Anda di halaman 1dari 45

Topik

 LATAR BELAKANG
 DEFINISI
 PATOFISIOLOGI
 DIAGNOSA
 PENATALAKSANAAN
 PENGOBATAN
Topik

 LATAR BELAKANG
 Diabetes Mellitus ( DM ) :  Nefropati Diabetika (ND) :
 WHO (1993) : prevalensi DM 6%, >100 jt. 2003  Prevalensi 20-30%
: 177jt, 2025 : 300jt.
 17 kali >> Non-DM
 Indonesia 1998 : 3,5 juta, 8,5 juta (tahun 2020)
 Di AS > 50.000/ thn (GGT, ESRD)
 Pre-diabetes ??
 ND tertinggi
 Faktor yg berperan dlm  jml DM : usia >40
tahun yg ,  Biaya dialisis  :

kemakmuran, pola hidup serba berkecukupan, - Pencegahan komplikasi DM


 penyakit infeksi, - Menghambat progresivitas ND
angka harapan hidup 
Proyeksi WHO tentang Struktur Umum
Populasi Diabetes
1995-2025
1995-2025

Negara
Negara maju
maju Negara
Negara berkembang
berkembang

Umur
Umur pasien
pasien diabetes
diabetes Umur
Umur pasien
pasien diabetes
diabetes
paling
paling banyak
banyak >> 65
65 th
th paling
paling banyak
banyak 45-65
45-65 th
th
(40-59
(40-59 th)*
th)*

Umur
Umur non
non produktif
produktif Umur
Umur produktif
produktif

EAGLE FLIES ALONE, MHT


Topik
 DEFINISI
Apakah Diabetes itu ? Faktor
Faktor
Faktor
Faktor Lingkungan/
Lingkungan/
keturunan
keturunan Cara
Cara hidup
hidup
Gaya
Gaya hidup
hidup
berisiko:
berisiko:
Makan
Makan
berlebihan
berlebihan
Insulin
Insulin kurang
kurang jumlahnya
jumlahnya Kurang
Kurang sport
sport
Insulin
Insulin kurang
kurang baik
baik kerjanya
kerjanya Stres
Stres

DIABETES
DIABETES == penyakit
penyakit dengan
dengan
kadar
kadar gula
gula (glukosa)
(glukosa) darah
darah meningkat
meningkat

Insulin
Insulin = hormon
hormon pengatur
pengatur kadar
kadar glukosa
glukosa darah
darah
yang yang dikeluarkan oleh pankreas SlametS 6
Definisi Diabetes Melitus

 Diabetes mellitus merupakan sindrom metabolik kronik yang ditandai dengan


meningkatnya kadar gula akibat jumlah atau fungsi insulin terganggu.
 Faktor resiko : Faktor genetik, infeksi virus (DM 1), IMT > 23kg/m2 (gemuk), BB
lahir bayi > 4kg, Ibunya memiliki DM gestasional, hipertensi, PCOS (Polycitic
ovarial syndrome), penyakit kardiovaskuler, pola makan kurang tepat, kurang
aktivitas fisik, minum obat yang menaikkan kadar gula darah, usia >45 tahun,
sering stress.
Klasifikasi Diabetes Melitus

DM I  Destruksi atau kerusakan sel beta pancreas sehingga menyebabkan defisiensi


insulin absolut/mutlak, dapat disebabkan oleh autoimun dan idiopati

DM II  Tidak cukup dan tidak efektif kerja insulin karena resistensi insulin perifer,
gangguan hepatic glucose production, penurunan fungsi sel beta pancreas
 Dapat disebabkan oleh penggunaan obat-obatan, infeksi, penyakit eksokrin
pancreas, sindrom genetic yang berkaitan dengan DM
DM Tipe Lain

 DM yang terjadi saat kehamilan

DM Gestasional
Tanda dan Gejala

POLIURIA Pandangan Kabur

POLIFAGI Luka sukar sembuh

POLIDIPSIA Kesemutan

LOSS WEIGHT Mudah lelah


DIABETES MELITUS

HIPOGLIKEMIA
KOMPLIKASI

KETOASIDOSIS
METABOLIK AKUT
DIABETIK

SINDROM HHNK

KOMPLIKASI
MIKROCASKULER
METABOLIK
KRONIK KOMPLIKASI
MAKROVASKULE
R
Patogenesis diabetes melitus

