Anda di halaman 1dari 20

Kep.

Anak
Hernia
inguinalis
Di susun oleh :
Dinda ayu fajriah
Erni nuryanah
Feby fitri agnes
Fely sofalina
HERNIA INGUINALIS
A. DEFINISI
Hernia merupakan produksi atau penonjolan isi suatu rongga
melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga
bersangkutan. Pada hernia abdomen isi perut menonjol melalui
defek atau bagian-bagian lemah dari lapisan muscular
aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri dari cincin, kantong
dan isi hernia (WimDejong, 2008). Hernia merupakan
penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah
dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi
. defek atau bagian lemah dari lapisan
perut menonjol melalui
dinding perut (Nurarif,2013).
Hernia adalah sering terjadinya dan muncul sebagai tonjolan
dilipatan paha atau skrotum. Biasanya Orang awam
menyebutnya turun bero atau hernia. Terjadi Hernia inguinalis
yaitu ketika dinding abdomen bertambah ke bawah melalui
dinding sehingga menerobos usus. (Nurarif&kusuma 2016). .

B. ETIOLOGI
Hal yang mengakibatkan hernia menurut Haryono (2012) adalah Kelainan
kongenital atau kelainan bawaan.Kelainan didapat, meliputi:
1.Jaringan kelemahan.
2.Luasnya daerah di dalam ligamen inguinal.
3.Trauma.
4.Kegemukan.
5.Melakukan pekerjaan berat.
6.Terlalu mengejan saat buang air kecil atau besar.
PATOFISIOLOGI
Tonjolan yang semakin besar, lama kelamaan tidak bisa masuk Kembali
secara spontan maupun dengan berbaring tetapi membutuhkan dorongan dengan jari
yang disebut hernia reponable. Jika kondisi seperti ini dibiarkan saja maka dapat
terjadi perlengketan dan lama kelamaan perlengketan tersebut menyebabkan tonjolan
yang tidak dapat dimasukkan kembali dan disebut hernia irreponable. Untuk
mencegah terjadinya komplikasi pada hernia maka dilakukan pembedahan dari
pembedahan tersebut terdapat luka insisi yang biasanya dapat menimbulkan nyeri
yang dapat membuat tidak nyaman sehingga mengurangi pergerakan dan resiko
infeksi (Liu & Campbell, 2011).
MANIFESTASI KLINIS
Menurut Arief Mansjoer (2004). Adanya pembekakan
(asimptomatik) Keluhan benjolan di daerah inguinal yang
timbul berupa adanya atau skrotal yang hilang timbul.
Misalnya nyeri mengedan, batuk-batuk, tertawa, atau
menangis. Bila klien tenang, benjolan akan hilang secara
spontan. Timbul bila terjadi peningkatan tekanan intra
peritoneal

Keluhan nyeri pada hernia ini jarang ditemui, walaupun yang dirasakan di daerah
perut epigastrium atau para umbilikal berupa nyeri viseral sewaktu satu segmen usus
halus masuk ke dalam kantung hernia bila usus tidak dapat kembali akibat regangan
pada mesenterium karena jepitan oleh anulus inguinalis, terjadi gangguan pembuluh
darah dan gangguan pasase segmen usus yang terjepit. Secara klinis keluhan klien
adalah rasa sakit yang terus menerus, keadaan ini disebut hernia strangulata.
Gangguan pasase usus seperti abdomen kembung dan muntah.
Pemeriksaan fisik dan Tanda klinik tergantung pada isi hernia.
LANJUTAN….

1) Inspeksi:
Dilihat hernia inguinalis lateralis muncul sebagai
penonjolan diregio ingunalis pada saat klien mengedan
dapat yang berjalan dari lateral atas ke medial bawah.
2) Palpasi:
Pada funikulus spermatikus kantong hernia yang kosong
dapat dirasakan sebagai geseran dari lapis kantong yang
mengutamakan alasan gesekan dua permukaan sutera.
Tangan sutera ini disebut tanda sarung, tetapi umumnya
gejala ini sulit ditemukan. Pemerikasaa bisa teraba pada
usus, omentum (seperti karet), atau ovarium.
KLASIFIKASI HERNIA
Place Your Picture Here
1.Berdasarkan Terjadinya
a.Hernia Bawaan atau Kongenital
b.Hernia dapatan atau akuisita (acquisitus = didapat).

