Anda di halaman 1dari 20

ISLAM DAN

DEMOKRASI
Disusun oleh
kel.3
Anggota Kelompok

Mercury Venus Mars

Neptune

Jupiter Saturn Neptune


LATAR BELAKANG
demokrasi adalah salah satu tema yang sampai saat ini masih menarik untuk didiskusikan.
Berbagai karya yang mengulas tentang demokrasi telah dihasilkan baik itu oleh para pemikir
Islam maupun Barat. Dalam pandangan Islam sebagai agama yang lengkap dan sempurna,
meletakkan demokrasi hanyalah sebuah sistem ciptaan manusia, yang menjadi bagian kecil
dari lengkapnya dan luasnya sistem Islam. Jika sesuai dengan nilai-nilai Islam maka itu
bagian yang ada dan telah diajarkan Islam dan Sebaliknya, jika tidak sesuai dengan nilai-nilai
Islam, maka sesungguhnya Islam telah mempunyai dan menawarkan pilihan-pilihan yang
lebih sempurna. Namun begitu menurut Mahasin, tidak ada halangan bagi agama untuk
berdampingan dengan demokrasi. Sebagaimana dijelaskan di depan, bahwa elemen-elemen
pokok demokrasi dalam perspektif Islam meliputi: as-syura, al-musawah, al-‘adalah, al-
amanah, almasuliyyah dan al-hurriyyah. Kemudian apakah makna masing-masing dari elemen
tersebut?
RUMUSAN
MASALAH
Bagaimana elemen –
Apakah yang dimaksud elemen demokrasi
dengan demokrasi ? dalam islam?

Bagaimana relasi Islam Contoh relasi islam


dan demokrasi? dan demokrasi ?
01
Pengertian
Demokrasi
Kata demokrasi berasal dari bahasa Pada waktu itu demokrasi
Yunani, demos (rakyat) dan kratos dipraktekkan, dimana setidaknya, satu
(kekuasaan) yang bermakna kekuasaan dari empat atau lima warga melakukan
oleh rakyat.1 Secara historis demokasi pelayanan publik baik sebagai
telah dikenal sejak abad ke-5 SM, legislatif, administratif atau judisial.
suatu periode yang dikenal dengan Abraham Lincoln, pada tahun 1963,
“Masa Keemasan Pericles”, yang pada yaitu “pemerintahan dari rakyat, oleh
mulanya sebagai respon terhadap rakyat dan untuk rakyat” (government
pengalaman buruk monarki dan of the people, by the people, for the
kediktatoran di negara-negara kota people).
Yunani Kuno.
02
RELASI
ISLAM DAN
DEMOKRASI
Dalam pemahaman secara normatif, ungkapan Abraham Lincoln “pemerintahan
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”.misalnya dalam UUD 1945 naskah
sebelum amandemen sebagai berikut:

1.“Kedaulatan adalah di tangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnuya oleh MPR


(Pasal 1 ayat 2).“

2.Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan


dan tulisan dan sebagainya, ditetapkan dengan UU” (Pasal 28).

