Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN STUDI KELAYAKAN BISNIS PT.

WINGS GROUP
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

WINGS Corporation didirikan pada tahun 1948 di Surabaya, Indonesia.


Selama lima puluh tahun terakhir perusahaan ini telah berkembang dari sebuah
industri rumah kecil menjadi pemimpin pasar (market leader) yang
mempekerjakan ribuan orang dengan pabrik-pabrik berlokasi di Jakarta dan
Surabaya. Wings menghasilkan produk antara lain toilet sabun, bedak dan bar
deterjen, floorcleaners, pelembut kain, dan pembalut untuk market di seluruh
Indonesia dan sekitarnya. Sedangkan pabrik ketiga P.T. Lionindo Jaya dibangun
di Jakarta bersama-sama dengan Lion Corporation Jepang untuk memproduksi
merek seperti Emeron, Halaman Satu, Ciptadent, dan Mama. Produk mereka
termasuk shampoo, shower gel, produk perawatan kulit, pasta gigi, dan mencuci
piring cair. Setelah lima tahun, merek ini berhasil menangkap pangsa pasar yang
signifikan di Indonesia.

Setelah itu Wings memperkenalkan produk baru yaitu krim deterjen dan
produk pembersih lainnya dan saluran distribusi yang didirikan di seluruh
Indonesia. Beberapa dekade berikutnya melihat Wings terus memperluas lini
produk untuk berbagai rumah tangga dan produk perawatan pribadi.
Wings juga memperluas jaringan distribusi selama periode ini, ketitik di
mana produk yang tersedia di hampir setiap kota dan desa di setiap provinsi
Negara itu, situasi yang adasampaihariini. Wings saat ini memproduksi dan
menjual ratusan SKU rumah tangga dan produk perawatan pribadi, dan baru-baru
memperluas lini produknya termasuk minuman dan mie instan.
Hari ini, Wings diakui sebagai produsen lokal terkemukad an distributor rumah
tangga dan produk perawatan pribadi. Menjadi sebuah kelompok bisnis yang
dinamis dan beragam, Wings masih didedikasikan untuk visi awal perusahaan
konsumen dengan menyediakan rumahtangga dan produk perawatan pribadi
kualitas tanpa kompromi.

Kemudian Wings mengembangkan sayap usahanya secara vertikal dan


horizontal, bahkan ke sektor lain seperti bahan bangunan. Dengan tetap berpijak
pada filosofi “To produce Quality and Affordibility at the Convenience of our
customers.” Sejak tahun 1948 Wings telah berproduksi meski sangat sederhana
dengan menggunakan minyak kelapa untuk memproduksi sabun cuci, dan menjual
dari pintu ke pintu. Selanjutnya WINGS menghasilkan ratusan produk pembersih
rumah tangga, dari pasta gigi dan shampo, untuk deterjen dan pembersih porselen.
Bukan itu saja mereka juga mempekerjakan ribuan orang di puluhan pabrik
manufaktur dan pusat distribusi di seluruh Indonesia. Merek utama seperti
Ekonomi, SoKlin, dan GIV dikenal sebagai produk yang sangat baik dan
berkualitas.

Dengan kekuatan yang dimilikinya, WINGS mencoba berekspansi dengan


mengekspor produk ke beberapa negara di dunia, dari Nigeria sampai Filipina.
Wings telah berinvestasi baik integrasi hulu dan hilir. Sehingga memungkinkan
bagi mereka menghasilkan secara konsisten produk-produk berkualitas dengan
biaya lebih rendah berupa harga jual yang lebih rendah dibanding pesaingnya.

Keberhasilan Wings ini didukung oleh berbagai aspek diantaranya


karyawan yang berdedikasi tinggi untuk menghasilkan produk berkualitas dan
competitive bagi pelanggan. Dan Wings sendiri yang mampu mempertahankan
kualitas sekaligus melakukan efisiensi sehingga saat krisis-pun justru dijadikan
peluang untuk meluncurkan produk seperti Daia yang dipatok dengan harga lebih
rendah dari Rinso dan Soklin. WINGS mendorong perekonomian bukan hanya
nasional tapi internasional (khususnya Asia) melalui investasi dalam kapasitas
tambahan, memperkenalkan produk-produk inovatif baru, mendorong proyek-
proyek perbaikan seluruh organisasi, serta fokus pada human resource fokus kami
HR. Sehingga pada akhirnya Wings dapat menjamin kesuksesan di milenium baru
mendatang.
B. PROFIL PERUSAHAAN

