Anda di halaman 1dari 48

PARADIGMA

DAN
FALSAFAH
KEPERAWATAN JIWA
Perspektif dan Falsafah
Keperawatan Jiwa

 FALSAFAH adalah pengetahuan dan


penyelidikan dengan akal budi mengenai
sebab-sebab, azas-azas, hukum,dan
sebagainya daripada segala yang ada
dalam alam semesta ataupun mengenai
kebenaran dan arti adanya sesuatu
FALSAFAH KEPERAWATAN

 Falsafah keperawatan merupakan


dasar tentang hakekat manusia dan
esensi keperawatan yang menjadi
kerangka dasar dalam praktek
keperawatan.
 Hakekat manusia adalah manusia
sebagai makhluk bio, psiko, sosial
dan spiritual.
 FALSAFAH KEPERAWATAN JIWA adalah
pandangan dasar tentang hakikat manusia dan
esensi keperawatan yang menjadikan kerangka
dasar dalam praktik keperawatan.
 Individu memiliki harkat dan martabat sehingga
masing-masing individu perlu dihargai. Tujuan
individu meliputi tumbuh, sehat, otonomi dan
aktualisasi diri.
 Masing-masing individu tersebut berpotensi untuk
berubah, karena kita tahu bahwa manusia adalah
mahkluk holistik yang mempunyai kebutuhan
dasar yang sama.
 Semua individu perilakunya bermakna, perilaku
individu tersebut meliputi : persepsi, pikiran,
perasaan, dan tindakan.
Esensi merupakan falsafah keperawatan
 Memandang bahwa pasien sebagai manusia yang utuh(holistik)
yang harus dipenuhi segala kebutuhannya baik bio, psiko,
sosial, spiritual yang diberikan secara komprehensif.
 pelayanan keperawatan yang diberikan secara langsung dan
manusiawi.
 Setiap orang berhak mendapatkan perawatan tanpa perbedaan
suku, status sosial, agam dan ekonomi.
 Pelayanan keperawatan tersebut merupakan bagian integral dari
sistem pelayanan kesehatan dimana perawat bekerja dalam
lingkup tim kesehatan, bekerjasama dengan yang lain.
 Pasien adalah mitra yang selalu aktif dalam pelayanan
kesehatan bukan penerima jasa pasif.
PARADIGMA KEPERAWATAN

 Paradigma sebagai pandangan fundamental


tentang persoalan dalam suatu cabang ilmu
pengetahuan ( Masterman, 1970 )
 Paradigma adalah suatu perangkat bantuan yang
memiliki nilai tinggi dan sangat menentukan bagi
penggunanya untuk dapat memiliki pola dan cara
pandang dasar khas dalam melihat,
memikirkan,memberi makna, menyikapi, dan
memilih tindakan mengenai suatu kenyataan atau
fenomena kehidupan manusia.
Paradigma Keperawatan Jiwa
(Manusia dan Lingkungan)
 Mengapa paradigma ini begitu penting?
 Karena dalam hal ini paradigma akan sangat
membantu seseorang ataupun masyarakat luas
untuk memahami dunia kepada kita dan
membantu kita untuk memahami setiap fenomena
yang terjadi di sekitar kita.
 Paradigma adalah suatu cara dalam
mempersepsikan atau memandang sesuatu.
Paradigma menjelaskan sesuatu dalam
memahami suatu tingkah laku.
 Paradigma memberikan dasar dalam melihat,
memandang, memberi makna, menyikapi dan
memilih tindakan terhadap berbagai fenomena
yang ada dalam keperawatan
KOMPONEN PARADIGMA
KEPERAWATAN
 Manusia
 Keperawatan
 Kesehatan dalam rentang
sehat sakit
 Lingkungan
MANUSIA