3.“Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya


masingmasing dan untuk beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu
(Pasal 29 ayat 2).
Akan tetapi, kita juga harus
memperhatikan bahwa apa yang
normatif belum tentu dapat dilihat
dalam konteks kehidupan politik
sehari-hari dalam suatu negara. Oleh
karena itu, adalah sangat perlu
melihat bagaimana makna demokrasi
secara empirik, yakni demokrasi
dalam perwujudannya dalam
kehidupan politik praktis.
KEDAULATAN
BARAT DAN ISLAM
Agama dan demokrasi mempunyai Banyak ajaran agama yang sangat
kesejajaran dan kesesuaian. Agama relevan dengan ajaran demokrasi."
secara teologis dan sosiologis sangat Bukti dari pernyataan ini adalah
mendukung proses demokratisasi kehadiran agama dengan misi
politik. Dalam banyak hal agama profetiknya (seperti pembebasan,
sebagai doktrin normatif mempunyai keadilan dan kedamaian) senantiasa
singgungan terhadap nilai-nilai berimplikasi pada perombakan struktur
normatif demokrasi, sehingga interaksi masyarakat yang dicekam oleh
antara keduanya bisa saling kekuasaan yang zalim dan otoriter
mendukung Keberadaan agama dapat menuju terwujud-nya struktur dan
menjadi roh sekaligus inspirasi bagi tatanan masyarakat yang demokratis.
demokrasi.
03
ELEMEN
DEMOKRASI
DALAM
ISLAM
As-Syura merupakan suatu prinsip tentang cara pengambilan keputusan yang
secara eksplisit ditegaskan dalam al-Qur’an. Misalnya saja disebut dalam QS. As-
Syura: 38: “Dan urusan mereka diselesaikan secara musyawarah di antara
mereka”. Dalam surat Ali Imran:159 dinyatakan: “Dan bermusyawarahlah dengan
mereka dalam urusan itu”.
Al-‘Adalah adalah keadilan, artinya dalam menegakkan hukum termasuk
rekrutmen dalam berbagai jabatan pemerintahan harus dilakukan secara adil dan
bijaksana. Arti pentingnya penegakan keadilan dalam sebuah pemerintahan ini
ditegaskan oleh Allah SWT dalam beberapa ayat-Nya, antara lain dalam surat an-
Nahl: 90: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang berbuat keji,
kemungkaran dan permusuhan”.
Al-Musawah adalah kesejajaran, egaliter, artinya tidak ada pihak yang merasa
lebih tinggi dari yang lain sehingga dapat memaksakan kehendaknya. Diantara
dalil al-Qur’an yang sering digunakan dalam hal ini adalah surat alHujurat:13,
sementara dalil Sunnah-nya cukup banyak antara lain tercakup dalam khutbah
wada’ dan sabda Nabi kepada keluarga Bani Hasyim. Dalam hal ini Nabi pernah
berpesan kepada keluarga Bani Hasyim sebagaimana sabdanya: “Wahai Bani
Hasyim, jangan sampai orang lain datang kepadaku membawa prestasi amal,
sementara kalian datang hanya membawa pertalian nasab. Kemuliaan kamu di sisi
Allah adalah ditentukan oleh kualitas takwanya”
● Al-Masuliyyah adalah tanggung
● Al-Amanah adalah sikap
jawab. Sebagaimana kita ketahui,
pemenuhan kepercayaan yang
bahwa kekuasaan dan jabatan itu
diberikan seseorang kepada orang
adalah amanah yang harus
lain. dalam surat an-Nisa’: 58:
diwaspadai, bukan nikmat yang
“Sesungguhnya Allah menyuruh
harus disyukuri, maka rasa
kamu supaya menyampaikan
tanggung jawab bagi seorang
amanah kepada yang berhak
pemimpin atau penguasa harus
menerimanya dan (menyuruh
dipenuhi. Sebagaimana Sabda
kamu) apabila menetapkan hukum
Nabi: Setiap kamu adalah
diantara manusia supaya kamu
pemimpin dan setiap pemimpin
menetapkan dengan adil”.
dimintai pertanggung jawabannya.
● Al-Hurriyyah adalah kebebasan,
artinya bahwa setiap orang, setiap
warga masyarakat diberi hak dan
kebebasan untuk mengeksperesikan
pendapatnya. Patut disimak sabda Nabi
yang berbunyi: “Barang siapa yang
melihat kemunkaran, maka hendaklah
diluruskan dengan tindakan, jika tidak
mampu, maka dengan lisan dan jika
tidak mampu maka dengan hati, meski
yang terakhir ini termasuk selemah-
lemah iman”.
04

CONTOH
Praktik demokrasi sudah dilakukan pada zaman nabi dan khulafauroshidin
misalnya, Pada masa jahiliyah kekuasaan dan konsep kebenaran milik penguasa.
Proses seperti ini berlangsung cukup lama tanpa ada perubahan yang berarti.
Dalam kondisi seperti itu, terdapat dua stratifikasi sosial yang berbeda, yaitu
maysarakat kelas atas (elit) yang hegemonik, baik sosial maupun ekonomi bahkan
kekerasan fisik sekalipun, dan kelas bawah (subordinate) yang tak berdaya.
Demikianlah setting sosial-politik yang terjadi pada masyarakat Arab (Makkah-
Madinah) pra-Islam. Dan seperti kata Guillaume, komunitas Yahudilah yang
telah mendominasi kekuasaan politik dan ekonomi saat itu, hingga kemudian nabi
Muhammad datang merombak struktur masyarakat yang korup tersebut
Nabi hadir membawa sistem kepercayaan alternatif yang egaliter dan
membebaskan Secara empirik kemudian Nabi melakukan gerakan reformasi
dengan mengembalikan kekuasaan dari tangan raja (kelompok elit) kepada
kekuasaan Allah melalui sistem musyawarah. Selama kurang lebih 10 tahun (di
Madinah) Nabi telah melakukan reformasi secara gradual untuk menegakkan
Islam, sebagai sebuah agama yang memiliki perhatian besar terhadap tatanan
masyarakat yang ideal. Dan masyarakat yang dibangun Nabi saat itu adalah
masyarakat pluralistik yang terdiri dari berbagai suku, agama dan kepercayaan.
Masyarakat seperti yang dikehendaki dalam rumusan piagam Madinah adalah
masyarakat yang memiliki kesatuan kolektif dan ingin menciptakan masyarakat
muslim yang berperadaban tinggi, baik dalam konteks relasi antar manusia
maupun dengan Tuhan.
KESIMPUL
AN
Meskipun demikian, tidak sedikit
Dari penjelasan di atas dapat Muslim yang ber-pandangan bahwa
disimpulkan bahwa demokrasi tidak Islam sejalan dengan demokrasi. Dalam
sepenuhnya sesuai dengan ajaran agama kaitannya dengan ini, biasanya
islam, namun beberapa nilai dasar atau sejumlah prinsip Islam dikemukakan,
elemen dari demokrasi itu di temui ditafsirkan, untuk kemudian
dengan jelas dalam ajaran islam. . disimpulkan bahwa nilai-nilai itu
Secara spesifik, dalam islam tidak mengandung semangat dan selaras
menyebutkan adanya demokrasi, tetapi dengan pandangan profetik demokrasi.
nilai dan prinsip islam mendukung Prinsip-prinsip umum yang ditawarkan
gagasan universal tentang demokrasi. adalah keadilan (ad),
Memang tidak mudah mengaitkan- persamaan(musawab), musyawarah
ngaitkan Islam dengan demokrasi. (shura), dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai