(Revisi 2)
Palembang, 13-14 Des 2021
ASPEK LEGAL (1)
Perpres 16/2018
15 Bab, 94 Pasal & “tiada” Penjelasan
Mencabut: Perpres 54/2010; Perpres 35/2011 (Perubah-
bahan 1); Perpres 70/2012 (Perubahan 2); Perpres
172/2014 (Perubahan 3); Perpres 4/2015 (Perubahan 4)
Perpres 12/2021
Pasal I:
34 Pasal berubah (bukan seluruh teks) + 4 Pasal
Pasal II:
Ketentuan Penutup
ASPEK LEGAL (2)
Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Perlem LKPP 12/2021
Lampiran I : Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Lainnya/Jasa Konsultansi Nonkonstruksi melalui Penyedia
Lampiran II : Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Jasa
Konstruksi melalui Penyedia
Lampiran III : Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun melalui Penyedia
Lampiran IV : Dokumen Pemilihan Pengadaan Barang/Jasa
Lainnya/Jasa Konsultansi Nonkonstruksi melalui Penyedia (16)
Lampiran V : Dokumen Pemilihan Pengadaan Jasa Konstruksi
melalui Penyedia (30)
Lapiran VI : Dokumen Pemilihan Pengadaan Pekerjaan Kon-
struksi Terintegrasi Rancang dan Bangun melalui Penyedia (5)
ASPEK LEGAL (3)
1 Bab I – Umum
2 Invitation for Bids (IFB) Bab II – “Undangan Tender” atau “Pengum-
uman Pemilihan dengan Pasca Kualifikasi”
3 Section I – Instruction to Bidders (ITB) Bab III – Instruksi kepada Peserta (IKP)
4 Section II – Bid Data Sheet (BDS) Bab IV – Lembar Data Pemilihan (LDP)
5 Section III – Eva. and Qualification Criteria Bab V – Lembar Data Kualifikasi (LDK)
6 Bab VII – Petunjuk Pengisian Data Kualifikasi
7 Bab VIII – Tata Cara Evaluasi Kualifikasi
8 Bab XIII – Petunjuk Evaluasi Kewajaran Harga
9 Section IV – Bidding Forms : Bab VI – Bentuk Dokumen Penawaran
10 - Bill of Quantities Bab XI – Daftar Quantitias dan Harga
11 Section V – Eligible Countries
12 Section VI – IsDB Policy - Corrupt and Fraudulent Practices
II WORK/EMPLOYER REQUIREMENTS KETENTUAN PENGGUNA JASA
13 Section VII – Specifications (Gen. & Special) Bab X – Spesifikasi Teknis dan
14 – Drawings – Gambar
15 – Supplement Information
III CONDITION OF CONTRACTS AND CONTRACT FORMS
16 Section VIII – Gen. Con. of Contract (GCC) Bab IX – II. Syarat2 Umum Kontrak (SSUK)
17 Section IX – Part. Con. of Contract (PCC) Bab IX – III. Syarat2 Khusus Kontrak (SSKK)
- Part A: Contract Data
- Part B: Particular Provisions
18 Section X – Contract Forms Bab IX – Rancangan Kontrak:
I. Surat Perjanjian
19 Bab XII – Bentuk Dokumen Lain
KETENTUAN PENGGUNA JASA
LINGKUP PEKERJAAN
JENIS PEKERJAAN
PANJANG
JENIS MATERIAL
PERKIRAAN KUANTITAS PEKERJAAN UTAMA
SPESIFIKASI “TEKNIS”
SPESIFIKASI UMUM
SPESIFIKASI KHUSUS
GAMBAR
GAMBAR RENCANA (DRAWINGS)
GAMBAR KERJA (SHOP DRAWINGS) ?
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan dalam Spesifikasi ini dapat berupa:
Pembangunan Jalan dan/atau Jembatan Baru,
Penggantian Jembatan,
Peningkatan Kapasitas Jembatan (pelebaran),
Peningkatan Kapasitas Jalan,
Preservasi Jalan (termasuk semua bangunan pelengkap),
Rehabilitasi Jembatan, dan
Perkuatan Struktur Jembatan (termasuk semua bangunan
pelengkap)
Penyedia Jasa harus:
melakukan pematokan dan survei lapangan yang cukup detail
berdasarkan Gambar selama periode mobilisasi, dan
menyiapkan Gambar Kerja (Shop Drawings) untuk diperiksa dan
disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
Seksi 1.1 – Ringkasan Pekerjaan (2)
Berdasarkan Kontrak, Penyedia Jasa harus:
melaksanakan semua pekerjaan yang tercakup dalam Kontrak,
memperbaiki cacat mutu selama Masa Kontrak yang harus
diselesaikan sebelum berakhirnya waktu yang diberikan untuk
memperbaiki cacat mutu,
Pemeliharaan Jalan dan Jembatan yg harus dilaksanakan dalam
waktu yang diberikan selama Masa Pelaksanaan.
Lingkup Pekerjaan termasuk, tetapi tidak terbatas:
Fasilitas dan Pelayanan Pengujian;
Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas;
Penanganan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) (termasuk
penyuluhan HIV/AIDs, jika disebutkan dalam Kontrak) yang
dituangkan dalam RKK (Rencana Keselamatan dan Kesehatan),
Pengamanan Lingkungan Hidup, dan
Manajemen Mutu.
Seksi 1.1 – Ringkasan Pekerjaan (3)
PEMBAYARAN PEKERJAAN
Penyedia Jasa harus melaksanakan Pekerjaan sesuai dengan
detil yang diberikan dalam Gambar, dan sebagaimana yang
diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan,
Sebagian besar pekerjaan tersebut akan dibayar menurut sistem
Harga Satuan. Pembayaran kepada Penyedia Jasa harus
dilakukan berdasarkan kuantitas aktual yang diukur pada
masing-masing Mata Pembayaran dalam Kontrak yang telah
dilaksanakan sesuai dengan Seksi yang berkaitan dari Spesifikasi
ini, baik cara pengukuran maupun pembayarannya
Pembayaran juga akan dilakukan berdasarkan pengukuran dan
pembayaran Lump Sum untuk mata pembayaran Mobilisasi,
Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas, Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, dan Manajemen Mutu, Pemeliharaan
Jembatan, serta pengukuran dan pembayaran untuk pekerjaan
yang diperintahkan atas dasar Pekerjaan Harian
Seksi 1.1 – Ringkasan Pekerjaan (6)
Pembayaran yang diberikan kepada Penyedia Jasa harus
mencakup kompensasi penuh untuk seluruh biaya yang
dikeluarkan seluruh pekerja, bahan, peralatan konstruksi,
pengorganisasian pekerjaan, overhead, keuntungan, retribusi,
pajak, pengamanan pekerjaan yang telah selesai dikerjakan,
pembayaran kepada pihak ketiga untuk tanah atau untuk
penggunaan atas tanah atau untuk kerusakan bangunan
(property) maupun untuk semua biaya pekerjaan tambah yang
tidak dibayar secara terpisah seperti pembuatan drainase
sementara untuk melindungi pekerjaan selama pelaksanaan,
pengangkutan, perkakas, peledakan dan bahan untuk
peledakan, penurapan, penyangga, pembuatan tempat kerja,
pembuatan tanda sumbu (centering) dan penopang, dan lain-
lain biaya yang diperlukan atau lazim dipakai untuk pelaksanaan
dan penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari Pekerjaan
tersebut
Seksi 1.2 – Mobilisasi (1)
UMUM
Lingkup kegiatan mobilisasi tergantung pada jenis dan
volume pekerjaan yang harus dilaksanakan, dan secara
umum harus memenuhi berikut:
Penyewaan atau pembelian sebidang lahan yang diperlukan
untuk base camp Penyedia Jasa dan kegiatan pelaksanaan.
Mobilisasi semua Personil Penyedia Jasa sesuai dengan struktur
organisasi pelaksana yang telah disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan
Mobilisasi dan pemasangan instalasi konstruksi dan semua
peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang tercantum dalam
Penawaran yang diperlukan selama pelaksanaan Pekerjaan,
dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan di mana peralatan
tersebut akan digunakan menurut Kontrak ini.
Penyediaan dan pemeliharaan base camp Penyedia Jasa, jika
perlu termasuk kantor lapangan, tempat tinggal, bengkel,
gudang, ruang laboratorium beserta peralatan ujinya, dsb.
Seksi 1.2 – Mobilisasi (2)
Perkuatan jembatan eksisting untuk pengangkutan alat-alat
berat (jika diperlukan).
Mobilisasi personil inti dan peralatan utama dapat dilakukan
secara bertahap sesuai dengan kebutuhan lapangan yang
disepakati dalam Rapat Persiapan Pelaksanaan (Pre Construction
Meeting) yang disebutkan dalam Pasal 1.2.2 dalam Spesifikasi
ini yang kemudian dituangkan dalam Adendum.
Lahan, base camp termasuk kantor lapangan, tempat tinggal,
bengkel, gudang, ruang laboratorium beserta perlengkapan dan
peralatan ujinya, dan semua fasilitas dan sarana lainnya yang
disediakan oleh Penyedia Jasa untuk mobilisasi menurut Seksi ini
tetap menjadi milik Penyedia Jasa setelah Kontrak berakhir.
SSUK Pasal 24.4:
Mobilisasi peralatan dan Tenaga Kerja Konstruksi dapat dilaku-
kan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan.
Seksi 1.2 – Mobilisasi (3)
Periode Mobilisasi:
Kecuali ditentukan lain sebagaimana yang disebutkan dalam
Pasal 1.2.1.1).a).vi) maka seluruh mobilisasi harus diselesaikan
dalam jangka waktu 60 hari terhitung mulai tanggal mulai kerja,
kecuali penyediaan Fasilitas dan Pelayanan Pengendalian Mutu
yang terdiri dari tenaga ahli, tenaga terampil, dan sumber daya
uji mutu lainnya yang siap digunakan sesuai dengan tahapan
mobilisasi yang disetujui (jika ada), harus diselesaikan dalam
waktu paling lama 45 hari. [end]
SSUK Pasal 24.1:
Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan dalam
waktu 30 hari kalender sejak diterbitkan SPMK, atau sesuai
kebutuhan dan Rencana Kerja yang disepakati saat Rapat
Persiapan Pelaksanaan Kontrak [start]
Seksi 1.2 – Mobilisasi (4)
Pengajuan Kesiapan Kerja:
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan
suatu program mobilisasi menurut detil dan waktu yang
disyaratkan dalam Pasal 1.2.2 dari Spesifikasi ini.