Diabetes melitus merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya kekurangan


insulin secara relatif maupun absolut.Defisiensi insulin dapat terjadi melalui 3
jalan, yaitu:
 Rusaknya sel-sel B pankreas karena pengaruh dari luar (virus,zat kimia,dll)
 Desensitasi atau penurunan reseptor glukosa pada kelenjar pankreas
 Desensitasi atau kerusakan reseptor insulin di jaringan perifer
Topik

 PATOFISIOLOGI
Patofisologi Diabetes Melitus

Diabetes Tipe I
 Pada diabetes tipe I terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena sel-sel
beta pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun.

 Hiperglikemia puasa terjadi akibat produksi glukosa yang tidak terukur oleh hati.
Disamping itu glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati
meskipun tetap berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia posprandial (sesudah
makan)
Patofisologi Diabetes Melitus

 Jika konsentrasi glukosa dalam darah tinggi, ginjal tidak dapat menyerap kembali semua
glukosa yang tersaring keluar, akibatnya glukosa muncul dalam urin (Glukosuria)

 Defisiensi insulin juga mengganggu metabolisme protein dan lemak yang menyebabkan
penurunan berat badan. Pasien dapat mengalami peningkatan selera makan (polifagia)
akibat menurunnya simpanan kalori. Gejala lainnya mencakup kelelahan dan kelemahan.
Proses ini akan terjadi tanpa hambatan dan lebih lanjut turut menimbulkan hiperglikemia.
 Disamping itu akan terjadi pemecahan lemak yang mengakibatkan produksi badan keton
yang merupakan produk samping pemecahan lemak.
 Ketoasidosis dapat menyebabkan tanda dan gejala seperti mual, muntah dan bila tidak
ditangani akan menimbulkan perubahan kesadaran, koma bahkan kematian.
 Pemberian insulin bersama cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan akan memperbaiki
dengan cepat kelainan metabolic tersebut dan mengatasi gejala hiperglikemia serta
ketoasidosis.
Diabetes Tipe II

Pada diabetes tipe 2 terjadi sebagai akibat kombinasi beberapa aspek yang berlangsung lama, dapat bertahun-
tahun secara subklinis. Aspek-aspek tersebut adalah:
1. Penurunan Sekresi Insulin
Penurunan sekresi insulin terjadi akibat disfungsi sel-sel β pankreas. Suatu penelitian menemukan bahwa gangguan fungsi sel
pankreas ini terjadi secara dini bahkan sebelum adanya resistensi insulin.
2. Resistensi Insulin
Resistensi insulin akan terjadi bila alur penyimpanan nutrisi yang bertugas memaksimalkan efisiensi penggunaan energi
terpapar terus menerus dengan surplus energi. Surplus energi ini akan menurunkan sensitifitas insulin. Paparan surplus energi
dalam jangka panjang akan menyebabkan sensitifitas insulin semakin menurun hingga terjadi resistensi insulin, terutama pada
jaringan otot, hepar, dan lemak.
3. Aminous Octet
Resistensi insulin dan penurunan sekresi insulin akan menyebabkan terjadinya ominous octet yang menyebabkan terjadinya
hiperglikemia. Ominous octet adalah gabungan dari kondisi berikut :

1. Penurunan sekresi insulin pancreas,


2. Penurunan efek inkretin,
3. Peningkatan lipolisis
4. Peningkatan reabsorpsi glukosa
5. Penurunan uptake glukosa perifer
6. Disfungsi neurotransmitter
7. Peningkatan produksi glukosa oleh hepar
8. Peningkatan sekresi glukagon dari sel-sel alfa pulau Langerhans
Topik

 PENATALAKSANAAN
Treatment :
stepwise approach Blood
Glucose Control
+
+ 5 Insulin
Oral plus
+ 4 insulin

3 Combination of
oral medicines

2 One oral
medicine

1 Diet &
exercise
Latihan Fisik (Olah Raga)

Olah Raga Dampak Positif


Sesuai kondisi
• Fisik  Sensitifitas
• Metabolik Insulin - Reseptor 
 Perbaikan profil lipid
 Perbaikan kondisi
Dampak kardiovaskuler
Negatif