Dikutip dari buku Pengantar Bisnis: Merajut Bisnis Lokal Menuju Bisnis
Global karya I Putu Artaya (2020: 56), WINGS Corporation didirikan pada tahun
1948 di Surabaya, Indonesia. Selama lima puluh tahun terakhir perusahaan ini
telah berkembang dari sebuah industri rumah kecil menjadi pemimpin pasar
market leader yang mempekerjakan ribuan orang dengan pabrik-pabrik berlokasi
di Jakarta dan Surabaya. Wings Group didirikan oleh orang terkaya paling tua di
Indonesia, yakni Harjo Sutanto. Harjo berdua dengan kawannya, Ferdinand
Katuari mendirikan perusahaan yang saat ini bermarkas di Jakarta dan Surabaya
tersebut. Mulanya, Wings Group memiliki nama Fa Wings.
Seiring dengan perkembangan Wings yang begitu pesat, maka pabrik
kedua P.T. Sayap Mas Utama, dibangun di Jakarta. Fa Wings hanya memproduksi
sabun colek buatan rumahan dan menawarkannya melalui pintu ke pintu. Melihat
sabunnya banyak peminat, akhirnya dua sahabat itu mengubah nama Fa Wings
menjadi Wings Surya tahun 1991 dan membuat produk baru, di antaranya toilet
sabun, bedak, bar deterjen, floorcleaners, pelembut kain, dan pembalut untuk
market di seluruh Indonesia dan sekitarnya.

Dilansir dari laman Wingscorp.com, saat ini Wings telah menjadi


perusahaan besar yang mengekspor produk-produknya ke seluruh dunia sejak
berdiri 60 tahun lalu di Jawa Timur (Jatim). Setelah bertahun-tahun, Wings telah
tumbuh menjadi salah satu merek terkenal di Indonesia. WINGS menghasilkan
ratusan produk pembersih rumah tangga, dari pasta gigi dan shampo, untuk
deterjen dan pembersih porselen. Bukan itu saja mereka juga mempekerjakan
ribuan orang di puluhan pabrik manufaktur dan pusat distribusi di seluruh
Indonesia.

Merek utama seperti Ekonomi, SoKlin, dan GIV dikenal sebagai produk
yang sangat baik dan berkualitas. Dengan kekuatan yang dimilikinya, WINGS
mencoba berekspansi dengan mengekspor produk ke beberapa negara di dunia,
dari Nigeria sampai Filipina. Wings telah berinvestasi baik integrasi hulu dan
hilir. Sabun dan detergen menjadi produk pertama yang diproduksi oleh Wings,
dan yang terbukti dapat diterima konsumen dengan baik.
Wings terus menerus memperluas ragam produknya dan sekarang telah
memproduksi serta menjual ratusan SKU produk-produk rumah tangga,
perawatan pribadi dan produk makanan. Dengan kejayaan Wings Group yang
semakin mengudara, nama Harjo Sutanto masuk ke dalam daftar orang terkaya di
Indonesia urutan ke-19 dengan harta US$1,1 miliar atau sekitar Rp15,40 triliun.

STRUKTUR ORGANISASI
C. VISI & MISI PERUSAHAAN

Visi Perusahaan:

Berusaha untuk dapat memenuhi KEPUASAN PELANGGAN.

Sesuai dengan pengeritiannya, Visi ialah menggambarkan akan menjadi apa suatu
organisasi di masa depan. Ia bersifat sederhana, menumbuhkan rasa wajib,
memberikan tantangan, praktis dan realistik, dan ditulis dalam satu kalimat
pendek.Disini PT. Wings Food memiliki Visi "Berusaha untuk dapat memenuhi
KEPUASAN PELANGGAN". Dengan kalimat singkat dan sesuai dengan cita-
cita Perusahaan ini ke depannya.

Misi Perusahaan:

Untuk mencapai Visi perusahaan, kami menerapkan policy dalam Kualitas


Produk, Effisiensi Produksi, Disiplin Waktu dan Konsistensi dalam Quality.

NILAI UTAMA (CORE VALUE)

 Intelligence: Pemecahan masalah secara efisien, cerdas dan logis. Dalam


tantangan pengembangan produk dan pemecahan masalah, perusahaan
secara efektif segera mengatasi sumber penyebab permasalahan,
melakukan diagnosa, serta mencari solusi yang terbaik.

 Hard Work: Semua pekerja menginvestasikan diri mereka di perusahaan


dengan bekerja secara produktif selama 45 jam per minggu.

 Divergent Thinking: Pertimbangan mendalam mengenai solusi dengan


dukungan teknologi dari luar industri untuk menciptakan solusi out-of-the-
box yang baru. Perusahaan sangat menghargai pendekatan penemuan
(novel) yang baru terhadap semua aspek perusahaan serta mendorong
terciptanya lingkungan yang dinamis dan kreatif bagi karyawan.
 Sustainability: Perusahaan sepenuhnya menyadari akan adanya beban
(cost) dan harga pasar yang dinamis demi terciptanya keberlanjutan di
tahun mendatang.

 Integrity: Adanya saling mempercayai antara tim dan karyawan untuk


menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan nyaman. Perusahaan
juga selalu lugas tentang solusi yang ditawarkan, dan tidak pernah
menyesatkan pelanggan dalam memenuhi kebutuhan mereka.

Perusahaan selalu berusaha mengatasi tantangan berat dengan pikiran terbuka


dan penghargaan bahwa semua bentuk kontribusi adalah penting. Bahkan
perusahaan juga percaya bahwa kegagalan yang mungkin dialami merupakan batu
loncatan untuk sukses dan bentuk dari pembelajaran yang berharga.
BAB II

ANALISIS

A. ASPEK PASAR & PEMASARAN

Strategi penetrasi pasar adalah suatustrategi yang dilakukan oleh suatu


perusahaan untuk meningkatkanpenjualanya atas produk dan pasar yang telah
tersedia melalui usaha -usahapemasaran yang lebih agresif. Secara umum
penetrasi pasar dapat dibedakan atas tiga bentuk.
-          Pertama, Perusahaan dapat mencoba untuk merangsang konsumen agar mereka
meningkatkan pembelianya. Pembelian dapat diuraikansebagai fungsi dari
frekuensi pembelian dikalikan dengan jumlah pembelian yang dilakukan. Suatu
perusahaan dapat mendorong konsumenya untuk membelil lebih sering sekaligus
untuk membeli lebih banyak setiap pembelian. Promosi harga, iklan, publisitas,
dan perluasanjaringan distribusi sangatlah membantu kegiatan ini. secara lebih
mendasar, perusahaan dapat mempertimbangkan kesempatan-kesempatanuntuk
meningkatkan tingkat konsumsi yang ada, yang merupakan dasardari tingkat
pembelian yang dihadapi. Tingkat konsumsi adalah fungsi daripenggunaan
produk dikalikan dengan jumlah yang digunakan ataudikonsumsi pada setiap kali
penggunaan.

-          Kedua, Perusahaan dapat meningkatkan usahanya dengan menarikatau


mempengaruhi konsumen saingan. Sarana yang digunakan tidakberbeda dengan
yang telah diuraikan pada butir diatas. Perbedaanya hanyapada sasaran atau target
yang akan dicapai, yaitu pada konsumen saingan,sedangkan pada butir yang diatas
pada konsumen perusahaan sendiri

-          Ketiga, Perusahaan dapat meningkatkan usahanya dengan menarikyang bukan


pemakai (nonusers) atau calon konsumen yang berada dalamlingkungan pasarnya.
Sarana sebenarnya tidak berbeda dengan yangdigunakan diatas. Perbedaanya
terletak pada sasaran atau target yanghendak dicapai, yaitu para calon konsumen
dan yang bukan pemakai . (Sofyan Assauri).
Narver dan Slater (1994) mendefinisikan orientasi pasar sebagai budaya
organisasi yang paling efektif dan efisien untuk menciptakan perilaku-perilaku
yang dapat menghasilkan suatu yang terbaik bagi pembeli serta menghasilkan
superior performance bagi perusahaan. Pandangan serupa dikemukakan Day
(1988) bahwa orientasi pasar mencerminkan kompetensi dalam memahami
pelanggan. Karena itu, mempunyai peluang memberi kepuasan pada pelanggan
sama halnya dengan kemampuannya dalam mengenali gerak-gerik  pesaingnya.
Perusahaan-perusahaan yang berhasil dalam mengendalikan pasar disebut sebagai
market drive firm, yaitu perusahaan yang selalu menempatkan orientasi pelanggan
dan orientasi pesaing secara harmonis, sehingga menghasilkan kinerja pemasaran
yang lebih baik.
Oleh karena itu, konsep utama dalam orientasi pasar adalah orientasi
pelangan dan orientasi pesaing. Orientasi pasar merupakan suatu filosofi dalam
strategi pemasaran yang menganggap bahwa penjualan produk tidak tergantung
pada strategi penjualan tetapi lebih pada keputusan konsumen dalam membeli
produk. Oleh karena itu,  membutuhkan perhatian secara tepat pada orientasi
pelangggan dan orientasi pesaing dalam rangka menyediakan kebutuhan dan
keinginan konsumen dengan memberi nilai terbaik (Lamb et al., 2001).
Selanjutnya Craven (1994) mendefinisikan orientasi pasar sebagai
penetapan sasaran konsumen strategis dan membangun organisasi yang berfokus
pada layanan konsumen, memberikan dasar persaingan yang berfokus ke dalam,
memberi layanan yang sesuai dengan harapan para konsumen, sehingga berhasil
memenangkan suatu persaingan.
Stanton (1984) menyatakan pandangannya bahwa strategi pemasaran yang
berorientasi pada pasar harus mengacu pada tiga konsep: 