Bilamana perkuatan bangunan pelengkap antara lain jembatan
eksisting atau pembuatan jembatan darurat atau pembuatan
timbunan darurat pada jalan yang berdekatan dengan proyek,
diperlukan untuk memperlancar pengangkutan peralatan,
instalasi atau bahan milik Penyedia Jasa, detil pekerjaan darurat
ini juga harus diserahkan bersama dengan program mobilisasi
sesuai dengan ketentuan Seksi 1.14 dari Spesifikasi ini
Seksi 1.2 – Mobilisasi (5)
PROGRAM MOBILISASI
Dalam waktu paling lambat 7 hari setelah Tanggal Mulai
Kerja (SSUK Pasal 23.1), Rapat Persiapan Pelaksanaan
(Pre Construction Meeting) harus dilaksanakan dan
dihadiri PPK, Pengawas Pekerjaan, dan Penyedia Jasa
untuk membahas semua hal baik yang teknis maupun
yang non teknis dalam kegiatan ini:
Pendahuluan
Sinkronisasi Struktur Organisasi dan Rincian Tugas dan
Tanggung Jawab
Pengguna Jasa
Penyedia Jasa
Pengawas Pekerjaan
Masalah-masalah Lapangan
Ruang Milik Jalan (RUMIJA)
Sumber-sumber Bahan
Seksi 1.2 – Mobilisasi (6)
Lokasi Base Camp
Wakil Penyedia Jasa
Tatacara pengajuan survei, permohonan pemeriksaan pekerjaan,
dan pengukuran hasil pekerjaan.
Proses persetujuan hasil pengukuran, hasil pengujian, dan hasil
pekerjaan.
Dokumen Akhir Pelaksanaan Pekerjaan (Final Construction
Documents)
Bagan Jadwal Pelaksanaan kontrak yang menunjukkan waktu
dan urutan kegiatan utama yang membentuk Pekerjaan
termasuk jadwal pengadaan bahan yang dibutuhkan untuk
Pekerjaan
Rencana Mobilisasi
Rencana Relokasi
Rencana Keselamatan dan Kesehatan (RKK)
Program Mutu dalam bentuk Rencana * Mutu Kontrak (RMPK)*
Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (RMKL)
Seksi 1.2 – Mobilisasi (7)
Rencana Kerja Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
(RKPPL)* yg disusun berdasarkan Dokumen Upaya/Rencana
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (jika ada), atau
sekurang-kurangnya mengacu pada standar dan prosedur
pengelolaan lingkungan yg berlaku khusus utk kegiatan tsb
Rencana Manajemen Rantai Pasok Sumber Daya (RMRP
Rencana Inspeksi dan Pengujian )
Komunikasi dan Korespondensi
Rapat Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaporan dan Pemantauan
Dalam waktu 14 hari setelah PCM, Penyedia Jasa harus
menyerahkan Program Mobilisasi (termasuk program
perkuatan bangunan pelengkap antara lain jembatan,
bila ada) dan Jadwal Kemajuan Pelaksanaan kepada
Pengawas Pekerjaan untuk dimintakan persetujuannya
SSUK Pasal 23.2(a):
Penerapan SMKK: (4)*
Seksi 1.2 – Mobilisasi (8)
luas
Laboratorium haruslah merupakan bangunan terpisah dengan
minimum luas minimum 108 m2 atau atau sebagaimana ditunjukkan
lab 108 m2 dalam Lampiran 1.4.B.
Bangunan harus dilengkapi dengan lantai beton beserta fasilitas
pembuangan air kotor, dan dilengkapi dengan 2 buah AC
masing-masing berkapasitas minimum 1,5 PK
Perlengkapan di dalam ruangan bangunan harus terdiri atas
meja kerja, lemari, ruang penyimpan yang dapat dikunci, tangki
perawatan, laci arsip (filing cabinet), meja dan kursi dengan
mutu standar dan jumlah yang mencukupi kebutuhan
Seksi 1.4 – Fasilitas dan Pelayanan
Pengujian (2)
Peralatan dan Perlengkapan:
Peralatan dan perlengkapan laboratorium yang terdaftar dalam
Lampiran 1.4.A dari Spesifikasi ini harus sudah
disediakan dalam waktu 45 hari terhitung sejak Tanggal Mulai
Kerja, sehingga pengujian sumber bahan dapat dimulai
sesegera mungkin
Alat-alat ukur seperti timbangan, proving ring, pengukur suhu,
dan lainnya harus dikalibrasi oleh instansi yang berwenang yang
disetujui oleh Pengawas Pekerjaan dengan menunjukkan
sertifikat kalibrasi yang masih berlaku
PROVING RING & BREAKING
HEAD
UMUM
Uraian:
Jadwal pelaksanaan diperlukan untuk perencanaan, pelaksanaan
dan pemantauan yang sebagaimana mestinya atas pekerjaan.
Jadwal tersebut diperlukan untuk menjelaskan jenis kegiatan,
urutan kegiatan dan waktu kegiatan.
Pengajuan:
Penyedia Jasa harus menyiapkan jadwal pelaksanaan dalam
batas waktu 7 hari setelah Tanggal Mulai Kerja.
Jadwal pelaksanaan itu harus diserahkan dan mendapat
persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
Setiap akhir bulan Penyedia Jasa harus melengkapi Jadwal
Pelaksanaan untuk menggambarkan secara akurat kemajuan
pekerjaan (progress) aktual sampai tanggal 25 pada bulan tsb.
Seksi 1.12 – Jadwal Pelaksanaan (2)
Setiap interval mingguan Penyedia Jasa harus menyerahkan
pada setiap hari Senin pagi, jadwal kegiatan mingguan yang
menunjukkan lokasi seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan
selama minggu tersebut.
Jadwal Pelaksanaan untuk Sub Penyedia Jasa harus
diserahkan terpisah atau menjadi satu dalam seluruh jadwal
pelaksanaan.
Ketinggian Lapangan;
perletakannya;
Permukaan tanah dasar yang telah dipadatkan;
rembes;
Utilitas di bawah tanah.
Pengawas Pekerjaan dapat menominasi kegiatan lain bilamana
inspeksi diperlukan, dan juga menominasi setiap pengujian yg
harus disediakan sebelum memberikan persetujuan untuk
melak-
sanakan pekerjaan di atasnya. Untuk masing-masing dari tahap
dan kegiatan yg disebutkan, Pengawas Pekerjaan dan Penyedia
Jasa harus menyepakati prosedur, tempat, dan waktu
pemberita-
huan untuk menginspeksi. Penyedia Jasa tidak terikat untuk
Seksi 1.21 – MANAJEMEN MUTU (13)
PEMBAYARAN
Harga Penawaran Lump Sum untuk Manajemen Mutu haruslah
merupakan kompensasi penuh untuk semua biaya termasuk
semua gaji personil dan operasionalnya yg menghasilkan keten-
tuan Manajemen Mutu yg ditetapkan dalam Kontrak.
Pembayaran akan dilakukan berdasarkan bulanan yg dibagi rata
terhadap persentase dari seluruh Pekerjaan yg telah
diselesaikan
sebagaimana ditetapkan oleh Pengawas Pekerjaan, tunduk
kepa-
da hasil kerja Penyedia Jasa yang memenuhi ketentuan-keten-
tuan dalam Seksi ini dan Rencana Pengendalian Mutu itu sendiri.
Tanpa mengabaikan ketentuan yg disyaratkan dalam Pasal
1.6.2.4) dari Spesifikasi ini Pengawas Pekerjaan dapat memo-
tong jumlah dari setiap pembayaran bulanan yg dihitung, untuk
setiap pekerjaan manajemen mutu yg diperlukan tetapi dilaksa-
nakan dng tidak memuaskan pada bulan tersebut. Pengawas
Pekerjaan akan mengurangi jumlah pembayaran tagihan bulan-
an pekerjaan akibat setiap pekerjaan manajemen mutu yg diper-
lukan tetapi dilaksanakan dng tidak memuaskan selama Masa
DIV 2. DRAINASE
(1)
2.1 SELOKAN & SALURAN AIR
Uraian:
Selokan baru baik dilapisi maupun tidak
Selokan yang dilapisi akan dibuat dari pasangan batu dengan
mortar atau yang seperti ditunjukkan dalam Gambar
Relokasi atau perlindungan terhadap sungai yang ada, kanal
irigasi atau saluran air lainnya
Toleransi Dimensi:
Elevasi dasar selokan ≤ 3cm dari rencana
Alinyemen selokan dan profil penampang melintang ≤ 5 cm dari
rencana
Perlindungan terhadap Sungai Lama
Sungai atau kanal alam yang bersebelahan dengan Pekerjaan
dalam Kontrak ini, tidak boleh diganggu tanpa persetujuan
Pengawas Pekerjaan
DIV 2. DRAINASE
(2)
Pengukuran:
Galian dibayar sesuai Seksi 2.1 & Timbunan sesuai Seksi 3.2
Aktual terpasang
TITIK POTONG
TERENDAH
C
3.2 TIMBUNAN
Timbunan Biasa:
Bebas dari bahan organik
Bukan A-7-6 menurut AASHTO atau CH menurut USCS untuk
30 cm lapisan teratas
CBR ≥ daya dukung tanah dasar dalam Gambar atau ≥ 6%
jika tidak disebutkan lain.