 Ketosis
 Hipoglikemi
 Komplikasi kronik 
 Trauma sendi
PEMERIKSAAN GLUKOSA
Penderita disiapkan dulu, puasa min10 jam sblm
diambil sampel darah & urinenya  GDP
Setelah dilakukan pemeriksaan GDP diberi makan
1 porsi (idealnya larutan gula) 2 jam kemudian
diperiksa kadar glukosanya GD2JPP
Bila ada gangguan pencernaan dan / atau
absorpsi, dilakukan tes intravena sbg ganti makan
pemeriksaan glukosa darah acak dilakukan tanpa
persiapan, saat penderita datang langsung
diperiksa  GDA
Tabel: Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan
metode enzimatik sebagai patokan penyaring dan
diagnosis DM (mg/dl).

Belum pasti
Bukan DM DM
DM

Kadar glukosa darah sewaktu:

Plasma vena <110 110 - 199 >200


Darah kapiler <90 90 - 199 >200

Kadar glukosa darah puasa:

Plasma vena <110 110 - 125 >126


Darah kapiler <90 90 - 109 >110
Topik

 PENGOBATAN
GLIBENKLAMID

Glibenclamide
Waktu paruh Resiko
adalah obat anti-
lebih singkat hipoglikemi lebih
diabetes oral
dibandingkan rendah
yang berada pada
sulfonylurea dibandingkan
golongan
generasi sulfonylurea
sulfonilurea
perrtama generasi pertama
generasi kedua
GLIBENKLAMID

bekerja menurunkan kadar gula darah dengan cara meningkatkan


pelepasan insulin dari pankreas.

Sulfonilurea menempel pada reseptor yang spesifik di sel beta pankreas Sekresi insulin ini tidak
dan menyekat pemasukan kalium melalui kanal ATP-dependent. bergantung pada kadar
gula

menyebabkan kontraksi filamen aktomiosin yang bertugas untuk


memicu eksositosis dari insulin.
OBAT ANTIDIABETES

Golongan Sulfonilurea

Golongan Biguanide

Golongan Thiazolidinedione

Penghambat alfa glucosidase

Penghambat DPP-IV (Dipeptidyl Peptidase – IV)

Insulin
OBAT ANTIDIABETES

Golongan Sulfonilurea

INDIKASI • Diabetes Melitus Tipe 2


Obat golongan ini mempunyai
efek utama meningkatkan sekresi
insulin oleh sel beta pankreas.
Efek samping utama adalah KONTRA • gangguan funsi hati, gagal ginjal, porfiria
hipoglikemi dan peningkatan INDIKASI ketoasidosis, kehamilan dan menyusui.
berat badan.
• pada pasien dengan resiko tinggi
PERHATIA hipoglikemia(orang tua, gangguan faal
hati, dan ginjal)
N • pasien DM juvenile, hamil, alkoholik
OBAT ANTIDIABETES

Golongan Sulfonilurea
• Peningkatan berat badan.
EFEK • Mual, muntah, diare, konstipasi
• Gangguan fungsi hati
SAMPING • Reaksi hipersentifitas,
• Gangguan darah

• meningkatkan resiko hipoglikemi jika diberikan

INTERAKSI bersama dengan insulin, alkohol, sulfonamide,


salisilat dosis besar, phenylbutazone,
OBAT oksifenbutazon, probenecid, dikumarol,
chloramphenicol, penghambat MAO, guanitidine,
anabolik steroid, fenfluramin, dan klofibrat
OBAT ANTIDIABETES

Golongan Biguanide
• Diabetes Melitus Tipe 2(pilihan pertama
 Obat golongan ini
mempunyai efek mengurangi INDIKASI pada pasien DM dengan berat badan
berlebih)
produksi glukosa hati
(glukoneogenesis), dan
memperbaiki ambilan
glukosa di jaringan perifer • gangguan fungsi ginjal (GFR <30
ml/menit/1,73 m2), ketoasidosis, baru
 Salah satu obat golongan
biguanide yang paling sering KONTRA mengalami infark miokard, adanya gangguan
hati berat, serta pasien dengan kecenderungan
digunakan adalah metformin
INDIKASI hipoksemia, menggunakan kontras media yang
mengandung iodine, menggunakan anestesi
umum, hamil dan menyusui
OBAT ANTIDIABETES

