Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Penerbitan Grafis dan Elektronik yang
dibina oleh Pitoyo Widhi tmoko, S.SI., M.SI
Oleh :
SULISTYANINGSIH
APRILIANA KARTIKAWATI
WAHYU RENGGO
1
Daftar Isi
Buku ........................................................................................3
4. Perjalanan Naskah................................................................................................................14
5. Alur Proses Naskah..............................................................................................................16
2
1. 10 Langkah Dalam Membuat Buku
Sumber:
arinvsfayra. 6/6/09. 10 Langkah Dalam membuat Buku. https://arinvsfayra.wordpress.com/.
Di akses tanggal 26/03/15
3
akan ditulis, kita dapat menambah referensi dari sumber lain, tentunya dengan
mencantumkan sumber tulisan agar tidak dianggap sebagai pelagiator.
3. Membuat kerangka buku
Seperti halnya sebuah karangan, dalam menulis buku hendaknya dibuat kerangkanya terlebih
dahulu. Hal ini dilakukan agar penulisan terarah dan tetap fokus pada gagasan yang akan
disampaikan, tidak melenceng ke persoalan lain yang sebetulnya tidak perlu dibahas dalam
buku tersebut.
Kerangka juga mempermudah dalam penulisan dan penyusunannya. Dengan adanya
kerangka dari buku yang akan dibuat, penulis akan lebih terarah dalam menulis buku,
sehingga isi dari buku tersebut akan tertuju jelas pada hal-hal yang akan dijelaskan.
4. Mulai menulis konsep
Saat pertama menulis satu buku, buku tersebut belum tentu berhasil ditulis dengan baik.
Penulis sebaiknya menulis apa-apa yang ingin ia sampaikan melalui tulisan. Akan tetapi
jangan terlalu berbangga pada apa-apa yang telah ia tulis. Tulisan pertama pada dasarnya
masih merupakan tulisan „kasar‟ artinya tulisan tersebut masih perlu dipelajari dan juga masih
perlu dibenahi agar menjadi tulisan yang lebih baik, yang dapat menginformasikan isinya
dengan efektif. Buku yang konsepsional akan memiliki hasil yang lebih baik daripada buku
yang tidak dilandasi oleh konsep sama sekali.
5. Pelajari tulisan
Hal yang paling sulit dilakukan oleh seorang penulis, adalah menilai tulisannya sendiri.
Secara alamiah mereka dapat menilai bahkan mengritik tulisan orang lain, akan tetapi mereka
terkadang kurang dapat menilai tulisan mereka apalagi mengritik tulisan mereka sendiri.
Kendati demikian, setelah menulis suatu buku, sebaiknya tulisan itu dibaca kembali.
Biasanya, saat membaca kembali isi buku yang telah kita tulis, kita akan menemukan banyak
kesalahan dalam tulisan tersebut.
Untuk lebih meyakinkannya, sebagai penulis dari sebuah buku, ada lebih baiknya kita
meminta beberapa orang untuk membaca buku yang telah kita tulis. Orang-orang tersebut
dapat kita minta pendapatnya dan memberitahu kesalahan-kesalahan yang ada pada buku,
dengan demikian kita akan lebih mudah dalam memperbaikinya.
6. Improvisasi tulisan
Setelah mempelajari tulisan yang telah ada dan mengetahui adanya kesalahan-kesalahan yang
terdapat dalam tulisan, atau justru dalam tulisan tersebut terdapat hal-hal yang kurang perlu
sehingga harus dieliminasi dari isi buku. Kita harus mengimprovisasi tulisan tersebut.
4
Caranya, tentu saja dengan mengeliminasi hal yang dianggap kurang penting, memperbaiki
kesalahan-kesalahan dalam penulisan maupun penyusunan buku, serta memilih kosakata yang
lebih baik, lebih efisien namun tidak mengurangi estetika dalam pengemasan tulisannya.