Nilai Aktif (= PI / % Clay) ≤ 1,25
NILAI AKTIF < 0,75 : TIDAK AKTIF
NILAI AKTIF 0,75 – 1,25 : NORMAL
NILAI AKTIF > 1,25 : AKTIF
Non Ekspansif menurut Van Der Merwe
Grafik Lampiran 3.2.A
Derajat pengembangan yg diklasifikasikan oleh AASHTO T258-
81(2013) BUKAN sebagai "very high" atau "extra high"
KLASIFIKASI TEKNIS TANAH
PRIMER (UKURAN BUTIRANNYA) :
BOULDER (BERANGKAL) : > 20 cm
COBBLE (KERAKAL) : 7,5 cm ~ 20 cm
GRAVEL (KERIKIL) : 4,75 mm ~ 7,5 cm
SAND (PASIR) : 0,075 mm ~ 4,75 mm
SILT (LANAU) : 0,005 ~ 0,075 mm
CLAY (LEMPUNG) < 0,005 mm
SEKUNDER :
BUTIRAN > PASIR : GRADASI
BUTIRAN < PASIR : SIFAT-SIFAT (PROPERTIS)
Perkiraan CBR
Berdasarkan Klasifikasi Tanah
AASHTO C B R (%) Casagrande C B R (%)
atau U S C S
A1 > 20 GW > 50
A2 > 8 GC > 40
A3 > 10 GP 25 – 60
A4 3 – 25 GF 20
A5 < 7 SW & SC 20 – 60
A6 & A7 < 15 SP 10 – 30
SF 8 – 30
ML 6 – 25
Catatan : CL 4 – 15
G C & S C : gradasi menerus dng OL 3 – 8
sedikit l emp u n g MH < 7
G F & S F : g r a d a s i jelek d n g CH < 6
sedikit le mp u n g OH < 4
DIV 3. PEKERJAAN TANAH (9)
Timbunan Pilihan:
CBR ≥ 10%
Juga digunakan sebagai Capping Layer.
Timbunan Pilihan Berbutir:
Bahan timbunan pilihan berbutir di atas tanah rawa dan untuk
keadaan di mana penghamparan dalam kondisi jenuh atau
banjir tidak dapat dihindarkan
Batu, pasir atau kerikil atau bahan berbutir bersih lainnya
dengan Index Plastisitas maks 6% (PI = LL – PL)
Tanah Rawa adalah permukaan tanah yang secara permanen
berada di bawah permukan air, menurut pendapat
Pengawas Pekerjaan, tidak dapat dialirkan atau dikeringkan
dengan metoda yang dapat dipertimbangkan dalam
Spesifikasi ini.
DIV 3. PEKERJAAN TANAH (10)
Penimbunan Kembali Bahan Berbutir (Granular Backfill):
Daerah oprit harus terdiri dari kerikil pecah, batu, timbunan
batu atau pasir alam atau campuran yg baik dari kombinasi
bahan-bahan ini dng bergradasi bukan menerus dan mempu-
nyai Indeks Plastisitas maksimum 10% dng gradasi berikut:
Ukuran Ayakan Persen Berat Yang Lolos
ASTM (mm)
4” 100 100
No.4 4,75 25 - 90
No.200 0,075 0 - 10
Toleransi Dimensi:
Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan tidak lebih
tinggi dari 2 cm atau lebih rendah 3 cm dari rencana
Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih
dari 10 cm dari garis profil yang ditentukan
Timbunan selain dari Lapisan Penopang di atas tanah lunak
tidak boleh dihampar dalam lapisan dengan tebal padat > 20
cm atau dalam lapisan dengan tebal padat < 10 cm.
DIV 3. PEKERJAAN TANAH (11)
Penyiapan Tempat Kerja:
Kecuali untuk tanah lunak atau tanah yang tidak dapat
dipadatkan atau tanah rawa, dasar fondasi timbunan harus
dipadatkan seluruhnya (termasuk penggemburan & penge-
ringan atau pembasahan bila diperlukan) sampai 15 cm
bagian permukaan atas dasar fondasi memenuhi kepadatan
yang disyaratkan untuk Timbunan yg ditempatkan di atasnya
Bilamana timbunan akan dibangun di atas permukaan tanah
dng kelandaian lereng > 10%, ditempatkan di atas
permukaan lama atau pembangunan timbunan baru, maka
lereng lama akan dipotong sampai tanah yang keras dan
bertangga dengan lebar yg cukup sehingga memungkinkan
peralatan pemadat dapat beroperasi. Tangga-tangga tersebut
tidak boleh mempunyai kelandaian > 4% dan harus dibuatkan
sedemikian dng jarak vertikal ≤ 30 cm untuk kelandaian yang
< 15% dan ≤ 60 cm untuk kelandaian ≥ 15%
DIV 3. PEKERJAAN TANAH (12)
Rencana Subgrade Existing Ground
Galian
Urugan
Bidang potong
Pemadatan Timbunan:
Dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan berada dalam
rentang - 3 % s/d +1% dari kadar air optimum (OMC)
HUBUNGAN KADAR AIR &
ENERGI PEMADATAN
Kepadatan kering Tanah
CONTOH
an
ah
T TDK TEPAT DI SINI
(ton/m3)
ker
ing
untuk Lapis Fondasi Agregat
IP = W l - W p
W=0 Ws Wp Wl W (%)
Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan 1 lapisan atau
lebih setebal 20 cm dari bahan bergradasi menerus dan tidak
mengandung batu > 5 cm serta mampu mengisi rongga-
rongga batu pada bagian atas timbunan batu tersebut.
Timbunan batu tidak boleh digunakan pada 15 cm lapisan
teratas timbunan
Sand Cone per ≤ 200 m & keseragaman kepadatan dng Light
Weight Deflectometer (LWD) sesuai dng Pd 03-2016-B (prose-
dur LWD ditunjukkan dalam Lampiran 3.2.B) jika diperintah-
kan oleh Pengawas Pekerjaan.
DIV 3. PEKERJAAN TANAH (14)
Lapisan tanah ≤ 30 cm di bawah elevasi tanah dasar harus
dipadatkan 100% MDD
Lapisan tanah > 30 cm di bawah elevasi tanah dasar harus
dipadatkan 95% MDD.
Untuk tanah yg mengandung >10% bahan yg tertahan
ayakan 19 mm, MDD yg diperoleh harus dikoreksi terhadap
bahan yg oversize
Pengujian kepadatan setiap lapisan timbunan dilakukan
sampai ke dalaman penuh, tidak boleh berselang > 200 m.
Untuk penimbunan kembali di sekitar struktur atau gorong-
gorong, paling sedikit harus dilaksanakan 1 pengujian untuk
satu lapis penimbunan kembali yang telah selesai dikerjakan.
Paling sedikit satu rangkaian pengujian bahan yg lengkap
harus dilakukan untuk setiap 1000 m3 bahan yg dihampar
Timbunan Pilihan sebagai lapisan penopang di atas tanah
lunak (CBR lapangan < 2,5%) dapat dihampar dalam satu
atau beberapa lapis yg harus dipadatkan dng persetujuan
khusus tergantung kondisi lapangan.
DIV 3. PEKERJAAN TANAH (15)
Pengukuran:
Metode perhitungan haruslah metode luas ujung rata-rata,
secara umum dengan jarak ≤ 25 m atau dengan jarak ≤ 50 m
untuk medan yang datar
Jika bahan Timbunan Pilihan Berbutir digunakan di atas tanah
rawa, pengukuran akan dilakukan dng salah satu cara ini:
Dengan pemasangan pelat (plate) dan batang (rod)
pengukur penurunan (settlement) yang harus ditempatkan
dan diamati. Kuantitas timbunan dapat
ditentukan berdasarkan elevasi tanah asli setelah
penurunan.
Dengan volume gembur yg diukur pada kendaraan
pengangkut sebelum pembongkaran muatan di lokasi
penimbunan. Kuantitas timbunan kemudian dapat
ditentukan setelah bahan di atas bak truk diratakan sesuai
dng bidang datar horisontal yg sejajar dengan tepi-tepi bak
truk.
DIV 3. PEKERJAAN TANAH (16)
3.5 GEOTEKSTIL
Uraian:
Spesifikasi ini merupakan spesifikasi bahan geotekstil filter
untuk drainase bawah permukaan, separator dan stabilisator,
sedangkan spesifikasi Geogrid disyaratkan dalam Spesifikasi
Khusus
Bahan:
Persyaratan Kekuatan Geotekstil
Persyaratan Geotekstil untuk Drainase Bawah Permukaan
Persyaratan Geotekstil Separator
Persyaratan Derajat Daya Bertahan (Survivability)
Persyaratan Geotekstil untuk Stabilisasi
Ketentuan Tumpang Tindih (Overlap)
Tergantung dari CBR tanah dasar
DIV 3. PEKERJAAN TANAH (19)
Pengukuran dan Pembayaran:
AASHTO M288-15 Geotextile Specifïcation for Highway
Applications, kekuatan geotekstil terdiri dari 3 kelas:
Geotekstil Filter utk Drainase Bawah Permukaan
(Kelas 2)
Geotekstil Separator Kelas 1
Geotekstil Separator Kelas 2
Geotekstil Separator Kelas 3
Geotekstil Stabilisator (Kelas 1)
DIV 4.PEKERJAAN PREVENTIF(1)
4.1 PENGABUTAN ASPAL EMULSI (FOG SEAL)
Uraian:
Pekerjaan pengabutan (fog seal) ini diterapkan pada permukaan
perkerasan beraspal eksisting dalam kondisi baik yang mulai
terjadi retak rambut, pengausan (stripping) sesuai dengan lokasi
yang sudah ditunjukkan di dalam Gambar
Pengabutan digunakan untuk menutup permukaan perkerasan
beraspal untuk mencegah terjadinya pelepasan butiran agregat
(raveling) pada permukaan perkerasan beraspal. Penambahan
aspal akan meningkatkan kekedapan (water proofing) permukaan
dan mengurangi kerentanan terhadap penuaan dengan
menurunkan permeabilitas air dan udara.
Agregat Penutup
Jika terjadi aplikasi pengabutan berlebih, maka untuk memper-
ASTM E965-15
BS EN 13036-1:2010
Aspal Emulsi
4798:2011.
QS-1h dan CQS-1h (khususnya untuk kelas jalan sedang) harus
Campuran:
Dengan proporsi campuran bahan yang tepat, sifat campuran
yang diperoleh harus memenuhi persyaratan pengelupasan (wet
stripping), konsistensi, waktu pengikatan dan perawatan,
kohesi pada 30 menit dan 60 menit (khusus untuk kelas jalan
Sedang), serta persyaratan abrasi jalur basah (Wet Track
Abrasion Test, WTAT)
Ketentuan Campuran Lapis Penutup dng Bubur Aspal Emulsi:
DIV 4.PEKERJAAN PREVENTIF(15)
Metode Tipe Campuran
No. Karakteristik Campuran 1 2 3
Pengujian
75 mm
Pemecah lekatan
75 mm
25 mm
Tampak samping
DIV 4.PEKERJAAN PREVENTIF(28)
4.9 PENAMBALAN PENUH PERKERASAN BETON
SEMEN BERSAMBUNG TANPA TULANGAN
Uraian:
Pekerjaan penambalan penuh perkerasan beton semen bersam-
bung tanpa tulangan (Full Depth Repair) merupakan perbaikan
pada perkerasan beton semen dengan mengganti bagian pelat
yang mengalami kerusakan terbatas pada sambungan atau retak,
yang tidak tersebar di seluruh panjang perkerasan yang ditinjau,
gompal atau retak dengan kedalaman lebih dari sepertiga bagian
atas pelat.
