Anda di halaman 1dari 19

Laporan Pendahuluan

Studi Daerah Tangkapan Air (DTA)


Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
Koto Panjang
Pekanbaru, 03 Januari 2018
PENDAHULUAN

 Daerah tangkapan air (DTA) Koto Panjang memiliki ciri multiple function, use dan
user;
 DTA berada pada lintas provinsi (72 % di Sumatera Barat dan 28 % di Riau);
 Interaksi dimensi alami dan dimensi manusia membawa konsekuensi kompleksitas
peluang dan tantangan, sekarang dan di masa yang akan datang;
 Kondisi saat ini telah terjadi pengurangan tutupan lahan yang masif, dan berdampak
terhadap keseimbangan hidrologi kawasan: penggenangan 1996, penurunan debit
terendah 2016, menyebabkan operasional PLTA terhenti;
 Berdampak negatif terhadap KEBERLANJUTAN PLTA KOTO PANJANG.
TUJUAN
1. Melaksanakan review terhadap studi-studi yang pernah dilakukan
pada area DTA Waduk PLTA Koto Panjang (AMDAL, laporan
pemantauan lingkungan, standar operational procedure (SOP), dan
publikasi institusi lain);
2. Menganalisis kebijakan terkait pengelolaan DTA Waduk PLTA Koto
Panjang;
3. Menganalisis kondisi ekologi DTA Waduk PLTA Koto Panjang;
4. Menganalisis kondisi sosial, ekonomi, budaya dan kelembagaan di
bagian hulu dan hilir DTA Waduk PLTA Koto Panjang;
5. Menganalisis akar masalah (root cause) penyebab terjadinya
ketidakseimbangan hidrologis pada area DTA Waduk PLTA Koto
Panjang;
6. Merumuskan rencana aksi implementatif dalam pengelolaan DTA
Waduk PLTA Koto Panjang, dalam jangka pendek, menengah, dan
panjang;
7. Merumuskan rekomendasi dalam bentuk SOP pencegahan (mitigasi),
pengendalian dan penanggulangan bencana pada wilayah yang
dipengaruhi oleh keberadaan PLTA Koto Panjang.
KERANGKA PEMIKIRAN
Ekosistem waduk
PLTA Koto Panjang

Daerah tangkapan air Perairan waduk Sosial dan kelembagaan


berkelanjutan

Aktivitas pertanian, pemukiman, perubahan Penduduk, hukum, kelembagaan,


Tidak

Keramba dan perikanan tradisional


penggunaan hutan tata kelola

Deforestasi, KEHATI, erosi, sedimentasi, banjir,


Pencemaran dan eutrofikasi
longsor

1. Kuantitas, kualitas, dan kontinuitas air


2. Bencana

PENGELOLAAN DTA
Prinsip pembangunan berkelanjutan
Ekologi, hidrologi, ekonomi, sosial,
Keterpaduan kawasan, stakeholders, dan hukum, dan kelembagaan
dimensi

Strategi Pengelolaan

DTA PLTA Koto Panjang berkelanjutan


LOKASI STUDI
Provinsi
Sumatera Barat Riau
 Kab. Pasaman: Kec. Mapat Tunggul Selatan  Kab. Kampar:
(Nagari Muaro Sungai Lolo-Jorong Patamuan) • Kec. XIII Koto Kampar (Desa
(Hulu Kampar Kanan) Tanjung Alai, Balung, Binamang,
 Kab. Limapuluh Kota: Koto Tuo, Pongkai Istiqomah,
• Kec. Kapur IX (Nagari Galugua, Nagari Sialang, Batu Besurat, Ranah Sungkai,
Nagari Durian Tinggi, Nagari Koto Bangun, Tanjung, Muara Takus, Koto Tuo
Nagari Muaro Paiti, Nagari Lubuk Alai, Nagari Barat, Gunung Bungsu.
Koto Lamo. • Kec. Koto Kampar Hulu (Desa
• Kec. Bukik Barisan (Nagari Mahek, Nagari Tabing, Pongkai, Gunung Malelo,
Baruah Gunung, Nagari Banja Laweh, Nagari Sibiruang, Bandur Picak.
Koto Tangah, Nagari Sungai Naniang.
• Kec. Pangkalan Kotobaru (Nagari Gunung
Malintang, Nagari Koto Alam, Nagari
Manggilang, Nagari Pangkalan, Nagari Tanjung
Baliak, Nagari Tanjung Pauh, Nagari Balung
METODE STUDI
Tabel 1. Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data
No. Jenis Data Sumber Data Metode
1. Ekologi: keanekaragaman vegetasi, indeks Primer dengan survei dan Sampling vegetasi dan sistem
vegetasi, tutupan lahan, laju deforestasi pengindraan jauh informasi geografis
(SIG)/NDVI (Normalized
Difference Vegetation Index)
2. Hidrologi: erosi, sedimentasi, kualitas air, Primer dengan pengukuran Sampling, plot permanen,
debit, topografi, geologi, aliran sungai, langsung, pengindraan jauh, sistem informasi geografis
kelerengan, jenis tanah, lahan kritis, curah dan laboratorium. Sekunder (SIG), dan studi pustaka
hujan, evapotranspirasi, infiltrasi, dari dinas/instansi terkait
geomorfologi, neraca air, level muka air
3. Ekonomi: jumlah dan jenis aktivitas ekonomi, Sekunder dari BPS, in depth interview, studi
pemanfaatan lahan, perizinan, produktivitas, dinas/instansi terkait, publikasi pustaka, focus group
input produksi, pemodalan, pendapatan, (laporan/jurnal) discussion, konsultasi (data
karakteristik rumah tangga series)
4. Sosial: jumlah penduduk, kondisi sosial Primer dari responden dan Studi pustaka, focus group
budaya, tingkat pendidikan, umur tenaga kerja sekunder dari BPS, discussion, konsultasi (data
penyuluhan, pelatihan, persepsi dinas/instansi terkait, publikasi series)
(laporan/jurnal)
5. Hukum dan kelembagaan: penataan ruang, Primer dari responden dan Wawancara, studi pustaka
kelembagaan, peraturan perundang-undangan sekunder dari BPS,
dinas/instansi terkait
STUDI PUSTAKA
2.5

2
Total Fosfat melebihi baku mutu

1.5

0.5

0
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Nitrat (NO3-N) Nitrit (NO2 -, N) Amonium Total Nitrogen Total Fosfat

Gambar 1. Kadar Nitrat, Nitrit, Ammonium, Total Nitrogen, dan Total Fosfat
di Waduk PLTA Koto Panjang
STUDI PUSTAKA

12.00

10.00

8.00

6.00

4.00 3.54 3.54 3.54


2.60 2.25 2.21 2.20 2.49
2.00

0.00
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Indeks Pencemaran Memenuhi Baku Mutu
Tercemar Ringan Tercemar Sedang

Gambar 2. Indeks Pencemaran Waduk PLTA Koto Panjang


STUDI PUSTAKA
Tabel 2. Jumlah penduduk, nelayan, KJA dan produksi
No. Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
1 Jumlah penduduk 19.043 21.995 22.634 22.790 23.460
2 Jumlah nelayan 102 587 582 599 624
3 Jumlah KJA 867 941 1.201 1.228 1.311
4 Produksi penangkapan 96 545 550 759 781
5 Produksi KJA 3.891 7.554 13.032 12.899 13.286
Sumber: Warningsih, 2016
STUDI PUSTAKA

Koefisien rezim sungai (Qmak/Qmin)

Debit minimum (Q min)

Debit maksimum (Q mak)

0 200 400 600 800 1000 1200


2011 2014
Gambar 3. Koefisien Regim Sungai
STUDI PUSTAKA

Tropafluvents; 0.2Eutropepts; 0.04Tubuh air; 4


Tropaquepts; 1.1
Paleudults; 6

Tropudults; 22.66

Dystropepts; 66

Gambar 4. Persentase Jenis tanah di DTA PLTA Koto Panjang


STUDI PUSTAKA

Kelas V; 0.6

Kelas I; 22.1
Kelas IV; 35.8 Tubuh air; 4 Datar (0-3 %); 1.4Agak landai (3-8 %); Landai (8-15 %); 2.8
0.5
AgamCuram (25-40
curam %); 0.7
(15-25
%); 8.3
Kelas II; 26.8
Sangat curam (40-60
Terjal (>60 %); 54.5 %); 27.8

Kelas III; 10.7

Gambar 5. Persentase erosi dan kelerengan di DTA PLTA Koto Panjang


STUDI PUSTAKA
Tidak kritis; 0.3 Tubuh air; 4
Sangat kritis; 1.1

Kritis; 32.8
Potensial kritis; 42.3

Agak kritis; 19.6

Gambar 6. Persentase lahan kritis di DTA PLTA Koto Panjang


INDIKASI AKAR MASALAH

4
Indikasi akar masalah
1. Perubahan tutupan
lahan
2. Tata kelola DTA
3. Sistem penghidupan
4. Kebijakan (energi
listrik)
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai