Anda di halaman 1dari 12

KEWAJIBAN HUKUM

KELOMPOK 13

NABILA KHAERUNNISA 201930179


FERNANDO HUWAE 201930203
• LINGKUNGAN HUKUM YANG BERUBAH
Lingkungan hukum yang berubah mempunyai faktor-faktor pokok :

A. Ada peningkatan kesadaran para pengguna Laporan Keuangan akan tanggung jawab Akuntan Publik
B. Ada peningkatan kesadaran divisi-divisi Securities & Exchange Commision (SEC) mengenai dengan
kewajibannya melindungi kepentingan para pemegang saham
C. Auditing dan akuntansi semakin kompleks karena ada faktor-faktor seperti meningkatnya ukuran
usaha, globalisasi usaha dan intrik-intrik operasi usaha.
D. Masyarakat menerima tuntutan dari pihak yang terlika melawan siapa saja yang dapat memberikan
kompensasi, tanpa melihat siapa yang salah, bersama beberapa doktrin tentang kewajiban. Hal ini biasa
disebut: konsep kewajiban “deep pocket”
E. Keputusan pengadilan sipil pada beberapa kasus yang melawan Akuntan Publik yang telah dipuji-puji,
yang telah meyakinkan para pengacara untuk memberikan pelayanan hukum berdasarkan biaya jasa
yang tergantung pada keberhasilan. Kesempatan ini menawarkan keuntungan terhadap pihak yang
terluka bila tuntutannya berhasil, dan menawarkan kerugian seminimal mungkin bila tuntutannya tidak
berhasil
F. Banyak perusahaan Akuntan Publik lebih memilih menyelesaikan maslah hukum mereka di luar
pengadilan untuk menghindari biaya pengadilan yang mahal dan publisitas bukannya menyelesaikan
melalui proses pengadilan
G. Pengadilan mempunyai kesulitan di dalam memahami dan menafsirkan masalah-masalah teknis
akuntansi dan audit.
Perbedaan antara Kesalahan Bisnis, Kegagalan Audit dan
Resiko Audit

• KEGAGALAN BISNIS : Terjadi bila perusahaan tidak mampu


membayar kembali utangnya atau tidak mampu memenuhi harapan
investornya karena kondisi ekonomi atau bisnis.

• KEGAGALAN AUDIT : Terjadi bila auditor mengeluarkan


pendapat audit yang salah karena gagal dalam memenuhi persyaratan
standar auditing yang berlaku umum.

• RESIKO AUDIT : Resiko di mana auditor menyimpulkan bahwa


laporan keuangan disajikan secara wajar dan oleh karenanya dapat
dikeluarkan pendapat WTP namun kenyataannya laporan keuangan
tersebut mengandung salah saji secara material.
Acceptable Audit Risk

Acceptable audit risk adalah risiko yang akan dihadapi auditor, di mana auditor berisiko salah dalam
meberikan opini sesuai dengan kondiri riil dari entitas dikarenakan beberapa faktor. Besaran AAR ditetapkan
oleh auditor sendiri dengan memerhatikan beberapa faktor.

• AAR rendah diartikan bahwa auditor yakin bahwa opini yang diberikan telah sesuai dengan kondisi riil
entitas
• AAR tinggi diartikan bahwa auditor kurang yakin bahwa opini yang diberikan telah sesuai dengan
kondisi riil entitas

Dalam menilai besar atau kecilnya nilai AAR, auditor akan memerhatikan beberapa faktor, yakni:
a) ketergantungan pihak esternal terhadap laporan keungan entitas
Ketergantungan pihak eksternal terhadap laporan keuangan entitas merupakan salah satu faktor yang
memengaruhi besar ataupun kecilnya AAR yang nantinya akan ditetapkan oleh auditor.

b) kemungkinan kesulitan finansial klien setelah laporan hasil audit terbit.


Dalam menilai besar atau kecilnya AAR, auditor harus mempertimbangkan kemungkinan kesulitan finansial
klien setelah laporan hasil audit terbit. Tujuannya adalah agar auditor dapat mempertahankan mutu laporan
hasil audit sekalipun dituntut di pengadilan

c) Evaluasi integritas manajemen


Evaluasi atas integritas manajemen akan dijadikan pertimbangan auditor dalam menentukan besar atau
kecilnya AAR
KONSEP – KONSEP HUKUM YANG MEMPENGARUHI KEWAJIBAN

1. Konsep kehati-hatian (prudent person). Auditor bukan penjamin atau


penanggung jawab laporan keuangan. Auditor hanya berkewajiban untuk
melakukan audit secara teliti. Meskipun demikian, auditor bukan tanpa cela.