Penanganan ini akan memulihkan integritas struktural (structural
integrity) serta meningkatkan kenyamanan, sehingga dapat
mempertahankan umur pelayanan perkerasan
Perbedaan elevasi perkerasan eksisting dengan tambalan ≤ 3
mm
Full-Depth Repairs
DIV 4.PEKERJAAN PREVENTIF(29)
Bahan:
Bahan Tambalan Beton : mengacu pada ketentuan Perkerasan
Beton Semen Fast Track dengan umur menurut Pasal 4.8.8.2)
Bahan Perekat Beton : adhesif-epoxy dan harus memenuhi
persyaratan AASHTO M235M/M235-13
Perlengkapan Pemindahan Beban : ruji (dowel) harus
memenuhi
mutu BjTP 280 sesuai dengan SNI 2052:2017 atau mutu ruji
(dowel) memenuhi persyaratan menurut AASHTO M31M/M31-15
Grade 40 (tegangan leleh minimum 280 MPa).
Rancangan:
Jarak Maksimum Antara Perbaikan
Jarak Penambalan
maksimum Penuh
antar tambalan
Tebal Perkerasan, untuk penggabungan tambalan,
mm m
Lebar lajur 3,0 m Lebar lajur 3,5 m
DIV 4.PEKERJAAN PREVENTIF(30)
Skema Penambalan
Catatan
a = Panjang minimum adalah 1,8 m,
b = Jarak antara tambalan dan sambungan terdekat adalah 1,8 m,
c = Mengganti pelat keseluruhan, di mana terdapat banyak retak yg saling memotong
DIV 4.PEKERJAAN PREVENTIF(31)
Pelaksanaan:
Lokasi Pemotongan untuk Perbaikan Penambalan Penuh
DIV 4.PEKERJAAN PREVENTIF(32)
Sketsa Posisi dan Ukuran Lubang Ruji (Dowel)
DIV 4.PEKERJAAN PREVENTIF(33)
Rekomendasi arah perataan pada daerah perbaikan
DIV 4.PEKERJAAN PREVENTIF(34)
4.10 PENAMBAHAN PENYALUR BEBAN PADA
PERKERASAN BETON SEMEN (DOWEL
RETROFIT)
Uraian:
Penambahan penyaluran beban (dowel retrofit) pada perkerasan
beton semen merupakan kegiatan pemeliharaan perkerasan beton
semen yang dilakukan melalui pemasangan beberapa buah
batang ruji (dowel) pada sambungan atau retak melintang pada
perkerasan beton semen. Tujuan pekerjaan ini adalah untuk
meningkatkan efisiensi penyaluran beban pada sambungan.
Perkerasan beton semen yang memerlukan penambahan
dan/atau penggantian penyaluran bebannya adalah sebagai
berikut:
Perkerasan beton semen eksisting yang tidak dilengkapi
dengan ruji (dowel) yang mulai terjadi gejala
pumping pada sambungan pola retak.
Perkerasan beton semen eksisting yang dilengkapi dengan ruji
(dowel) tetapi sudah mengalami penurunan efisiensi.
DIV 4.PEKERJAAN PREVENTIF(35)
Pekerjaan ini juga merupakan cara efektif untuk meningkatkan
penyaluran beban pada pelat yang mengalami retak
melintang
(apabila retak cukup seragam dan belum mengalami
perbedaan elevasi pada sambungan atau faulting) sehingga
dapat mempertahankan kekuatan struktural dan
meningkatkan kenyamanan
Toleransi hasil pelaksanaan pekerjaan ini adalah perbedaan
elevasi antara permukaan slab beton dan tambalan tidak lebih
dari 3 mm
Bahan:
Perlengkapan Pemindahan Beban :
panjang 450 mm dgn toleransi ± 9 mm, diameter min.32
mm
memenuhi mutu BjTP 280 sesuai dengan SNI 2052:2017 atau
mutu ruji (dowel) memenuhi persyaratan menurut AASHTO
M31M/M31-15 Grade 40 (tegangan leleh minimum 280 MPa).
DIV 4.PEKERJAAN PREVENTIF(36)
Bahan Tambalan Beton :
Mortar semen dengan bahan tambah yang umum digunakan
sesuai dengan SNI 03-6825-2002.
Bahan cepat mengeras (rapid setting materials), umumnya
merupakan produk bahan jadi dalam kemasan. Penggunaan
bahan ini harus mengikuti prosedur yang dikeluarkan oleh
produsen
Sifat-Sifat Prosedur Nilai yang
Bahan Pengujian Direkomendasikan
Kuat tekan, 3 jam ASTM C109/C109M-16a Minimum 21 MPa
Kuat tekan, 24 jam ASTM C109/C109M-16a Minimum 34 MPa
Penyusutan, 4 hari ASTM C596-09(2017) Maksimum 0,13 persen
Melintang
Load-Transfer Restoration
DIV 4.PEKERJAAN PREVENTIF(39)
4.11 PENJAHITAN MELINTANG PADA
PEMELIHARAAN PERKERASAN KAKU (CROSS
STITCHING
)
Pekerjaan penjahitan melintang (cross stitching) ini diterapkan
Uraian:
pada permukaan perkerasan beton semen, baik yang mengalami
retak memanjang ataupun untuk pengikat sambungan
memanjang yang mengalami pemisahan.
Bahan:
Batang Pengikat :
Kualitas batang pengikat yang digunakan adalah besi sirip
(deformed bar) dengan persyaratan sesuai SNI 6764:2016.
Dimensi batang pengikat yang digunakan harus sesuai dengan
tebal pelat beton dan kemiringan lubang bor (lihat tabel di
bawah).
DIV 4.PEKERJAAN PREVENTIF(40)
Sudut Tebal Pelat Beton, mm
Batang 175 200 225 250 275 300 325 350
Pengikat Jarak dari retak ke lubang, mm
– 45º
Lean Concrete
DIV 4.PEKERJAAN PREVENTIF(42)
4.12 PENUTUPAN ULANG SAMBUNGAN DAN
PENUTUPAN RETAK PADA PERKERASAN
KAKU (JOINT AND CRACK
SEALING)
Pekerjaan ini bertujuan untuk mengurangi air yang masuk ke
Uraian:
dalam struktur perkerasan sehingga mengurangi kerusakan
perkerasan yang ditimbulkan oleh air; serta untuk mencegah
intrusi bahan keras ke dalam sambungan memanjang dan
melintang (kecuali expansion joint), dan retak, sehingga
mencegah kerusakan akibat tegangan; seperti gompal (spalling),
tekuk ke atas (blowup atau buckling), dan kehancuran pelat.
Penutupan retak dapat dilakukan terhadap retak garis yang
mempunyai tingkat keparahan rendah atau sedang dengan lebar
retak lebih kecil dari 13 mm.
Joint Resealing and
Crack
CrackSealing
Sealing
DIV 4.PEKERJAAN PREVENTIF(43)
Bahan:
Bahan Penutup :
Bahan penutup termoplastik yang dipasang dalam keadaan
panas.
Bahan penutup termoseting yang dipasang dalam keadaan
dingin.
Bahan penutup yang dibentuk (preformed joint sealant)
Bahan Penyokong :
Batang penyokong yang dapat digunakan adalah dari
bahan
dasar polikhloroprin (polychloroprene), polistrin (polystyrene),
poliuretan (polyurethane), dan polietilin (polyethylene).
Batang penyokong berfungsi untuk mencegah pelekatan
bahan penutup dengan dasar reservoir dan mencegah
pengaliran bahan penutup yang masih encer ke dalam retak
yang terdapat di bawah reservoir.
Jenis batang penyokong menurut ASTM D5249-10(2016):
DIV 4.PEKERJAAN PREVENTIF(44)
Jenis batang penyokong menurut ASTM D5249-10(2016):
Tipe 1 : berbentuk batang bulat dengan berbagai variasi
diameter digunakan untuk bahan penutup dipasang
dingin dan panas.
Tipe 2 : berbentuk lembaran atau strip dengan berbagai
variasi ketebalan digunakan untuk bahan penutup
dipasang dingin dan panas.
Tipe 3 : berbentuk batang bulat dengan berbagai variasi
diameter digunakan untuk bahan penutup dipasang
dingin
Batang penyokong harus lentur serta tidak menyerap dan
kompatibel dengan bahan penutup. Temperatur titik leleh dari
bahan batang penyokong minimum 14°C lebih tinggi
daripada temperatur aplikasi bahan penutup.
Ukuran diameter batang penyokong sekitar 25% lebih besar
dari lebar reservoir.
DIV 4.PEKERJAAN PREVENTIF(45)
Jenis dan Standar Bahan Penutup untuk Perkerasan Beton Semen
Jenis Bahan Penutup Standar Deskripsi
Bahan Cair, dipasang dalam keadaan panas
Aspal Karet (Ruberized Aspalt) ASTM D 6690-15, Tipe II Merata sendiri
Polimerik (Polimeric) ASTM D 6690-15, Tipe I Merata sendiri
Elastomerik (Elastomeric) SNI 03-4814-1998 Merata sendiri
Bahan Cair, dipasang dalam keadaan dingin
Tanpa lakukan (Non-Sag),
Silikon Tipe NS (Non-Sag) ASTM D5893/D5893M-16 dipasang menggunakan alat,
modulus rendah.
Merata sendiri, dipasang tidak
Silikon Tipe SL (Self-Leavelling) ASTM D5893/D5893M-16 menggunakan alat, modulus
rendah
Bahan yang dibentuk (Preformed Compression Seals)
Polikroprin Elastomerik Dipasang dengan
ASTM D2628-91(2016)
(Polychloprene menggunakan pelumas
Ealstomeric)
Digunakan pada saat
Pelumas (Lubricant) ASTM D2835-89(2017)
pemasangan bahan penutup
DIV 4.PEKERJAAN PREVENTIF(46)
Rancangan:
Rancangan Rasio Dimensi Penampang Bahan Penutup pada
Sambungan Melintang (Joint Sealing).