7. Revisi
Revisi perlu dilakukan untuk memperbaiki semua tulisan. Dalam beberapa kasus, biasanya
saat revisi banyak penulis mengatakan revisi sama dengan penulisan ulang sebagian maupun
seluruh isi buku. Revisi ini bertujuan untuk membuat suatu karya tulis agar lebih baik dari
sebelumnya.
8. Pengeditan
Ketika revisi telah dilakukan, hal terakhir dalam menulis adalah „editing‟ atau pengeditan.
Pengeditan dilakukan untuk membenahi penulisan (apabila ada penulisan ataupun
penggunaan kosakata yang salah) juga membenahi tata letak tulisan dan penyusunan tulisan
tersebut agar memiliki estika yang dapat menarik minat pembacanya. Ketika pembaca telah
memiliki minat untuk mengetahui isi dari tulisan tersebut, maka akan lebih mudah bagi
mereka mengerti maksud dari tulisan yang kita buat.
9. Merancang lay-out isi, background, dan cover
Penampilan dari sebuah buku, sangatlah mempengaruhi penyampaiam informasi yang
terkandung di dalamnya. Untuk itulah, selain isi, kemasan dari buku tersebut perlu
diperhatikan lebih serius. Paduan warna, kesesuaian jenis huruf, ketepatan ukuran huruf,
penggunaan table, grafik, gambar dan lain sebagainya juga menentukan kualitas buku yang
dibuat. Tampilan isi buku yang menarik (dengan adanya perpaduan warna, pengaplikasian
animasi dsb) akan merangsang indera pelihat agar tidak bosan saat membaca buku tersebut.
Dengan demikian, isi pun akan mudah tersampaikan.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah desain cover. Jilid buu, harus dirancang mewakili
informasi yang terkandung dari isi buku tersebut. Cover yang menarik dapat menumbuhkan
minat untuk mengetahui lebih lanjut apa yang disampaiakan dalam isi.
10. Penjilidan
Setelah penyususnan buku telah selesai, maka buku pun siap dijilid. Telah banyak tempat
yang memberikan jasa penjilidan sehingga Anda dapat menggunakan jasa tersebut, misalnya
di tempat foto kopi atau percetakan. Atau bila memungkinkan, Anda dapat menjilid sendiri
(apabila Anda mampu untuk itu.)
5
2. Semua Orang Bisa Jadi Penulis Buku
Sumber:
Tri Prasetyo. 09/06/14. Semua Orang Bisa Jadi Penulis. http://www.indonesiatera.com/.
Diakses tanggal 6/03/15
7
di pasar buku sangat ditentukan dari seberapa cerdas si penulis dan si penerbit memainkan
kreatifitasnya secara optimal di tengah persaingan buku yang ada di pasar. Sebab, jika sudah
bicara pasar maka sebenarnya banyak hal yang berperan di dalamnya. Bukan hanya kekuatan
isi, namun juga kekuatan konsep buku, kemasan, jaringan distribusi dan pemasaran (baik
toko buku maupun non toko buku), display, kekuatan promosi, jaringan penulis dan lain
sebagainya. Intinya para penulis haruslah kompeten dan fokus pada bidangnya. Sebab dari
situlah yang menentukan ketajaman ilmu, pengetahuan, skill yang ia miliki untuk menjawab
kebutuhan pembacanya. Selain itu, penulis harus mampu mengkomunikasikan dengan baik
serta kreatif dalam berbagai hal. Sebab kekuatan kreatifitas inilah yang sejatinya menjadi
salah satu penentu kebertahanannya karyanya di tengah banyaknya karya di sekelilingnya.
Ya, semua orang pada dasarnya bisa jadi penulis. Jika saja mereka bisa menyadari, menggali,
dan mengoptimalkan potensi serta kompetensi yang ada pada dirinya, lalu mau berbagi
informasi ke orang lain apapun motifnya. Semua orang pada dasarnya bisa menjadi penulis
dan menerbitkan bukunya, jika ia mempunyai naskah dan tidak ragu-ragu untuk
mengirimkannya ke penerbit yang tepat. Kesempatan itu terbuka lebar, namun tidak semua
orang bisa memanfaatkan dengan optimal. Percayalah, ini murni hanya persoalan kemauan
dan latihan.
