Anda di halaman 1dari 48

NEONATUS, BAYI DAN

BALITA DENGAN
PENYAKIT YANG LAZIM
TERJADI
OLEH : ARY OKTORA SRI RAHAYU, SST, M.KES
BERCAK MONGOL
 kebiruan, kehitaman atau kecoklatan yang lebar, difus, terdapat didaerah
bokong atau lumbosakral yang akan menghilang setelah beberapa bulan
atau tahun.
 pigmentasi yang datar dan berwarna gelap didaerah pinggang bawah dan
bokong yang ditemukan pada saat lahir pada beberapa bayi yang akan
menghilang secara perlaan-lahan selama tahun pertama.
Patofisiologi
 Bercak mongol rata-rata muncul pada umur kehamilan 38 minggu.
 Namun bila penderita telah dewasa, pengobatan dapat diberikan dengan
alasan estetika. Akhir-akhir ini dianjurkan pengobatan dengan sinar laser.
Penyebab

 Belum jelas
 Timbulnya bercak akibat ditemukannya lesi yang berisi sel
melanosit pada lapisan dalam dermis atau sekitar folikel
rambut
Penatalaksanaan

 Bercak mongol biasanya akan menghilang setelah beberapa


pekan sampai 1 tahun, sehingga tidak perlu pengobatan dan
cukup dilakukan tindakan konservatif
 Informasikan kepada keluarga untuk mengurangi
kekhawatiran/kecemasan
 Pengobatan dapat diberikan dengan alasan estetika
HEMANGIOMA (TUMOR JINAK DI
KULIT)

 adalah malformasi vascular local yang disebut juga nevi vascular atau
hemangima yang sering ditemukan pada kelopak mata atas neonatus.
 Adalah tumor jinak atau hamartoma/gumpalan yang terjadi akibat
gangguan pada perkembangan dan pembentukan pembuluh darah dan
dapat terjadi disegala organ seperti hati, limfa, otak, tulang dan kulit
 Kelainan yang terjadi pada kulit akibat gangguan pada perkembangan dan
pembentukan pembuluh darah yang terletak di superficial (kutan),
subkutan atau campuran.
Penyebab

 Masih belum jelas


 Timbulnya hemangioma dikarenakan pembuluh darah yang
melebar dan berhubungan dengan proliferasi endotel
Jenis hemangioma
 Hemangioma kapiler terdiri dari:
 Strawberry hemangioma (hemangioma simpleks)
 Granuloma piogenik

 Hemangioma kavernosum
 Hemangioma campuran
Penatalaksanaan

 Umumnya hemangioma akan menghilang dengan


sendirinya
 Tetapi bila terdapat prognosis yang berat lakukan rujukan
dan kolaborasi dengan tenaga medis dan berikan prednison
2-3 mg/kgBB/hari selama 10-14 hari, jika hemangioma
menipis/menghilang dosis diturunkan secara bertahap
Diagnosis

 Secara klinis diagnosis hemangioma tidak sukar, terutama


pada lesi yang khas. Gambaran klinis umum ialah adanya
bercak merah yang timbul sejak lahir atau beberapa saat
setelah lahir. Pertumbuhannya relatif cepat dalam beberapa
minggu atau beberapa bulan, warnanya merah terang bila
jenis strawberry atau biru bila jenis kavernosa. Bil besar
maksimum sudah tercapai, biasanya pada umur 9-12 bulan,
warnanya menjadi merah gelap.
Tipe hemangioma kutan pada kelopak mata neonatus
 Hemangioma telangietaksis dasar tipis (flat telang relatic hemangiomas)
 Hemangioma yang menonjol berupa kapiler, kaverna atau campuran
(hemangioma besar : proptosis sampai dengan trelihat dibawah
konjungtiva tarsal)
IKTERUS FISIOLOGIS

 Ikterus fisiologis adalah peningkatan kadar bilirubin dalam


darah dalam satu minggu pertama kehidupannya. Pada hari
ke 2-3 dan puncaknya di hari ke 5-7, kemudian akan
menurun pada hari ke 10-14, peningkatannya tidak melebihi
10 mg/ddl pada bayi atterm dan < 12 mg/dl pada bayi
permatur
Manifestasi klinis