Jenis Bahan Penutup Sifat Bahan Faktor Bentuk Tipikal (W : D)
Aspal Karet Termoplastik 1:1
Silikon Termoseting 2:1
Polisulfida dan Poliuretan Termoseting 1:1
Catatan:
W = lebar bahan penutup dan
D = kedalaman bahan penutup
2. Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau
pemakaian lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan yang
merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau
organik. Air harus diuji sesuai dengan dan harus memenuhi
ketentuan SNI 7974:2016 dan Pasal 7.1.2.2) dari Spesifikasi ini
DIV 4.PEKERJAAN PREVENTIF(50)
Bahan Graut Cellular Plastic
Bahan cellular plastic harus kuat, ringan, tidak susut dan mirip
busa, yang digunakan sebagai bahan penstabilan dan
pengembalian elevasi pelat yang turun. Bahan ini harus
memenuhi kuat tekan sebesar 1,0 MPa sesuai ketentuan ASTM
D1621-16. Polyurethane atau cellular plastic jenis lainnya
yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan dapat digunakan.
Rancangan :
Pola Lubang Injeksi pada Penstabilan Pelat Beton
a) Rekomendasi untuk Rongga BAHU LUAR
46-63 cm
63 cm
LALU LINTAS
DIV 4.PEKERJAAN PREVENTIF(51)
b) Rekomendasi untuk Rongga di BAHU LUAR
Sambungan
Melintang
30-46 cm
46-63 cm
1,8 m 63 cm
LALU LINTAS
30-46 cm
46-63 cm
63 cm
LALU LINTAS
DIV 4.PEKERJAAN PREVENTIF(52)
Perancangan Pola Lubang Injeksi pada Pengembalian Elevasi
Pelat Beton
LALU
Tampak atas LINTAS
30-46 cm
Sambungan
1,8 m
Melintang
30-46 cm 30-46 cm
1,8 m 30-46 cm
Tampak samping
DIV 4.PEKERJAAN PREVENTIF(53)
Pelaksanaan :
Denah Urutan Pemompaan untuk Menangani Pelat yang Turun
Tampak Atas
Potongan Memanjang
DIV 5. PERKERASAN BERBUTIR
& PERKERASAN BETON SEMEN (1)
5.1 LAPIS FONDASI AGREGAT
Toleransi Dimensi dan Elevasi:
Kecuali disetujui oleh Pengawas Pekerjaan sehubungan dng
ketentuan yg diuraikan dalam Pasal 5.1.4.1) dari Spesifikasi ini.
Lapis Fondasi Agr Kelas B sebagai Sub-base: + 0 cm & -2 cm
desain
Permukaan Lapis Fondasi Agregat Kelas A yang disiapkan
BEBAN
PISTON PENEKAN
PENETRASI
LUAS ALAS 3 INCH2
DIV 5. PERKERASAN BERBUTIR
& PERKERASAN BETON SEMEN (5)
Ukuran Ayakan Persen Berat Yang Lolos
Lapis Fondasi Agregat Lapis
ASTM (mm) Kelas A Kelas B Kelas S Drainase
2” 50 100
1½” 37,5 100 88 - 95 100 100
1” 25,0 79 - 85 70 - 85 77 - 89 71 - 87
¾” 19,0 58 - 74
½” 12,5 44 - 60
3/8” 9,50 44 - 58 30 - 65 41 - 66 34 - 50
No.4 4,75 29 - 44 25 - 55 26 - 54 19 - 31
No.8 2,36 8 - 16
No.10 2,0 17 - 30 15 - 40 15 - 42
No.16 1,18 0-4
No.40 0,425 7 - 17 8 - 20 7 - 26
No.200 0,075 2-8 2-8 4 - 16
DIV 5. PERKERASAN BERBUTIR
& PERKERASAN BETON SEMEN (6)
Pemadatan:
Rentang kadar air - 3 % s/d +1% kadar air optimum (OMC)
Kepadatan ≥ 100 % KOREKSI Kepadatan Kering Maksimum
(MDD) modified proctor (kepadatan berat) Metode D (cetakan
6”, 5 lapis, 56 tumbukan per lapis) kecuali disetujui oleh
Pengawas Pekerjaan sehubungan dengan ketentuan yg
diuraikan dalam Tabel 5.1.4.2)
Formula Koreksi Kepadatan untuk Metode C & D:
Dd = 100 x Df x k / (Df x Pc + k x Pf)
Dd = Koreksi Kepadatan Kering Gabungan
Df = Kepadatan Kering Fraksi Halus
Pc = % Fraksi Oversize Terhadap Berat
Pf = % Fraksi Halus Terhadap Berat
K = 1000 x Sp.Gr. Oven Dry FRAKSI
OVERSIZE
% KEPADATAN = LAP./LAB.TERKOREKSI x
DIV 5. PERKERASAN BERBUTIR
& PERKERASAN BETON SEMEN (7)
Pemadatan Lapis Drainase dengan mesin gilas berpenggetar
(vibratory roller) sekitar 10 ton harus dilaksanakan sampai
seluruh permukaan telah mengalami penggilasan sebanyak 6
lintasan dengan penggetar yang diaktifkan atau sebagaimana
diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan
Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan agar digunakan
mesin gilas beroda karet untuk pemadatan akhir, bila mesin
gilas statis beroda baja dianggap mengakibatkan
kerusakan atau degradasi berlebihan
Bahan untuk Lapis Fondasi Agregat Kelas C:
Lapis Fondasi Agregat Kelas C dapat digunakan untuk bahu
jalan tanpa penutup untuk LHRT < 2000 kendaraan/hari pada
jalur lalu lintas (carriageway)
Gradasi Lapis Fondasi Agregat Kelas C harus memenuhi keten-
tuan Lapis Fondasi Agregat dalam Tabel 5.2.2.1 dan meme-
nuhi sifat-sifat Lapis Fondasi Agregat dalam Tabel 5.2.2.2).
DIV 5. PERKERASAN BERBUTIR
& PERKERASAN BETON SEMEN (8)
Pengujian:
Pengujian untuk pembangunan atau penambahan lajur setiap
1000 m3, untuk pelebaran menuju lebar standar setiap 500m3,
bahan yg diproduksi paling sedikit harus meliputi tidak kurang
dari 5 pengujian indeks plastisitas, 5 pengujian gradasi
partikel, dan 1 penentuan kepadatan kering maksimum.
Pengujian CBR harus dilakukan dari waktu ke waktu
sebagaimana diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan
Kepadatan dan kadar air bahan yang dipadatkan harus secara
rutin diperiksa, mengunakan sand cone (SNI 2828:2011) dan
keseragaman kepadatan diuji dengan Light Weight Deflecto-
meter (LWD) sesuai dengan Pd 03-2016-B (prosedur LWD
ditunjukkan dalam Lampiran 3.2.B) bilamana diperintahkan
oleh Pengawas Pekerjaan. Pengujian harus dilakukan tidak
boleh berselang lebih dari 100 m untuk pembangunan atau
penambahan lajur & 50 m untuk pelebaran menuju lebar
standar
DIV 5. PERKERASAN BERBUTIR
& PERKERASAN BETON SEMEN (9)
pH > 12,2
Sand Cone per 100 m & keseragaman kepadatan dng LWD jika
Keseragaman
UCS rata-rata dari ⅔ tebal setiap segmen (≤ 200m) harus
RS ?
KATIONIK utk agregat yg bersifat ASAM (dominan Silika)
ANIONIK utk agregat yg bersifat BASA (dominan Karbonat)
ASPAL CAIR : AC + Kerosene (80 – 85 pph, MC-30,
viskositas kinematis pada 60°C : 30 - 60 mm2/sec)
80 pph artinya 80 bag.kerosen & 100 bag.bitumen, maka
kadar kerosen = 80 / (80 +100) = 44,4%.
85 pph artinya 85 bag.kerosen & 100 bag.bitumen, maka
kadar kerosen = 85 / (85 +100) = 45,9%.
Kadar kerosen rata-rata = 45,19 dibulatkan 45%
DIV 6. PERKERASAN ASPAL (2)
LAPIS PEREKAT (TACK COAT)
SEBAGAI PEREKAT, PADA SEMUA JENIS LAPISAN YANG
ADA PENGIKATNYA
ASPAL EMULSI :
RS (Rapid Setting)
PMCQS-1h dan PMQS-1h
ASPAL CAIR :
RC 250 (Rapid Curing)
MC 250 (Medium Curing)
AC + Kerosene [25 - 30 pph, setara MC 250 DIPANASKAN]
25 pph artinya 25 bag.kerosen & 100 bag.bitumen, maka
kadar kerosen = 25 / (25 +100) = 20%.
30 pph artinya 30 bag.kerosen & 100 bag.bitumen, maka
kadar kerosen = 30 / (30 +100) = 23%.
Kadar kerosen rata-rata = 21,5%
DIV 6. PERKERASAN ASPAL (3)
KADAR TACK COAT MINIMUM:
Takaran (liter per meter persegi) pada
Jenis Aspal Permukaan Baru Permukaan Permukaan
atau Aspal atau Porous dan Berbahan
Beton Lama Yang Terekpos Cuaca Pengikat
Licin Semen
Aspal Cair 0,15 0,15 – 0,35 0,2 – 1,0
Aspal Emulsi 0,20 0,20 – 0,50 0,2 – 1,0
Aspal Emulsi Di- 0,20 0,20 – 0,50 0,2 – 1,0
modifikasi Polimer
Kadar Residu* (liter per meter persegi)
Semua 0,12 0,12 – 0,21 0,12 – 0,60
RESIDU :
MC : 0,15 (min. Spec) x (100 - 21,5)% = 0,118,
SETARA DNG.
RS : 0,2 (min. Spec) x 60%= 0,120
PEMBERSIHAN MANUAL
(APA DIIJINKAN ?)
PERMUKAAN
LPA SUDAH
DI-PRIME
TIDAK ADA
PENGATURAN
LALIN YG
MEMADAI
PERMUKAAN
KOTOR
LAGI
AKIBAT
LINTASAN
PEMBERSIHAN
DILAKUKAN
HANYA OLEH
OVERLAY TANPA PEMBERSIHAN
(BALAPAN DNG HUJAN/PROGRES?)
PERMUKAAN
PRIME COAT
YG KOTOR
BELUM
DIBERSIHKAN
TIDAK ADA
TAMBAHAN
PRIME
MUATAN
HOTMIX
SUDAH
DITUANG KE
PAVER
SOLUSI ?