2. Kewajiban atas tindakan orang lain. Para partner, atau pemegang saham
dalam perseroan profesional secara bersama-sama bertanggung jawab atas
tindakan perdata yang ditujukan terhadap salah seorang anggotanya. Para
partner juga bertanggung jawab atas pekerjaan yang dilakukan orang lain
yang mereka percayai (karyawan, akuntan publik lain yang ditunjuk untuk
melaksanakan sebagian pekerjaan, dan ahli).

3. Kurangnya hak komunikasi istimewa. Akuntan publik tidak berhak untuk


menahan informasi jika diminta oleh pengadilan dengan alasan bahwa
informasi itu dirahasiakan.
KEWAJIBAN KEPADA KLIEN

1. Kewajiban kepada klien yaitu seorang CPA berada dalam hubungan kontraktual langsung
dengan klien. Dengan menyetujui untuk alasan jasa bagi klien, CPA berperan sebagai
kontraktor indenpenden.

2. Seorang akuntan bertanggung jawab kepada klien sesuai dengan Hukum Kontrak atau Tort
Law (hokum kerugian).

Seorang CPA berada dalam hubungan kontraktual langsung dengan klien. Dengan
menyetujui untuk melaksanakan jasa bagi klien, CPA berperan sebagai kontraktor independen.
Jasa- jasa spesifik yang akan diberikan, sebaiknya disebutkan dalam surat perikatan. Istilah
hubungan pribadi dalamkontrak (privity of contract) menunjuk pada hubungan kontraktual
yang ada antara dua atau lebih pihak yang terlibat dalam kontrak. Ciri khas suatu perikatan
audit adalah anggapan bahwa audit akan dilakukan sesuai dengan standar professional, yaitu,
standar auditing yang berlaku umum (GAAS) kecuali kontrak menyebutkan kalimat lain yang
berarti sebaliknya. seorang akuntan bertanggung jawab kepada klien sesuai dengan hokum
kontrak atau tort law (hukum yang mengatur tentang tuntutan ganti rugi).
HUKUM KONTRAK ( CONTRACK LAW)

Seorang auditor bertanggung jawab kepada klien atas pelanggaran kontrak (breach of
contract) apabila ia:
1.Menerbitkan laporan audit standar tanpa melakukan audit sesuai GAAS
2.Tidak mengirimkan laporan audit sesuai dengan batas waktu yang telah disepakati
3.Melanggar hubungan kerahasiaan klien

HUKUM KERUGIAN (TORT LOW)


Seorang CPA juga bertanggung jawab kepada klien menurut hukum kerugian. Tindakan
merugikan (tort action) adalah tindakan salah yang merugikan milik, badan, atau reputasi
seseorang. tindakan merugikan dapat dilakukan berdasarkan salah satu penyebab berikut ini
:
1. kelainan yang biasa (ordinary negligence) yaitu kelalaian untuk menerapkan tingkat
kecermatan yang biasa dilakukan secara wajar oleh orang lain dalam kondisi yang sama.
2.Kelalaian kotor (gross negligence) kelalaian untuk menerapkan tingkat
kecermatan yang paling ringan dalam suatu kondisi tertentu.
3. Kecurangan (Faud) , yaitu penipuan yang direncanaka, misalnya salah saji
,menyembunyikan, mengungkapkan sehingga dapat merugikan pihak lain.
KEWAJIBAN KRIMINAL

Kewajiban criminal (Crime Liabilities) kewajiban hokum yang timbul sebagai akibat kemungkinan
akuntan publik disalahkan karena tindakan criminal menurut undang-undang. Semua peraturan
menetapkan menipu orang lain, yaitu dengan sadar terlibat dalam laporan keuangan palsu merupakan
tindakan criminal.