Menulis satu paragraf buruk tetap lebih baik bagi penulis, daripada banyak ide dan gagasan
menarik namun hilang karena tidak dituangkan dalam tulisan.
Salam Kreatif !
Tips Kirim Naskah Penulis ke Penerbit :
- Kirimlah naskah penulis ke penerbit yang fokus bidang garapannya benar-benar sesuai
dengan kompetensi si penulis.
- Perhatikan syarat pengiriman naskah yang ada di tiap-tiap penerbit. Hal ini biasanya
bisa dilihat penulis di web penerbit.
- Kemaslah naskah penulis semenarik mungkin agar bisa mencuri perhatian redaksi
penerbit. Biasanya bentuk naskah yang unik diantara tumpukan naskah yang masuk,
paling bisa mencuri perhatian redaksi.
- Infokan ke penerbit jika penulis sudah mengirimkan naskahnya. Hal ini bisa
dilakukan penulis via email, kontak redaksi atau yang lainnya agar menjadi perhatian
penerbit.
8
- Pastikan agar naskah penulis sudah benar-benar di terima penerbit. Biasanya penerbit
akan memberikan tanda terima naskah (jika langsung) atau menginformasikan ke
penulis (jika via email) bahwa naskah sudah diterima penerbit.
- Pastikan gambaran waktu dari penerbit untuk memberikan tanggapan kepastian dari
pengajuan naskah tersebut dan kontak person yang bisa dihubungi penulis. Jika sudah
dapat gambaran waktu, maka bersabarlah. Jika memang naskahnya bagus, pasti
redaksi akan menghubungi lebih awal dari waktu yang ditentukan. Begitu juga
sebaliknya.
- Jika sudah melewati batas waktu yang ditentukan penerbit, jangan sungkan-sungkan
untuk menanyakan kembali tentang kepastian apakah naskah tersebut bisa diterbitkan
atau tidak.
- Jika diterima, minta informasi tahapan proses yang harus dilalui dengan ukuran
waktu yang jelas. Mulai dari proses editing naskah hingga cetak dan edar ke toko
buku. Selain itu pastikan bagaimana pola kerjasama antara Penulis dan penerbitnya.
- Jika ditolak, minta informasi dan gambaran yang menyebabkan naskah tersebut
ditolak. Jika memang harus revisi, maka lakukanlah sampai sesuai dengan standar
yang diinginkan penerbit. Jika tidak bisa direvisi karena memang tidak sesuai secara
katagori, maka minta gambaran naskah yang bisa diterima atau sedang dicari penerbit
untuk bahan informasi pengajuan naskah selanjutnya.
9
3. Proses Penerbitan Buku (Dari Naskah Hingga Jadi Buku)
Sumber:
Ngawiyangramah. http://www.kaskus.co.id/thread/50fde3191cd719c50a00000d/proses-
penerbitan-buku/. Diakses tanggal 27/03/15
Quote:
Bicara soal proses Penerbitan cukup panjang, tetapi saya gambarkan secara umum:
Misalkan anda sebagai pengarang ingin mengajukan naskah kumpulan puisi ke Penerbit
A.1.Yang anda ajukan cukup naskahnya dalam bentuk ketikan (misalnya Ms Word) dan bisa
disertai print outnya agar memudahkan Penerbit dalam memproses naskah tsb.
Spoiler for naskah:
Penerbit biasanya memberikan banyak kemudahan bagi pengarang yg sudah banyak
mengarang buku. Penerbit mau saja menerima kiriman naskah melalui email dsb. Eits, jangan
lupa untum mencantumkan biodata selengkap-lengkapnya kalau bisa.
Kontak Person juga selengkap-lengkapnya kalau bisa, nomor HP, email, dll.
2.Penerbit akan menentukan apakah naskah tsb layak diterbitkan dan kira2 dibutuhkan
masyarakat (ada penilaian terhadap isi naskah maupun kwalitas/bobot pengarangnya)
Spoiler for cek kelayakan:
contoh beberapa penilaian penerbit terhadap naskah :
Spoiler for contoh beberapa penilaian penerbit terhadap naskah:
10
3.Lalu Penerbit akan mengontak pengarang dan membicarakan isi naskah maupun honor.