SEBAB & AKIBAT
BONDING YANG JELEK
PERMUKAAN
EXISTING
TIDAK
BERSIH
BAN TRUK
MENGOTORI
TACK COAT
TIDAK
MERATA
KADAR TACK
COAT
KURANG
SLIPPAGE
CRACK
DIV 6. PERKERASAN ASPAL (4)
SERAGAM (GRADASI)
BERSIH
TAHAN AUS
BENTUK
KELEKATAN
TERHADAP ASPAL
DIGUNAKANNYA ASPAL DISTRIBUTOR, BUKAN HAND
SPRAYER
DIV 6. PERKERASAN ASPAL (5)
AGREGAT :
GRADASI BURTU (4, max size ⅜”, ½”, ¾” & 1”)
AGD/ALD ≥ 2,3
ASPAL :
Pen.60/70 atau 80/100
CRS-2P (aspal emulsi kationik yang dibuat dari
KOMPRESOR
HAND SPRAYER
ASPAL DISTRIBUTOR
KERB SEHARUSNYA DITUTUP
CONTOH APLIKASI AGREGAT (1)
60
48
60
50
40
30
20
10
0
0.01 0.1 1 10 100
Ukuran Partikel
(mm)
PENGAMATAN VISUAL TERHADAP
GRADASI HRS-WC YANG BENAR
(apakah
> kuat dari AC-WC & AB-BC ?) & PELELEHAN =
4,5
mm (apakah > lentur dari AC-WC & AC-BC ?)
ALT. PENGUJIAN KEPEKAAN CAMPURAN TERHADAP
TON PRODUKSI
LEBAR
LEBAR DIAMBIL DARI CROSS SECTION PER 25m
DITEBAR
DIDEPAN
PAVER
HOT MIX DI
TEBAR
DIBELAKANG
PAVER
KEMUDIAN
DI-RAKING
PENGHAMPARAN
PENYIAPAN PERMUKAAN
ACUAN TEPI
PROFIL BESI SIKU DNG TINGGI MINUS 5mm DARI
TEBAL DESAIN YG DITUNJUKKAN DAAM GAMBAR
PENGHAMPARAN & PEMBENTUKAN
PEMADATAN
AWAL, ANTARA & AKHIR
SAMBUNGAN
PNEUMATIC TIRE ROLLER
SISTEM SPRINKLER SETIAP RODA BERFUNGSI
KECUALI DNG DETERJEN, PELUMASAN DNG
MINYAK PADA RODA TIDAK DIIJINKAN
PLY & TEKANAN ANGIN SETIAP RODA HARUS
SAMA DNG TOLERANSI YG DIIJINKAN
RODA TIDAK BOPENG-BOPENG, DINDINGNYA
TIDAK MENGGELEMBUNG
KESET DIATAS RODA HARUS LENGKAP
OIL SEAL TIDAK ADA YG BOCOR
STEEL WHEEL ROLLER
PERMUKAAN RODA BESI RATA
SISTEM SPRINKLER BERFUNGSI
SISTEM PENGEREMAN SMOOTH
OIL SEAL TIDAK ADA YANG BOCOR
DIV 9.PEKERJAAN HARIAN
DAN PEKERJAAN LAIN-LAIN (1)
9.1 PEKERJAAN HARIAN
Uraian:
Pekerjaan ini mencakup kegiatan yang disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan yang semula tidak diperkirakan atau disediakan dalam
Daftar Kuantitas tetapi diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan
untuk penyelesaian Pekerjaan yang memenuhi ketentuan.
Kegiatan yang dilaksanakan menurut Pekerjaan Harian dapat
terdiri dari pekerjaan jenis apapun sebagaimana yang ditunjukkan
atau diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan, dan dapat
mencakup pekerjaan tambahan dari drainase, galian, timbunan,
stabilisasi, pengujian, pengembalian (restitution) perkerasan
eksisting ke bentuk semula, pelapisan ulang, struktur atau
pekerjaan lainnya
DIV 9.PEKERJAAN HARIAN
DAN PEKERJAAN LAIN-LAIN (2)
Pelaksanaan:
Tagihan Atas Pekerjaan Harian
Data penunjang untuk tagihan Pekerjaan Harian ini harus
termasuk semua catatan harian yang telah disetujui oleh
Pengawas Pekerjaan ditambah semua informasi tambahan lainnya
yang diminta oleh Pengawas Pekerjaan seperti:
Salinan Surat Perintah Pekerjaan Harian dari Pengawas
Pekerjaan;
Ringkasan dari tanggal dan waktu pekerjaan diselesaikan dan
oleh siapa;
Ringkasan jam kerja untuk semua tenaga kerja;
Ringkasan jam kerja untuk semua peralatan yang digunakan;
Kuitansi dan surat tanda terima setiap bahan, produk atau
layanan yang digunakan dalam Pekerjaan seperti
diperintahkan dalam Perintah Perubahan
DIV 9.PEKERJAAN HARIAN
DAN PEKERJAAN LAIN-LAIN (3)
Pengukuran dan Pembayaran :
Bahan
Untuk bahan “khusus” (tidak terdapat dalam Harga Satuan
Dasar yang tercantum dalam Penawaran) yang telah
digunakan dalam Pekerjaan Harian, pembayaran harus
berdasarkan harga netto yang dibayarkan oleh Penyedia Jasa
untuk bahan-bahan yang didatangkan ke lapangan,
sebagaimana tertulis dalam faktur tagihan dari pemasok, di
mana harga tersebut harus ditambah sebesar 15 persen dari
jumlah harga bahan yang bersangkutan
Tenaga
Peralatan
Pembayaran semua bahan yang telah digunakan dalam Pekerjaan
Harian, harus diambilkan dari seluruh anggaran yang telah
ditetapkan untuk Pekerjaan Harian menurut Seksi 9.1 dari Daftar
Kuantitas dan Harga atau, menurut pendapat Pengawas
Pekerjaan, harus dari Mata Pembayaran lain
DIV 9.PEKERJAAN HARIAN
DAN PEKERJAAN LAIN-LAIN (4)
9.2 PEKERJAAN LAIN-LAIN
Uraian:
Pekerjaan ini meliputi memasok, merakit dan memasang
perlengkapan jalan baru atau penggantian perlengkapan jalan
lama seperti rambu jalan, patok pangarah, patok kilomater, rel
pengaman, paku jalan tidak memantul (non reflective)atau
memantul (reflective), kereb beton, perkerasan blok beton, beton
pemisah jalur, lampu penerangan jalan dan sistem kelistrikan
lainnya dan modifikasi sistem yang ada jika disebutkan, pagar
pemisah pedestrian dan pengecatan marka jalan, pada lokasi
yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
Pekerjaan pemasangan perlengkapan jalan harus
meliputi semua
penggalian, pondasi, penimbunan kembali, penjangkaran,
pemasangan, pengencangan dan penunjangan yang diperlukan.
Pekerjaan tanaman baru untuk menggantikan tanaman yang
dipotong karena pelebaran jalan maupun untuk penghijauan
harus mencakup penyiapan bahan, pelaksanaan, penyiraman,
DIV 9.PEKERJAAN HARIAN
DAN PEKERJAAN LAIN-LAIN (5)
Bahan:
Perubahan terhadap Spesifikasi Umum sebelumnya
Plat Rambu
Bahan campuran aluminium keras 5052-H34 sesuai dengan
ASTM B209-14 dengan ketebalan minimum 2 mm;
Bahan logam lainnya selain alumunium dengan syarat:
i) Tahan terhadap proses korosi dan oksidasi, dengan atau
tanpa pencegah korosi dan oksidasi, termasuk bagian untuk
sambungan baut;
ii) Mempunyai tebal minimal 0,8 mm
Bahan panel komposit alumunium (Aluminium Composite
Panel, ACP) dengan ketebalan minimal 3,0 mm;
DIV 9.PEKERJAAN HARIAN
DAN PEKERJAAN LAIN-LAIN (6)
Bahan non logam tertentu dengan syarat:
i) Mempunyai ketahanan terhadap :
(1) cuaca, dengan metode uji setara ASTM G154-16;
(2) kelembapan nisbi, dengan metode uji setara ASTM
D2247-15;
(3) asam, dengan metoda uji setara ASTM D1308-
02(2013);
(4) kelapukan;
(5) uji mekanik meliputi, daya lengkung dan
patah.
ii) Mempunyai tebal minimal 2,0 mm
Tiang Rambu
Tiang Tunggal
Tiang Berbentuk Huruf F
Kupu-kupu dengan Tiang Tunggal
DIV 9.PEKERJAAN HARIAN
DAN PEKERJAAN LAIN-LAIN (7)
Lembar Pemantul
Lembaran pemantul (retroreflective sheeting) harus
merupakan "Scotchlite" jenis Engineering Grade atau High
Intensity Quality, sesuai dengan ASTM D4956-17
a) Rambu Lalu Lintas Standar
i) Memiliki nilai koefisien retroreflektif (RA) minimal sesuai
dengan pembagian jenis material retroreflektif sesuai
dengan ASTM D4956-17 tipe II;
ii) Khusus untuk rambu larangan berupa kata-kata dengan
warna dasar putih dan tulisan warna merah, nilai
retroreflektif untuk warna merah harus lebih tinggi
daripada nilai retroreflektif warna putih. Nilai
retroreflektif warna putih minimal 70 (Ra) (cd.lx-1.m-2);
iii) Permukaan lembaran reflektif rata dan halus serta
bagian belakang dilengkapi dengan perekat;
iv) Warna mengacu pada Keputusan Menhub Nomor: KM
61 Tahun 1993 dan lampirannya tentang Rambu –
DIV 9.PEKERJAAN HARIAN
DAN PEKERJAAN LAIN-LAIN (8)
b) Rambu Pendahulu Jalan Penunjuk Jalan (RPPJ)
i) Memiliki nilai koefisien retroreflektif (RA) minimal sesuai
dengan pembagian jenis material retroreflektif sesuai
dengan ASTM D4956-17 Tipe IV;
ii) Permukaan lembaran reflektif rata dan halus serta
bagian belakang dilengkapi dengan perekat berjenis
precoated adhesive;
iii) Warna mengacu pada Keputusan Menhub Nomor: KM
61 Tahun 1993 dan lampirannya tentang Rambu –
Rambu Lalu Lintas di Jalan
Paku Jalan
Jenis : Reflektif (manik-manik & LED) & Non Reflektif
Kepala : bujur sangkar; persegi panjang & bulat
Pasak
Penggunaan : kuning (pemisah jalur atau lajur); merah (garis
batas kiri jalan) & putih (garis batas kanan jalan)
DIV 9.PEKERJAAN HARIAN
DAN PEKERJAAN LAIN-LAIN (9)
Cat untuk Marka Jalan
Marka jalan harus memiliki rata rata tingkat retroreflektif
minimal 200 mcd/m²/lux (warna putih maupun kuning) sesuai
dengan ASTM E1710-18 pada umur 0 - 6 bulan setelah
aplikasi. Pada akhir tahun ke-1 rata rata tingkat retroreflektif
minimal 150 mcd/m²/lux sesuai dengan ASTM E1710-18.
