“(Departemen,
(Departemen, mk
Produk,Gabungan,dan
Produk,Gabungan,dan
Produk
Produk Sampingan)”
Sampingan)”
Kelompok 3
Pokok - Pokok Pembahasan
●
Peran Strategis Alokasi Biaya
●
Isu Etika dalam Alokasi Biaya
●
Alokasi Biaya ke Departemen Jasa dan Departemen Produksi
●
Penerapan Manajemen Biaya
●
Alokasi Biaya pada Industri Jasa
●
Perhitungan Biaya Produk Gabungan
●
Perhitungan Biaya Produk Sampingan
1. PERAN STRATEGIS ALOKASI BIAYA
●
Menentukan biaya departemen yang akurat dan biaya produk (accurute departmental and product costs) sebagai dasar untuk
melakukan evaluasi efisien biaya departemen dan profabilitas dari berbagai produk, untuk pelaporan keuangan, serta kepatuhan pajak.
●
Memotivasi manajer untuk mengarahkan segala upaya tingkat tinggi dalam mencapai tujuan akhir manajemen puncak.
●
Menyediakan insentifyang tepat bagi manajer untuk mengambil keputusan yang konsisten dengan tujuanmanajemne puncak.
●
Secara wajar menentukan imbal jasa yang diperoleh manajer atas upaya dan keahliannya serta efektifitas pengambilan keputusan
mereka.
2. ISU ETIKA DALAM ALOKASI BIAYA
Sejumlah isu etika merupakan hal yang penting dalm alokasi biaya :
01 02 03
Pengaruh dari metode
Isu etika muncul ketika alokasi yang dipilih
Dalam mengimplementasikan
biaya dialokasikan ke terhadap biaya produk
metode alokasi biaya adalah
produk atau jasa yang
isu ekuitas atau kewajaran yang dijual ke atau
dihasilkan baik untuk
pasar yang penuh yang muncul ketika unit dibeli dari anak
kompetisi maupun pemerintahan mengganti biaya perusahaan diluar
badan publik atau institusi swasta atau ketika unit negeri.
departemen pemerintah pemerintahan memberikan
pelayanan kepada publik
dengan uang pembayaran.
3. ALOKASI BIAYA KE
DEPARTEMEN JASA DAN
DEPARTEMEN PRODUKSI
Pendekatan departemen merupakan perbaikan dari
pendekatan berdasarkan volume satu tahapan karena
memperhitungkan perbedaan biaya yang terjadi pada
berbagai departemen dan perbedaan konsumsi sumber
daya departemen dengan produk, dengan demiian
menyebabkan biaya produk yang lebih akurat.
Tahap kedua yaitu mengalokasikan biaya departemen jasa ke departemen produksi. Tahap ini adalah tahap alokasi yang paling kompleks karena jasa dapat mengalir bolak-balik antardepartemen jasa.
Tahap ini sering kali disebut juga arus timbale-balik (reciprocal flows). Misalnya, asumsikan bahwa 40% dari 1.800 jumlah jam tengaa kerja departemen jasa 1 (720 jam) digunakan untuk melayani
departemen jasa 1. Dapat kita lihat kedua arus bolak-balik untuk
Ke
Dari : Departemen Departemen Departemen Departemen
Jasa 1 Jasa 2 Produksi 1 Produksi 2
Jasa bersih untuk kedua departemen dari Jasa bersih untuk kedua departemen dari
departemen jasa 1 : departemen jasa 2 :
= 100% - Waktu jasa untuk departemen jada kedua 100% - 10% = 90%
= 100% - 40% = 60%
Bagian departemen produksi 1 : 30 persen/60 Bagian departemen produksi 1 : 30% / 90%=
persen = 50 persen 33.33%
Bagian departemen produksi 2 : 30 persen/60 Bagian departemen produksi 2 : 60% / 90%=
persen = 50 persen 66.67%
Persentase dari bagian-bagian ini digunakan untuk
mengalokasikan biaya dari departemen jasa ke departemen
produksi, seperti ditunjukkan pada bagian tahap kedua pada
Tampilan 7.6.