2.Berdasarkan
. sifatnya
a.Hernia reponibel/reducible
b.Hernia ireponibel
c.Hernia strangulata atau inkarserata
(incarceratio=terperangkap, carcer= penjara)

3. Hernia berdasarkan tempatnya


a.Hernia femoralis
b.Hernia umbilikalis
c.Hernia sikatris atau insisional
d.Hernia inguinalis
Menurut Syamsuhidayat (2004), hernia inguinalis dapat
dibagi menjadi:
1)Hernia inguinalis indirek
2)Hernia inguinalis direk
Pemeriksaan
penunjang Pengecekan laboratorium supaya dapat
diketahui kerusakan pada organ yaitu
jantung dan ginjal.

a.Untuk mengetahui hasil hipertropi


ventrikel kiri dengan cara EKG
b.Pemeriksaan Urinalisa untuk
mendapatkan hasil
urine,glukosa,urine,darah, protein
Pemeriksaan : pemeriksaan fungsi ginjal
terpisah dan penentuan kadar urin.
pielogram intravena arteriogram
renal,renogram,
c.Rontgen dan CT scan
Penatalaksanaan
A.Konservatif
Istirahat di tempat tidur dan menaikkan bagian kaki, hernia ditekan
secara perlahan menuju abdomen (reposisi), selanjutnya gunakan
alat penyokong.
Jika suatu operasi daya putih isi hernia diragukan, diberikan kompres
hangat dan setelah 5 menit di evaluasi kembali.
Istirahat baring
B.Reposisi
Reposisi tidak dilakukan pada hernia inguinalis strangulate, kecuali
pada pasien anak-anak. reposisi dilakukan secara bimanual.
Reposisi dilakukan dengan menidurkan anak dengan pemberian
sedative dan kompres es diatas hernia. Jika reposisi hernia tidak
berhasil dalam waktu enam jam harus dilakukan operasi segera.
C.Operatif
Komplikasi
Akibat dari hernia dapat menimbulkan komplikasi sebagai berikut :
Terjadi perlekatan antara isi hernia dengan kantong hernia, sehingga isi
hernia tidak dapat dimasukkan kembali (hernia inguinalis lateralis
ireponibilis). Pada keadaan ini belum ada gangguan penyaluran isi
usus.
Terjadi penekanan pada cincin hernia, akibatnya makin banyak usus
yang masuk. Cincin hernia menjadi relatif sempit dan dapat
menimbulkan gangguan penyaluran isi usus. Keadaan ini disebut hernia
inguinalis lateralis incarcerata.
Bila incarcerata dibiarkan, maka timbul edema sehingga terjadi
penekanan pembuluh darah dan terjadi nekrosis. Keadaan ini disebut
hernia inguinalis lateralis strangulata.
Timbul edema bila terjadi obstruksi usus yang kemudian menekan
pembuluh darah dan kemudian timbul nekrosis.
Asuhan keperawatan
2. Pemeriksaan Fisik
Pengkajian a. Keadaan umum:
b. TTV =
• TD: Normal / hipertensi (N: 120/80 mmHg).
• Suhu: Hipotermi (N: 36oC- 37oC).
• Nadi: Tachicardi (N: 80-120 x/mnt).
a.Identitas Klien: Penyakit Hernia sering f. Aktivitas/istirahat • RR: Normal / meningkat (N: 30-60 x/mnt).
c. Kepala dan leher
terjadi pada anak2 dan pada dewasa
yang mengerjakan kegiatan berlebihan,
1 )Gejala • Inspeksi: Ekspansi wajah menyeringai, merintih, menahan asakit.
melakukan pengangkatan benda berat. •Sebelum MRS: Pasien sering melakukan aktivitas yang berlebihan, berkebun,
• Rambut: Lurus/keriting, distribusi merata/tidak, warna, Ketombe, kerontokan
b.Keluhan utama Ada pembekakan di mengangkat2 sawit dan menimbang karet. • Mata: Simetris / tidak, pupil isokhor, skelara merah muda, konjunctiva tidak anemis
inguinal dan terasa nyeri. •Sesudah MRS: • Hidung: Terdapat mukus / tidak, pernafasan cuping hidung.
Membutuhkan papan/matras yang keras saat tidur. • Teling: Simetris, terdapat mukus / tidak
c.Riwayat penyakit sekarang: Klien
mengeluh nyeri, ada benjolan,mual Penurunan rentang gerak dan ekstremitas pada salah satu bagian tubuh.Text
• Bibir: Lembab,tidak ada stomatitis.
muntah. Tidak mampu melakukan aktivitas yang biasanya dilakukan. • Palpasi: Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan limfeapada leher
d.Riwayat penyakit sebelumnya: Atrofi otot pada bagian tubuh yang terkena. d. Dada
Wawancara di tunjukan untuk Gangguan dalam berjalan. • Inspeksi: Simetris, tidak terdapat tarikan otot bantu pernafasan
mengetahui penyakit yang di derita klien. • Palpasi: Denyutan jantung teraba cepat, badan terasa panas, nyeri tekan(-)
e.Riwayat psiko,sosio, dan spiritual: Klien g.Eliminasi • Perkusi: Jantung (Dullness)
masih berhubungan dengan temannya Konstipasi, mengalami kesulitan dalam defekasi. • Auskultasi: Suara nafas normal.
dan bermain seperti biasanya, suka Adanya retensi urine. e. Abdomen
bekerja menolong orang tua, klien masih h.Istirahat tidur. • Inspeksi: terdapat luka post operasi di abdomen regioninguinal
dapat berkomunikasi dengan orang Penurunan kualitas tidur. • Palpasi: Teraba massa, terdapat nyeri tekan pada daerah inguinalis
tuanya. Bagaimana dukungan keluarga i.Personal Higiane. • Perkusi: Dullness
dalam keperawatan agar membantu Penurunan kebersihan diri, ketergantungan. • Auskultasi: Terdengar bising usus (N=<5 per menit).
dalam proses penyembuhan j.Integritas Ego f. Ekstremitas
Gejala: ketakutan akan timbulnya paralisis, ansietas, masalah pekerjaan• finansial
Atas: Simetris, tidak ada edema
keluarga • Bawah: Simetris, tidak ada edema
Tanda: tampak cemas, depresi, menghindar dari keluarga/orang terdekat g. Genetalia
k.Kenyamanan • Inspeksi: Scrotum kiri dan kanan simetris, ada lesi
Gejala: nyeri seperti tertusuk pisau, yang akan semakin memburuk dengan adanya
batuk, bersin, defekasi, nyeri yang tidak ada hentinya, nyeri yang menjalar ke kaki,
bokong, bahu/lengan, kaku pada leher.(Doenges, 1999 : 320-321).
pathway Aktifitas berat, adanya tekanan, olahraga (sepak bola), batuk terlalu keras, kelemahan
dinding abdomen