Bahan yang digunakan harus diproduksi oleh pabrikan yang
terakreditasi sesuai dengan SNI ISO 9001:2015 tentang Sistem
Manajemen Mutu – Persyaratan. Bahan yang digunakan tidak
boleh lebih dari 1 tahun dari tanggal produksi
Catatan:
1. Tingkat retroreflektif diukur pada siang hari maupun malam hari
dengan alat retroreflektometer pada kondisi jalan kering.
Pengukuran dilakukan saat 0-1 bulan dan pada bulan ke 6 setelah
diaplikasikan.
2. Mcd : millicandela
Lampu Penerangan Jalan
Non LED
LED : Sertifikasi (7); Renderasi Warna (Ra), Temperatur
DIV 10.PEKERJAAN
PEMELIHARAAN (1)
10.1 PEMELIHARAAN JALAN
Uraian:
Pemeliharaan Jalan untuk menjamin agar :
pelaburan aspal,
perbaikan retak,
pengaturan lalu-lintas;
pelaksanaan
DIV 10.PEKERJAAN
PEMELIHARAAN (4)
Yang menggunakan peralatan sederhana harus
dilaksanakan melalui padat karya antara lain pekerjaan
pemeliharaan:
Drainase;
Perlengkapan Jalan;
Pengecatan Kerb/Median
menunjukkan:
rencana lokasi pekerjaan;
kuantitas pekerjaan;
bahan & peralatan yang digunakan utk setiap jenis
pekerjaan
Kuantitas pekerjaan yang telah selesai harus
dibuat
dalam Laporan Mingguan dan disampaikan kepada
Pengawas Pekerjaan
DIV 10.PEKERJAAN
PEMELIHARAAN (6)
Tanggungjawab Penyedia:
Sejak Tanggal Mulai Kerja hingga PHO, Penyedia Jasa
bertanggung-jawab atas semua pemenuhan Tingkat Layanan
Jalan dan memelihara jalan dan memperbaiki kerusakan bagian
ruas jalan dalam Kontrak.
Bilamana Pemeliharaan Kinerja disebutkan dalam Perjanjian Kon-
trak atau SSKK maka Penyedia Jasa bertanggung jawab atas se-
mua pemenuhan Tingkat Layanan Jalan, pemenuhan tingkat la-
yanan jalan sebagaimana yg disyaratkan dalam Pasal 10.1.4.1)
mulai berlaku 90 hari setelah tanggal mulai kerja jika tidak dite-
tapkan lain dalam Perjanjian Kontrak atau SSKK:
Penyedia Jasa harus menyelesaikan semua pekerjaan yang
diuraikan dalam Seksi 10.1 ini dan menjaga kinerja jalan
berdasarkan Indikator Kinerja Jalan yang disyaratkan.
Apabila Penyedia Jasa tidak dapat memenuhi Indikator Kinerja
Jalan berdasarkan waktu tanggap perbaikan yang ditetapkan,
dikenakan pemotongan pembayaran sesuai ketentuan dalam
Spesifikasi ini Sanksi Keterlambatan Pemenuhan Tingkat
Layanan Jalan.
No. Indikator Kinerja Jalan Waktu Tanggap Perbaikan
1 Perkerasan Jalan
a. Lubang (untuk jalan berpenutup aspal):
Tidak boleh ada lubang dengan diameter lebih dari 10 cm Harus selesai diperbaiki dalam waktu
dan kedalaman lebih dari 4 cm pada bagian jalan. maksimum 7 (tujuh) hari.
b. Retakan (untuk jalan berpenutup aspal):
Tidak boleh ada retakan lebih lebar 3 mm dan/atau luas Harus selesai ditutup dalam waktu
re-takan lebih besar 5% setiap 100 m panjang lajur maksimum 14 (empat belas) hari.
(lane) jalan.
c. Amblas (untuk jalan berpenutup aspal):
Tidak boleh ada bagian yang amblas lebih dari 3 Harus selesai diperbaiki dalam waktu
cm dengan luasan permukaan yang amblas lebih besar maksimum 7 (tujuh) hari.
5% setiap 100 m lajur jalan.
d. Faulting (untuk perkerasan beton semen):
Tidak boleh ada bagian jalan yang mengalami patahan Harus selesai diperbaiki dalam waktu
(faulting). maksimum 14 (empat belas) hari.
e Joint Sealant (untuk perkerasan beton semen):
Dalam kondisi baik, tidak boleh rusak atau hilang Harus selesai diperbaiki dalam waktu
disemua slab joint. maksimum 14 (empat belas) hari.
f Ketidakrataan (untuk perkerasan yang
kan pelapisan ulang/overlay):
dilaksana-
Nilai IRI rata-rata setiap segmen lajur (lane) jalan Harus selesai diperbaiki dalam waktu
dalam kondisi mantap, maksimum 4 mm/m. maks 28 (dua puluh delapan) hari.
g Amplitudo Keriting/Corrugation (untuk jalan
tanpa penutup aspal): Harus selesai diperbaiki dalam waktu
Tidak boleh ada yang melampaui 3,5 cm maksimum 7 (tujuh) hari
h Kedalaman Alur/Rutting (untuk jalan tanpa
penutup aspal):
Tidak boleh ada yang melampaui 7 cm Harus selesai diperbaiki dalam waktu
maksimum 7 (tujuh) hari
No. Indikator Kinerja Jalan Waktu Tanggap Perbaikan
2 Bahu
Jalan
a. Lubang (untuk jalur lalin berpenutup aspal):
Tidak boleh ada lubang dengan diameter lebih dari 20 Harus selesai diperbaiki dalam waktu
cm dan kedalaman lebih dari 10 cm. maksimum 7 (tujuh) hari.
b. Elevasi / Ketinggian (untuk jalur lalin
berpenutup
aspal):
Tidak boleh ada beda tinggi bahu jalan dengan tepi Harus selesai diperbaiki dalam waktu
perkerasan jalan lebih dari 5cm maksimum 14 (empat belas) hari.
c Amblas (untuk jalur lalin berpenutup aspal):
Tidak boleh ada bagian yang amblas lebih dari 10 cm Harus selesai diperbaiki dalam waktu
dengan luasan permukaan yang amblas lebih dari 3% maksimum 7 (tujuh) hari.
setiap 100 m bahu jalan.
d Joint Sealant (untuk perkerasan beton semen):
Dalam kondisi baik, tidak boleh rusak atau hilang Harus selesai diperbaiki dalam waktu
disemua slab joint. maksimum 14 (empat belas) hari.
e Kebersihan permukaan bahu jalan (untuk
jalur lalin tanpa penutup) terhadap: Harus selesai dibersihkan dalam waktu
Tanah, puing, sampah, dan bahan lainnya maksimum 7 (tujuh) hari.
3 Drainase
a Semua jenis saluran:
i) Harus bersih dan tidak mengalami kerusakan Kerusakan harus selesai diperbaiki
struktur. dalam waktu maksimum 21 (dua puluh
ii) Tidak boleh ada penyumbatan lebih besar satu) hari untuk kerusakan struktur dan
10% dari kapasitas saluran. 7 (tujuh) hari untuk penyumbatan.
menunjukkan:
rencana lokasi pekerjaan;
kuantitas pekerjaan;
bahan & peralatan yang digunakan utk setiap jenis
pekerjaan
Kuantitas pekerjaan yang telah selesai harus
dibuat
DIV 10.PEKERJAAN
PEMELIHARAAN (8)
Metode Inspeksi Kinerja Jalan
Inspeksi/Inspeksi Harian
Inspeksi Formal
1. Inspeksi formal adalah inspeksi yang dijadwalkan oleh PPK
mengacu pada jadwal inspeksi tingkat layanan yang disusun
oleh Manajer Kendali Mutu (Quality Control Manager, QCM)
Penyedia Jasa. Inspeksi formal dilaksanakan setiap akan
melakukan pengajuan tagihan pembayaran. Inspeksi formal
dilaksanakan secara bersama-sama antara Penyedia Jasa,
dan Pengawas Pekerjaan. Tujuan utama inspeksi formal
adalah agar Pengawas Pekerjaan dapat memverifikasi data
pendukung dalam pengajuan pembayaran dan untuk
memberikan persetujuan atas Sertifikat Pembayaran
Bulanan (Monthly Certificate).
2. Data pemenuhan Tingkat Layanan Jalan serta
kemajuan pemenuhan tingkat layanan terakhir yang
mendukung pengajuan pembayaran harus didasarkan
pada Laporan Mingguan yang sudah terverifikasi
melalui Berita Acara Verifikasi.
DIV 10.PEKERJAAN
PEMELIHARAAN (9)
3. Verifikasi Laporan Mingguan harus mencakup rincian
penggunaan tenaga kerja untuk pemeliharaan kinerja yang
dilaksanakan dengan cara padat karya serta tanda bukti
pembayaran upah tenaga kerja mingguan yang besarnya
tidak boleh kurang dari nilai UMR (Upah Minimum
Regional).
4. Berita Acara Hasil Verifikasi tersebut dapat digunakan
sebagai dasar perhitungan pemotongan pembayaran
prestasi pekerjaan sebagai konsekuensi dari keterlambatan
pemenuhan tingkat layanan jalan
LAPORAN INSPEKSI PEMENUHAN TINGKAT LAYANAN
JALAN CONT
Kontrak OH
No.: ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, Tanggal Inspeksi : 1 Juli 2016
Ruas Jalan : Segmen Jalan : Sta........ - Sta…….
…………………..
Panjang …………….. Lingkup Pekerjaan : ………………..
Jalan :
Propinsi :
Kategori Pemenuhan Tingkat Layanan Jalan Pemenuhan Batas
…No.