 Pengamatan ikterus paling baik dilakukan dengan cahaya


sinar matahari. Salah satu cara pemeriksaan derajat kuning
pada BBL secara klinis, sederhana dan mudah adalah
dengan penilaian menurut Kramer (1969). Caranya dengan
jari telunjuk ditekankan kepada tempat-tempat yang
tulangnya menonjol seperti hidung, dada, lutut dan lain-lain.
Tempat yang ditekan akan tampak pucat atau kuning.
Penilaian bilirubin pada masing-masing tempat tersebut
disesuaikan dengan tabel derajat ikterus menurut kramer
(1969).
Tanda dan gejala
 Warna ikterus (kuning) pada kulit, konjungtiva dan mukosa

Pencegahan
 Pengawasan ANC yang baik
 Menghindari pemberian obat-obatan pada masa kehamilan seperti
sulfanamida dan lain-lain
 Pemberian ASI sedini mungkin (early feeding)
Penatalaksanaan

 Pemberian ASI yang adekuat


 Jemur bayi dalam keadaan telanjang dengan sinar matahari
pukul 7-9 pagi
MUNTAH

 Muntah pada bayi merupakan gejala yang sering kali


dijumpai dan dapat terjadi pada berbagai gangguan. Dalam
beberapa jam pertama setelah lahir, bayi mungkin muntah
lendir, bahkan kadang-kadang disertai sedikit darah
Penyebab muntah
1. Pada neonatus
a. Organik
 Gastrointestinal
 Obstruksi : atresia esofagus
 Non obstruksi : perforasi lambung
 Ekstra gastrointestinal
 Insufisiensi ginjal, obstruksi urethra
 Susunan syaraf pusat
 Peningkatan tekanan intra cranial (TIK)

b. Non organik
 Teknik pemberian minum yang salah, makanan/minuman yang tidak cocok
atau terlalu banyak, keracunan, obat-obat tertentu, kandidasis oral.
Sifat muntah
 Keluar cairan terus menerus maka kemungkinan obstruksi esophagus
 Muntah proyektil kemungkinan stenosis pylorus (pelepasan lambung ke
duodenum)
 Muntah hijau (empedu) kemungkinan obstruksi otot halus, umumnya
timbul pada beberapa hari pertama, sering menetap, biasanya tidak
proyektil.
 Muntah hijau kekuningan kemungkinan obsruksi dibawah muara saluran
empedu
 Muntah segera lahir dan menetap kemungkinan tekanan intrakranial tinggi
atau obstruksi usus
Gambaran muntah yang perlu dicurigai sebagai
kelainan bedah

 Muntah hijau (gangguan pada empedu)


 Muntah proyektil (menyemprot)
 Muntah persisten
 Muntah bercampur darah
 Muntah disertai penurunan berat badan
Komplikasi
 Kehilangan cairan tubuh/elektrolit sehingga dapat menyebabkan dehidrasi
 Karena sering muntah dan tidak mau makan/minum dapat menyebabkan
ketosis
 Ketosis akan menyebabkan asidosis yang akhirnya bisa menjadi renjatan
(syok)
 Bila muntah sering dan hebat akan terjadi ketegangan otot perut,
perdarahan, konjungtiva, ruptur, esophagus, infeksi mediastinum, aspirasi
muntah jahitan bisa lepas pada penderita pasca operasi dan timbul
perdarahan.
Penatalaksanaan

 Utamakan penyebabnya
 Berikan suasana tenang dan nyaman
 Perlakukan bayi/anak dengan baik dan hati-hati
 Kaji sifat muntah
 Simptomatis dapat diberi anti emetik (atas kolaborasi dan
instruksi dokter)
 Kolaborasi untuk pengobatan suportif dan obat anti muntah
(pada anak tidak rutin digunakan) :
GUMOH

 Gumoh adalah keluarnya kembali susu yang telah ditelan


ketika atau beberapa saat setelah minum susu botol atau
menyusui pada ibu dan jumlahnya hanya sedikit.
 Regurgitasi yang tidak berlebihan merupakan keadaan
normal terutama pada bayi dibawah usia 6 bulan
Penyebab

 Anak/bayi yang sudah kenyang


 Posisi anak atau bayi yang salah saat menyusui akibatnya
udara masuk kedalam lambung
 Posisi botol yang tidak pas
 Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam menghisap
 Akibat kebanyakan makan
 Kegagalan mengeluarkan udara
Diagnosis