1. Berorientasi ke konsumen. 
2. Berusaha keras untuk memiliki volume penjualan yang dapat
menghasilkan laba. 
3. Mengkoordinasikan semua kegiatan pemasaran.

Upaya memperhatikan para pesaing, bukan sekadar memahami saja dan


berusaha untuk mengalahkan cara mereka berbisnis, namun perusahaan harus
peduli terhadap pelanggannya dengan cara yang lebih inovatif dan memberi
sesuatu yang lebih baik dibanding pesaingnya (Kotler dan Armstrong, 2004).
Jaworski dan Kohli (1997) mendefinisikan hakikat dari orientasi pasar dengan
merangkumnya dalam sebuah pandangan teoritis bahwa orientasi pasar adalah
sebuah filosofi manajemen pemasaran yang dibangun dengan aktivitas sebagai
berikut:

1. Intelijen pasar yang digunakan untuk mengartikulasikan upaya-upaya


dalam memahami kebutuhan konsumen; 
2. Diseminasi intelijen yang di pandang sebagai proses dan upaya
menyebarkan informasi pada seluruh komponen dalam organisasi; dan 
3. Respon yang dimaknai sebagai tindakan yang cepat dalam
menindaklanjuti upaya-upaya intelijen pasar, baik mengenai kebutuhan
pelanggan maupun pesaingnya.

Orientasi pelanggan harus menyesuaikan dengan lingkungan persaingan


yang berubah dengan cepat. Ada empat cara untuk melakukan perubahan secara
bertahap seiring dengan perubahan dalam lingkungan persaingan itu sendiri, yaitu
orientasi produk, orientasi pelanggan, orientasi pesaing, dan orientasi pasar
(Kotler dan Armstrong, 2004).
Strategi manajemen pemasaran membedakan orientasi penjualan dengan
orientasi pasar (Lamb et al., 2001). Perusahaan yang berorientasi penjualan akan
memfokuskan perhatiannya ke dalam, di mana produk dibuat berdasarkan pada
keinginan organisasi dan laba dicapai melalui volume penjualan yang maksimal.
Sebaliknya, perusahaan yang berorientasi pasar akan memfokuskan perhatiannya
pada kebutuhan dan keinginan konsumen serta laba dicapai melalui kepuasan
konsumennya.
Perusahaan yang berhasil mengelola pelanggan dan pesaing (market drive firm)
biasanya akan berhasil mengendalikan gerak-gerik yang dilakukan pesaingnya
serta akan berhasil memenangkan dalam persaingan pasar melalui tiga langkah 
berikut ini: 

1. Diperkuatnya hubungan antara perusahaan dengan pelanggannya, karena


pemahaman perusahaan terhadap kebutuhan pelanggan dapat mendorong
untuk menciptakan customer value. 
2. Melalui sistem intelijen persaingan, perusahaan dapat mengembangkan
suatu pemahaman mengenai kekuatan dan kelemahan para pesaingnya. 
3. Menggunakan informasi mengenai pelanggan dan pesaing untuk
merancang serta mengimplementasikan strategi dengan sasaran akhir to
deliver better customer value and satisfaction.  