• Manusia adalah makhluk bio – psiko – sosial dan spiritual yang


utuh, dalam arti merupakan satu kesatuan utuh dari aspek
jasmani dan rohani serta unik karena mempunyai berbagai
macam kebutuhan sesuai tingkat perkembangannya
• Jadi, konsep manusia menurut paradigma keperawatan
adalah manusia sebagai sistem terbuka, sistem adaptif ,
personal dan interpersonal yang secara umum dapat
dikatakan holistik atau utuh.
• Manusia bertindak sebagai klien dalam konteks paradigma
keperawatan bersifat individu, kelompok, dan masyarakat.
Klien bersifat individu.
– Sasaran pemenuhan kebutuhan dasarnya adalah bio, psiko, sosial
dan spiritual sehingga proses pemenuhan kebutuhan dasar
manusianya ke arah kemandirian.
Klien bersifat keluarga/kelompok.
– Sekelompok individu yang saling berhubungan, berinteraksi dalam
lingkungan sendiri atau masyarakat sehingga dalam memberikan
perawatan selalu memandang aspek keluarga. Tujuan perawatan
adalah membantu meningkatkan kemampuan keluarga untuk
mampu menyelesaikan masalah/tugas kesehatan secara mandiri
Klien yang bersifat masyarakat.
– Melalui masyarakat kemampuan dapat mudah dipengaruhi adanya
pelayanan kesehatan, pendidikan, tempat rekreasi, komunikasi,
dan sosial.
MANUSIA SEBAGAI SISTEM
Manusia sebagai sistem terbuka.
 Manusia dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan
baik fisik, psikologis, sosial dan spiritual.
Manusia sebagai sistem adaptif.
 Manusia akan merespon terhadap perubahan yang ada di
lingkungan yang akan selalu menunjukkan perilaku adaptif dan
maladaptif.
Manusia sebagai sistem personal, interpersonal, dan sosial.
 Manusia memiliki persepsi, pola kepribadian dan tumbuh
kembang yang tidak sama, kemampuan interaksi, peran dan
komunikasi yang bebeda serta memiliki kemampuan dalam
kehidupan bermasyarakat terutama dalam pengambilan
keputusan dan otoritas dalam masalah kesehatan.
KONSEP KEPERAWATAN

 Konsep keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan


yang bersifat profesional da;am memenuhi kebutuhan dasar yang
dapat ditujukan kepada individu, keluarga, atau masyarakat
dalam rentang sehat sakit
TEORI KEPERAWATAN
 Teori merupakan sekelompok konsep yang membentuk sebuah
pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu
proses,peristiwa atau kejadian yang didasari oleh fakta yang telah
diobservasi tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung.
 Teori keperawatan menurut Barnum ( 1990 ) merupakan usaha
untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai
keperawatan.
 Teori keperawatan digunakan untuk menyusun model konsep
dalam keperawatan sehingga model keperawatan ini mengandung
arti aplikasi dari struktur keperawatan itu sendiri yang
memungkinkan perawat untuk menerapkan sara mereka bekerja
dalam batas kewenangan sebagai seorang perawat.
KARAKTERISTIK KEPERAWATAN
 Mengidentifikasi dan menjabarkan konsep khusus yang
berhubungan dengan hal yang nyata dalam keperawatan
sehingga teori keperawatan didasarkan pada kenyataan.
 Digunakan berdasarkan alasan yang sesuai dengan kenyataan
yang ada.
 Teori harus konsisten sebagai dasar dalam mengembangkan
model konsep keperawatan.
 Teori harus sederhana dan sifatnya umum sehingga dapat
digunakan pada kondisi apapun dalam praktek keperawatan.
 Teori dapat digunakan sebagai dasar dalam penelitian
keperawatan sehingga dapat digunakan sebagai pedoman
praktek keperawatan.
FAKTOR PENGARUH TEORI
KEPERAWATAN
1. Kebudayaan
 Pandangan menyatakan bahwa pelayanan keperawatan akan lebih baik bila dilakukan
oleh seorang wanita. Pernyataan itu mulai bergeser/berubah seiring dengan
perkembangan keperawatan sebagai profesi mandiri dimana perawat dan dokter
adalah mitra kerja dalam menjalankan sebagai tim kesehatan.
2. Sistem pendidikan.
 Perkembangan sistem pendidikan
yangtelah memiliki sitem pendidikan
keperawatan yang terarah sesuai dengan
kebutuhan rumah sakit sehingga teori
keperawatan juga berkembang dengan
orientasi pada pelayanan keperawatan.
3. Pengembangan ilmu keperawatan
 Ditandai dengan adanya
pengelompokkan ilmu keperawatan
dasar menjadi ilmu keperawatan klinik
dan ilmu keperawatan komunitas yang
merupakan cabang ilmu keperawatan
yang terus menerus berkembang san
tidak tertutup kemungkinan
perkembangan sub spesialis
Bentuk Asuhan Keperawatan
 Manusia sebagai klien yang memiliki ketidakmampuan
dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia.
 Manusia sebagai klien yang memiliki ketidakmauan
dalam memenuhi kebutuhan dasar diberikan melalui
pelayanan keperawatan yang bersifat bantuan dalam
pemberian motivasi pada klien untuk membengkitkan
semangat hidup,proses pemenuhan kebutuhan dasar
dan terapi psikologis yang dimiliki.
 Klien memiliki ketidaktahuan dalam memenuhi
kebutuhan dasar menusia diberikan melalui pendidikan
kesehatan.
KONSEP SEHAT SAKIT

 Komponen ini memandang bahwa


keperawatan adalah bentuk pelayanan
yang diberikan pada manusia dalam
rentang sehat sakit.