 Sebagian besar gumoh terjadi akibat kebanyakan makan atau kegagalan


mengeluarkan udara yang ditelan. Oleh karena itu, sebaiknya diagnosis
ditegakkan sebelum terjadi gumoh. Pengosongan lambung yang lebih
sempurna, dalam batas-batas tertentu penumpahan kembali merupakan
kejadian yang alamiah, terutama salam 6 bulan pertama. Namun,
penumpahan kembali tersebut diturunkan sampai jumlah yang bisa
diabaikan dengan pengeluaran udara yang tertelan selama waktu atau
sesudah makan.
 Dengan menangani bayi secara hati-hati dengan emghindari konflik
emosional serta dalam menempatkan bayi pada sisi kanan, letak kepala
bayi tidak lebih rendah dari badannya. Oleh karena pengeluaran kembali
refleks gastroesofageal lazim ditemukan selama masa 4-6 bulan pertama.
Penatalaksanaan gumoh
 Kaji penyebab gumoh
 Gumoh yang tidak berlebihan merupakan keadaan yang normal pada bayi
yang umurnya dibawah 6 bulan, dengan memperbaiki teknik
menyusui/memberikan susu.
 Saat memberikan ASI/PASI kepala bayi ditinggikan
 Botol tegak lurus/miring jangan ada udara yang terisap
 Bayi/anak yang menyusui pada ibu harus dengan bibir yang mencakup
rapat puting susu ibu
 Sendawakan bayi setelah minum ASI/PASI
 Bila bayi sudah sendawa bayi dimiringkan kesebelah kanan, karena bagian
terluas lambung ada dibawah sehingga makanan turun kedasar lambung
ynag luas
 Bila bayi tidur dengan posisi tengkurap, kepala dimiringkan ke kanan
DIAPER RASH (RUAM
POPOK)
 ruam kulit akibat radang pada daerah yang tertutup popok
 merupakan reaksi kulit dengan amonia dari urin
kontaminasi bakteri dari maternal fecal
 Berupa bercak-bercak iritasi kemerahan, kadang menebal
dan bernanah.
Bayi

Popok
(Diaper/Napkin)

Faktor lain
Iritasi
(Predisposisi)

Ruam Popok
(Nappy Rash/ Diaper Rash/Diaper
Dermatitis)
FAKTOR
ETIOLOGI
 Iritasi:
Feses
Urine
Kosmetik
Antiseptik
 Faktor Lain (Predisposisi)

 Pemakaian popok (kain biasa/disposable?)


 Posisi telentang lebih sering
 Kontak sering dengan feses dan urine
 Genetik (?)
 Perawatan kulit yang tidak benar (sabun,
antiseptik, bedak, dll)
 Lebih tipis
 pH lebih alkalis
 Kehilangan cairan >>
 Luas permukaan relatif >>

 Fungsi perlindungan kulit <<


 Gampang Infeksi-Inflamasi
Gambaran Klinis
Seborrheic dermatitis,
Staphylococcus Aerous
Candida albicans
PENGELOLAAN
 Pencegahan
 Cara pemakaian popok
 Hati-hati dengan kosmetik dan antiseptik
 Pengobatan diare
 Pemakaian antibiotik pada bayi
 Pengobatan
 Obat topikal pelindung
 Obat topikal dengan efek regenerasi kulit
(dexphantenol ?, Vit. C ?, )
 Obat topikal dengan efek kausal seperti antibiotik,
anti jamur, dan kortikosteroid
Perawatan Sehari2
 Cara terbaik untuk mengatasi ruam popok :
 Ganti popok usai ngompol
 Kulit selalu kering
 Pakai sabun khusus
 Longgarkan popok
 Beri udara bebas
Penyebab

 Sering terjadi pada usia 9-12 bulan, tidak sering mengganti pampers,
modifikasi diet
 Kebersihan kulit yang tidak terjaga
 Udara atau suhu lingkungan yang teralu panas atau lembab
 Kulit bayi masih peka sehingga mudah iritasi
 Popok yang basah karena urin dan feses yang tidak segera diganti (enzim
protease dan lipase)
 Lebih parah pada bayi yang mengkonsumsi susu formula (pada susu
formula kandungan protein lebih tinggi sehingga kadar amonia/urea lebih
pekat)
 Infeksi jamur Candida albicans dan infeksi bakteri Staphylococcus
menyebabkan perubahan sistem imun
 Popok yang mengiritasi akibat sabun, karet, plastik dan detergen yang keras
 Diare sehingga menyebabkan iritasi kulit
Tanda dan gejala

