Anda di halaman 1dari 30

ETIKA

BERKOMUNIKASI
Etika
 Etika adalah  suatu norma atau aturan yang dipakai sebagai
pedoman dalam berperilaku di masyarakat bagi seseorang
terkait dengan sifat baik dan buruk.
 Etika adalah suatu ilmu tentang kesusilaan dan perilaku
manusia di dalam pergaulannya dengan sesama yang
menyangkut prinsip dan aturan tentang tingkah laku yang
benar. Dengan kata lain, etika adalah kewaijban dan
tanggungjawab moral setiap orang dalam berperilaku di
masyarakat.
 Secara etimologis, kata etika berasal dari bahasa Yunani
kuno, yaitu “Ethikos” yang artinya timbul dari suatu
kebiasaan. Dalam hal ini etika memiliki sudut pandang
normatif yang objeknya adalah manusia dan perbuatannya.
Etika menurut K. Bertens

 Etika adalah nilai dan norma moral yang menjadi


suatu acuan bagi umat manusia secara baik secara
individual atau kelompok dalam mengatur semua
tingkah lakunya.
 Pesan yang ingin disampaikan melalui komunikasi, bisa
berdampak positif bisa juga sebaliknya.
 Komunikasi akan lebih bernilai positif, jika para peserta
komunikasi mengetahui dan menguasai teknik
berkomunikasi yang baik, dan beretika.
 Etika berkomunikasi tidak hanya berkaitan dengan tutur
kata yang baik, tetapi harus juga berangkat dari niat yang
baik yang diekspresikan dari ketenangan, kesabaran, dan
empati kita dalam berkomunikasi.
Prinsip Etika dalam Berkomunikasi

 Mencari bagaimana cara yang terbaik untuk


berkomunikasi dan berinteraksi dengan lawan bicara.
 Mendengarkan ucapan lawan bicara dengan seksama.
 Berbicara tanpa menghakimi. Bersikap terbuka
dengan pemikiran orang lain atau lawan bicara.
 Jujur dan mengekspresikan pemikiran, kebutuhan,
dan perasaan sendiri, bukan dari orang lain.
 Memahami lawan bicara saat berbicara.
 Hindari berbicara untuk orang lain.
 Paham batasan diri sendiri ketika berbicara, tidak harus
semuanya dibicarakan. Sesuaikan dengan kebutuhan dan
kenyamanan.
 Hargai batasan orang lain atau lawan bicara.
 Hindari menyela pembicaraan atau melakukan pembicaraan
lain ketika sedang berada dalam pembicaraan suatu topik.
 Ingat bahwa setiap orang memiliki hak yang sama untuk
berbicara.
7C KOMUNIKASI EFEKTIF

1. Clear (Jelas)
pastikan pesan yang kita berikan tersebut memiliki
tujuan yang jelas. Apa yang sebenarnya yang kita
inginkan dari pemberian pesan tersebut.
2. Concise (Ringkas)
Komunikasi harus dilakukan secara ringkas namun tetap
fokus pada poin yang ingin kita sampai. Penyampaian
pesan dengan kalimat yang berlebihan akan
membingungkan pendengar ataupun pembaca
terhadap maksud dari pesan kita tersebut.
3. Concrete (Konkret)
Pesan yang disampaikan harus Konkret, dengan
demikian pendengar atau pembaca dapat memahami
dengan jelas pesan yang disampaikan tersebut secara
keseluruhan dan fokus pada maksud yang ingin
disampaikan. Biasanya didukung dengan fakta dan data
sehingga tidak disalahtafsirkan.
4. Correct (Benar)
Pesan yang disampaikan harus bebas dari kesalahan
tata bahasa sehingga mudah dimengerti oleh penerima
pesan tersebut.
5. Coherent (Koheren/Masuk akal)
Komunikasi koheren adalah komunikasi yang logis atau
masuk akal, semua pesan yang diberikan sesuai dengan
topik pembicaraan utama.
6. Complete (Lengkap)
Komunikasi harus lengkap, kita harus memberikan
pesan secara lengkap kepada penerima pesan tersebut
sehingga penerima pesan mengetahui maksud dan
tujuan dari pesan yang bersangkutan
7. Courteus (Sopan)
Komunikasi yang dilakukan dengan sopan, ramah dan
terbuka tanpa ada sesuatu yang terselubung di
dalamnya.
Manfaat Mempelajari Etika Komunikasi

 Melancarkan komunikasi dengan orang lain.


