan kelenjar getah
bening regional. Lesi eksudatif pada jaringan
sering menyembuh dengan cepat
2. Kelenjar getah bening mengalami kaseosa masif
yang biasanya mengalami kalsifikasi
3. Uji tuberkulin menjadi positif
Test tuberkulin
 test tuberkulin (juga disebut tes tuberkulin Mantoux)
dilakukan untuk melihat apakah seseorang sudah
pernah terkena tuberkulosis (TB) sebelumnya.
 Tes ini dilakukan dengan menempatkan sejumlah kecil
protein TB (antigen) di bawah lapisan atas kulit di
lengan bagian dalam Anda
 Antigen TB yang digunakan dalam uji tuberkulin
disebut protein derivatif yang dimurnikan (PPD).
 Sejumlah  PPD disuntikkan di bawah lapisan atas
kulit di lengan Anda untuk dilakukan pengukuran
 Normal (hasil negatif)
Tidak ditemukan benjolan kemerahan pada area
pemeriksaan, atau benjilan yang terbentuk lebih kecil dari
5mm (0.5 cm)
 Abnormal (hasil positif):
 Benjolan kemerahan berukuran 5mm menunjukan infeksi TB
pada orang dalam kelompok berisiko tinggi
 Benjolan kemerahan berukuran 10mm menunjukan infeksi TB
pada orang dalam kelompok berisiko moderat
 Benjolan kemerahan berukuran 15mm menunjukan infeksi TB
pada orang dalam kelompok berisiko rendah
Tiga tingkat resiko :

 Kelompok berisiko tinggi – termasuk orang yang memiliki HIV, mereka


yang memiliki kedekatan dengan seseorang yang memiliki infeksi TB
aktif, dan mereka yang memiliki gejala atau X-ray dada yang
menunjukkan TB.
 Kelompok berisiko moderat -termasuk orang-orang yang baru saja
pindah dari atau bepergian di negara dengan tingkat TB tinggi, orang-
orang yang menggunakan obat-obatan terlarang dengan suntikan
(pengguna obat intravena), orang-orang yang tinggal di panti jompo,
pekerja di rumah sakit
 Kelompok berisiko rendah – termasuk orang-orang yang tidak memiliki
eksposure terhadap TB, tercantum dalam kelompok berisiko lainnya.
pengobatan
 Regimen pengobatan menggunakan obat-obatan
kombinasi untuk mencapai angka kesembuhan
>95%.
 Dua obat utama yaitu isoniazid dan rifampisin
 Isoniazid dan rifampisin diberikan setiap hari
selama 1-2 bln dan 2xseminggu selama sisa 9
bulan
Obat TB lini pertama

 Isoniazid
 Rifampisin

 Pirazinamid

 Etambutol

 streptomisin
Obat TB lini kedua
Obat lini kedua hanya digunakan pada keadaan tertentu yang parah
(gagal pengobatan atau resistensi obat multipel)

 Kanamisin
 Kapreomisin aminoglikosida
 Etionamid

 Sikloserin

 Ofloksasin

 Siprofloksasin FQ
 levoflokasin
resistensi
 Resisten obat adalah keadaan dimana kuman
M.tuberculosis sudah tidak dapat lagi dibunuh dengan
salah satu atau lebih obat anti TB

 Kepatuhan pasien yang buruk terhadap pengobatan adl


faktor utama yang menyebabkan resistensi obat

 Pada th 2013 WHO memperkirakan di Indonesia


terdapat 6800 kasus baru TB dengan Multi Drug
Resistance
 Bakteri penyebab TBC, M. tuberculosis, adalah jenis
bakteri yang tahan terhadap asam. Begitu masuk ke
dalam tubuh, bakteri ini bisa “tertidur” lama alias
berada di fase “dorman” — mereka tetap ada di
dalam tubuh, namun tidak aktif berkembang biak.
Padahal, kebanyakan antibiotik justru berfungsi saat
bakteri ada di fase aktif. Fase dorman inilah yang
diduga membuat bakteri kebal terhadap efek obat
antibiotik (resisten antibiotik).
 MDR-TB (Multi Drug Resistant-TB) adalah bentuk
infeksi TB oleh bakteri yang resisten terhadap
pengobatan setidaknya 2 obat lini pertama (isoniazid dan
Rifampisin).

 XDR-TB (Extensively Drug Resistant-TB) adalah MDR


TB yang resisten terhadap golongan fluorokuinolon dan
setidaknya satu dari golongan aminoglikosida

 XXDR-TB : resistant to all


 Prioritas utama untuk menangani resistensi obat
adalah mencegahnya sebelum terjadi dengan
pengobatan TBC yang tepat dan teratur, serta
pengawasan yang baik.
HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS
(HIV)
Human Immunodeficiency Virus (HIV)