Sejahtera sehat sehat sakit sakit mati


Sekali normal kronis
RENTANG SEHAT
 Batasan sehat dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang
sempurna baik secara fisik, mental, sosial, dan spiritual serta
tidak hnya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).
 Dari pengertian tersebut, diketahui karakteristik sehat
sebenarnya adalah :
1. Kemampuan merefleksikan perhatian pada individu sebagai
manusia.
2. Memiliki pandangan terhadap sehat dalam konteks
lingkungan, baik secara internal maupun eksternal.
3. Memiliki gaya hidup yang kreatif dan produktif.
FAKTOR PENGARUH
STATUS KESEHATAN
 Perkembangan.
perubahan status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor
usia (pertumbuhan dan perkembangan, imunitas).
Apabila seseorang merespon dengan baik terhadap
perubahan kesehatannya, akan dapat memiliki kesehatan
yang baik.
 Sosial kultural.
sosial kultural mempengaruhi pemikiran/keyakinan
sehingga dapat menimbulkan perubahan dalam perilaku
kesehatan
 Pengalaman masa lalu.
diketahui jika ada pengalaman kesehatan yang tidak
diinginkan atau pengalaman kesehatan yang buruk sehingga
berdampak besar dalam status kesehatan selanjutnya.
 Harapan seseorang tentang dirinya.
harapan dapat menghasilkan status kesehatan ke tingkat yang
lebih baik secara fisik maupun psikologis, karena melalui
harapan akan timbul motivasi bergaya hidup sehat dan selalu
menghindari hal-hal yang dapat mempengaruhi status
kesehatan dirinya.
 Keturunan.
walaupun tidak terlalu besar tetapi akan mempengaruhi respon
terhadap berbagai penyakit.
 Lingkungan.
lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik
seperti sanitasi lingkungan, kebersihan diri, tempat
pembuangan air limbah atau kotoran serta rumah yang
kurang memenuhi persyaratan kesehatan sehingga dapat
mempengaruhi perilaku hidup sehat yang dapat merubah
status kesehatan.
 Pelayanan.
dapat berupa tempat pelayanan atau sistem pelayanan
yang dapat mempengaruhi status kesehatan. Dijumpai
bila tempat pelayanan kesehatan terlalu jauh atau
kualitas pelayanan kurang baik.
RENTANG SAKIT
 Sakit pada dasarnya merupakan keadaan terganggunya
seseorang dalam proses tumbuh kembang fungsi tubuh
secara keseluruhan atau sebagian, serta terganggunya
proses penyesuaian diri manusia
 Sakit juga bisa diartikan sebagai totalitas dari keadaaan
organisme sebagai sistem biologis dan adaptasi sosial
(Parsons, 1972)
 Penyakit digambarkan sebagai gangguan dalam fungsi
tubuh yang mengakibatkan berkurangnya kapasitas
tubuh sehingga responnya dapat berupa sakit.
TAHAPAN PROSES SAKIT

 Tahap gejala.
 Tahap asumsi terhadap sakit
 tahap kontak dengan pelayanan
kesehatan
 Tahap ketergantungan
 Tahap penyembuhan
TAHAP GEJALA

 Merupakan tahap awal dari proses sakit.


