Anda di halaman 1dari 18

ANALISA WACANA

Makassar, 26 Februari 2006


PENGANTAR
 Wacana dalam pandangan sosiologi
adalah hubungan antara konteks sosial
dari pemakaian bahasa.
 Analisa wacana dalam pandangan
psikososial berarti pembicaraan
 Analisa wacana dalam pandangan
politik berarti praktik pemakaian
bahasa atau politik bahasa
PERSPEKTIF
 Positivisme
 Konstruktivisme
 Kritisme
POSITIVISME
 Jembatan antara subjek dan objek
 Pemisahan antara wacana dan realitas
 Indikator Kebenaran dan
ketidakbenaran
 Kebenaran sintaksis (tidak bernilai)
KONSTRUKTIVISME
 Pemikiran fenomenologi
 Subjek sebagai faktor sentral dalam
kegiatan wacana serta hubungan-
hubungan sosialnya
 membongkar makna tersembunyi
 menempatkan diri pada posisi
pembicara dengan penafsiran
mengikuti struktur makna dari
pembicara
KRITISME
 Menekankan pada kontelasi kekuatan yang terjadi pada proses
produksi dan reproduksi makna
 Individu tidak sebagai subjek yang netral yang bisa
menafsirkan secara bebas sesuai pemikirannya karena sangat
dipengaruhi oleh kekuatan sosial
 bahasa tidak sebagai medium netral yang terletak di luar diri si-
pembicara
 bahasa sebagai representasi dalam membentuk subjek
tertentu, tema wacana tertentu, maupun strategi-strategi di
dalamnya
 digunakan untuk membengkar kuasa yang ada dalam setiap
proses bahasa (apa batasannya?, apa perspektifnya?, apa
topiknya?.
 wacana terlibat dalam hubungan kekuasaan (pembentukan
subjek ; tindakan sebagai representasi sosial.
ANALISA WACANA KRITIS
KARAKTERISTIK :
 Tindakan
 Konteks
 Historis
 Kekuasaan
 Ideologi
TINDAKAN
 Wacana dipahami sebagai sebuah
tindakan
 wacana dipahami sebagai sesuatu yang
mempunyai tujuan (mempengaruhi,
mendebat, membujuk, menyangga,
reaksi)
 wacana dipahami sebagai sesuatu yang
diekspresikan secara sadar dan
terkontrol
KONTEKS
 Mempertimbangkan konteks dari wacana (latar, situasi,
peristiwa, kondisi)
 wacana dipandang diproduksi, dimengerti, dianalisis pada
suatu konteks tertentu.
 memeriksa konteks dari komunikasi (siapa, mengapa, siapa
objeknya, melalui apa, bagaimana perbedaan tipe dari
perkembangan komunikasi, hubungan antara masing-masing
pihak
 memahami tiga hal sentral yang tidak terpisah (teks, konteks,
wacana)
 mendefenisikan teks dan percakapan pada situasi tertentu
 wacana dipahami dan ditafsirkan dari kondisi dan lingkungan
sosial yang mendasarinya.
HISTORIS
 Menempatkan wacana dalam konteks
historis tertentu
mis :
 mengapa wacana berkembang seperti itu?
 mengapa bahasa dipakai seperti itu
KEKUASAAN
 Mempertimbangkan elemen kekuasaan
dalam analisisnya
 mempertimbangkan elemen dominasi dalam
analisisnya
 mempertimbangkan elemen hegemoni dalam
analisisnya
 mempertimbangkan elemen ideologi dalam
analisisnya
 mempertimbangkan elemen politik dalam
analisisnya
IDEOLOGI
 menganalisis keterhubungan wacana
dan ideologi
 wacana dipandang mengandung
ideologi untuk mendominasi dan
berebut pengaruh
PENDEKATAN KRITIS
 analisis bahasa kritis
 analisa wacana pendekatan prancis
 kognisi sosial
 perubahan sosial
 wacana sejarah
ANALISA BAHASA KRITIS
 Dipelopori oleh kelompok pengajar dari
Univ. East Anglia tahun 1970an
 memusatkan analisis wacana pada
bahasa dan menghubungkan dengan
ideologi
 melihat bagaimana gramatika bahasa
membawa posisi dan makna ideologi
tertentu
PENDEKATAN PRANCIS
 dipelopori oleh Altuser dan Foucoult
 bahasa dan ideologi bertemu pada
pemakaian bahasa dan materialisasi
bahasa pada ideologi
 memusatkan perhatian pada efek
ideologi
KOGNISI SOSIAL
 dipelopori oleh pengajar dari Univ.
Amsterdam, A. van Dijk, dkk
 Faktor kognisi sebagai elemen penting
dalam produksi wacana
PENDEKATAN PERUBAHAN
SOSIAL
 dipelopori oleh Foucoult, Julia Kristeva,
Bakhtin
 wacana dipandang sebagai praktek sosial
 menganalisis hubungan dialektis antara
praktek diskursif dengan identitas dan
realitas sosial
 wacana dipandang melekat dalam situasi,
institusi dan kelas sosial tertentu
WACANA SEJARAH
 dipelopori oleh pengajar dari Vienna
 Dipengaruhi oleh pemikiran Frankfurt
dan Jurgen Habermas
 analisis wacana harus menyertakan
konteks sejarah
 membongkar prasangka, bias dan
misinterpretasi dari sejarah

Anda mungkin juga menyukai