Tahap kedua :
Mengalokakasikan Biaya Departemen Jasa ke Departemen produksi: Menggunakan Metode Langsung
Departemen Departemen Total
Produksi 1 Produksi 2
=50%x$5.850 =50%x$5.850
$2.750 =50%x$5.850
=50%x$5.850
2. Metode Bertahap
Metode bertahap dalam mengalokasikan biaya departemen jasa adalah metode bertahap
(step method), disebut demikian karena metode tersebut menggunakan serangkaian tahap
dalam mengalokasikan biaya departemen jasa ke departemen produksi. Pada tahap
pertama, satu departemen jasa dipilih untuk dialokasikan seluruhnya, yaitu ke departemen
jasa lainnya maupun ke setiap departemen produksi. Departemen yang akan dialokasikan
seluruhnya biasanya dipilih karena departemen tersebut memberikan jasa terbanyak ke
departemen jasa lainnya.
Pada Beary Company departemen jasa 1 memeberikan jasa lebih banyak (40%) dan dialokasikan pertama kali.
Departemen jasa 2 hanya dialokasikan ke departemen produksi, dengan cara yang sama seperti metode langusng.
Secara keseluruhan, ini berarti bahwa metode bertahap dapat menyediakan alokasi yang lebih akurat karena salah
satu dari arus timbal balik antara kedua departemen jasa (salah satu arus pada tahap pertama) dieperhitungkan dalam
alokasi tersebut, tidak seperti metode langsung yang mengabaikan seluruh arus timba balik.
Tahap pertama dari metode bertahap (menelusuri biaya langsung dan alokasi awal biaya tidak langsung)
adalah sama seperti pada metode langsung yang ditunjukkan dalam Tampilan 12.4 akna tetapi, pada tahap
kedua (Tampilan 7.7), departemen jasa 1 yang berada pada tahap pertama, dialokasikan ke departemen
jasa 2 dan kedua departemen produksi. Alokasi ke departemen jasa 2 adalah sebesar $2.340 (40% x
$5.850). alokasi untuk kedua departemen produksi ditentukan dengan cara yang sama.
Tahap kedua, departemen jasa 2 dialokasikan ke dua departemen produksi menggunakan metode
langsung dengan cara yang sama seperti Tampilan 7.6 satu-satunya perbedaan adalah bahwa total
biaya departemne jasa 2 ($10.590) sekarang mencakup biaya departemen jasa 2 ($8.250) ditambah
biaya yang dialokasikan dari epartemen jasa 1 pada tahap pertama ($2.340).
Tahap ketiga dari metode bertahap yang telah diselesaikan terdapat pada Tampilan 7.6. dengan
menggunakan metode bertahap, total biaya yang dialokasikan ke produk 1 adalah sebesar
$24.008,75 dan total biaya yang dialokasikan ke produk 2 adalah sebesar $41.991,25 dengan total
biaya keduanya adalah sebesr $66.000.
3. Metode Timbal-balik
Metode Timbal-balik (reciprocal method) merupakan metode yang paling dipilih dari ketiga metode
yang ada, karema tidak seperti metode lainnya, metode tersebut memperhitungkan seluruh arus timbal-
balik antar departemen jasa. Metode ini diselesaikan dengan menggunakan persamaan simultan : arus
timbale-balik secara simultan yang ditentukan pada suatu system persamaan.
Persamaan pada setiap departemen jasa menunjukkan biaya yang akan dialokasikan. Terdiri dari biaya
alokasi tahap pertama ditambah alokasi biaya dari departemne lain. Pada beary company, persamaan
pada departemen jasa 1 adalah sebagai berikut, menggunakan symbol S1 untuk menunjukkan biaya
departemen jasa 1 dan S2 untuk menunjukkan biaya departemen jasa 2.