 Muncul perasaan tidak nyaman: misal
panas, nyeri, mual dll

manifestasi klinik
ASUMSI THDP SAKIT
 Seseorang melakukan interpretasi terhadap sakit
 Merespon dalam bentuk emosi terhadap gejala yang dirasakan  cemas 
konsultasi
 Tahap berakhir bila ditemukan gejala yang pasti dan terjadi perubahan dari
sakitnya.
 Proses ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, misal : pengetahuan, pengalaman masa
lalu
KONTAK DENGAN
PELAYANAN KESEHATAN
 Terjadi hubungan dengan pelayanan kesehatan
 Pasien dan keluarga meminta nasihat dari profesi
kesehatan: dokter, perawat, dll
 Pencarian informasi dilakukan untuk mencari
pembenaran tentang penyakitnya.
 Jika tanda dan gejal tidak dirasakan lagi  pasien
merasa sembuh, tapi jika masih terasa tanda dan
gejala yang sama  kembali ke pelayanan kesehatan
KETERGANTUNGAN
 Terjadi setelah seseorang dianggap mengalami
penyakit yang mendapatkan bantuan pengobatan 
kondisi pasien menjadi tergantung.
 Tingkat ketergantungan  tergantung kebutuhan,
dipengaruhi oleh tingkat penyakit.
 Dilakukan selama proses keperawatan berlangsung.
Dan perlu dikaji tingkat ketergantungan pasien 
pasien bisa mandiri
PENYEMBUHAN

 Merupakan tahap terakhir menuju proses kembalinya kemampuan


untuk beradaptasi
 Melepas peran selama sakit, kembali berperan seperti sebelum
sakit  berfungsi dalam kehidupan sosial.
 Tenaga kesehatan berperan  membantu klien untuk
meningkatkan kemandirian serta memberikan harapan dan
kehidupan menuju kesejahteraan
DAMPAK SAKIT
 Perubahan peran dalam keluarga.
 Gangguan psikologis
 Perubahan
 Masalah keuangan
 Kesepian karena perpisahan. kebiasaan sosial.
 Privasi terganggu
 Otonomi
 Terjadi
perubahan gaya
hidup
PERILAKU ORANG SAKIT

 Perasaan  Reaksi
ketakutan emosional
 Menarik diri tinggi
 Egosentris  Perubahan
 Sensitif terhadap persepsi
persoalan kecil  Berkurangnya
minat
KONSEP LINGKUNGAN

 Paradigma keperawatan dalam konsep lingkungan ini adalah


memandang bahwa lingkungan fisik, psikologis, sosial, budaya
dan spiritual dapat mempengaruhi kebutuhan dasar manusia
selama pemberian asuhan keperawatan dengan meminimalkan
dampak atau pengaruh yang ditimbulkan sehingga tujuan asuhan
keperawatan dapat tercapai.
LINGKUNGAN

 Lingkungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah


daerah (kawasan) yang termasuk didalamnya.
 Lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh
terhadap perkembangan manusia dan mencakup antara lain
lingkungan sosial, status ekonomi dan kesehatan.
 Lingkungan dibagi 2 yaitu:
1. Lingkungan dalam (Lingkungan fisik, Lingkungan
psikologi dan Lingkungan sosial).
2. Lingkungan luar (kultur, adat, struktur masyarakat, status
sosial, udara, suara, pendidikan, pekerjaan dan sosial
ekonomi budaya)
Hubungan Manusia dan
Lingkungan
 Sebagai sistem terbuka , manusia dapat mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh lingkungannya, baik lingkungan fisik, biologis,
psikologis maupun sosial dan spiritual sehingga perubahan pada
manusia akan selalu terjadi khususnya dalam pemenuhan kebutuhan
dasarnya.
 Sebagai sistem adaptif manusia akan merespon terhadap perubahan
lingkungannya dan akan menunjukan respon yang adaptif maupun
respon maladaptif.
 Respon adaptif akan terjadi apabila manusia tersebut mempunyai
mekanisme koping yang baik menghadapi perubahan lingkungannya,
tetapi apabila kemampuannya untuk merespon perubahan lingkungan
yang terjadi rendah maka manusia akan menunjukan prilaku yang
maladaptif .
PERAN PERAWAT KESEHATAN JIWA

