Pengendalian Resistensi
Antimikroba
penemuan
antibiotik
Timbulnya
resistensi
kuman
Bagan
Spekulatif Waktu
Kecepatan GOAL PPRA
penemuan
antibiotik
Timbulny
a
resistensi
kuman prevalensi
AMR
Bagan
Spekulatif Waktu
STRATEGI
• SOSIALISASI TERUS MENERUS
• ADA 4 PEDOMAN:
– Pedoman umum
– Pedoman MDRO (Multi Drug Resistance Organism)
– Pedoman AB profilaksis dan empirik
– PPAM (Pedoman Penggunaan Antimikroba)
• Kebijakan2
• SPO
KESELAMATAN
PASIEN
• Antimikroba bijak menghindari
RESISTENSI
• MDR morbiditas dan mortalitas tinggi
• Kajian kasus
1. Demam terus menerus dengan pemberian
antibiotik di RS
2. MRS dalam waktu kurang dari 1 bulan
setelah pengobatan dengan AB sebelumnya
ASPEK
HUKUM
• Kepatuhan penggunaan PPAM (Pedoman
PemberianAB)
• Alur pemberian antimikroba sudah ada
• PIC SMF dapat dimanfaatkan untuk
konsultasi masalah penggunaan AB kasus
sulit dapat didiskusikan langsung dengan
PPRA
• Penggunaan AB yang sesuai dengan PPA
dan mengikuti alur yang benar akan
melindungi praktisi dari kasus hukum
Antibiotika
• restriksi
Meropenem
• Doripenem
• Imipenem
• Vancomycin
• Cefazolin HANYA UNTUK PROFILAKSIS
PRABEDAH
• Tigecycline
• Moxifloxacin
• Piperacillin tazobactam
Akibat
….?
Tatacara Pemilihan Antibiotik
Profilaksis
• Jenis antibiotik:
– Tidak digunakan sbg terapi empiris atau definitif
– Paling efektif menekan pertumbuhan koloni
– Toksisitas rendah
– Golongan paling rendah (sefalosporin gen 1 atau
2)
Idealnya Cefazolin bila tidak ada bisa
disesuaikan dengan keadaan masing2 RS
Di RS Cijantung Cefuroxim
Antibiotik
Profilaksis
• Cephalosporin gen I-II
• Cephazolin
• Cefuroxime
• Alergi Cephalosporin
• Ampisilin Sulbactam
• Amoxicillin as
clavulanic
• Gentamisin
• Kasus bedah digestif (Kotor)
• Kombinasi metronidazole
• 30-60 menit
sebelum
operasi/insisi
• Intravenous – drip
(dilarutkan dalam 100 ml
normal saline)
• Lama pemberian 15-
30 menit
• Dosis tunggal
max 24 jam
Klasifikasi
Klasifikasi Operasi Contoh Operasi
Definisi Operasional
Bersih 1. Operasi yang dilakukan pada daerah tanpa radang - Craniotomi
2. Operasi dilakukan tanpa membuka saluran pernapasan, sal - VP Shunt
pencernaan, sal kemih atau bilier - Herniotomi
TANPA ANTIBIOTIK 3. Operasi elektif dengan penutupan kulit primer dengan atau - Biospi
tanpa drain tertutup - Ekstirpasi
- OP tulang tanpa luka terbuka
Bersih terkontaminasi 1. Operasi dilakukan dengan membuka saluran - Tonsilektomi
pernapasan,pencernaan, kemih, saluran bilier atau - Trakeostomi
AB PROFILAKSIS reproduksi - Appendektomi
TIDAK PERLU AB 2. Operasi tanpa pencemaran nyata - Histerektomi
EMPIRIK 3. Operasi pada luka kecelakaan yang bersih - SC
- Cholesitectomi
- Amputasi jari
- Jahit Luka
Terkontaminasi 1. Operasi yang dillakukan dengan membuka saluran - App perforasi