Spoiler for penerbit mengontak penulis
Sistem honor tergantung sistem yg dianut oleh Penerbit. Bisa
bersifat langsam (seolah naskah tsb dibeli oleh Penerbit) dengan memberi harga pada naskah
tsb,
misalnya dibeli seharga Rp 3.000.000.- dan secara
sekaligus atau bertahap. Tergantung pengajuan dibayar Penerbit dan
disetujui
pengarang. Kerugian sistem ini bagi pengarang adalah : Penerbit bisa mencetak naskah oleh
tsb
dalam jumlah banyak dan bisa dicetak beberapa kali, tanpa memberi honor tambahan
pengarang.
Bisa juga dengan sistem Royalti dimana pengarang memperoleh persentase terhadap harga
naskah/ buku tsb. Rata2 nilai royalti: 10% s/d 15% dari harga buku yang terjual. Pengarang2
yg sudah terkenal sering ditawari honor yang tinggi
Misalnya: buku tsb akan dicetak sebanyak 5.000 buah/eksamplar dan dijual dengan harga Rp
15.000.- per eksamplar. Maka pengarang akan memperoleh honor (dianggap semua buku
terjual): 10% x 5.000 x Rp 15.000.- Sering pembayaran ini pun dilakukan secara bertahap
misalnya 1 x 3 bulan atau 1 x 6
bulan.
Bila tsb dicetak ulang lagi, maka Penerbit membuat perjanjian lagi dan
buku memperoleh royalti Biasanya Penerbit akan mengontak
pengarang untuk cetak lagi. bisa pengarang tidak
mau ulang (karena jadi bersedia
Penerbit lain).
akan
pindah
Bila sistem honor telah disepakati bagaimana ke itu sendiri?
dengan naskah
pengarang lagi
4. Dengan menggunakan softcopy naskah yg diberikan dalam bentuk ketikan MsWord tsb,
lagi
Penerbit akan mengolahnya dan mengatur layout serta membuat desain covernya. Desain
dan
cover bisa juga diajukan oleh pengarang bila pengarang juga seorang yg ahli dalam desain.
Setelah desain cover dan layout isi buku telah selesai, maka akan dimulai proses cetak.
5. Proses cetak sering dimulai dengan mencetak contoh (dummy) dulu dan melihat hasilnya
agar kelak tidak terjadi kesalahan besar. Setelah itu akan dilakukan proses cetak sejumlah yg
diinginkan.
6.Penerbit akan memberikan buku contoh hasil cetakan bagi pengarang untuk file pribadinya.
7.Penerbit akan melakukan pembayaran kepada pengarang sesuai Perjanjian yg telah
disepakati/ditandat angani.
Spoiler for penerbit membayar:
11
Bila buku tersebut ingin dicetak terus dan ternyata pengarangnya telah meninggal, maka
perjanjian dan hak pembayaran royalti akan diberikan kepada ahli waris (istri/ anaknya) dan
seterusnya.
8. Penerbit akan menyebarkan buku tsb ke toko buku untuk dibeli oleh masyarakat
Spoiler for disebar ke toko:
note : Perjanjian Royalti adalah antara pengarang dan Penerbit, sedangkan Hak
Cipta
adalah Hak Pengarang yang bisa diurus oleh pengarang dengan mendaftarkannya ke
Departement Kehakiman & HAM, Direktorat Hak
Cipta. Penerbit tidak mengurus Hak Cipta karena Hak Cipta adalah urusan pengarang
(kecuali naskah tsb telah dibeli oleh Penerbit dan sepenuhnya menjadi hak milik Penerbit).
Tidak banyak buku yg didaftarkan Hak Ciptanya oleh pengarang, biasanya buku2 yg sangat
terkenal atau buku yg bakal dibutuhkan terus yg didaftarkan Hak Ciptanya oleh pengarang.