1. Pelaksana asuhan keperawatan


bertanggung jawab melaksanakan asuhan
keperawatan scr komprehensif
2. Pengelola keperawatan
bertanggung jawab dlm administrasi keperawatan,
seperti menerapkan teori manajemen dan
kepemimpinan dlm mengelola askep, mengorganisasi
pelaksanaan terapi modalitas, dll
3. Pendidik keperawatan
bertanggung jawab memberikan pendidikan kesehatan
kepada individu, keluarga, komunitas shg mampu
merawat diri sendiri
4. Peneliti
bertanggung jawab dlm penelitian utk meningkatkan
praktek keperawatan jiwa
FUNGSI PERAWAT KESEHATAN
JIWA
1. Memberikan lingkungan terapeutik
2. Bekerja utk mengatasi masalah klien “here and now”
3. Sebagai model peran
4. Memperhatikan aspek fisik dari masalah kesehatan
klien
5. Memberikan pendidikan kesehatan
6. Sebagai perantara sosial
7. Kolaborasi dgn tim lain
8. Memimpin dan membantu tenaga perawatan
9. Menggunakan sumber di masyarakat sehubungan
dgn kesehatan mental
RENTANG ASUHAN
Tatanan tradisional dr keperawatan jiwa
mencakup fasilitas psikiatri, pusat kesehatan
mental masyarakat, unit psikiatri di RSU, fasilitas
tempat tinggal dan praktek pribadi.

Dgn diprakarsainya bentuk baru pelayanan


kesehatan, timbul suatu tatanan penanganan
alternatif.

Meliputi : pelayanan dirumah, pelayanan rawat inap,


pusat-pusat penitipan, panti asuhan atau rumah
kelompok, asosiasi perawat kunjungan, unit
kedaruratan, klinik pelayanan utama, sekolah, penjara,
industri, fasilitas pengelolaan perawatan, organisasi
pemeliharaan kesehatan
PUSAT KESEHATAN MENTAL
MASYARAKAT YG IDEAL
1. Rawat inap
2. Patient hospitalization
3. Pengobatan
4. Emergency
5. Konsultasi dan edukasi utk komuniti
6. Diagnostic service → apa perlu dirawat atau tidak
7. Rehabilitasi service dan konseling
8. Screening follow up
9. Training utk semua personil kesehatan mental
10. Research dan evaluasi

Setiap orang pasti akan mengalami stres dan sering kali individu
tdk dpt mengatasinya sendiri → minta bantuan pd pusat
kesehatan mental seperti di atas
TINGKAT PENCEGAHAN

1. Pencegahan primer
pencegahan primer mendahului penyakit dan
diterapkan pd populasi yg umumnya sehat.
Pencegahan ini termasuk peningkatan kesehatan
dan mencegah penyakit
2. Pencegahan sekunder
mencakup reduksi penyakit aktual dgn deteksi
dini dr penanganan masalah kesehatan
3.3. Pencegahan tersier
mencakup pengurangan gangguan atau
kecacatan yg diakibatkan oleh penyakit
KOLABORASI
 Perawat jiwa berkolaborasi dgn
pasien, keluarga, tim
kesehatan lainnya
 Kolaborasi mrpk perencanaan,
pengambilan keputusan,
penyelesaian masalah, penetapan
tujuan, dan kewajiban individu yg
bekerjasama dalam komunikasi
terbuka
3 KUNCI KOLABORASI

1. Kontribusi aktif dan asertif dr


masing-masing individu
2. Menghargai dan menerima
kontribusi orang lain
3. Negosiasi yang dibangun dari tiap
anggota untuk membentuk suatu
pemahaman baru terhadap
masalah
Perawat bisa menjadi anggota dari 3 tipe
kelompok :
1. Unidisiplin : semua anggota tim dlm disiplin
ilmu yg sama
2. Multidisiplin : anggota dari berbagai
disiplin ilmu
3. Interdisiplin : anggota dari berbagai disiplin
ilmu yg terlibat dalam pengaturan khusus
utk pelayanan thd pasien dan juga utk
memaksimalkan pertukaran ilmu. Misalnya
pada tatanan pelayanan kesehatan
MENTAL HEALTH PERSONNEL

 PERAWAT JIWA
 PSIKIATER
 PEKERJA SOSIAL
 PSIKOLOG
 TERAPIS AKTIVITAS
 CASE WORKER
 KONSELOR PENYALAHGUNAAN ZAT
KOLABORASI PERAWAT JIWA

PASIEN DAN
KELUARGA

TIM TIM
KEPERAWATAN KESEHATAN
LAIN
PENUTUP
Kolaborasi interdisiplin tdk selalu bisa
dikembangkan dengan mudah. Ada
banyak hambatan antara anggota
interdisiplin, meliputi ketidaksesuaian
pendidikan dan latihan anggota tim,
struktur organisasi yg konvensional,
konflik peran dan tujuan, kompetisi
interpersonal, status dan kekuasaan,
dan individu itu sendiri
TERIMA KASIH
SALAM SEHAT JIWA 

Anda mungkin juga menyukai