Tanggapan Profesi Terhadap Kewajiban Hukum


AICPA dan profesi mengurangi resiko terkena sanksi hukum dengan langkah-langkah berikut :
•Riset secara berkesinambungan, untuk menemukan cara-cara yang lebih baik dalam melaksanakan
audit seperti mengungkap salah saji atau fraud yang tidak sengaja, menyampaikan hasil audit kepada
pemakai laporan dan menyakinkan bahawa auditor adalah independen
• Penetapan standar dan aturan, untuk menyesuaikan terhadap kebutuhan audit, kebutuhan masyarakat
dan timbulnya teknologi baru
• Menetapkan persyaratan untuk melindungi auditor
• Menetapkan persyaratan penelaahan sejawat,untuk mendidik anggota dan mngindentifikasi kantor
akuntan publik yang tidak memenuhi standar profesi
• Melawan hukum, terutama untuk melawan tuntutan yang kurang berdasar
• Pendidikan bagi pemakai laporan, terutama mengenai maksud dari pendapat auditor dan wawasan
serta sifat dari pekerjaan auditor
• Memberi sanksi kepada anggota karena hasil kerja yang tak pantas
• Perundingan untuk perubahan hukum, tujuannya untuk mengurangi biaya kewajiban sebagai sasaran
untuk mngurangi biaya asuransi kewajiban yang dibebankan kepada pelanggan melalaui kenaikan harga
Tanggapan Akuntan Publik Terhadap Kewajiban Hukum

Dalam meringankan kewajibannya auditor dapat melakukan langkah-langkah


berikut :

1. Hanya berurusan dengan klien yang memiliki integritas


2. Mempekerjakan staf yang kompeten dan melatih serta mengawasi dengan
pantas
3. Mengikuti standar profesi
4. Mempertahankan independensi
5. Memahami usaha klien
6. Melaksanakan audit yang bermutu
7. Mendokumentasika pekerjaan secara memadai
8. Mendapatkan surat penugasan dan surat pernyataan
9. Mempertahankan hubungan yang bersifat rahasia
10. Perlunya asuransi yang memadai; dan
11. Mencari bantuan hukum.
RESPON PROFESI TERHADAP KEWAJIBAN HUKUM

 Penetapan standar dan peraturan. IAASB, AICPA, dan PCAOB harus secara konstan menetapkan
standar serta merevisinya untuk memenuhi kebutuhan audit yang terus berubah. Sebagai contoh,
perubahan standar auditing menyangkut tanggung jawab auditor untuk mendeteksi kecurangan telah
diterbitkan guna memenuhi kebutuhan dan harapan pemakai atas kinerja auditor.

 Melawan tuntutan hukum. Kantor akuntan publik harus terus melawan tuntutan yang tidak berdasar
meskipun, dalam jangka pendek, biaya untuk memenangkan perkara itu lebih besar ketimbang biaya
untuk berdamai

 Pendidikan bagi pemakai laporan keuangan. AICPA, pimpinan kantor akuntan publik, dan para
pengajar harus mendidik investor serta pihak lain yang membaca laporan keuangan mengenai arti
yang tepat dari pendapat auditor serta ruang lingkup dan sifat dari pekerjaan auditor.

 Memberi sanksi kepada anggota karena perilaku dan kinerja yang tidak pantas. Suatu profesi harus
mengawasi anggotanya sendiri.

 Melobi perubahan UU. Sejak tahun 1990-an, beberapa perubahan pada UU negara bagian dan federal
telah berdampak positif bagi lingkungan hukum profesi
MELINDUNGI AKUNTAN PUBLIK INDIVIDUAL
DARI KEWAJIBAN HUKUM

Seorang auditor yang berpraktik juga dapat mengambil tindakan tertentu untuk
meminimalkan kewajibannya. Beberapa dari tindakan yang umum itu adalah sebagai berikut:

• Hanya berurusan dengan klien yang memiliki integritas. Ada kemungkinan yang semakin
besar bahwa auditor akan menghadapi masalah hukum jika klien kurang memiliki integritas
dalam berurusan dengan para pelanggan.

• Memahami bisnis klien. Kurangnya pengetahuan terhadap praktik industry dan operasi
klien telah menjadi faktor utama kegagalan auditor untuk mengungkapkan salah saji dalam
beberapa kasus, Melaksanakan audit yang bermutu.

• Mendokumentasikan pekerjaan secara layak. Penyusunan dokumentasi audit yang baik


akan membantu litor melaksanakan audit auditor Dokumentasi audit yang bermutu sangat
penting ketika auditor menghadapi perkara audit di pengadilan, termasuk surat penugasan
dan surat representasi yang bermutu. yang mendefinisikan kewajiban masing-masing klien
serta auditor.
• Mengungkapkan skeptisme profesional. Auditor sering dianggap bersalah ketika
dihadapkan dengan informasi yang menunjukkan masalah yang tidak mereka sadari.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai