Anda di halaman 1dari 11

Komunikasi Terapeutik dan Dokumentasi

Asuhan Kebidanan Pada Ibu Masa Nifas

Dipresentasikan oleh :

Hidayah Sri Intan


200301191
DIV Kebidanan

Dosen Pembimbing :
Ibu Wira Ekdeni Aifa, SST, M. Kes
Apa itu Komunikasi Terapeutik?

Komunikasi terapeutik
adalah komunikasi yang
direncanakan secara sadar,
bertujuan dan dipusatkan
untuk kesembuhan pasien.
Beberapa pendapat para
ahli tentang arti
komunikasi yaitu :
1. Northouse, 1998
2. Stuart G.W, 1998
3. Hibdon, S dalam
Suryani, 2005
You can delete this slide when you’re done editing the presentation.
Komponen Terapeutik

(1) Ada sumber proses komunikasi

(2) Pesan disampaikan dengan penyandian balik


(verbal dan non verbal)

(3) Lingkungan saat komunikasi berlangsung

(4) Pelaksanaan komunikasi terapeutik


Manfaat Komunikasi Terapeutik dalam
Asuhan Kebidanan dalam Masa Nifas

Adapun manfaat komunikasi terapeutik dapat mendukung dan


mempercepat kesembuhan pasien, karena melalui terapi yang
dilakukan dengan komunikasi pasien memperoleh support yang
mendorong untuk kemajuan psikologi yang berpengaruh pada
kesehatan pasien.

1. Mendorong dan menganjurkan kerjasama antara bidan dan pasien


2. Mengidentifikasi, mengungkapkan perasaan dan mengkaji masalah serta
mengevaluasi tindakan yang dilakukan bidan.
3. Memberikan pengertian tingkah laku pasien dan membantu pasien
mengatasi masalah yang dihadapi
4. Mencegah tindakan yang negatif terhadap pertahanan diri pasien
Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan
Komunikasi Terapeutik dalam Asuhan Kebidanan

Dalam melakukan sebuah komunikasi salah satunya komunikasi yang


terapeutik dapat dipengaruhi beberapa hal antara lain :

5. Latar
1.Perkem 3.Gender belakang
bangan social
budaya
2.Persepsi 4.Nilai

8. Peran 10.
6. dan Jarak
Emosi Hubungan
9. 11.
7.Penget
Lingkun Masa
ahuan
gan Kerja
Dokumentasi Asuhan dalam Bentuk Laporan Asuhan Kebidanan Masa Nifas

Pengertian Dokumentasi

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah surat yang tertulis/tercetak yang
dapat dipakai sebagai bukti keterangan (seperti akta kelahiran, surat nikah,
surat perjanjian dan sebagainya). Dokumen dalam Bahasa inggris berarti satu
atau lebih lembar kertas resmi (official) dengan tulisan diatasnya. Secara umum
dokumentasi dapat diartikan sebagai suatu catatan otentik atau semua surat asli
yang dapat diartikan sebagai suatu catatan otentik atau semua surat asli yang
dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan hukum.
Tujuan Dokumentasi Kebidanan

 Sebagai sarana
komunikasi

 Sebagai jaminan kualitas


Dokumentasi asuhan pelayanan kesehatan
kebidanan pada pasien
dibuat untuk menunjang  Sebagai tanggung jawab
tertibnya administrasi dan tanggung gugat
dalam rangka upaya
peningkatan pelayanan  Sebagai informasi
kesehatan ditempat- statistik
tempat pelayanan
kebidanan  Sebagai sarana
pendidikan

Sebagai sumber data


penelitian
Prinsip-Prinsip Dokumentasi Kebidanan

Catatan pasien merupakan dokumen yang legal dan bermanfaat sendiri juga bagi
tenaga kesehatan yang mengandung arti penting dan perlu memperhatikan
prinsip dokumentasi yang dapat ditinjau dari dua segi yaitu :
1. Prinsip pencatatan
Ditinjau dari isi :
a. Mempunyai nilai administrative
b. Mempunyai nilai hukum
2. Ditinjau dari teknik pencatatan
a. Mencantumkan nama pasien pada setiap lembaran catatan
b. Menulis dengan tinta (idealnya tinta hitam)
3. Sistem pencatatan
Model naratif, model orientasi masalah, model focus.
Beberapa prinsip dalam membuat dokumentasi harusnya seperti berikut :
1. Simplicity (kesederhanaan).
2. Kesabaran
3. Precision (ketepatan)
4. Tidak mencatat tindakan yang belum dilaksanakan.
Manfaat Dokumentasi

Beberapa manfaat dokumentasi ditinjau dari berbagai aspek antara lain yaitu:

1. Aspek Administrasi, Untuk mendefinisikan fokus


asuhan bagi pasien atau kelompok

2. Aspek Hukum

3. Aspek Pendidikan

4. Aspek Penelitian

5. Aspek Ekonomi

5. Aspek Ekonomi Fig. 02


01

5. Aspek Ekonomi
Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas

Beberapa teknik penulisan dalam dokumentasi asuhan kebidanan pada ibu nifas (postpartum) :

1. Mengumpulkan Data
2. Melakukan Interpretasi Data Dasar
3. Melakukan Identifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial dan mengantisipasi penanganannya.
4. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera atau masalah potensial pada masa postpartum.
5. Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh
6. Melaksanakan Perencanaan
7. Evaluasi
Evaluasi pada masa postpartum dapat menggunakan bentuk SOAP, sebagai berikut:
S: Data Subjektif: Berisi tentang data dari pasien melalui anamnesa (wawancara) yang merupakan
ungkapan langsung.
O: Data Objektif: Data yang didapat dari hasil observasi melalui pemeriksaan fisik pada masa
postpartum.
A: Analisis dan Interpretasi: Berdasarkan data yang terkumpul kemudian dibuat kesimpulan
meliputi diagnosis, antisipasi diagnosis atau masalah potensial, serta perlu tidaknya dilakukan
tindakan segera.
P: Perencanaan: Merupakan rencana dan tindakan yang akan diberikan termasuk asuhan mandiri,
kolaborasi, tes diagnosis atau laboratorium serta konseling untuk tindak lanjut.

Anda mungkin juga menyukai