Golongan Biguanide
• dosis metformin diturunkan pada pasien dengan DOSIS
gangguan fungsi ginjal.
PERHATIAN • Hentikan sebelum pembedahan ganti dengan insulin. • dosis harian 500-
• Periksa fungsi ginjal sebelum atau sekali setahun selama
3000 mg / hari
pengobatan dengan metformin
(diberikan dalam 2-3
dosis terbagi). Dosis
• anoreksia, mual, muntah diare (umumnya hanya maksimal 3000
sementara), nyeri perut, mg/hari. Obat
EFEK • rasa logam, diberikan bersama
SAMPING • asidosis laktat (jarang, bila terjadi hentikan terapi), atau sesudah makan
• penurunan penyerapan vitamin B12,
• eritemia, pruritus, urtikaria dan hepatitis
OBAT ANTIDIABETES

Golongan Thiazolidinedione
 Obat golongan ini
mempunyai efek menurunkan
resistensi insulin dengan
meningkatkan jumlah protein
INDIKA • Diabetes Melitus Tipe (dapat
diberikan tunggal atau kombinasi
pengangkut glukosa,
sehingga meningkatkan
SI dengan metformin atau sulfonilurea)
ambilan glukosa di jaringan
perifer.
 Obat yang masuk dalam
KONTR
golongan ini adalah
Pioglitazone dan
A • gangguan hati, riwayat gagal jantung
(pioglitazone meningkatkan retensi cairan
Rosiglitazone. INDIKA tubuh sehingga dikontraindikasikan pada
pasien dengan gagal jantung)

SI
OBAT ANTIDIABETES
Golongan Thiazolidinedione

• gangguan faal hati, dan bila diberikan perlu pemantauan faal hati DOSIS
secara berkala.
PERHATIA • Hati-hati pada penyakit jantung
N • Hentikan pioglitazone dan ganti dengan insulin saat akan operasi.
• dosis harian
• Pemakai kontrasepsi dapat hamil 15-45 mg / hari
(diberikan satu
kali sehari).
• gangguan saluran cerna, peningkatan berat badan, edema, anemia,
Dosis
sakit kepala, gangguan penglihatan, pusing, artralgia, hipoestesia, maksimal 45
EFEK SAMPING hematuria, impoten, lemah, insomnia, vertigo, berkeringat, mg / hari
mempengaruhi kadar lemak darah, proteinuria, hepatotoksik
OBAT ANTIDIABETES

Penghambat alfa glucosidase

• Diabetes melitus yang


 Obat ini bekerja dengan
memperlambat absorbsi
INDIKA tidak dapat diatur hanya
glukosa dalam usus halus,
sehingga memberikan efek
SI dengan diet
menurunkan kadar glukosa
darah sesudah makan.
 Obat yang masuk dalam KONTR • Wanita hami, wanita menyusuim anak
golongan ini adalah
Acarbose.
A dan remaja < 18 tahun, infalmatory
bowel disease, obstruksi usus halus,
INDIKA gangguan fungsi hati yang
berat,gangguan fungsi ginjal, hernia,
riwayat bedah perut
SI
OBAT ANTIDIABETES

Penghambat alfa glucosidase DOSIS


• dosis harian 100-300
PERHATIA • pemantauan fungsi hati selama 6-12 bulan terapi mg / hari (diberikan
N dalam 3 dosis terbagi).
Dosis maksimal : 300
mg / hari. Tablet
dikunyah bersama
• Abdominal bloating, flatulens, diare, nyeri abdomen, mual, bersama satu suapan
EFEK SAMPING gangguan hati pertama makanan atau
ditelan utuh dengan
sedikit air segera
sebelum makan
• : meningkatkan efek hipoglikemia insulin dan
INTERAKSI OBAT
sulfonilurea bila diberikan bersamaan
OBAT ANTIDIABETES

Penghambat DPP-IV (Dipeptidyl Peptidase – IV)


