Anda di halaman 1dari 30

Kinetika Reaksi Kimia

Kinetika Reaksi Kimia

Disusun Oleh:
Kelompok 6
1. Excel Claudio Andreas Pirlo
2. Dewi Maharani
3. Meliantri Salsa Anggraini
4. Ahmad Yusuf

Dosen Pembimbing:
Ibu Meilianti, S.T., M.T.
Definisi Kinetika Kimia

Kinetika kimia adalah bagian dari kimia fisika


yang mempelajari laju reaksi dan faktor-faktor
yang mempengaruhi laju reaksi tersebut. Yang
pada akhirnya menghasilkan pemahaman tentang
mekanisme reaksi, yaitu analisis tentang suatu
reaksi menjadi rangkaian (tahap-tahap) reaksi
dasar
Konsep Kinetika Laju Reaksi
Laju reaksi menyatakan laju perubahan konsentrasi zat-zat komponen
reaksi setiap satuan waktu:

[M ]
V=
t
• Laju pengurangan konsentrasi pereaksi per
satuan waktu
• Laju penambahan konsentrasi hasil reaksi per
satuan waktu
• Perbandingan laju perubahan masing-masing komponen sama dengan
perbandingan koefisien reaksinya

Pada reaksi :

N2(g) + 3 H2(g) 2 NH3(g),

Laju reaksi :
- laju penambahan konsentrasi NH3
- laju pengurangan konsentrasi N2 dan H2.
Laju reaksi dipengaruhi oleh :

 Suhu

 Konsentrasi

 Luas permukaan sentuhan/ Ukuran partikel

 Katalis
 Suhu

Kenaikan suhu dapat mempercepat laju reaksi karena dengan naiknya suhu
energi kinetik partikel zat-zat meningkat sehingga memungkinkan semakin
banyaknya tumbukan efektif yang menghasilkan perubahan

Hubungan Kuntitatif perubahan suhu terhadap laju reaksi:

Suhu (oC) Laju reaksi (M/detik)


10 0,3
20 0,6
30 1,2
40 2,4
T Vt
Dari data diperoleh hubungan:
Setiap kenaikan suhu 10 oC, maka laju mengalami kenaikan 2 kali
semula, maka secara matematis dapat dirumuskan

T - T0

Vt  V .2 10

Dimana :
Vt = laju reaksi pada suhu t
Vo = laju reaksi pada suhu awal (to)
 Konsentrasi

Konsentrasi mempengaruhi laju reaksi, karena banyaknya partikel


memungkinkan lebih banyak tumbukan, dan itu membuka peluang semakin banyak
tumbukan efektif yang menghasilkan perubahan.

Hubungan kuantitatif perubahan konsentrasi dengan laju reaksi tidak dapat ditetapkan
dari persamaan reaksi, tetapi harus melalui percobaan.

Dalam penetapan laju reaksi ditetapkan yang menjadi patokan adalah laju
perubahan konsentrasi reaktan.

Ada reaktan yang perubahan konsentrasinya tidak mempengaruhi


laju reaksi:
 [reaktan]   V
D [reaktan] = X   V = 1
xn = 1
n=o
Orde Reaksi

Pangkat perubahan konsentrasi terhadap perubahan laju disebut


orde reaksi

Ada reaksi berorde O, dimana tidak terjadi perubahan laju reaksi


berapapun perubahan konsentrasi pereaksi.

Ada reaksi berorde 1, dimana perubahan konsentrasi pereaksi 2 kali


menyebabkan laju reaksi lebih cepat 2 kali.