Alokasi Biaya S1 = Alokasi awal + Alokasi biaya dari S2
S1 = $5.850 + (10% x S2)
Demikian pula, persamaan untuk departemen jasa kedua adalah sebagi berikut
Alokasi Biaya S2 = Alokasi awal + Alokasi biaya dari S1
S2 = $8.250 + (40% x S1)
Kedua persamaan ini dapat diselesaikan untuk mencari S1 dan S2 dengan mensubstitusikan
persamaan kedua ke dalam persamaan pertama sebagai berikut :
S1 = $5.850 + [10% x ($8.250 + 40% x S1)]
S1 = $6.953,13
Kemudian substitusikan S1 kembali ke persamaan kedua : S2 = $11.031,25
4. PENERAPAN MANAJEMEN BIAYA
Isu-Isu Implementasi
Isu implementasi yang utama adalah pilihan Tiga isu tambahan yang perlu dipertimbangkan ketika
mengimplementasikan pendekatan alokasi departemen
metode alokasi yang paling akurat. Singkatnya,
adalah :
tinjau ulang tampilan 7.6, 7.7, dan 7.8. perlu
diingat bahwa meskipun total biayanya sama 1. Pengaruh disinsentif yang muncul ketika dasar
($66.000), jumlah yang dialokasikan pada kedua alokasi yang ditetapkan tidak berkaitan dengan
produk bervariasi. Meskipun jumlah ini tidak jauh penggunaan
bervariasi pada Beary Company, dalam
praktiknya dapat sangat bervariasi. Apabila 2. Pengaruh disinsentif yang muncul ketika dasar
terjadi perbedaan yang signifikan akuntan alokasi ditetapkan berdasarkan penggunaan aktual
manajemen harus mempertimbangkan nilai yang
dihasilkan dari metode timbal balik, yang lebih
lengkap dan akurat jika dibandingkan dengan 3. Pengaruh disinsentif yang muncul ketika
metode lainnya karena metode timbal balik alokasi biaya melebihi harga beli di luar.
tersebut sepenuhnya memperhitungkan arus
timbal balik antardepartemen jasa.
Pengaruh disinsentif yang muncul ketika dasar
alokasi yang ditetapkan tidak berkaitan dengan
penggunaan
Menentukan dasar alokasi yang tepat dan jumlah
persentase jasa yang disediakan oleh departemen jasa
sering kali merupakan suatu hal yang sulit. Cotohnya,
penggunaan jumlah jam tenaga kerja dapat menjadi
tidak tepat pada pabrik yang terotomatisasi di mana
tenaga kerja merupakan sebagian kecil dari total biaya.
Demikian pula, luas ruangan dalam kaki persegi dapat
menjadi tidak tepat untuk mengalokasikan biaya
tertentu ketika banyak terdapat ruangan yang kosong.
Lebih lanjut, penggunaan luas ruangan dalam kaki
persegi dapat memunculkan konsekuensi motivasi
yang tidak diinginkan. Contohnya, jika kita sedang
mengalokasikan biaya pemeliharaan.
Tampilan 7.8 Alokasi Departemen Tahap Kedua dan
Ketiga, menggunakan Metode Timbal Balik
Tahap kedua : Mengalokasikan biaya departemen jasa ke departemen produksi menggunakan metode timbal balik
Pertama : selesaikan persamaan simultan untuk jasa 1 dan jasa 2
Jumlah yang dialokasikan dari jasa 1 $6.953,13
Jumlah yang dialokasikan dari jasa 1 $11.031,25
Departemen produksi 1 Departemen produksi 2 Total
Kedua : mengalokasikan ke departemen produksi
Departtemen jasa 1
Persentase jasa 30% 30%
Jumlah yang dialokasikan $2.086 $2.086 $4.172
= 30% x $6.953 = 30% x $6.953
Departemen jasa 2
Persentase jasa 30% 30%
Jumlah yang dialokasikan $3.309 $6.619 $9.928
= 30% x $11.031 = 60% x $11.031
Ditambah : alokasi biaya pada tahap pertama $24.750 $27.150 $51.900
Total untuk departemen produksi $30.145 $35.855 $66.000
Tahap ketiga : mengalokasikan biaya departemen produksi ke produk
1. Dasar alokasi Produk 1 Produk 2
Dasar : jumlah jam tenaga kerja
Jam 1.800 1.800 3.600
Presentase 50% 50%
Jumlah jam mesin
Jam 400 1.200 1.600
Presentase 25% 75%
1. Alokasi biaya ke produk
Departemen produksi 1 ( dasar jumlah jam tenaga kerja ) $15.072,50 $15.072,50
= 50% x $30.145 = 50% x $30.145
Departemen produksi 2 (dasar jumlah jam mesin ) $8.963,75 $26.891,25