Anda di halaman 1dari 19

PENYAKIT TULAR VEKTOR

(DBD)
dr. Rizka Sofia, MKT
• Penyakit demam berdarah dengue (DBD)
merupakan penyakit endemis di Indonesia,
sejak pertama kali ditemukan pada tahun
1968 di Surabaya dan Jakarta, jumlah kasus
terns meningkat baik dalam jumlah maupun
luas wilayah yang teriangkit dan secara
sporadis selalu terjadi KLB setiap tahun.
• Penyebab meningkatnya jumlah kasus dan semakin
bertambahnya wilayah teriangkit antara lain karena semakin
baiknya transportasi penduduk dari suatu daerah ke daerah lain
dalam waktu singkat, adanya pennukiman-permukiman padat
dan kumuh, penyimpanan-penyimpanan air tradisional masih
dipertahankan, perilaku masyarakat terhadap pembersihan
sarang nyamuk yang masih kurang, vector nyamuk terdapat di
seluruh pelosok tanah air (kecuali di ketinggian > 1000 M dari
pemukaan air laut) dan adanya 4 sero type virus yang
bersirkulasi sepanjang tahun.
Ciri Marfologi
 

• Nyamuk Aedes aegypti dewasa memiliki ukuran sedang


dengan tubuh berwarna hitam kecoklatan. Tubuh dan
tungkainya ditutupi sisik dengan gari- garis putih
keperakan. Di bagian punggung (dorsal) tubuhnya tampak
dua garis melengkung vertikal di bagian kiri dan kanan yang
menjadi ciri dari spesies ini. Sisik-sisik pada tubuh nyamuk
pada umumnya mudah rontok atau terlepas sehingga
menyulitkan identifikasi pada nyamuk-nyamuk tua.
• Ukuran dan warna nyamuk jenis ini kerap berbeda antar
populasi, tergantung dari kondisi lingkungan dan nutrisi
yang diperoleh nyamuk selama perkembangan.
• Nyamuk jantan dan betina tidak memiliki
perbedaan dalam hal ukuran nyamuk jantan
yang umumnya lebih kecil dari betina dan
terdapatnya rambut- rambut tebal pada
antena nyamuk jantan.
• 1. Badan kecil, warna hitam dengan bintik-bintik putih.
•  
• 2. Pertumbuhan telur sampai dewasa ± 10 hari.
•  
• 3. Menggigit/menghisap darah pada siang hari.
•  
• 4. Senang hinggap pada pakaian yang bergantungan dalam kamar.
•  
• 5. Bersarang dan bertelur di genangan air jernih di dalam dan di sekitar rumah yang agak gelap dan
lembab, bukan di got/comberan.
• 6. Hidup di dalam dan di sekitar rumah.
•  
• 7. Di dalam rumah: bak mandi, tampayan, vas bungan, tempat minum burung, perangkap semut dan
lain-lain.
• 8. Di luar rumah: drum, tangki penampungan air, kaleng bekas, ban bekas, botol pecah, potongan
bambu, tempurung kelapa, dan lain-lain.
•  
Mekanisme penularan virus dengue
 

• Terdapat 3 faktor yang memegang peranan


pada transmisi infeksi virus dengue, yaitu
manusia, virus, dan vektor perantara
(Mardihusodo et al., 2007).
• Mekanisme transmisi virus dengue
berlangsung secara horisontal dan vertikal
yang ditularkan kepada manusia melalui
gigitan nyamuk Ae. aegypti.
• Transmisi virus dengue secara horisontal
berlangsung dari nyamuk vektor ke dalam
tubuh vertebrata (manusia dan kelompok kera
tertentu) dan sebaliknya dari vertebrata ke
dalam tubuh vektor.
• Nyamuk mendapatkan virus ini pada saat
melakukan gigitan pada manusia (vertebrata)
yang pada saat itu sedang mengandung virus
dengue di dalam darahnya (viraemia).
• Virus yang sampai ke dalam lambung nyamuk akan
mengalami replikasi (memecah diri atau berkembang
biak), kemudian akan migrasi yang akhirnya akan sampai
di kelenjar ludah. Virus yang berada di lokasi ini setiap
saat siap untuk dimasukkan ke dalam kulit tubuh manusia
melalui gigitan nyamuk.
• Mekanisme transmisi vertikal dalam tubuh nyamuk. Virus
tersebut dapat ditularkan oleh nyamuk betina ke pada
telurnya (transovarial), yang nantinya akan menjadi
nyamuk, tingkat infeksi ini melebihi 80% (Rohani et al,
2008, Joshi, 2002).
• Gambaran ultra struktur menunjukkan virus
pertama kali mengalami replikasi di dalam usus
tengah nyamuk vektornya. Sesampai Virus di
haemocoel dan haemolymph, kemudian menyebar
ke jaringan-jaringan antara lain sistem saraf,
kelenjar ludah, usus depan, usus tengah, badan
lemak, sel-sel epidermis, ovarium, bagian dalam
dinding sel nyamuk. Virus tidak dijumpai di
muskulus, usus belakang, dan tubuli malfigi
(Malavige et al., 2004).
• Virus mengalami replikasi di usus tengah
selama 3 hari dari mulai masuknya virus ke
nyamuk, selanjut pada hari ke-3-6 menyebar
ke haemocoel, hari ke-6-9 menyebar di
jaringan saraf, badan lemak, jantung, sel
perikardium dan ovarium, hari ke-9-12 virus
berada pada kelenjar ludah dan siap untuk
ditularkan (Rohani, et al, 2008).
•  
Transmisi transovarial virus dengue

• Penelitian di Thailand menunjukkan infeksi


transovarial pada nyamuk Aedes aegypti
(Thongrungkiat, 2012). Transmisi diperkirakan
juga bisa tejadi secara vertikal (transovarial).
Mekanime transmisi transovarial arbovirus
pada nyamuk ada 3 macam (Martinezet al,
2014, Kuno, 1995).
1. Nyamuk betina yang belum terinfeksi menghisap
darah inang viremia, virus replikasi dalam nyamuk dan
telur terinfeksi menghasilkan larva yang infeksius.
2. Nyamuk betina yang belum terinfeksi kawin dengan
nyamuk jantan yang terinfeksi secara transovarial dan
selama nyamuk kawin terjadi transmisi secara seksual
(venereal), sebagai akibatnya ovarium nyamuk betina
terinfeksi virus.
3. Nyamuk betina mengalami infeksi virus
jaringan ovariumnya dan terpelihara sampai
generasi berikutnya secara genetik.
• Transmisi transovarial virus dengue (virDen) di Indonesia di
alam dibuktikan oleh Umniyati (2004) di Kelurahan Klitren,
Yogyakarta dengan metode imunositokimia
imunoperoksidase streptavidin biotin kompleks (IISBC) pada
sediaan pencet kepala (head squash), yang kemudian
metode ini dibakukan oleh Umniyati.
• Penelitian selanjutnya dengan metode yang sama oleh
Widiarti et al. (2006) di Kota Semarang, Kabupaten Kendal,
Kabupaten Sukoharjo, dan Kota Salatiga menemukan adanya
transmisi DBD secara transovarial dengan persentase angka
infeksi (infection rate) berkisar 0,66% - 8,77%,
• Penelitian oleh Mardihusodo et al. (2007)
pada beberapa kelurahan di Kota Yogyakarta
juga menemukan telah terjadi transmisi
vertikal dalam tubuh nyamuk, dengan angka
infeksi 38,5% - 70,2% . Penelitian di Malaysia
menunjukkan infeksi transovarial dapat
ditemukan sampai generasi turunannya ke 5
dan menghilang di turunan ke 6 dan 7 (Rohani,
et al. 2008)
• Menurut Mardihusodo et al. (2007), transmisi juga tejadi
secara vertikal (transovarial), yaitu dari nyamuk Ae. aegypti
betina gravid yang terinfeksi virus dengue sebagai induk ke
ovum (telur) dalam uterus nyamuk itu, yang akhirnya
berpropagasi dalam embrio dalam telur, selanjutnya virus
dengue menggunakan larva sampai imagonya sebagai medium
hidup untuk perbanyakannya. Manusia bisa terinfeksi virus
dengue sewaktu pertama kali nyamuk yang muncul dari
pupanya dalam air menggigit dan menghisap darah.
• Kejadian Luar Biasa (KLB) Nasional Demam
Berdarah yang melanda Indonesia saat ini
perlu segera ditindak lanjuti secara langsung
oleh masyarakat melalui PSN (Pembersihan
Sarang Nyamuk). Upaya ini merupakan cara
yang terbaik, ampuh, murah, mudah dan
dapat dilakukan oleh masyarakat, dengan cara
sebagai berikut
1. Kegiatan 3 M
2. Tutuplah lubang-lubang pagar pada pagar bambu
dengan tanah atau adukan semen
3. Lipatlah pakaian/kain yang bergantungan
dalam kamar agar nyamuk tidak hinggap disitu
4. Taburkan bubuk ABATE ke tempat
penampungan air yang dicurigai sebagai tempat
perkembangbiakan nyamuk Demam Berdarah.
 

Anda mungkin juga menyukai