Anda di halaman 1dari 13

ASSALAMUALAIKUM WR

WB
STUDI KASUS GANGGUAN KELOMPOK 2
HATI ANDRE VILLANO
BILQIS NURGANIYU
DENIA AYU PUTRI
ELVITA KOMALA
DOSEN : HENDRA PURNAMA
SRI OKTAVIA, M.Farm, Apt E
HARIASTUTI
SUPINA
SILVIA ARDELA
RANDI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI


{STIFARM}
PADANG
2019
STUDI KASUS

Pasien laki-laki, umur 43 tahun, beragama Islam, suku Madura, datang ke


poliklinik rumah sakit dengan keluhan lemas sejak seminggu sebelum datang,
lemas dikatakan pada seluruh tubuh. Hal ini membuat pasien enggan melakukan
aktifitas sehari-hari. Pasien juga mengeluhkan nyeri pada ulu hati. Nyeri ini
seringkali dirasakan setelah makan dan minum yang disertai perasaan mual dan
muntah sehingga pasien kurang bernafsu makan. Pasien menyatakan bahwa
perasaan nyeri juga disertai dengan perasaan penuh pada perut. Frekuensi buang air
kecil lebih meningkat sejak beberapa bulan terakhir, dikatakan pasien sering bolak-
balik hingga lebih dari 4 kali sehari ke kamar mandi untuk buang air kecil, namun
volume sekali kencing sekitar ¼ gelas aqua (240 cc) dengan warna kecoklatan
seperti teh. Keinginan buang air besar pasien dikatakan normal.
Pada bulan Desember 2012 Pasien mengeluh tidak bisa menggerakkan anggota
gerak dan tidak bisa jalan. Pasien diantar ke rumah sakit dan diopname selama 1
minggu. Pasien mengatakan dirinya mengalami anemia dalam jangka waktu yang
lama dan penasaran mengapa tidak sembuh juga. Setelah dirawat dan diperiksa
laboratorium, pasien didiagnosis mengidap Hepatitis B. Pasien mengeluh dirinya
sering merasa lelah dan mudah capek.

Pada bulan April 2013, pasien kembali di opname di rumah sakit. Pasien dikatakan
muntah darah. Pasien tidak sadarkan diri sehingga segera dilarikan ke rumah sakit

Pasien mengatakan dirinya menggunakan obat herbal sirup dalam kemasan botol
besar. Pasien mengeluh sering mencret sejak minum obat tersebut. Sehingga sudah
berhenti meminumnya. Pasien mengaku obat tersebut tersebut diminum bersamaan
dengan minum obat dari dokter.

Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama
dengan dirinya. Riwayat penyakit kuning dalam keluarga penderita disangkal oleh
pasien. Ibu pasien mengalami hipertensi
DIAGNOSIS
Pada pemeriksaan generalis didapatkan
mata anemis dextra dan sinistra,
jantung dan paru dalam batas normal,
Pada pemeriksaan didapatkan keadaan abdomen dalam batas normal. Tidak
umum baik, kesadaran compos mentis, ada edema pada ekstremitas atas
tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 88 bawah.
kali/menit, respirasi 20 kali/menit, suhu
aksilla 36, 5 °C, berat badan 65 kg,
tinggi badan 169 sentimeter, Body Mass Pasien didiagnosis sirosis hepatis
Index 22, 75 kg/m2. dengan klasifikasi Child-Pugh A.
dari parameter ditemukan berupa
kadar bilirubin 2, 411 mg/dL,
albumin 3, 2 g/ dL, tidak ditemukan
ascites, tidak ada encepalopati, PT
memanjang 4 detik, INR 1, 50. Dari
Hasil Esophagus varises grade II-III arah temuan didapatkan total skor 6
jam 2, 3; Gaster pada cardia varises (+), (Klasifikasi Child-Pugh A)
pada fundus varises (+), pada corpus dikategorikan sirosis hati ringan.
normal, pada antrum erosi (+). Duodenal: Klasifikasi Child A tergolong sirosis
normal. Disimpulkan Varises Esofagus, hati ringan; Klasifikasi Child B
Varises Fundus, Gastritis erosive Antrum tergolong sirosis hati sedang;
Klasifikasi Child C tergolong sirosis
hati berat.
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
DEFINISI

Sirosis hati adalah jenjang akhir


dari proses fibrosishati, yang
merupakan konsekuensi dari
penyakit kronis hati yang ditandai
dengan adanya penggantian
jaringan normal dengan jaringan
fibrous sehingga sel-sel hati akan
kehilangan fungsinya.
ETIOLOGI

Penyebab alkohol tidak ada, riwayat


sakit kuning ada, etiologi sirosis
hepatis yakni hepatitis kronis, alcohol,
penyakit metabolit, kholestasis yang
berkepanjangan, obstruksi vena
hepatica, toksin, dan obat-obatan.6
Pada pasien ini didapatkan riwayat
pernah menderita hepatitis
sebelumnya meskipun tidak pernah
mengkonsumsi alcohol sebelumnya. .
KOMPLIKASI
GEJALA

1. lemas dikatakan pada seluruh tubuh.


2. nyeri pada ulu hati. Nyeri ini seringkali dirasakan
setelah makan dan minum yang disertai perasaan mual
dan muntah sehingga pasien kurang bernafsu makan
3. perasaan nyeri juga disertai dengan perasaan penuh
pada perut
4. Frekuensi buang air kecil lebih meningkat
PENATALAKSANAAN

Pasien ditatalaksana rawat jalan


dengan medikamentosa
Propanolol 3 x 10 mg intraoral
dan Sebivo® 1 x 1 tablet.
Pada sirosis hati dekompensata pengobatan didasarkan pada gejala/tanda yang
menonjol dan komplikasi yang muncul pada penderita.5 pada pasien ini
diberikan beta-blocker propanolol untuk mengendalikan varises esofagus dan
Sebivo® yang mengandung telbivudine tablet 600 mg untuk mengobati hepatitis
B kronis yang diderita. Pasien ini didiagnosis sirosis hati serta didapatkan varises
esophagus. Varises esofagus biasanya merupakan komplikasi sirosis. Faktor-
faktor predisposisi dan memicu perdarahan varises masih belum jelas. Dugaan
bahwa esofagitis dapat memicu perdarahan varises telah ditinggalkan. Saat ini
faktor-faktor terpenting yang bertanggung jawab atas terjadinya perdarahan
varises adalah; tekanan portal, ukuran varises, dinding varises dan tegangannya,
dan tingkat keparahan penyakit hati
DAFTAR PUSTAKA

Nurdjanah Siti. 2009. Sirosis Hati. Buku Ajar Penyakit Dalam, Edisi ke 5, Jilid I.
Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.p. 668-67

Setiawan, Poernomo Budi. 2007. Sirosis hati. Buku Ajar Penyakit Dalam.
Fakultas kedokteran Universitas airlangga. P. 129-136

Sudoyo, Aru W, et al. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi ke 4, jilid I.
Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
TERIMA KASIH
SEMOGA BERMAMFAAT...

Anda mungkin juga menyukai