 Obat ini bekerja dengan
INDIKASI KONTRA INDIKASI
menghambat kerja enzim DPP-
IV sehingga GLP-1 (Glucosa • sebagai tambahan terhadap diet • hipersensitivitas, ketoasidosis
Like Peptide – 1 ) tetap dalam dan olahraga umtuk memperbaiki diabetik, DM tipe 1
konsentrasi yang tinggi dalam kontrol gula darah pada pasien
bentuk aktif. Aktivitas GLP-1 DM tipe 2. Dalam kombinasi
dengan metformin atau
untuk meningkatkan sekresi thiazolidinedione untuk
insulin dan menekan sekresi pengobatan pada pasien DM tipe
glukagon bergantung pada kadar 2 yang tidak dapat dikendalikan
glukosa darah. secara adekuat dengan obat
tunggal, diet, dan olahraga
 Contoh obat golongan ini adalah
Sitagliptin dan Linagliptin.
OBAT ANTIDIABETES

Penghambat DPP-IV (Dipeptidyl Peptidase – IV)

PERHATIA • hati-hati penggunaan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal


DOSIS
(memerlukan penyesuaian dosis), gangguan hati, gangguan ginjal,
N hamil, laktasi • dosis harian 25-100
mg / hari (diberikan
satu kali sehari).
Insufiensi ginjal
• infeksi saluran nafas atas, sakit kepala, nasofaringitis, reaksi
derajat sedang
EFEK SAMPING hipersensitivitas, peningkatan enzim hepatik, pankreatitis akut, diberikan 50 mg satu
konstipasi, muntah, perburukan fungsi ginjal kali sehari. Insufiensi
ginjal derajat berat
diberikan 25 mg satu
• penggunaan bersamaan dengfan digoksin dapat
kali sehari
menyebabkan peningkatan kadar digoksin dalam darah,
INTERAKSI OBAT
monitor efek digoksin, pada penggunaan bersamaan
dengan insulin dilaporkan hipoglikemi berat
OBAT ANTIDIABETES

INSULIN
INDIKASI EFEK SAMPING JENIS-JENIS INSULIN
• HbA1c > 9% dengan kondisi dekompensasi
metabolik
• Penurunan berat badan yang cepat
• Efek samping utama • Insulin kerja pendek
• Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
• Krisis hiperglikemia
terapi insulin adalah • Insulin kerja
• Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
• Stress berat (infeksi sistemik, operasi besar, infark
hipoglikemia menengah
miokard akut, stroke)
• Kehamilan dengan DM / DM gestasional yang
• Efek samping • Insulin kerja
tidak terkendali dengan perencanaan makanan
• Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat lainnya : reaksi panjang
• Kontraindikasi atau alergi terhadap OHO
• Kondisi perioperative sesuai dengan indikasi
alergi terhadap
insulin
 SISTEM PENGHANTARAN INSULIN
 PENYIMPANAN INSULIN

 Insulin yang utuh masih dalam kemasan harus


 menggunakan spuit, Disimpan didalam kulkas sebelum digunakan
 pen insulin (sekali pakai atau isi ulang), dan dapat digunakan hingga tanggal
kedaluwarsa yang tertera pada label
 injektor tanpa jarum yang menggunakan
tekanan sangat tinggi untuk mendorong  disimpan pada suhu ruangan setelah digunakan
semprotan halus insulin melalui kulit, dan dan baik digunakan selama 10, 14, 28, atau 42
hari, bergantung jenis insulin
 insulin hirup
PEMBAHASAN

 Pasien penderita diabetes mellitus tipe 2 yang berarti pasien tersebut memiliki kelainan pada sekresi
insulin atau memiliki resistensi pada reseptor insulin.
 Glibenklamid merupakan obat antidiabetic golongan sulfoniurea generasi 2 yang bekerja meningkatkan
sekresi insulin pada penderita diabetes mellitus yang memiliki kelainan pada sekeresi insulin.
 Akan tetapi dosis pemberian glibenklamid 3x1 tablet terlalu besar untuk pemberian pada pasien orang
dewasa, karena pada pemberian glibenklamid pasien dewasa dianjurkan 5 mg/hari dan glibenklamid
dipasaran memliki kadar 5 mg sehingga pemberian glibenklamid pada resep tersebut memiliki dosis
yang terlalu besar untuk pasien dewasa.
PEMBAHASAN

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada penggunaan glibenklamid


 Efek samping yang umum terjadi
 Gejala dan cara menanggulangi hipoglikemia
 Informasikan jika pasien memilki hipersensitifitas atau alergi
 Sarankan pasien untuk hidup sehat
 Ingatkan waktu pemberian glibenklamid: setelah atau ketika makan bukan sebelum makan seperti yg
diresepkan oleh dokter.
DAFTAR PUSTAKA