 Memahami apa yang dikomunikasikan orang lain.
 Diterima dalam sosial masyarakat karena mengikuti etika
yang berlaku.
 Memperkuat hubungan yang terjalin dengan orang lain.
 Pesan yang disampaikan dapat diterima dengan lebih
baik.
 Dihargai orang lain karena kita menghargai mereka juga.
 Tidak bertindak sembarangan dan seenaknya dalam
berkomunikasi.
ETIKA
BERKOMUNIKASI DALAM
MENGGUNAKAN MEDIA
SOSIAL
 Berdasarkan laporan terbaru we are social pada tahun 2020 disebutkan
bahwa ada 175,4 juta pengguna internet di Indonesia. Dibandingkan
tahun sebelumnya, ada kenaikan 17% atau 25 juta pengguna internet di
negeri ini. Berdasarkan total populasi Indonesia yang berjumlah 272,1
juta jiwa, maka itu artinya 64% setengah penduduk RI telah merasakan
akses ke dunia maya. (SUMBER https://
inet.detik.com/cyberlife/d-4907674/riset-ada-1752-juta-pengguna-intern
et-di-indonesia
).
 Artinya, masyarakat saat ini dalam kegiatan sehari-harinya tidak lepas
dari internet. Bahkan, tidak sedikit masyarakat saat ini lebih menikmati
komunikasinya melalui media sosial.
 Media sosial adalah sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang
membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 dan
memungkinkan penciptaan serta pertukaran user-generated content
(Kaplan dan Haenlein, 2010:60).
 Ada banyak media yang dapat diklasifikasikan sebagai media sosial,
seperti forum internet, majalah, weblog, blog sosial,microblogging,
wiki, podcast, foto atau gambar, video, peringkat, dan bookmark sosial.
ciri-ciri media sosial (Gamble &
Gamble, 2002:100).

Pesan yang di sampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun
bisa keberbagai banyak orang.

Pesan yang di sampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu


gatekeeper (penyeleksi informasi).

Pesan yang di sampaikan cenderung lebih cepat di


banding media lainnya.
 Melihat ciri dari media sosial yang cenderung lebih mudah,
masyarakat lebih memilih komunikasinya melalui media sosial.
Karena mudah dan cenderung lebih cepat menyebar, banyak
masyarakat yang memanfaatkan komunikasi melalui media
sosial secara tidak baik.
 Tren yang berkembang dalam proses komunikasi di media sosial
terlihat dari begitu mudah orang menumpahkan amarah tanpa
memikirkan perasaan orang lain, caci maki atau cyber bullying,
saling menghujat, saling mencela, penyumbang pecahnya
konflik, memojokkan dan menghakimi orang lain, dan lain-lain.
Tampak jelas bahwa telah terjadi krisis etika berkomunikasi
melalui media sosial. Artinya, masyarakat melupakan etika-etika
berkomunikasi dalam menggunakan media sosial.
 Media sosial sebaiknya dapat menjadi sarana untuk
menyampaikan pesan, diskusi, dan silang pendapat tentang
suatu hal dengan tanpa mengabaikan hal-hal yang fundamental
dalam komunikasi.
 Hal-hal fundamental tersebut seperti penghormatan kepada
orang lain, empati kepada lawan bicara, dan antisipasi atas
dampak-dampak ujaran atau pernyataan.
 Pada prinsipnya, praktik berkomunikasi di ruang publik
mensyaratkan kemampuan pengendalian diri, kedewasaan
dalam bersikap, serta tanggung jawab atas setiap ucapan
yang hendak atau sedang disampaikan. Namun yang terjadi
di media sosial dewasa ini adalah tren yang sebaliknya.
Begitu mudah orang menumpahkan amarah atau opini
negatif tanpa memikirkan perasaan orang lain. Begitu
mudah orang memojokkan dan menghakimi orang lain,
tanpa berpikir pentingnya memastikan kebenaran informasi
atau analisis tentang orang tersebut. Begitu sering orang
terlambat menyadari bahwa apa yang diungkapkannya di
media sosial telah tersebar ke mana-mana, menimbulkan
kegaduhan publik dan merugikan pihak tertentu. (Wahyudin
dan Karimah (2016) dalam Sudibyo, Kompas, 18/10/2016).
 Menerapkan etika dalam berkomunikasi itu suatu hal
yang diperlukan.
 etika mencoba untuk meneliti tingkah laku manusia
yang dianggap merupakan cerminan dari apa yang
terkandung dalam jiwanya atau dalam hati nuraninya.
Contohnya: manusia dapat tertawa, padahal hatinya
menangis.
JENIS ETIKA MENURUT KERAF (2009:20-
21)

• Etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan
perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini
sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta
sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang perilaku atau
Deskriptif sikap yang mau diambil