 merupakan kelompok virus RNA


 famili: Retroviridae
 sub famili : Lentivirinae
 genus : Lentivirus
 spesies : Human Immunodeficiency Virus1 (HIV-1)
dan Human Immunodeficiency Virus 2 (HIV-2).
Struktur HIV
 Berbentuk sferis dengan inti kerucut, dikelilingi oleh
selubung lipid yang berasal dari membran sel hospes
 Material genetik virus adalah RNA single stand-sense
positif (ssRNA)
 Inti virus mengandung protein kapsid terbesar yaitu
p24, protein nukleokapsid p7/p9, dua kopi RNA
genom, dan tiga enzim virus yaitu protease, reverse
transcriptase dan integrase
 Protein p24 adalah antigen virus yang cepat
terdeteksi dan merupakan target antibodi dalam tes
screening HIV
 Inti virus dikelilingi oleh matriks protein p17, yang
merupakan lapisan di bawah selubung lipid
 Sedangkan selubung lipid virus mengandung dua
glikoprotein yang sangat penting dalam proses
infeksi HIV dalam sel yaitu gp120 dan gp41.
Siklus replikasi
Tipe HIV
 Terdapat dua tipe yang berbeda dari virus AIDS manusia, yaitu
HIV-1 dan HIV-2.
 Kedua tipe dibedakan berdasarkan susunan genom dan
hubungan filogenetik (evolusioner) dengan lentivirus primata
lainnya.
 Perbedaan struktur genom ini walaupun sedikit, diperkirakan
mempunyai peranan dalam menentukan patogenitas dan
perbedaan perjalanan penyakit diantara kedua tipe HIV tersebut.
 Human Immunodeficiency Virus 1 (HIV-1) yang lebih sering
ditemukan, maka penelitian-penelitian klinis dan laboratoris
lebih sering dilakukan terhadap HIV-1.
Pengaruh HIV terhadap sistem imun

 Human Immunodeficiency Virus terutama menginfeksi limfosit


CD4 atau T helper (Th), sehingga dari waktu ke waktu jumlahnya
akan menurun, demikian juga fungsinya akan semakin menurun.
 Th mempunyai peranan sentral dalam mengatur sistem imunitas
tubuh. Bila teraktivasi oleh antigen, Th akan merangsang baik
respon imun seluler maupun respon imun humoral, sehingga
seluruh sistem imun akan terpengaruh. Namun yang terutama
sekali mengalami kerusakan adalah sistem imun seluler.
 Jadi akibat HIV akan terjadi gangguan jumlah maupun fungsi Th
yang menyebabkan hampir keseluruhan respon imunitas tubuh
tidak berlangsung normal.
Prinsip penularan HIV
 Dikenal dengan ESSE :
 EXIT: keluar.
 SUFFICIENT: cukup
 SURVIVE: virusnya hidup
 ENTER: masuk.

 HIV keluar dari tubuh dalam jumlah cukup dan


dalam keadaan hidup masuk ke dalam tubuh lain.
HIV ditularkan oleh

 Kontak langsung dengan darah yang terinfeksi


 Kontak seksual
 Ibu yang terinfeksi HIV pada bayi selama
kehamilan, persalinan, atau menyusui
Diagnosis HIV
 Bahan : darah atau urin
 Tes antibodi. Tes ini bertujuan mendeteksi antibodi
yang dihasilkan tubuh untuk melawan infeksi HIV.
Meski akurat, perlu waktu 3-12 minggu agar jumlah
antibodi dalam tubuh cukup tinggi untuk terdeteksi
saat pemeriksaan.
 Tes antigen. Tes antigen bertujuan mendeteksi p24,
suatu protein yang menjadi bagian dari virus HIV. Tes
antigen dapat dilakukan 2-6 minggu setelah pasien
terinfeksi.
 Bila skrining menunjukkan pasien terinfeksi HIV (HIV
positif), maka pasien perlu menjalani tes selanjutnya
 Hitung sel CD4. CD4 adalah bagian dari sel darah
putih yang dihancurkan oleh HIV. Oleh karena itu,
semakin sedikit jumlah CD4, semakin besar pula
kemungkinan seseorang terserang AIDS. Pada kondisi
normal, jumlah CD4 berada dalam rentang 500-1400
sel per milimeter kubik darah. Infeksi HIV
berkembang menjadi AIDS bila hasil hitung sel CD4
di bawah 200 sel per milimeter kubik darah.
 Pemeriksaan viral load (HIV RNA). Pemeriksaan
viral load bertujuan untuk menghitung RNA, bagian
dari virus HIV yang berfungsi menggandakan diri.
Jumlah RNA yang lebih dari 100.000 kopi per mililiter
darah, menandakan infeksi HIV baru saja terjadi atau
tidak tertangani. Sedangkan jumlah RNA di bawah
10.000 kopi per mililiter darah, mengindikasikan
perkembangan virus yang tidak terlalu cepat. Akan
tetapi, kondisi tersebut tetap saja menyebabkan
kerusakan perlahan pada sistem kekebalan tubuh.
 Tes resistensi (kekebalan) terhadap obat.
Beberapa subtipe HIV diketahui kebal pada obat
anti HIV. Melalui tes ini, dokter dapat menentukan
jenis obat anti HIV yang tepat bagi pasien.
pengobatan
 Meskipun sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan HIV,
namun ada jenis obat yang dapat memperlambat perkembangan virus.
Jenis obat ini disebut antiretroviral (ARV). ARV bekerja dengan
menghilangkan unsur yang dibutuhkan virus HIV untuk menggandakan
diri, dan mencegah virus HIV menghancurkan sel CD4. Beberapa jenis
obat ARV, antara lain:

Efavirenz
Etravirine
Nevirapine
Lamivudin
Zidovudin

Anda mungkin juga menyukai