pernapasan, pencernaan,kemih,, bilier dengan pencemaran - Hemoroidektomi
AB EMPIRIK DENGAN nyata - Vagina fistel
PEMERIKSAAN
KULTUR
Kotor 1. Operasi dengan adanya perforasi membuka saluran - Peritonitis
pernapasan , pencernaan, kemih atau bilier yang terinfeksi - Osteeomyelitis
AB EMPIRIK DENGAN 2. Operasi dengan melalui daerah puyrulen
- Amputasi gangren, dll
PEMERIKSAAN
KULTUR 3. Operasi pada luka terbuka yang sudah melampaui waktu
Prinsip Dasar
Penggunaan
Antibiotik
• Mencegah dan mengobatiTerapi
infeksi
bakteri
• Pemakaian secara RASIONAL:
– Sesuai diagnosis
– Dosis
– Cara pemberian yg tepat
– Mencapai sasaran
– Efek samping seminimal mungkin
Prinsip Dasar Penggunaan
Antibiotik Terapi
Pemeriksaan
Mikrobiologi
Terapi Antibiotik Empiris
Hasil Pemeriksaan
Mikrobiologi
Terapi Antibiotik Definitif
Antibiotik
Empiris
• Pemakaian antibiotik yang tdk
tepat (inappropriate):
–Resistensi bakteri
–Bakteri baru
–Pemborosan dana
MULAI
Penurunan daya tahan tubuh seperti
IC dan DM harus dipertimbangkan
Fokus infeksi
tidak Tidak perlu AB
dengan gejala
klinis
ya
tidak
ya
AB stratifikasi
Perforasi
organ
tipe I
IC dan /DM tidak
tidak terkontrol penggunaan ya
ya instrumen medis / riw
Ensefalopati ec.
penggunaan ins medis ,
Inf bakteri?
< 90 hr yll
tidak
tidak
IC dan/ DM tdk ya
terkontrol, riw.
IC dan / DM tdk ya
AB < 30 hr
terkontrol riw
tidak perawatan > 48
jam < 90hr yll
IC dan / DM tdk
terkontrol riw ya
tidak
perawatan > 48
jam < 30hr yll
tidak IC dan / DM tdk ya
terkontrol riw
IC dan /DM tidak AB < 90 hr
terkontrol penggunaan ya
instrumen medis / riw AB stratifikasi
penggunaan ins medis ,
30 hr yll tidak
tipe II
1. Pasien Stratifikasi Tipe I
Pemberian AB Empirik Spektrim Sempit
STRATIFIKASI MASING-MASING
PENYAKIT DITETAPKAN OLEH
KESEPAKATAN MASING-MASING SMF
TERKAIT ANTIBIOTIKA YANG TERSEDIA
DI RS MASING2 DAN SESUAI DENGAN
DIAGNOSA DAN POLA KUMAN
Organisme penyebab infeksi
• Aerob / anaerob
• Gram negatif
• Gram positif
- Urine sediment
- Skin smear
- CSF
- Cervical smear
- Faeces-leukocytes
- Aspirated material
(abcess, empyema, Etc)
Pemeriksaan: - pengecatan
- kultur
- rapid test
Cara Pemberian (concentration dependent
- bolus - aminoglikosida, quinolone
time dependent – drip –
penicillin,cephalosporin)
Pemberian informasi kepada :
Penderita
Penggunaan yang
benar Efek samping
Perawat / staff lain
Dosis
Rute pemberian
Stabilitas
sediaan
Efek samping
Cost efektif
RANGKUMA
• N
Pemahaman akan strategi penggunaan
antibiotik secara bijak : PENTING..!
• Secara tujuan ada 2 : EMPIRIK (Guideline,
pola kuman ) dan DEFINITIF (hasil kultur)
• Ikuti langkah-langkah dalam mempertimbangkan
dan mengambil keputusan dalam terapi
antibiotik
terutama untuk klinisi : PK/PD