Berpedoman pada studi orientasi pasar yang dikemukan oleh Day (1988);
Narver dan Slater (1990); Jaworski dan Kohli (1997);  Zhou et al. (2005); Stanton
(1984); Craven (1994); Lamb et al. (2001); dan Wuyts et al. (2004) dapat
dijelaskan bahwa orientasi pasar merupakan penentuan target pasar yang hendak
dilayani dengan menciptakan kepuasan pelanggan sebagai tujuannya, melakukan
cara-cara yang lebih inovatif. Orientasi pasar harus diukur berdasarkan tingkat
orientasi pelanggan, orientasi pesaing, dan tingkat koordinasi antarfungsi.
Strategi memasuki pasar (market entry strategy) :
Bererapa cara yang ditempuh perusahaan untuk memasuki segmen pasar yang
dituju yaitu dengan :
1.      Membeli perusahaan lain
Factor yang harus dipertimbangkan untuk cara ini: perusahaan yang membeli
tidak banyak mengetahui tentang pasar dari perusahaan yang dibeli, dan sangat
menguntungkan untuk memasuki pasar dari perusahaan yang dibeli secepatnya.
2.      Berkembang sendiri
Factor penghalang untuk memasuki perusahaan yang berkembang sendiri yaitu :
memperoleh hak paten, skala produksi yang paling ekonomis, memperoleh
saluran distribusi, menentukan supplier yang paling menguntungkan, biaya
promosi yang mahal.
3.      Kerja sama dengan perusahaan lain
Keuntungan yang didapat antara lain : resiko ditanggung bersama-sama, masing-
masing perusahaan mempunyai keahlian sendiri-sendiri. Jadi, dapat melengkapi
atau saling menutup kekurangan yang ada.
Strategi marketing mix
Yaitu kombinasi dari epat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari system
pemasaran perusahaan yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi dan system
distribusi.
1.      Produk
Keputusan tentang produk ini mencakup penetuan bentuk penawaran secara fisik ,
merknya, pembungkus, garansi, dan servis sesudah penjualan.
2.      Harga
Factor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga yaitu : biaya,
keuntungan, praktek saingan, dan perubahan keinginan pasar.
3.      Distribusi
Aspek yang pokok berkaita dengan keputusan distribusi yaitu : system
transportasi , system penyimpanan, pemilihan saluran distribusi.
4.      Promosi
Yang termasuk dalam kegiatan promosi adalah : periklanan, personall selling,
promosi penjualan, dan publisitas.

Pembagian pasar ke dalam kelompok-kelompok konsumen homogen yang


berbeda dikenal sebagai segmentasi pasar. Segmentasi pasar ini memungkinkan
perusahaan untuk menyesuaikan gabungan pemasaran untuk target pasar yang
berbeda, sehingga dapat memuaskan kebutuhan pelanggan dengan lebih baik.

Segmen pasar sebaiknya memenuhi kriteria berikut ini:


• Dapat diukur (measurable)
• Dapat diakses oleh saluran distribusi
• Memberikan respon yang berbeda terhadap marketing mix
• Bersifat stabil (tidak terlalu cepat berubah)
• Memiliki ukuran yang cukup besar supaya menguntungkan.
Segmentasi pasar adalah sebuah metode bagaimana memandang pasar secara
kreatif. Kita perlu secara kreatif mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang
yang muncul di pasar (Hermawan Kertajaya). Segmentasi pasar sangatlah penting
di dalam bisnis dan pemasaran. Walaupun kita tidak boleh mengiris-iris pasar
terlalu kecil, segmentasi pasar tetaplah suatu hal yang harus dipelajari dalam
membangun usaha. Peranan segmentasi dalam marketing :

1. Memungkinkan kita untuk lebih fokus masuk ke pasar sesuai keunggulan


kompetitif perusahaan kita.
2. Mendapatkan input mengenai peta kompetisi dan posisi kita di pasar.
3. Merupakan basis bagi kita untuk mempersiapkan strategi marketing kita
selanjutnya. 
4. Faktor kunci mengalahkan pesaing dengan memandang pasar dari sudut
unik dan cara yang berbeda.

  Cara-cara dalam memandang suatu pasar :

1. Static attribute segmentation. Cara memandang pasar berdasarkan


geografis dan demografi. Geografis berarti kita melihat pasar berdasarkan
wilayah (negara, kawasan, propinsi, kota). Demografi berati kita melihat
pasar berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, agama,dan pendidikan.
2. Dinamic attribute segmentation. Cara memandang pasar berdasarkan
sifat-sifat dinamis yang mencerminkan karakter pelanggan. Segmentasi ini
melihat pasar berdasarkan psikografis dan perilaku. Psikografi meliputi
lifestyle, kepribadian. Perilaku berupa sikap, penggunaan, dan respon
pelanggan terhadap produk.

Anda mungkin juga menyukai