Contohnya: buku cerita Wiro Sableng didaftarkan oleh pengarangnya ke Dept. Kehakiman &
HAM. Demikian gambaran singkat tentang penerbitan, royalti dan Hak Cipta.
Kira-kira seperti gambar berikut alurnya:
12
Akan tetapi hal yang paling harus diperhatikan adalah Penulis/Pengarang harus pandai-pandai
memilih
penerbit.
1.Penerbit haruslah terpercaya ( ga harus terkenal, tapi yang sudah terkenal biasanya memang
terpercaya karena sudah terbukti banyak buku terbit dari sana )
2.Penerbit harus punya alamat jelas, kantor jelas, tidak ada resiko digusur dsb karena urusan
tanah, dll. dan masih banyak kriteria yang lain, yang mungkin bisa agan tambahkan. karena
sangat merugikan jika penerbit itu tidak bertanggungjawab, lebih-lebih jika lokasi penerbit
dan pengarang tidak dalam daerah yang dekat. Ditelpon kagak diangkat, mau disamperin
jauh, wah rugi kalau naskah kita diambil (padahal belum kita daftarkan di Hak Cipta) dan
diaku sebagai naskah mereka tanpa memberikan apapun kepada kita.
13
4. Perjalanan Naskah
Sumber:
http://efarastipublishing.blogspot.com/2013/08/alur-rinci-penerbitan.html/. 27/03/15
Keterangan:
1. Siapkan naskah Anda sesuai dengan Syarat dan Ketentuan Naskah.
2. Cek kembali segala kelengkapan sesuai dengan prosedur "Efarasti Publishing".
3. Anda siap melakukan investasi pembayaran sesuai dengan Paket Penerbitan yang
telah Anda pilih.
4. Kirimkan file naskah Anda dan data Lembar Verifikasi dan Validasi (lihat; Cara
Kirim Naskah).
5. Tim "Efarasti Publishing" siap melakukan proses pengerjaan naskah Anda selama hari
kerja sesuai dengan pilihan paket yang Anda.
6. Buku sudah siap launching dan dapat segera dipublikasikan, baik online maupun
offline.
7. Tim "Efarasti Publishing" siap melakukan proses pengemasan buku Anda dalam
bentuk paket.
8. Jasa pengiriman meluncur ke alamat rumah Anda atau alamat tujuan yang Anda
inginkan. Pengiriman buku akan kami lakukan dengan menggunakan jasa pengiriman
di antaranya; Pos Indonesia - JNE - TIKI dan sejenisnya.
9. Buku sampai pada alamat tujuan.
10. Buku karya Anda pun akhirnya dapat Anda baca dengan nyaman dan siap menemani
Anda dalam segala aktivitas.
14
Royalti
Persentase royalti dari hasil penjualan, termasuk royalti yang ditujukan untuk sosial
kemanusiaan adalah kesepakatan bersama. Royalti akan dilakukan secara akuntabilitas dan
transparansi tanpa adanya intervensi dari siapa pun dan pihak mana pun.
Royalti akan
dibayarkan secara berkala setiap tiga bulan sekali ke rekening penulis (atau dalam
bentuk paket buku, sesuai dengan keinginan penulis yang bersangkutan). Laporan penjualan
buku akan dilaporkan setiap tiga bulan sekali melalui E-mail atau SMS langsung kepada
penulis yang bersangkutan.
Catatan
Segala perubahan atau hal-hal apapun yang Anda diperlukan dan atau dibutuhkan,
akan kami informasikan selanjutnya. Atas segala perhatian dan kemitraannya kami
ucapkan terima kasih.
15
5. Alur Proses Naskah
Sumber:
http://visualita.unikom.ac.id/alur-proses-naskah/27/03/15
16
9. Penerbit akan menerbitkan naskah secara online, dan apabila dibutuhkan dapat
membuat jurnal versi cetak.
17
6. Prosedur Penerbitan
Sumber:
http://www.adityamedia.co.id/penerbitan/prosedur-penerbitan/27/03/15
18