……………… Sta. - Sta. Kanan/Kiri
1a 1b 1c 2a 2b 2c 3a 3b 4a 4b 4c 5a 5b 5c 5d 6a 6b Tk. Tanggap
Layanan Perbaikan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
0+ - 0+
1 000 100 Kanan V V V V V V V V V V V V V V V V V V
Dan seterusnya
Catatan :
1 Pada Kolom 4 s/d Kolom 21 beri tanda : 3. Kode Kategori Tingkat Layanan Jalan yaitu:
V = Memenuhi Tingkat Layanan - Perkerasan Jalan : 1a.Lubang ; 1b.Retak ; 1c.Amblas
X = Tidak Memenuhi Tingkat Layanan - Bahu Jalan : 2a.Lubang ; 2b.Beda tinggi; 2c.Amblas
2 Pada Kolom 22 diisi tanggal sesuai target waktu tanggap perbaikan - Drainase : 3a.Tidak rusak & ada penyumbatan ; 3b.Erosi/Deformasi lereng
- Perlengkapan Jalan : 4a.Rambu ; 4b.Median/Trotoar; 4c.Guardrail/Rel pengaman
Inspeksi Oleh :
Diketahui Mengetah - Bangunan Pelengkap : 5a.Oprit ; 5b.Dinding penahan tanah; 5c.Expansion joint; 5d.Pagar jembatan
Konsultan
oleh : ui : - Pengendalian Tanaman : 5a.Bebas dari tanaman ; 5b.Ketinggian tanaman terkendali
Supervisi
Tota 9
Catatan l
: 1 Kolom 4 diisi tanggal penemuan ketidaksesuaian pada saat 3. Kolom 6 diisi tanggal target perbaikan sesuai Spesifikasi Khusus
inspeksi 4. Kolom 7 diisi tanggal realisasi perbaikan
2 Kolom 5 diisi Kode Kategori Indikator Kinerja Jalan berdasarkan 5. Kolom 8 diisi jumlah hari masa denda = (kolom 7) - (kolom
hasil inspeksi lapangan. 6)
Inspeksi Oleh
Mengetahui , Kontraktor : Konsultan
, Supervisi
di mana:
D = Besarnya pemotongan pembayaran dalam rupiah.
H = Jumlah hari keterlambatan perbaikan pemenuhan
tingkat layanan jalan, berdasarkan hasil inspeksi
lapangan.
Pjc= Panjang jalan yang cacat (tidak memenuhi indikator kinerja)
dalam segmen jalan yang ditetapkan (panjang segmen
minimal 100 meter).
Pjl = Panjang jalan dalam kontrak berdasarkan lingkup pekerjaan.
Nlp = Nilai lingkup pekerjaan dalam kontrak.
DIV 10.PEKERJAAN
PEMELIHARAAN (10)
Pengukuran dan Pembayaran:
Penambalan perkerasan dan bahu jalan, perbaikan lubang,
laburan setempat, perataan setempat, perbaikan tepi perkerasan
dan pengkerikilan kembali yang ditetapkan sebagai pekerjaan
pemeliharaan perkerasan dan/atau bahu jalan oleh Pengawas
Pekerjaan harus diukur dalam meter kubik untuk pembayaran
sesuai volume bahan berbutir atau beraspal yang dihampar aktual
berdasarkan hasil pengukuran awal dan diterima hasil pekerjaan
tersebut oleh Pengawas Pekerjaan. Pembayaran tersebut juga
harus sudah mencakup pemasokan, pencampuran dan pemakaian
lapis resap pengikat dan atau lapis perekat.
Galian (cutting) dan pembuangan seluruh bahan eksisting yang
rusak, memangkas dan membersihkan tepi lokasi galian,
pembuangan endapan saluran dan benda hanyutan, serta
pemadatan dan penyiapan tanah dasar hasil penggalian tidak
akan diukur dan dibayar tersendiri. Pekerjaan ini dipandang
seluruhnya dibayar menurut berbagai Mata Pembayaran yang
terdaftar pada Pasal 10.1.5.2) di bawah.
DIV 10.PEKERJAAN
PEMELIHARAAN (11)
Untuk pemeliharaan jalan yang dilaksanakan dengan padat karya,
selain pengukuran hasil pekerjaan juga harus dilengkapi dengan
tanda bukti pembayaran upah tenaga kerja mingguan yang
besarnya tidak boleh kurang dari UMR
PEMELIHARAAN PEMBANGUNAN
No. & Nama Mata Pembayaran No. & Nama Mata Pembayaran
10.1.(1) Galian pada Saluran Air atau 2.1.(1) Galian untuk Selokan Drainase
Lereng untuk Pemeliharaan dan Saluran Air
3.1.(1) Galian Biasa
10.1.(2) Timbunan Pilihan pada Lereng 3.2.(1a) Timbunan Biasa dari
Tepi Saluran untuk Sumber Galian
Pemeliharaan 3.2.(1b) Timbunan Biasa dari Hasil
10.1.(3) Perbaikan Pasangan Batu dengan 2.2.(1) Galian
Pasangan Batu dengan Mortar
Mortar
10.1.(4) Perbaikan Lapis Fondasi Agregat 5.1.(1) Lapis Fondasi Agregat Kelas A
Kelas A
10.1.(5) Perbaikan Lapis Fondasi Agregat 5.1.(2) Lapis Fondasi Agregat Kelas B
Kelas B
10.1.(6a) Perbaikan Lapis Fondasi Agregat 5.1.(3a) Lapis Fondasi Agregat Kelas S
Kelas S
10.1.(6b) Perbaikan Lapis Fondasi 5.1.(3b) Lapis Fondasi Agregat Kelas C
Agregat Kelas C
10.1.(8) Perbaikan dan Perataan 5.2.(1) Lapis Permukaan Agregat Tanpa
Permukaan Perkerasan Penutup Aspal
Berbutir Tanpa Penutup Aspal 5.2.(2) Lapis Fondasi Agregat Tanpa
Penutup Aspal
PEMELIHARAAN PEMBANGUNAN
No. & Nama Mata Pembayaran No. & Nama Mata Pembayaran
10.1.(9) Perbaikan Campuran Aspal Panas 6.3.(5a) Laston Lapis Aus (AC-WC)
6.3.(6a) Laston Lapis Antara (AC-BC)
6.3.(7a) Laston Lapis Fondasi (AC-Base)
10.1.(10) Perbaikan Campuran Aspal Panas 6.5.(1) Laston Lapis Aus Asbuton (AC-WC
dengan Asbuton Asb)
6.5.(2) Laston Lapis Antara Asbuton (AC-
BC Asb)
6.5.(3) Laston Lapis Fondasi Asbuton
(AC-Base Asb)
10.1.(11) Perbaikan Asbuton Campuran 6.6.(1) CPHMA Kemasan Kantong
Panas Hampar Dingin
10.1.(12) Perbaikan Lapis Penetrasi 6.7. Lapis Penetrasi Macadam
Macadam tanpa atau dengan (1) Lapis Penetrasi Macadam Asbuton
Asbuton 6.7.
10.1.(13) Residu Bitumen untuk (2)
4.2.(1) Laburan Aspal (Buras)
Pemeliharaan
10.1.(14) Perbaikan Perkerasan Beton 5.3.(1a) Perkerasan Beton Semen
Semen
10.1.(15) Perbaikan Lapis Fondasi Bawah 5.3.(3) Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus
Beton Kurus
PEMELIHARAAN PEMBANGUNAN
No. & Nama Mata Pembayaran No. & Nama Mata Pembayaran
10.1.(16) Perbaikan Pasangan Batu 7.9 Pasangan Batu
10.1.(17) Pengecatan Kereb pada 8.3.(2a) Pengecatan dekoratif pd elemen
atau Median
Trotoar struktur beton, tebal 100 µm
10.1.(18a)
Penggantian Komp Rel Pengaman Rel Pengaman
10.1.(18b) Perbaikan Rel Pengaman 9.2.(7)
10.1.(19a) Pengecatan Patok
9.2.(5) Patok Pengarah
10.1.(19b) Pembersihan Patok
9.2.(6a) Patok Kilometer
9.2.(6b) Patok Hektometer
10.1.(20a) Pengecatan Rambu
Rambu Jalan Tunggal dng Permu-
10.1.(20b) Pembersihan Rambu 9.2.(3a) kaan Pemantul Engineering
Grade Jalan Ganda dng Permu-
9.2.(3b) Rambu
kaan Pemantul Engineering
Grade
9.2.(4a) Rambu Jalan Tunggal dng Permu-
kaan Pemantul High Intensity
Grade
9.2.(4b) Rambu Jalan Ganda dng Permu-
kaan Pemantul High Intensity
10.1.(21) Pembersihan Drainase Grade
10.1.(22) Pengendalian Tanaman
PEMELIHARAAN PEMBANGUNAN
No. & Nama Mata Pembayaran No. & Nama Mata Pembayaran
3.1.(7) Galian Perkerasan Beraspal
dengan Cold Milling Machine
3.1.(9) Galian Perkerasan Berbutir
4.1.(1) Pengabutan (Fog Seal) dengan
Aspal Emulsi yang Mengikat
Lambat (CSS-1h atau SS-1h)
4.1.(2) Pengabutan (Fog Seal)
dengan
Aspal Emulsi yang Mengikat Lebih
Cepat (CQS-1h atau QS-1h)
4.1.(3) Pengabutan (Fog Seal) dengan
Aspal Emulsi Modifikasi Polymer
yang Mengikat Lebih Cepat
(PMCQS-1h atau PMQS-1h)
4.5.(2) Lapis Permukaan Mikro Perata
dengan aspal emulsi modifikasi
polymer PMCQS-1h atau
PMQS- 1h untuk Tipe 1
4.5.(4) Lapis Permukaan Mikro Perata
dengan aspal emulsi modifikasi
polymer PMCQS-1h atau
PMQS- 1h untuk Tipe 2
PEMELIHARAAN PEMBANGUNAN
No. & Nama Mata Pembayaran No. & Nama Mata Pembayaran
4.8.(1) Tambalan Dangkal dng Beton Se-
men Cepat Mengeras utk Pembu-
kaan Lalu Lintas Umur Beton ≤
24 jam
4.8.(2) Tambalan Dangkal dng Beton Se-
men Cepat Mengeras utk Pembu-
kaan Lalu Lintas Umur Beton lebih
dari 1 hari dan kurang dari 3 hari