Daerah tangkapan air (DTA) Koto Panjang memiliki ciri multiple function, use dan
user;
DTA berada pada lintas provinsi (72 % di Sumatera Barat dan 28 % di Riau);
Interaksi dimensi alami dan dimensi manusia membawa konsekuensi kompleksitas
peluang dan tantangan, sekarang dan di masa yang akan datang;
Kondisi saat ini telah terjadi pengurangan tutupan lahan yang masif, dan berdampak
terhadap keseimbangan hidrologi kawasan: penggenangan 1996, penurunan debit
terendah 2016, menyebabkan operasional PLTA terhenti;
Berdampak negatif terhadap KEBERLANJUTAN PLTA KOTO PANJANG.
TUJUAN
1. Melaksanakan review terhadap studi-studi yang pernah dilakukan
pada area DTA Waduk PLTA Koto Panjang (AMDAL, laporan
pemantauan lingkungan, standar operational procedure (SOP), dan
publikasi institusi lain);
2. Menganalisis kebijakan terkait pengelolaan DTA Waduk PLTA Koto
Panjang;
3. Menganalisis kondisi ekologi DTA Waduk PLTA Koto Panjang;
4. Menganalisis kondisi sosial, ekonomi, budaya dan kelembagaan di
bagian hulu dan hilir DTA Waduk PLTA Koto Panjang;
5. Menganalisis akar masalah (root cause) penyebab terjadinya
ketidakseimbangan hidrologis pada area DTA Waduk PLTA Koto
Panjang;
6. Merumuskan rencana aksi implementatif dalam pengelolaan DTA
Waduk PLTA Koto Panjang, dalam jangka pendek, menengah, dan
panjang;
7. Merumuskan rekomendasi dalam bentuk SOP pencegahan (mitigasi),
pengendalian dan penanggulangan bencana pada wilayah yang
dipengaruhi oleh keberadaan PLTA Koto Panjang.
KERANGKA PEMIKIRAN
Ekosistem waduk
PLTA Koto Panjang
PENGELOLAAN DTA
Prinsip pembangunan berkelanjutan
Ekologi, hidrologi, ekonomi, sosial,
Keterpaduan kawasan, stakeholders, dan hukum, dan kelembagaan
dimensi
Strategi Pengelolaan
2
Total Fosfat melebihi baku mutu
1.5
0.5
0
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Gambar 1. Kadar Nitrat, Nitrit, Ammonium, Total Nitrogen, dan Total Fosfat
di Waduk PLTA Koto Panjang
STUDI PUSTAKA
12.00
10.00
8.00
6.00
0.00
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Indeks Pencemaran Memenuhi Baku Mutu
Tercemar Ringan Tercemar Sedang
Tropudults; 22.66
Dystropepts; 66
Kelas V; 0.6
Kelas I; 22.1
Kelas IV; 35.8 Tubuh air; 4 Datar (0-3 %); 1.4Agak landai (3-8 %); Landai (8-15 %); 2.8
0.5
AgamCuram (25-40
curam %); 0.7
(15-25
%); 8.3
Kelas II; 26.8
Sangat curam (40-60
Terjal (>60 %); 54.5 %); 27.8
Kritis; 32.8
Potensial kritis; 42.3
4
Indikasi akar masalah
1. Perubahan tutupan
lahan
2. Tata kelola DTA
3. Sistem penghidupan
4. Kebijakan (energi
listrik)
Terima kasih