• Etika yang sering dipandang sebagai suatu ilmu yang mengadakan


ukuran-ukuran atau norma yang dapat dipakai untuk menanggapi
atau menilai perbuatan dan tingkah laku seseorang dalam
bermasyarakat. Etika ini berusaha mencari ukuran umum bagi
Normatif baik dan buruknya tingkah laku
 Etika deskriptif dan normatif adalah dua contoh
etika yang berlaku di masyarakat.
 Etika deskriptif dapat diartikan sebagai sistem
etika yang menilai baik buruk tindakan seseorang
berdasarkan penalaran logis.
 Etika normatif menilai baik buruk tindakan
seseorang berdasarkan ketentuan yang berlaku di
masyarakat.
 Kedua etika tersebut diharapkan menjadi standar
etika dalam berkomunikasi melalui media sosial.
Contoh etika deskriptif
Contoh etika normatif
Hal-hal yang harus diperhatikan ketika
berkomunikasi melalui media sosial

 Selalu perhatikan penggunaan kalimat, artinya hindari menggunakan kalimat-


kalimat yang tidak utuh. Kalimat yang tidak utuh bisa memicu timbulnya
ambiguitas sehingga bisa menjadi sumber dari kesalahpahaman.
 Berhati-hati saat menggunakan huruf (penggunaan huruf kecil dan besar),
menulis sesuatu di media sosial dengan menggunakan huruf kapital semua bisa
memberikan kesan marah, kecewa dan menantang. Seharusnya menggunakan
huruf sesuai dengan kaidah kebasaan yang tepat.
 Perhatikan pemilihan warna huruf, Beberapa media sosial biasanya memberikan
fitur ini untuk menambah keragaman dari jenis tulisan yang akan diberikan
seseorang. Menggunakan warna huruf merah dengan tulisan yang tebal bisa
memiliki kesan menantang dan marah. Persepsi orang yang berbeda-beda ini
menjadi alasan mengapa penulisan huruf dengan warna yang standar menjadi
penting.
 Pemilihan simbol dan ikon yang tepat, Dalam media sosial, banyak sekali
simbol dan ikon (emoji atau sticker) yang seringkali disertakan dalam
sebuah informasi atau tulisan. Apabila ingin menggunakan simbol
tersebut, pastikan simbol yang digunakan juga tepat. Menggunakan
simbol wajah cemberut pada tulisan juga akan membangun persepsi orang
dengan kuat. Oleh karena itu, berhati-hati dalam menggunakan simbol dan
ikon. Apabila diperlukan, justru hindari menggunakan simbol atau ikon
sehingga tulisan dan informasi yang kita buat lebih bersifat netral.
 Menggunakan bahasa yang sesuai, maksud bahasa yang sesuai adalah
menunjukkan bagaimana tata krama kita saat berkomunikasi dengan
orang lain. Perhatikan dengan siapa kita berbicara. Jangan sampai keluar
bahasa-bahasa yang kurang sopan pada orang tertentu sehingga etika
dalam komunikasi ini menjadi hilang.
 Memberikan respon dengan segera, Saat dihubungi melalui media sosial,
pastikan kita juga memberikan respon dengan segera. Menunda-nunda
untuk memberikan respon atau bahkan mengabaikannya akan
memberikan kesan yang kurang baik. Apalagi sekarang ini banyak sekali
media sosial yang juga sudah melengkapi fitur pemberitahuan bahwa
pesan yang disampaikan sudah dibaca oleh penerima pesan.
 Memberikan informasi yang memiliki referensi jelas, Ini adalah
poin penting ketika berkomunikasi melalui media sosial. Informasi
yang disebarkan tanpa referensi yang jelas akan menimbulkan
efek berantai terhadap setiap orang. Hal ini bisa mengundang
kesimpang-siuran berita yang tentu saja sangat tidak diharapkan.
Istilah yang kita kenal saat ini adalah berita hoax. Ada undang-
undang yang mengatur mengenai penyebaran berita hoax jika
dibuat dengan sengaja.
 Tidak memancing pertentangan, hindari melakukan komunikasi
yang memancing pertentangan melalui media sosial karena
persepsi tiap orang itu berbeda.
Tipe Orang Berdasarkan Cara Berkomunikasi di Media Sosial

 Tipe silent-reader, orang yang rajin melihat dan membaca postingan, tetapi tidak
pernah mengomentari apapun.
 Tipe very-busy-person, orang yang hanya read chat pribadimu tanpa membalas
pesanmu.
 Tipe ghost-user, orang yang tidak pernah mengomentari dan nge-like
postinganmu.
 Tipe minimalist, orang yang mengomentari postingan atau membalas chatmu
dengan sepatah-dua kata saja.
 Tipe writer-wannabe, orang yang rajin berkomentar panjang dan mengirim pesan
berparagraf, terstruktur, serta lengkap dengan tanda baca yang jelas.
 Tipe idealist, orang yang menganggap diri mereka paling tahu tentang segalanya.
 Tipe pantomath, orang yang selalu ingin tahu segalanya tentang postinganmu.

Anda mungkin juga menyukai