Ada reaksi berorde 2, dimana laju perubahan konsentrasi pereaksi 2


kali menyebabkan laju reaksi lebih cepat 4 kali,
dst.
Untuk reaksi

A+B C

Rumusan laju reaksi adalah : V =k.[A]m.[B]n

Dimana :
k = tetapan laju reaksi
m = orde reaksi untuk A
n = orde reaksi untuk B
Orde reakasi total = m + n
 Luas Permukaan

Luas permukaan mempercepat laju reaksi karena semakin luas


permukaan zat, semakin banyak bagian zat yang saling bertumbukan dan
semakin besar peluang adanya tumbukan efektif menghasilkan perubahan

Semakin luas permukaan zat, semakin kecil ukuran partikel zat. Jadi
semakin kecil ukuran partikel zat, reaksi pun akan semakin cepat.
 Katalis

Katalis adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi. Ada 2 jenis
katalis :
1. Katalis aktif yaitu katalis yang ikut terlibat reaksi dan
pada akhir reaksi terbentuk kembali.
2. Katalis pasif yaitu katalis yang tidak ikut bereaksi, hanya sebagai
media reaksi saja.

Bagaimana katalis bekerja akan dibahas pada teori tumbukan


Teori Kecepatan Reaksi

 Teori Tumbukan (collision theory)


Reaksi yang terjadi adalah hasil dari adanya tumbukan antar molekul-molekul
yang mempunyai tingkat energi yang tinggi, yang menyebabkan terganggunya
gaya tarik-menarik alami antar molekul-molekul tersebut.
 Teori Aktivasi (activation theory)
Secara struktural, molekul mempunyai suatu bagian (gugus) yang bersifat
labil. Jika tingkat energi pada gugus yang labil tersebut ditingkatkan (dengan
cara meningkatkan suhu), maka akan terjadi reaksi dengan melepas kelebihan
energi sehingga bisa diperoleh tingkat energi baru yang lebih rendah dan stabil
ORDE REAKSI

 Orde reaksi adalah jumlah pangkat konsentrasi-


konsentrasi yang menghasilkan suatu garis lurus
 Persamaan umum kinetika :
dA
-k
dt
dA/dt = laju reaksi A
k
A 
= konstanta laju reaksi A
n

[A] = konsentrasi A
n = orde reaksi
Untuk Reaksi Orde 0

dA
 - k A  0

dt
 - k
dA
t t
dd tA
  -  k
dt 0
t t

 d A  - k  dt
0 0

A t - A 0  - kt
A t
A0 = konsentrasi A pada waktu ke- 0
At = konsentrasi A pada waktu ke- t
k = konstanta laju reaksi
t = waktu
Karakteristik dari reaksi orde nol  hubungan linier
antara reaktan atau produk dengan waktu

Slope = - k Slope = k
Konsentrasi A

Konsentrasi A

waktu waktu
Waktu paruh (t1/2)
Waktu yang dibutuhkan untuk
meluruh/hilangnya zat, menjadi separuhnya.
Untuk orde nol :

Ao
t1/ 2 
2ko
Waktu kadaluwarsa (t90)

 Waktu suatu zat telah terurai sampai tinggal 90%


dari konsentrasi mula-mula (yaitu , terurai 10%).
 Untuk orde pertama:

t90  0,105
k
Reaksi Orde Dua

dA dB
   kAB
dt dt x dx t
 0
a  x  2
 k  dt
0

dt  ka  xb 


dx
 1    1   kt
ax a0
   
x 
jikaa x
b  kt
dx
 k a  aa  x
dt x
x 2 k
1 

at a  x
Jika a  b
x dx t
0 a  xb   k 0 dt
x
2,303 b(a  x)
log  kt

k a 2,303
b a(b  x)
b(a 
log
x) t(a  b)
a(b  x)
Waktu paruh (t1/2)

 Waktu yang dibutuhkan untuk


meluruh/hilangnya zat, menjadi
separuhnya.
 Untuk orde kedua : 1
t1/ 2
 a
k
Menentukan Orde reaksi

 Metode substitusi
 Data yang terkumpul dari hasil pengamatan jalannya suatu reaksi
disubstitusikan ke dalam bentuk integral dari berbagai orde reaksi.
 Jika menghasilkan k yang konstan , maka reaksi dianggap berjalan
sesuai orde tersebut