 Emedicine. Drug and disease: glibenclamide. Cited: 20-Sept 2017. Updated: -. Available at:
http://reference.medscape.com/drug/diabeta-glynase-glyburide-342714
 Sola D, Rossi L, Schianca GPC, Maffioli P, Bigliocca M, Mella R, et al. Sulfonylureas and their use in clinical practice. Arch
Med Sci, 2015;4:840-848
 Rambiritch V, Maharaj B, Naidoo P. Glibenklamid in patients with poorly controlled type 2 diabetes: a 12-week, prospective,
single-center, open-label, dose-escalation study. Clinical pharmacology: advances and applications, 2014;6:63-69
 Katzung, B.G., Masters, S.B., Trevor, A.J. 2009. Basic & Clinical Pharmacology, 11th Ed. New York: McGraw-Hill. Halaman
340-341.
 Anonim. Diabetes Mellitus. Dikutip dari https://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs138/en/ . Diakses tanggal 09 Mei 2019
 Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI). (2011). Konsensus pengendalian Dan pencegahan diabetes
mellitus Tipe2 di Indonesia. Jakarta: PB Perkeni
 Subekti, I. (2009).Neuropati Diabetik. In A. W. Sudoyo, B. Setiyohadi, I. Alwi, M. S. K & S. Setiati. Buku ajar
ilmu penyakit dalam. Jakarta: Penerbit FK UI.
DAFTAR PUSTAKA

 World Health Organization. (2004). Introducing the WHOQOL Instrument. Diakses pada tanggal
20 November 2015 dari http://dept.washington.edi/yqol/docs/whoqol_infopdf.
 World Health Organization. (2014). Prevention of Blindness from Diabetes Mellitus: Report of a
WHO consultation in Geneva, Switzerlan 9-11 November 2005. Jenewa: WHO.
 Canadian Diabetes Association.(2013). Definition, Classification and diagnosis ofDiabetes,
Prediabetes and metabolic syndrome, Canadian Journal of Diabetes, Vol 37: S8-S11
 International Diabetes Federation (IDF). (2009). Diabetes Atlas, International Diabetic Federation,
4th edition. Diakses pada 20 November 2015 dari http://www.diabetesatlas.org/
 International Diabetes Federation (IDF). (2014).IDF Diabetes Atlas,diakses pada 23 November 2015
dari http://www.idf.org/atlasmap/atlasmap
 American Diabetes Association (ADA). (2009).Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus,
Diabetes Care,27 (1), S5-S10.
DAFTAR PUSTAKA

 American Diabetes Association (ADA).(2014). Diagnosis and Clasificationof Diabetes Mellitus. Diabetes Care. Jan: 34
(suppl 1):S62-S69, doi: 10.2337/dc11-S062, PMCID: PMC3006051.
 American Diabetes Association (ADA). (2015).Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus, Diabetes Care,38:8-16.
 National Institute for Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK). (2014). Cause of diabetes. NIH Publication
 Smeltzer, S., & Bare. (2008). Brunner & Suddarth’s Textbook of medical surgical Nursing. Philadelpia: Lippincott.
 Soewondo, P. (2006). Ketoasidosis diabetik.In A. W. Sudoyo, B. Setiyohadi, I. Alwi, M. S. K & S. Setiati (Eds.),
Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid III edisi IV Jakarta: Penerbit FK UI
 Price, A. S., & Wilson, L. M. (2006).Patofisiologi. edisi 6. Jakarta: EGC
 Pandelaki, K. (2009). Retinopati diabetik.In A. W. Sudoyo, B. setiyohadi, I. Alwi, M. S. K & S. Setiati (Eds.), Buku ajar ilmu
penyakit dalam jilid III edisi v. Jakarta: InternaPublishing
 Widiastuti. A., Nurachmah, E., & Besral. (2012). Efektifitas Edukasi Terstruktur Berbasis Teori Perilaku Terencana
Terhadap Pemberdayaandan Kualitas Hidup Pasien Penyakit Jantung Koroner Di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta.
Tesis FIKUI

Anda mungkin juga menyukai