 Iritasi pada kulit yang terkena muncuul sebagai erithema


 Erupsi pada daerah kontak yang menonjol seperti pantat,
alat kelamin, perut bawah, paha bagian atas dan lipatan-
lipatan kulit
 Erupsi dapat berupa bercak kering, merah dan bersisik
 Keadaan lebih parah terdapat pada papila erythemetosa,
vesicula dan ulcerasi
 Bayi menjadi rewel karena rasa nyeri
Penatalaksanaan

 Menjaga kebersihan dan kelembaban daerah kulit bayi,


terutama didaerah alat kelamin, bokong, lipatan
selangkangan
 Daerah yang terkena iritasi tidak boleh dalam keadaan
basah (terbuka dan tetap kering)
 Menjaga kebersihan pakaian danperlengkapan
 Setiap BAB dan BAK bayi segera dibersihkan
 Untuk membersihkan kulit yang iritasi dengan
menggunakan kapas halus yang dioleskan dengan minyak
atau sabun mild dan air hangat
 Popok dicuci dengan detergen yang lembut
sambungan
 Mengangin-anginkan kulit sebelum pampers baru dipasang dan
menggunkan pampers dengan daya serap yang tinggi dan pas
pemakaiannya
 Menggunakan popok yang tidak terlalu ketat (terbuka atau longgar) untuk
memperbaiki sirkulasi udara.
 Posisi tidur anak diatur supaya tidak menekan kulit yang teriritasi
 Pengobatan
 Mengoleskan krim dan lotion yang mengandung zinc pada daerah yang sedang
meradang
 Memberikan salep/krim yang mengandung kortikosteroid 1%
 Salep anti jamur dan bakteri (miconazole, ketokonazole, nystatin)
ORAL TRUSH

 infeksi Candida yang didapat bayi melalui jalan lahir atau


perkontinuitatum. Biasanya infeksi terjadi didaerah
mukokutan, mulut dan bibir. Lesi berupa bercak putih yang
lekat pada lidah, bibir dan mukosa mulut yang dapat
dibedakan dengan sisa susu. Infeksi ini dapat meluas ke
saluran terutama di lipatan kulit, bahkan ke berbagai alat
dalam.
Penyebab
 Infeksi melalui jalan lahir pada ibu yang menderita kandidosis vagina
(Candida albicans)
 Infeksi silang dari penderita kandidiasis lain
 Candida albicans dapat menyebabkan infeksi apabila ada faktor
predisposisi
 Peralatan minum terutama yang menggunakan PASI
 Bayi yang mendapatkan terapi antibiotika atau immunosupresi
Faktor predisposisi

 Ffaktor endogen : perubahan fisiologik, umur, imunologik


 faktor eksogen : iklim, kebersihan, kontak dengan penderita
Gejala

 Terdapat bercak putih pada lidah, bibirdan mukosa mulut


yang dapat dibedakan dengan sisa susu
 Jika sisa susu mudah diangkat, namun jika moniliasis sulit
diangkat dan jika dilepaskan dari dasarnya akan
menyebabkan basah, merah dan berdarah
 Diagnosa dapat diketahui dengan sediaan hapusan yang
berwarna biru metilen dan tampak miselium dan spora yang
khas
Pencegahan

 Menghindari/menghilangkan faktor predisposisi


 Setiap bayi selesai minum susu berikan 1-2 sendok teh air
matang untuk membilas sisa susu dalam mulut bayi
 Pemeliharaan kebersihan mulut dan perawatan payudara
Komplikasi

 Kesukaran minum dapat mengakibatkan kekurangan


makanan
 Diare bila tidak diobati dapat menjadi penyebab dehidrasi
Penatalaksanaan

 Membersihkan mulut dan lidah yang dibasahi air matang


hangat
 Kandidiasis pada bayi sehat biasanya sembuh sendiri, tapi
lebih baik diobati
 Beri gentian violet 0,5% dioleskan pada luka didalam mulut
/bibir
 Nistatin 100.000 U dioleskan 3x sehari atau dalam bentuk
tetes kedalam mulut bayi, pemberian nistatin tidak boleh
lebih dari 7 hari.
 Mengolesi puting susu dengan cream nistatin/gentian violet
setiap selesai menyusui selama bayi diobati
thank you

Anda mungkin juga menyukai