 Metode Grafik
Plot data pada grafik
 Untuk orde nol : Konsentras diplot terhadap waktu linear
 Untuk orde pertama : Log konsentrasi diplot terhadap waktu
linear
 Untuk orde kedua : 1/konsentrasi diplot terhadap waktu
linear
 Metode waktu paruh
Hubungan antara waktu paruh dengan seluruh konsentrasi jika seluruh
reaktan sama :
1
t1/ n1
a
2
n adalah orde reaksi
1. Dari hasil pengamatan reaksi antara NO dengan Br2 :
2NO(g) + Br2 (g) → 2 NOBr(g)
menghasilkan data sebagai berikut :
Konsentrasi awal Mol/dm3
Kecepatan awal pembentukan
Percobaan ke :
NO Br2 NOBr mol/dm3 dt

1 0,10 0,10 12
2 0,10 0,20 24
3 0,10 0,30 36
4 0,20 0,10 48
5 0,30 0,10 108

Tentukan orde reaksi dan konstanta reaksi !


Jawab :
V = k [NO]x [Br2]y Pada percobaan 1 s/d 3, konsentrasi NO konstan, sedangkan Br 2
bervariasi. Jadi laju reaksi yang bervariasi akibat perubahan konsentrasi Brom,
Br2 V
1 × 0,10 1 × 12
2 × 0,10 2 × 12
3 × 0,10 3 × 12
Jadi V ≈ [Br2 ]1 berarti reaksi orde 1 terhadap Brom Pada
percobaan 1, 4 dan 5 konsentrasi Brom tetap, konsentrasi NO
bervariasi, jadi variasi laju reaksi akibat dari variasi konsentrasi
NO.
NO V
1 × 0,01 1 × 12
2 × 0,01 4 × 12 atau 22 × 12
3 × 0,10 3 × 12 atau 33 × 12

 Jadi V ≈ [NO]2 berarti reaksi orde 2 terhadap NO


V total = k [NO]2 [Br2]1
Orde reaksi = (2 +1) = 3
Dari percobaan 1 didapatkan data :
12 mol/dm3 dt = k (0,10 mol/dm3)2 (0,10 mol/ dm3 )1
= k (0,0010 mol3/dm9
k = = 1,2 .104 dm9 mol-2 dt1
 2. Suatu wadah berisi hidrogen iodida dengan konsentrasi sebesar 0,040 M,
Laju penguraian HI ditentukan sebesar 8,0 x 10-6 mol L-1 S-1. Berapakah
laju reaksi pada temperatur yang sama, bila konsentrasi HI dikurangi
menjadi 0,010 M, diketahui orde reaksi sama dengan 2?
Jawab:
Reaksi : 2 HI → H2 + I2
Persamaan laju = k [HI]2
Untuk laju pertama → 8,0 × 10-6 mol L-1S-1 = k (0,04 M)2
Untuk laju kedua → laju 2 = k (0,010 M)2
dari persamaan di atas diperoleh,
k=
laju 2 =
3. Reaksi dekomposisi termal pada suhu 2980C adalah sebagai berikut :
H3CN = NCH3 (g) → C2H6 (g) + N2 (g)
Data :
t (menit) 10.0 21,0 35,0 ~
P (torr) 491,9 548,0 609,0 861,6

a. Buktikan bahwa reaksi mengikuti persamaan laju orde 1


b. Hitung harga tetapan laju pada suhu 320,60C, jika t1/2 = 9,5 menit
c. Berapakah harga Ea
Jawab :
Data diatas menunjukkan adanya t ~, yang berarti reaktan pada saat itu
habis → kondisi reaktan pada saat t = 0 adalah P = 861,6 torr. Dibuat
data baru antara t dengan reaktan
t (menit) 0 10.0 21,0 35,0
P (torr) 861,6 369,7 313,6 252,6
ln P reaktan 6,8 5,9 5,7 5,5
 a. Pembuktian reaksi orde 1

 
- (ln P – ln P0) = kt
 
ln P = ln P0 - kt
 b. Slope =
k = 0,0182
k = 0,032
T = 320,6oC = 593,6 K T = 298oC = 571 K
t1/2 = 9,5 menit t1/2 =
k=
k = A.e-Ea/RT
ln k = ln A - diturunkan terhadap T

= 102,87 kJ mol-1

Anda mungkin juga menyukai