Peningkatan tekanan intra abdomen

Fasia abdomen tidak mampu menahan tekanan

Hernia inguinalis

Post operasi

Prosedur pembedahan

Diskontinuitas jaringan
.
Pelepasan mediator nyeri
(Prostaglandin, Histamin, Bradikinin) Prosedur Anastesi

Stimulasi saraf

Nyeri akut Penurunan Motorik


Keterbatasan gerak

Kelemahan Anggota Gerak,


Gangguan Mobilitas Fisik
Penurunan Kekuatan Otot

Intoleransi Aktvitas
•Analisa Data Diagnosa
No Data Analisa Data & Patoflow
Keperawatan

1 Post OP Aktifitas berat, adanya tekanan, olahraga Nyeri akut b.d


(sepak bola), batuk terlalu keras, kelemahan

ONLINE DIAGNOSIS
. DS : dinding abdomen agen pencedera
- klien mengatakan nyeri di area   fisik
operasi tepatnya dibagian Peningkatan tekanan intra abdomen  
selangkangan kemaluannya.    
- klien mengatakan sakitnya Fasia abdomen tidak mampu menahan tekanan
seperti di iris-iris benda tajam.  

- klien mengatakan nyeri jika Hernia inguinalis


bergerak dan beraktivitas  

berlebihan. Post operasi


- klien mengatakan nyeri  

dirasakan biasanya di pagi hari Prosedur pembedahan


terutama dan bisa muncul tiba-  

tiba. Diskontinuitas jaringan


DO :  
Pelepasan mediator nyeri (Prostaglandin,
- Wajah klien tampak meringis Histamin, Bradikinin)
- Sering menangis karena nyeri yg  
Stimulasi saraf
dirasakan  
- Skala nyeri 7 Nyeri akut
- Nadi 112x/menit
- Suhu 38,9’C
- RR: 21x/mnt
 
 
ALLPPT.com
Your Picture Here

2. DS : Klien mengatakan nyeri jika Aktifitas berat, adanya tekanan, olahraga (sepak Gangguan Mobilitas fisik
bola), batuk terlalu keras, kelemahan dinding
bergerak dan mlakukan aktifitas secara b.d Nyeri
abdomen
berlebihan
Peningkatan tekanan intra abdomen
DO:
- Skala nyeri 7 Fasia abdomen tidak mampu menahan tekanan
- Nadi 112x/menit
Hernia inguinalis
- Suhu 38,9’C
Post operasi
- RR: 21x/mnt
- kekuatan otot tangan kanan dan Prosedur pembedahan
kiri lemah (3)
Diskontinuitas jaringan
- kekuatan otot kaki kanan dan
Pelepasan mediator nyeri (Prostaglandin, Histamin,
kiri lemah (3)
Bradikinin)

Stimulasi saraf

Nyeri pada luka post op

Keterbatasan gerak

Gangguan mobilitas fisik


Your Picture Here

3. DS : Aktifitas berat, adanya tekanan, olahraga (sepak Intoleransi Aktivitas


bola), batuk terlalu keras, kelemahan dinding
- Klien mengatakan luka terasa b.d Kelemahan
abdomen
nyeri bila untuk bergerak
Peningkatan tekanan intra abdomen
- Klien juga mengatakan harus
istirahat total setelah menjalani Fasia abdomen tidak mampu menahan tekanan
operasi
Hernia inguinalis
- Klien mengatakan badannya
Post operasi
masih lemah saat aktivitas dan
merasakan pusing untuk Prosedur pembedahan
bergerak
Diskontinuitas jaringan
DO :
Prosedur Anastesi
- Klien berbaring di tempat tidur
- Aktivitas klien di bantu keluarga Penurunan Motorik

Kelemahan Anggota Gerak,


Penurunan Kekuatan Otot

Intoleransi Aktivitas
Prioritas diagnosa keperawatan

05
mobilitas
ua
Gangg Nyeri
n 04
d
. d agen fisik b.
u t b
Nyeri ak fisik 03
ra
pencede
02
01 ivi ta sb .d
Akt
nsi
lera
Into ahan
Kelem
Rencana keperawatan
N Diagnos Kriteria INTER AKTIVITAS
o a Hasil/Tujuan VENSI (SIKI)
Keperaw (SLKI) (SIKI)
atan
1.   Nyeri Setelah Manaj Observasi
akut b.d dilakukan emen - Identifikasi lokasi, karakteristik,
Post intervensi Nyeri durasi, frekuensi,kualitas,
operasi selama 3x24   intensitas nyeri
  jam maka - Identifikasi faktor yang
masalah nyeri memperberat dan memperingan
akut dapat nyeri
teratasi Terapeutik
dengan - Berikan tindakan nonfarmakologis
kriteria hasil : untuk mengurangi rasa nyeri
- Keluhan nyeri - Kontrol lingkungan yang
menurun memperberat rasa nyeri
- Meringis - Fasilitasi istirahat dan tidur
menurun Edukasi
- Kesulitan tidur - Anjurkan teknik nonfarmakologis
menurun untuk mengurangi rasa nyeri
- frekuensi nadi Kolaborasi
membaik - Kolaborasi pemberian analgetik
- fungsi berkemih
membaik
- pola tidur
membaik
 
1. Gangguan Setelah dilakukan Dukungan Observasi
Mobilitas fisik b.d intervensi selama 3x24 mobilisasi - Identifikasi adanya nyeri atau
Nyeri jam masalah gangguan keluhan fisik lainnya
mobilitas fisik dapat - Identifikasi toleransi fisik melakukan
teratasi dengan kriteria pergerakan
hasil : Terapeutik
- Rentang gerak - Fasilitasi aktifitas mobilisasi dengan
(ROM) alat bantu (mis. Pagar tempat tidur)
meningkat - Fasilitasi melakukan pergerakan
- Nyeri menurun - Libatkan keluarga untuk membantu
- Kelemahan fisik pasien dalam meningkatkan
menurun. pergerakan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
- Ajarkan mobilisasi sederhana yang
harus di lakukan (mis, duduk di
tempat tidur, duduk di sisi tempat
tidur, pindah dari tempat tidur ke
kursi)
EASY TO CHANGE COLORS

1.   Intol Setelah M Observasi


AWESOME
PRESENTATION
eran dilakuka a - Identifikasi Gangguan
si n n Fungsi Tubuh Yang
Akti intervens aj Mengakibatkan Kelelahan
vita i selama e - Monitor Kelelahan Fisik Dan
s 3x24 jam m Emosional
b.d masa e - Monitor Pola Dan Jam Tidur
Kele toleransi n - Monitor Lokasi Dan
mah aktivitas E Ketidaknyamanan Selama
an dapat n Melakukan Aktivitas
teratasi er Terapeutik
dengan gi - Sediakan Lingkungan
kriteria Nyaman Dan Rendah
hasil : Stimulus (Mis. Cahaya,
- Kemudahan Suara, Kunjungan)
dalam - Lakukan Rentang Gerak
melakukan Pasif Dan Aktif
aktivitas - Berikan Aktivitas Distraksi
sehari-hari Yang Menenangkan
meningkat - Fasilitasi Duduk Di Sisi
- Kekuatan Tempat Tidur, Jika Tidak
tubuh Dapat Berpindah Atau
bagian atas Berjalan
meningkat Edukasi
- Kekuatan - Anjurkan Tirah Baring
tubuh - Anjurkan Melakukan
bagian Aktivitas Secara Bertahap
bawah - Anjurkan Menghubungi
meningkat Perawat Jika Tanda Dan
- Perasaan Gejala Kelelahan Tidak
lemah Berkurang
menurun - Ajarkan Strategi Koping
Untuk Mengurangi Kelelahan
Kolaborasi
- Kolaborasi Dengan Ahli Gizi
Tentang Cara Meningkatkan
Asupan Makanan
 
Thank You

Anda mungkin juga menyukai